Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Penyerbukan Silang Pada Tanaman Kamboja Jepang


(Adenium obesum )

Disusun Oleh:
EFRI SAPUTRA
NPM : 1954211004

DOSEN PENGAMPU :
Rita Hayati, Ir., M.Si. Dr

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkawinan silang antar spesies dan dalam spesies memiliki beberapa


perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam tanaman
atau sering disebut dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus mengenai
morfologi dan sifat-sifat pada bunga.

Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan yang terdiri dari
putik, benang sari dan organ yang lain sebagai pelengkap bunga. Bunga sangat berperan
penting dalam proses pembentukan biji. Tumbuhan memiliki morfologi bunga yang khas
pada setiap spesies. Perbedaan morfologi bunga dapat berupa kelengkapan bunga, warna
mahkota bunga, bentuk mahkota, jumlah mahkota, jumlah benang sari dan sebagainya.

Tanaman mempunyai bunga yang berbeda satu sama lain. Bunga setiap
tanaman mempunyai karakteristik yang mencirikan tanaman tersebut. Bagian-bagian
bunga adalah kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, tangkai sari, putik, tangkai
putik. Berdasarkan kelengkapannya, bunga ada yang lengkap dan tidak lengkap. Bunga
lengkap adalah bunga yang mempunyai semua bagian bunga yaitu kelopak bunga,
mahkota bunga, benang sari dan putik. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak
memiliki salah satu dari bagian tersebut. Berdasarkan alat kelaminnya, bunga dibagi
menjadi menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah
bunga yang memiliki kedua alat kelamin yaitu putik dan benang sari. Bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah satu dari alat kelamin.

Morfologi bunga yang berbeda-beda pada setiap tumbuhan menyebabkan pola


penyerbukanpun berbeda. Pola variasi genetik di alam sangat ditentukan oleh mekanisme
penyerbukan pada tanaman, Pengamatan terhadap beberapa bunga dapat diketahui
warna, bentuk dan susunan bunganya. Warna, bentuk dan susunan bunga disesuaikan
dengan kepentingan tumbuhan tersebut sehingga pada bunga dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan. Biologi bunga perlu dipelajari untuk mengetahui struktur
bunga dan menentukan tipe penyerbukan tanaman (penyerbukan sendiri atau
penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat penting untuk diketahui khususnya
bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan persilangan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mempelajari struktur bunga

dan mempelajari tipe persilangan pada tanaman

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dilakukannya praktikum pengamatan sistem perkembangbiakan tanaman

adalah mahasiswa dapat mengetahui tentang sturuktur dan perkembangbiakan suatu

tanaman
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Kamboja Jepang (Adenium obesum )

Kingdom : Plantae
Divisi :  Magnoliophyta
Kelas :  Magnoliopsida
Ordo :  Gentianales
Famili :  Apocynaceae
Genus :  Adenium
Spesies :  Adenium obesum
2.2. Morfologi Tanaman

