Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur sungai yang dibentuk sejak lama oleh alam memiliki
ketahanan untuk mengalirkan air dari hulu hingga hilir. Sungai
mengalami perubahan morfologi akibat erosi tanah pada lereng sungai
yang merupakan bentuk penyesuaian sungai. Erosi merupakan suatu
perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh
kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup.
Perubahan bentuk ini bisa membawa berbagai masalah bagi pengguna
sungai itu sendiri, seperti berubahnya bentuk sungai sehingga banyak
daratan yang tergerus dan berubah menjadi perairan.
Dalam Peraturan Menteri Nomor 28 tahun 2012 dijelaskan
bahwa jarak pembangunan bangunan disekitar sungai paling sedikit 10
meter, namun sepanjang 50 meter di sungai Cipada yang merupakan Sub
DAS Citanduy terdapat bangunan di kawasan bantarannya.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Erosi menyebabkan kehilangan lahan secara fisik dan berbagai
objek diatasnya
b. Keberadaan bangunan di bantaran sungai mengganggu fungsi
sungai

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam laporan ini penulis membatasi masalah yang akan
dibahas, yaitu :
a. Erosi lereng sungai diakibatkan oleh kecepatan aliran sungai
b. Analisis dampak keberadaan bangunan di bantaran sungai

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam prroposal ini adalah sebagai berikut
:
a. Bagaimana pengaruh kecepatan aliran sungai terhadap erosi pada
lereng sungai?
b. Apa saja dampak dari keberadaan bangunan di bantaran sungai

1.5 Tujuan
Tujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk :
a. Mengetahui pengaruh kecepatan aliran sungai terhadap erosi pada
lereng sungai
b. Mengetahui dampak dari bangunan yang ada di bantaran sungai
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagi berikut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN EMBAHASAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Erosi


Menurut Hardjowigeno (1995), erosi adalah suatu proses
dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain
oleh kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi
Menurut Suripin (2002), erosi tanah adalah suatu proses atau
eristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkanoleh
pergerakan air mauapun angin.
Menurut Kartasapoetra (2010), erosi merupakan proses
penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin
baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat
tindakan/perbuatan manusia.
Menurut Arsyad (2012), erosi adalah proses hilangnya atau
terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang akan
terangkut oleh air atau angin ke tempat lain
Menurut Effendi (2006), erosi adalah suatu peristiwa hilang
atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari satu tempat ke tempatt
lain, baik desewbabkan oleh pergerakan air, angin, dan es.

2.2 Jenis-jenis Erosi


Menurut Asdak (2010), terdapat beberapajenis erosi, yaitu :
a. Erosi percikan (Splash erosion) adalah proses terkelupasnya
partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetika air hujan
bebas atau sebagai air lolos
b. Erosi kulit (Shet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan
tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi
air hujan dan air larian (runoff)
c. Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang
terkonsentrasi di dalam saluran- saluran air
d. Erosi parit (gully erosion) adalah sama dengan erosi alur, sehingga
pada mulanya erosi parit ini dianggap sebagai kelanjutan dari erosi
alur. Proses terjadinya erosi parit dikarenakan awal mulanya
pembentukan depresi pada lereng sebagai akibat adanya lahan atau
tanaman penutupnya jarang akibat dari pembakaran atau
perumputan
e. Erosi tebing sungai (streambank erosion)nadalah pengikisan tanah
pada tebing-tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran
air sungai.
f. Erosi internal sungai (internal of sebsurface erosion) adalah proses
terangkutnya partikel-partikel tanah kebawah masuk celah- celah
atau pori-pori akibat adanya aliran bawah permukaan. Akibat erosi
ini tanah menjadi kedap air dan udara, sehingga menurunkan
kapasitas infiltrasi dan meningkatkan aliran permukaan atau errosi
alur.
g. Tanah longsor (land slide). Tanah longsor merupakan bentuk erosi
dimana pengangkutan atau gerakan masa tanah terjadi pada suatu
saat dalam volume yang relatif besar. Berbeda dengan jenis erosi
yang lain, pada tanah longsor pengangkutan tanah terjadi sekaligus
dalam jumlah yang besar

2.3 Sungai Citanduy


Sungai Citanduy adalah suatu sungai dengan panjang 178 km
di Jawa Barat dan bermuara di Jawa Tengah. Sungai ini sebagian besar
membelah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Tasikmalaya, dan Kabupaten Cilacap. Hulu sungai berada diantara
Gunung Sawal dan kompleks Gunung Galunggung, Gunung Telaga
Bodas, Gunung Cakrabuana, dan Gunung Sadakeling. Muaranya berada
di dekat Kota Cilacap menuju Samudra Hindia. (Wikipedia, 2019).