2.2.2. Morfologi Tanaman Kamboja Jepang (Adenium obesum )

 Bunga kamboja jepang memiliki perakaran membesar dan membentuk


hampir menyerupai umbian untuk penyimpanan cadangan air atau
makanan. Perakaran tanaman kamboja jepang ini terkadang muncul di
permukaan tanah maupun di dalam tanah dengan mencapai kedalaman
sekitar 30-60 cm, dan juga akan tampak mengembung pada bagian
dalamnya.
 Batang tanaman bunga kamboja jepang memiliki bentuk bulat memanjang,
lunak, dan tidak memiliki kayu. Batang tanaman bunga kamboja ini sering
di kenal dengan sebutan batang sekulen, dan juga dapat mengantikan
pekaran pada tanaman tersebut atau dapat membantu menyimpan cadangan
air atau makanan.
 Daun bunga kamboja jepang ini sangat beragam dan bervariasi tergantung
dengan jenis dan varietesnya, mulai dari berbentuk lonjong, bulat oval,
meruncing, kecil dan juga terdapat yang besar. Selain itu, daun tanaman ini
juga memiliki bulu halus, pertulangan menyirip dan tampak, berwarna
kehijauan muda hingga tua.
 Bunga kamboja jepang ini hampir menyerupai terompet yang memiliki
jumlah kelopak 5 helai. Bunga ini juga memiliki warna yang sangat
beragam dan juga bervariasi tergantung dengan jenis atau varietesnya mulai
dari merah mudah, keungguan, dan juga lainnya. Selain itu, bunga tanaman
ini juga akan melakukan penyerbukan sendiri maupun bantuan dari
binatang sekitarnya.
Tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru dari suatu tumbuhan, dengan  kata
lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Bagian tumbuhan
yang dapat tumbuh menjadi individu baru disebut alat perkembangbiakan. Bagian
tumbuhan yang dapat berkembang biakan sangat bervariasi, oleh sebab itu alat
perkembangbakan dibedakan menjadi dua macam yaitu alat perkembang biakan
vegetatif dan generatif (Tjitrosoepomo, 1996).
Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan biji (generatif), alat
perkembangbiakannya adalah bunga. Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang
biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan
tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau
spesies yang  berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari
tumbuhan agar  selalu dapat berkembang biak.  Bunga merupakan salah satu alat
perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat
penyerbukan (Sunarto,1997).
Menurut Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa
bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya sama
dengan tempat tunas yang akan tumbuh menjadi cabang. Bunga menurut bagian-
bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga lengkap dan bunga sempurna.
Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya dibedakan menjadi bunga sempurna dan
bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo, 1996).
Bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).  Bunga dapat dipandang sebagai
suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan bentuk
kuncup.  Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah,
yang pada kuncup bunga terletak paling luar.  Adapun fungsi kelopak adalah untuk
melindungi bagian-bagian bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga
itu mekar.  Rangkaian daun bunga yang kedua dari bawah adalah corolla, yang
biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih indah
warnanya.  Rangkaian daun bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan
disebut benang sari.  Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat
kelamin jantan pada bunga.  Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari
(bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan
kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari).  Dan
rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan berlekatan
menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu di ujung
tangkai bunga yang biasanya melebar.  Putik adalah bagian bunga yang berfungsi
sebagai alat kelamin betina.  Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa
sebuah pipa atau tabung yang panjang dan merupakan tiang penghubung antara
kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah yaitu bagian dari putik yang terletak
paling bawah dan duduk di atas dasar bunga (Darjanto, 1984).
Bunga yang menyerbuk sendiri biasanya memiliki mahkota bunga yang
menutupi stamen dan pistil, sehingga serangga tidak dapat mencapainya. Modifikasi
untuk bunga menyerbuk silang sangat beragam. Banyak
spesies, stamen dan pistil matang dalam waktu yang berlainan. Beberapa
bunga stamen dan pistil tertata sedemikian rupa hingga sulit terjadi penyerbukan
sendiri. Mekanisme lain lagi bunga jantan dan betina terpisah pada tanaman yang
berbeda (Kimball, 1987).
Bunga sempurna adalah  bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau
dengan kata lain memiliki kedua alat  kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara jantan atau
betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik saja (Soenarto, 1994).
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala
putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu
tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila serbuk sari
berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan penyerbukan silang (cross
pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman yang
menyerbuk silang memiliki kemungkinan yang sama untuk terjadinnya penyerbukan
yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan
terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5%. Begitu juga tanaman yang menyerbuk
sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar 5%. Terjadinnya
penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan genotip dari tanaman.
Sedangkan penyerbukan sendiri (Sunarto, 1997).
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penyerbukan silang tanaman bunga kamboja jepang ini

dilaksanakan pada hari jumat tanggal 30 Juli 2021 di rumah. Lokasi kel. koto jaya

kec. Kota mukomuko kab. mukomuko

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang kami gunakan dalam praktikum yaitu:

1. Alat tulis

2. Tusuk gigi

3. Kamera hp

3.2.2 Bahan

Bahan yang kami gunakan dalam praktikum yaitu:

1. Tanaman kamboja

3.3 Cara Kerja.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mengamati tanaman dan menentukan system perkembang biakanya

3. Mengamati bunga dan bagian – bagiannya

4. Mendokumentasikan dengan kamera


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


1. Tabel Pengamatan

No. Nama Tanaman Bunga jantan Bunga betina Tipe perkembang Tipe penyerbukan
biakan

1. Kamboja Jepang Putik sari Benang sari Seksual Penyerbukan


silang
4.2 Pembahasan

Bunga merupakan alat bantu dalam perkembangbiakan secara seksual dan

merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak

menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang  berbeda-beda. Bunga

merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar  selalu dapat berkembang

biak.  Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang

melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan. Bunga mempunyai fungsi sebagai

alat perkembangbiakan atau perkawinan, perbedaan bentuk dan susunan benang sari dan

putik bunga menunjukan perbedaan golongannya, alat pemikat untuk kelestariannya

yaitu bentuknya yang indah beragam, warnanya yang permai beragam, baunya harum

dan sedap wangi, dan menghasilkan madu manis dan cawan madunya yang bagus

(Sunarto, 1997).

Bunga menurut bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga

lengkap dan bunga sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya dibedakan

menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo, 1996). Bunga

lengkap adalah bunga yang mempunyai semua organ lengkap meliputi dasar bunga,

kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga

mempunyai organ tidak lengkap, yakni tidak memiliki salah satu atau lebih dati organ

bunga. (Nasir, 2001). Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang

sari, atau dengan kata lain memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak

sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara jantan atau

betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik saja (Soenarto, 1994).