2.4 Rumus Manning


Rumus manning adalah rumus empiris yang memperkirakan
kecepatan rata-rata cairan yang mengalir dalam saluran yang tidak
sepenuhnya menutupi cairan, yaitu aliran saluran terbuka. (Chow, 1992)

k
V = R2/ 3 S 1/2
n

Dengan : V = kecepatan aliran sungai (m/s)


n = koefisien kekasaran dinding menurut manning
k = kemiringan saluran samping (%)
S = kemiringan melintang normal perkerasan jalan (%)
Aw Luas penampang basah( m2 )
R = =
P keliling penampangbasah (m)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi
Lokasi objek penelitian bertempat di Sungai Cipada, Sub
DAS Citanduy Desa Sukapada Kecamatan Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya Jawa Barat

Gambar 1. Sungai Cipada

3.2 Waktu
Waktu penelitian pada Juli sampai dengan September 2021
Tabel 1. Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan bahan dan referensi
2 Melakukan studi lapangan
3 Melakukan alanisis data
4 Penyusunan

3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analitik korelatif formal.

3.4 Populasi Dan Teknik Pengambilan Contoh


Populasi pada penelitian ini adalah Sungai Cipada yang
merupakan Sub DAS Citanduy sepnjang 50 meter yang dibantarannya
berdiri rumah warga
3.5 Instrumen
Untuk mendapat data yang diperlukan dalam penelitian ini,
instrumen yang dibutuhkan yaitu Automatic Water Level Recorder
(AWLR), Current Meter Flowwatch, dan meteran

3.6 Data Primer Dan Data Sekunder


Tabel 2. Data Penelitian
No Jenis Data Sumber Instrumen Teknik Sampling Tahun
DATA SEKUNDER
Panjang, lebar, Automatic Water
Pengelola Sungai Sampling
1 kemiringan dan Level Recorder 2020
Citanduy purposive
kedalaman sungai (AWLR)
Automatic Water
Luas penampang Pengelola Sungai Sampling
2 Level Recorder 2020
sungai Citanduy purposive
(AWLR)
DATA PRIMER
Kecepatan Aliran Current Meter Sampling
3 Hasil Praktikum 2020
Sungai Flowatch purposive

3.7 Teknik Analisis


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatis

3.8 Kerangka Berfikir

Gambar 2. Kerangka Berfikir


3.9 Diagram Alir
Gambar 3. Diagram Alir Dapat diketahui pengaruh
kecepatan aliran sungai
terhadap erosi di lereng
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Dodi. (2015). Skripsi dengan judul “Analisa Gerusan Tanah


Pada Lereng di Belokan Sungai Lematang Lahat”. Jurusan
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang.
Chow, Te, Ven. (1992). “Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel
Hydraulics)”, Alih Bahasa Oleh E. V Nensi Rosalina, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Craig, R. F. (2006). “Mekanika Tanah”, Alih Bahasa Oleh Budi Susilo
Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fahliza, Usna,. (2013). “Analisis Erosi Pada Sub-DAS Lematang
Hulu” Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya, Palembang.
Daties, Yuni Cahya S. (2012). “Kajian Perubahan Pola Gerusan
Pada Tikungan Sungai Akibat Penambahan Debit”, Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universiras Hasanuddin, Makassar.
Harison, M. Afrol. (2013). “Analisa Geoteknik dan Penanggulangan
Kelongsoran Tanggul Sungai Banjir Kanal Barat Semarang”,
Semarang.
Pangemanan, Violetta. G. M. (2014). “Analisis Kestabilan Lereng
Dengan Metode Fellenius (Studi Kasus: Kawasan Citraland)”,
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28
Tahun 2015
Martini, R. S., & Rivai, M. A. (2019). Pengaruh Kecepatan Aliran
Sungai Terhadap Erosi Tanah Pada Lereng Di Belokan Sungai
Enim. Bearing: Jurnal Penelitian dan Kajian Teknik Sipil, 5(4).
Banuwa, I. I. S. (2013). Erosi. Prenada Media.
Fernandez Luque, R., & Van Beek, R. (1976). Erosion and transport
of bed-load sediment. Journal of hydraulic research, 14(2), 127-
144.
Parker, D. B., Michel, T. G., & Smith, J. L. (1995). Compaction and
water velocity effects on soil erosion in shallow flow. Journal of
Irrigation and Drainage Engineering, 121(2), 170-178.
Løvås, S. M., & Tørum, A. (2001). Effect of the kelp Laminaria
hyperborea upon sand dune erosion and water particle
velocities. Coastal Engineering, 44(1), 37-63.
Tingwu, L., Xia, W., Zhao, J., Liu, Z., & Zhang, Q. (2005). Method
for measuring velocity of shallow water flow for soil erosion
with an electrolyte tracer. Journal of Hydrology, 301(1-4), 139-
145. 

Anda mungkin juga menyukai