Biologi bunga adalah ilmu yang penting dalam pertanian. Pengetahuan

mengenai biologi bunga sangat penting khususnya dalam program pemuliaan tanaman

yaitu dalam kegiatan seleksi. Haryudin (2008), pengetahuan tentang biologi bunga
penting diketahui untuk memilih varietas-varietas unggul yang harus dipertahankan dan

varietas yang perlu disingkirkan. Hal ini berguna dalam memilih tetua persilangan sesuai

dengan sifat yang dikehendaki oleh pemulia.

Biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pemuliaan tanaman,

karena dengan mempelajari biologi bunga para pemulia tanaman dapat mempelajari

berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa diketahui kedudukan benang sari dan

putik dari bunga yang bersangkutan. Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui tipe

persilangan yang terjadi pada tanaman, dan bagaimana sifat tanaman tersebut.

Pengetahuan tentang bagaimana kedudukan putik dan benang sari adalah hal yang paling

penting dalam pemuliaan tanaman. Apakah putik lebih rendah dari benang sari atau

sebaliknya sangat menentukan tipe penyerbukan tanaman.

Biologi bunga perlu dipelajari untuk menentukan tipe penyerbukan tanaman

(penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat penting

untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan

persilangan. Untuk dapat menyelenggarakan penyerbukan silang buatan dengan hasil

yang baik diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat dari kedua jenis tanaman yang akan

dipersilangkan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembungaan, penyerbukan,

serta pembentukan buah. Metode pemuliaan tanaman diharapkan dapat

menyelenggarakan penyerbukan silang yang baik.

Perkembangbikan pada bunga bugenvil dilakukan secara aseksual, yaitu


vegetatif buatan (stek) atau juga disebut sambung pucuk (okulasi) bunga kertas. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memilih cabang yang masih hijau (muda).
Kemudian memilih pucuk bugenviljenis lain (memilih cabang muda dan memilik
diameter yang sama dengan cabang bawah tanaman yang akan distek. Selanjutnya
dilakukan penyambungan yaitu dengan memotong cabang batang dengan pisau,
kemudian belah potongan ditengah diameter batang. Menyiapkan sambungan atas, lalu
memngkas daun dengan pisau. Sisakan beberapa helai.
Bagian pangkal batang tipiskan dan permukaan batang iris, pengirisan
dilakukan satu kali. Selanjutnya selipkan batang atas ke batang bawah. Kemudian ikat
dengan menggunakan tali, dan jangan terlalu kencang pastikan kedua batang menyatu.
Untuk mengurangi penguapan bungkus sambungan dengan plastik. Serta juga
perkembangbiakan seksual dengan bantuan lebah.

Penyerbukan pada bunga bugenvil ada dua, yaitu penyerbukan dilakukan oleh
manusia dan penyerbukan oleh hewan. Penyerbukan oleh manusia dengan cara,
mengambil serbuk sari pada bunga bugenvil berbeda, kemudian disatukan serbuk
sarinya. Penyerbukan kedua dilakukan oleh hewan, yang dilakukan oleh lebah sebagai
hewan pollination, dengan cara lebah mengambil nektar, kemudian lebah menyerbakan
serbuk sari dengan bulu-bulu halusnya dan pada hal tersebut benang sari jatuh pada putik
yang dimana terjadi pembuahan.

Penyerbukan pada bunga kamboja jepang ada dua, yaitu penyerbukan sendiri
dan silang. Untuk penyerbukan sendiri dapat dilakukan melalui tiupan angin, tiupan
angin yang mengenenai bunga menerbangkan benang sari pada bunga tersebut.
Penyerbukan silang dapat dilakukan oleh manusia dan penyerbukan oleh hewan.
Penyerbukan oleh manusia dengan cara, mengambil serbuk sari pada bunga kamboja
jepang yang berbeda, kemudian disatukan serbuk sarinya. Penyerbukan yang dilakukan
oleh hewan, yang dilakukan melalui perantara serangga yaitu lebah sebagai hewan
pollination, dengan cara lebah mengambil nektar, kemudian lebah menyerbakan serbuk
sari dengan bulu-bulu halusnya dan pada hal tersebut benang sari jatuh pada putik yang
dimana terjadi pembuahan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan disimpulkan bahwa setiap tanaman memiliki

tipe perkembangbiakan dan penyerbukan berbeda – beda contoh pada tanaman kamboja

jepang.. Pada tanaman kamboja jepang memiliki dua tipe perkembangbiakan yaitu

vegetatif buatan(akseksual) dengan cara (stek,cangkok dan sambung) dan perkembangan

generatif (seksual) dapat melalui biji tanaman kamboja jepang Dan untuk sistem

penyerbukan tanaman kamboja memiliki dua penyerbukan yaitu penyerbukan sendiri

yaitu melalui tiupan angin dan untuk penyerbukan silang dapat melalui perantara hewan

dan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan

Silang Buatan. PT Gramedia. Jakarta.

Kimball, J.W. 1987. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Nasir. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal. Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Soenarto. 1994. Pemuliaan Tanaman. IKPI, Semarang.

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.

Tjitrosoepomo, G. 1995. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai