Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN LENGKAP

BOTANI FARMASI
MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA

OLEH:

KELOMPOK VII

STIFA A 2019

ASISTEN : JULIA SILAMBI

PROGRAM STUDI S1
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2020

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seperti yang kita tahu, tumbuhan adalah salah satu produsen
makanan untuk kelangsungan hidup manusia dan hewan. Bukan hanya
dalam bidang penyedia makanan, tumbuhan juga memproduksi oksigen
yang sangan penting keberadaanya bagi kelangsungan kehidupan di
muka bumi ini. Tumbuhan memiliki 3 komponen penting, yaitu akar,
batang dan daun. Namun disamping itu tanaman memiliki satu organ lain
yang juga penting yaitu bunga.
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang
lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan
daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan
daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun
mahkota. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan
bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung
satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung
banyak bunga. Tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang
biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh
tumbuhan. Yang kemudian dapat memisahkan diri atas oleh manusia
dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang lama (Sumardi, 1993).
Bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat
perkembangbiakan disebut dengan  bunga, oleh karena itu alat
perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan
vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah
bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Bunga
mempunyai susunan  yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan
bunga majemuk. Yang mempunyai bagian- bagian seperti tangkai bunga
(pedicellus),  Dasar bunga (reseptaculum), dan lain- lain (Tjitrosoepomo,
1995).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1Maksud percobaan
Maksud percobaan ini dilakukan agar kita dapat mengenal dan
mengetahui bagian-bagian bunga serta mengenal berbagai bentuk dan
tipe bunga
I.2.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan mengamati bagian-bagian bunga.
2. Mengenal jenis-jenis bunga lengkap dan tidak lengkap serta bunga
majemuk dan bunga tunggal.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan
tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada
bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan
pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga (Fahn,
1991).
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka bunga dapat
dibedakan dalam (Tjitrosoepomo, 1989):
1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat
terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun
mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran
daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4
lingkaran dikatakan bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya
tersusun dalam lima lingkaran dikatakan pentrasiklik.2.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus),
jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat
kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga,
maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai
salah satu dari kedua macam alat kelaminnya dinamakan berkelamin
tunggal (unisexualis).
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan
bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah
monochasium yang terdiri atas monochasium tunggal, sekrup, dan
bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan
dichasium majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Widya,
1989).
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk
dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu
tangkai bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol,
untai, tandan, cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang
kedua adalah bunga malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol
majemuk dan payung majemuk (Dod, 1979).
Tipe lain bunga majemuk adalah bunga karangan semu, cyathium,
berkas, tukal, dan lembing. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga,
bunga dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tidak lengkap, bunga
sempurna (biseksual/hermaprodit) dan bunga tidak sempurna
(uniseksual). Bunga uniseksual terdiri atas bunga jantan dan bunga
betina. Berdasarkan pada kelamin bunga yang terdapat dalam suatu
tumbuhan maka tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan berumah
satu (monoecious), tumbuhan berumah dua(diecious) dan polygamous
(Sudarnadi, 1996).
Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa
bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat (Tjitrosoepomo, 1989) :
a. Terpencar atau terpisah – pisah (flores sparsi), misalnya pada
kembang sepatu.
b. Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang
beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula bunga
majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang
merak.
Suatu bunga majemuk harus dapat di bedakan dari cabang yang
mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan
sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya
sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang
berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang
mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun,
atau juka ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis
dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun demikian
menurut kenyataanya sering kali tidak mudah untuk membedakan suatu
bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak
daunnya (Parwata, 2009).
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu
tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung
organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji
melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi,
biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang
utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas. Jika suatu
tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu
terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian
bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada
ujung batang atau cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada
tumbuhan, kita dapat membedakan (Tjitrosoepomo, 1989):
a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat,
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada
kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), kembang telang (Clitoria
ternatea L.).
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi
tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga
banyak (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan
menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang;
dan bunga aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun (Sulasmi, 2004).
II.2 Morfologi Bunga
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel),
dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari
(stamen) dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu
tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract) daun tangkai
(bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace, 1980).
Bagian bunga seperti daun kelopak dan daun mahkota berada pada
susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi, contohnya
estivasi valvate, valvate induplicate, valvate reduplicate, imbricate,
ascending imbricate, descending imbricate, convolute, plicate, open dan
quincuncial (Tjitrosoepomo, 1989).
Bagian bunga lainnya, seperti dasar bunga dapat mengalami
peninggian. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan
peninggian dasar bunga, misalnya anthofor, androfor, ginofor,
androginofor dan discus. Bentuk dasar bunga yang biasa dijumpai adalah
bentuk rata, kerucut, cawan, dan mangkuk (Sastrapradja, 1976).
Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan
tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan
panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael
bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah
bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang
paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks
yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah
kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla
yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk
perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut
tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi,
yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk
androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk
ginesiumngandung biji-biji (Stace, 1980).
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya
berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kalix (kelopak), corolla
(mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina). Bunga
pada umumnya mempunyai bagian – bagian berikut (Tjitrosoepomo,
1989)
1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun–daun peralihan,
yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang
seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanay lalu tampak
duduk dalam satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Pada suatu bunga
seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga demikian
dinamakan bunga telanjang (flos nudus). Biasanya hiasan bunga
dapat di bedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk
dalam satu lingkaran. Jadi bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya
tersusun dalam dua bagian antara lain:
a. Kelopak (kalix), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih
kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.kelopak terdiri atas
beberapa daun kelopak (sepal). Daun-daun kelopak pada bunga
dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
b. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan
bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak
berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan
warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota
(petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat
berlekatan atau tidak.
4. Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga
merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari.
Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga
benang-benang sari sarinya dapat pula bebas atau berlekatan ada
yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua
lingkaran.
5. Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian
yang biasanya disebut putik (pistilum), juga putik terdiri atas
metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga
dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat
terdiri atas beberapa daun buah.
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat
di bedakan dalam (Tjitrosoepomo, 1989):
1. Bunga lengkap (flos completusl), yang terdiri atas: lingkaran daun-
daun kelopak, lingkaran daun-daun mahkota, lingkaran benang-enang
sari dan satu lingkaran daun-daun buah.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos
incompletusl), jika salah satu bagian hiasan bunga atau salah satu
alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga,
maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai
salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin
tunggal (unisexualis). 
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga,
orang membedakan:
a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang
padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putuk (alat
kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna
atau bunga lengkap. Karena biasanya pun jelas mempunyai hiasan
bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota.
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis) jika pada bunga hanya terdapat
salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat
kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam :
1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat
benang sari tanpa putik.
2. Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai
benang sari, melainkan hanya putik saja.
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat
baik benang sari maupun putik.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Silet atau
Cutter.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Bunga
Bougenville, Bunga Jambu biji, Bunga Kangkung, Bunga kembang merak,
Bunga Kembang Sepatu, Bunga Kumis kucing, Bunga Nangka, Bunga
Mangga, Bunga Matahari, Bunga Putri malu.
III.2 Cara Kerja
1. Dimati masing-masing bagian bunga menggunakan mikroskop, posisi
letak bunga dari sampel yang telah ditentukan
2. Dihilangkan beberapa bagaian helai mahkota bunga hingga bagian
putik dan bakal biji dapat terlihat
3. Gambar hasil pengamatan dan beri keterangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1Tabel Hasil Pengamatan

Putik

Benang sari dan


Kembang Kepala sari
1
sepatu
Mahkota bunga

Putik

Kembang Mahkota bunga


2
merak
Kelopak bunga

Bunga
jantan &
3
betina
jagung
Kelopak bunga

Bakal biji

Putik
Bunga
4
matahari Benang sari

Tangkai bunga
Benang sari
Bunga putri & Putik
5
malu

Kelopak bunga

Bunga Putik
6
mangga Benang sari

Bunga
jantan &
7
betina
papaya

Kelopak bunga

Benang sari
Bunga kumis
8
kucing Mahkota bunga
Mahkota bunga

Tangkai bunga
Bunga
9
kemangi

Mahkota bunga

Bunga Putik
10
bougenville Benang sari

Mahkota bunga
Kepala putik

Benang sari
Bunga
11 Tangkai bunga
Aasoka
Kelopak bunga
Mahkota bunga

Bakal biji

Bunga Kelopak bunga


12
nangka
Tangkai bunga

Mahkota bunga

Bunga Kelopak bunga


13
tembelekan

Mahkota bunga

Bunga
14 Kelopak bunga
kangkung

Tangkai bunga

Putik
Benang sari
Bunga
15
jambu biji Kelopak bunga

Mahkota bunga

IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Bunga Kembang Sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis Linn) adalah tanaman
semak yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai
tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunganya besar dan tidak
mempunyai bau/wangi. Pelbagai varieties, dan hibrid telah dihasilkan,
dengan warna bunga dari putih, kuning, oranye, merah muda, merah, dan
ungu dengan kelopak tunggal dan berganda. Tanaman ini berkembang
biak secara vegetatif dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kembang sepatu juga di sebut tanaman obat, karena memiliki kandungan
kimia yang disebut flavonida, zat samak dan lender, yang memiliki khasiat
anti inflamasi, diuretic, analgesic, sedative dan ekspetoran. Bagian
tanaman yang dapat digunakan adalah daun, bunga, batang dan akar.
Bunganya mengandung hibiscetin, sedangkan batang dan daunnya
mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak, dan protein. Bunga
sepatu adalah bunga tunggal dan tumbuh pada ketiak daun, dia juga
disebut dengan bunga lengkap (Stace, 1980). Adapun rumus bunga dari
bunga kembang sepatu yaitu: ☿*K [(7 + (5)], C5, A(∽), G5 (Steenis,
2008).
IV.2.2. Bunga Kembang Merak
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz) ini termasuk dalam bunga majemuk yaitu bunga
majemuk tak terbatas karena bunga ini ibu tangkainya dapat tumbuh
terus, dengan cabang – cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan
mempunyai susunan acropental. Dilihat dari bagian – bagiannya jenis
bunga ini sama dengan bunga sepatu yaitu bagian – bagiannya adalah:
tangkai putik, putik, tangkai sari, benang sari, daun mahkota, mahkota,
tangkai bunga, dan kelopak. Maka dari itu bunga ini juga di sebut dengan
bunga lengkap. Bunga ini tumbuh pada ujung ibu tangkai dan termasuk
bunga tandan.
Tumbuhan kembang merak berasal dari Amerika Selatan memiliki
bunga majemuk yang tersusun dalam tandan yang panjangnya 15-50 cm
dengan warna bunga merah dan kuning, sedangkan buahnya berbentuk
buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar 1,5 cm berisi 18 buah dan biji
tersebut bisa dikonsumsi. Buah yang sudah tua warnanya hitam
(Sudarnadi, 1996).
Tumbuhan kembang merak biasanya ditanam sebagai tanaman
hias. Tanaman ini bisa tumbuh tinggi dan melebar. Bunganya cantik,
berwarna kuning cerah, kuning kemerahan semburat jingga dan merah
jambu; merupakan bunga majemuk yang benang sari halusnya menjurai
panjang. Setiap tangkai bisa terdiri dari belasan kuntum bunga. Berbunga
sepanjang tahun sehingga cocok sebagai penghias kebun. Selain populer
sebagai bunga merak, dikenal juga dengan nama patra komala, kembang
abang, jambul merak, dan bunga jingoh (Widya, 1989).
Bunga merak merupakan bunga majemuk dengan karangan bunga
berbentuk tandan (racemus) dan termasuk kedalam bunga bisexualis.
Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari 5 sepal yang
lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1
petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas
atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih. Benang sari atau
stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus) semuanya
sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium
superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1
sampai banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis (Parwata, 2009).
Adapun rumus bunga kembang merak yaitu: ☿↑ K5, C5, A10, G1
(Gembong Tjitrosoepomo. 2009).
IV.2.3. Bunga Jagung
Rumus bunga : ☿* K (5),C (5), A(~),G 0
IV.2.4. Bunga Matahari
IV.2.5. Bunga Putri Malu
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga putri malu (Mimosa
pudica) ini memiliki bunga yang sangat indah yang berwarna ungu dan
berbentuk bulat, bunga dari bunga putri malu (Mimosa pudica) ini
termasuk dalam bunga majemuk, sedangkan bunga majemuk itu
bermacam – macam jenisnya dan bunga putri malu ini termasuk dalam
bunga majemuk tak terbatas karena bunganya mekar mulai dari pinggir
manuju ke pusat. Bagian – bagian bunganya hanya terdapat 2 bagian
yaitu benang sari dan putik, oleh karena itu bunga ini disebut juga dengan
bunga tidak lengkap. Bunga ini tumbuh pada ketiak daun dan merupakan
bunga bongkol karena tidak memiliki daun – daun pembalut dan ujung ibu
tangkai membengkak.
Putri malu atau dalam bahasa ilmiah Mimosa pudica L. adalah
tumbuhan dengan ciri daun yang menutup dengan sendirinya saat
disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman berduri
ini termasuk dalam klasifikasi tanaman berbiji tertutup (angiospermae) dan
terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil. Tumbuhan
berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun
yang behadapan serta termasuk dalam suku polong-polongan. Bunga
bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai. Bunga rumput putri
malu (Mimosa pudica L), rumput yang sering kita temui tumbuh liar
ditanah-tanah tak terurus, di jalan-jalan desa, atau mungkin tumbuh di
halaman rumah kita. Ternyata dari rumput liar ini tak disangka memiliki
bunga yang amat cantik dengan benang sari yang menjulang membentuk
bola dan darinya tak nampak kelopak bunga (Stace, 1980).
Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis yang ditemukan pada
ketinggian 1200 meter di bawah permukaan laut. Bunga berbentuk bulat
seperti bola, bertangkai, berwarna ungu/merah. Kelopak sangat kecil,
bergigi empat, seperti selaput putih. Tabung mahkota kecil, bertaju empat,
seperti selaput putih. Dia termasuk dalam bunga bongkol, karena
bunganya majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun –
daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga
bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola (Dod, 1979).
Berdasarkan hasil pengamatan jika di bandingkan dengan literatur
menurut Stace 1980 dan Dod 1979 sudah sesuai yaitu tentang jenis
bunga majemuk tak terbatas dan termasuk bunga bongkol, dsb.
IV.2.6. Bunga Mangga
IV.2.7. Bunga Pepaya
IV.2.8. Bunga Kumis Kucing
IV.2.9. Bunga Kemangi
IV.2.10. Bunga Bougenville
Bunga bougenville termasuk juga dala bunga tidak lengkap karena
hanya mempunyai bagian – bagian bunga diantaranya yaitu: tenda bunga,
benang sari, putik, dan pangkal bunga. Bunga ini tumuh pada ketiak daun,
dan termasuk bunga malai karena ibu tangkainya mengadakan
percabangan secara monopodial.
Bunga kertas berasal dari Amerika Latin dan ditemui oleh Antonie
de Bougainveille pada tahun 1769-1776 di Brazil. Fasa pembungaan
bunga kertas ini agak aneh kerana jika ia nya tumbuh di tempat yang
kurang subur dan kering, pokok ini akan menghasilkan bunga yang lebat.
Dari 13 spesies bunga kertas ini, yang paling banyak ditanam ialah
Bougenvillia spectabilis dan Bougenvillia glabra. Semuanya tergolong
dalam famili Nyctaginaceae. Spectabilis berbunga cerah dengan untaian
bunga yang menonjol dan rangkaian yang cukup panjang, warnanya ialah
putih, ungu, orange dan merah. Glabra mempunyai bentuk bunga yang
kurang menonjol kerana bunganya muncul antara daun. Bunga asli
bougenville sendiri sebenarnya berwarna putih yang berkumpul dibatang
atau ketiak-ketiak daun dalam jumlah banyak dan dilindungi oleh duri-duri
tajam. Tanaman asal Brazil ini memiliki batang yang cenderung melilit dan
lentur. Bunganya yang cantik merupakan daun yang berubah bentuk,
warna dan menyerupai kertas. Bunga cantik ini yaitu tergolong bunga
majemuk tak terbatas, dan disebut juga bunga malai.
Berdasarkan hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur
sudah sebanding atau sesuai yaitu pada bunga bougenville termasuk
bunga majemuk tak terbatas, tumbuh pada ketiak daun, dan termasuk
juga dalam bunga malai (Sastrapradja, 1976).
Rumus bunga :☿↑ K(0),C(5),5A,G1
IV.2.11. Bunga Asoka
Bagian - bagian bunga dari bunga ini sangat sedikit sekali yaitu
hanya mempunyai mahkota dan benang sari, maka dari itu bunga ini
disebut dengan bunga tidak lengkap. Bunga ini tumbuh pada ujung ibu
tangkai dan termasuk bunga malai rata karena ibu tangkai mengadakan
percabangan.
Asoka yang asli bisa tumbuh mencapai 3 m dengan batang berzat
hayu keras. Beragam warna bunga asoka yang sering terlihat sekarang ini
merupakan hasil persilangan. Pohonnya tegak, berdaun rimbun, dengan
banyak batang dan ranting. Bunganya unik, bergerombol membentuk
bola, terdiri dari puluhan kuntum kecil setiap tangkainya. Warna bunga
asoka menarik : merah, jingga, kuning pucat, kuning, pink, dan putih.
Asoka bisa ditanam sendiri atau bila dijajarkan dapat berfungsi sebagai
tanaman pagar. Asoka tidak memerlukan perawatan khusus. Asal cukup
air dan sinar matahari, bunganya akan muncul maksimal. Bisa tumbuh di
dataran tinggi atau rendah. Pembiakannya cukup dengan setek atau
cangkok. Dalam jambangan bunganya bisa bertahan 4-5 hari, asal pada
waktu memotong pilih yang masih banyak kuncupnya (Greenway, 1997).
Tanaman asoka merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran
matahari penuh teruatama untuk merangsang pembungaan. Meskipun
jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk morfologis tanaman
terutama bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas
beberapa bunga kecil yang masing-masing memiliki empat petal mahkota
dalam satu tangkai mirip payung terbuka. Bunga asoka yang masih
kuncup mirip jarum sehingga akan terkesan gundukan jarum berwarna
merah disaat belum mekar. Warna kelopak bunga ada yang merah, merah
muda, ungu , putih dan kuning. Namun di Indonesia jumlah asoka
berwarna merah lebih banyak dibandingkan lainnya. Berbeda dengan
bentuk bunganya, penampilan batang dan daun bunga asoka bisa
bermacam-macam. Ada yang lebar, ada yang sempit, ada juga yang
medium tergantung asalnya. Asoka Jawa lebih condong berdaun lebar
dengan tandan bunga ramping dan kuntum bunganya berwarna merah
(Fahn, 1991).
Berdasarkan hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur, kurang
sesuai yaitu pada hasil pengamatan tidak ditemukan kelopak sedangkan
pada literatur di jelaskan bahwa bunga asoka mempunyai kelopak dengan
warna yang bermacam – macam. Adapun rumus bunga dari bunga asoka
yaitu: ♀ K0, C4, A0, G1 (Gembong Tjitrosoepomo, 2018).
IV.2.12. Bunga Tembelekan
IV.2.14. Bunga Kangkung
Bunga kangkung adalah bunga majemuk terbatas (Inflorescentia
centrifuga), Kelopak bunga menempel pada dasar bunga, mahkota bunga
berjumlah 5 yang saling berlekatan, benang sari ada 9 yang tidak
berlekatan denga putik yang terbungkus tajuk bunga. Adapun rumus
bunga dari bunga kangkung yaitu: ☿K5, C5, A9. G1 (Cronquist, 1981).
IV.2.15. Bunga Jambu Biji
BAB V
PENUTUP
V.1.Kesimpulan
V.2.Saran
V.2.1. Untuk Dosen
Dalam setiap praktikum, kami harapkan agar Bapak/Ibu dosen bisa
mengawasi dan membimbing kami para praktikan secara langsung.
V.2.2. Untuk Asisten
Dalam setiap praktikum kami harapkan agar kerja sama antara
asisten dan praktikan dapat di tingkatkan lagi.
V.2.3. Untuk Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Crowell, Bejamin. 2006. Konsep Fisika .Yogyakarta : GrahaIlmu

Giancoly, Daugla C. 2001. Fisika Edisi ke-5.Jakarta : Erlangga.

Halliday, David. 1997. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Husnul. 2006. Fisika Konstanta Pegas. Yogyakarta : UGM.

Ida, Bagus Paramarta. 2013. Pengukuran Konstanta Pegas Dengan


Metode Pegas Dinamik. Bali : Universitas Udayana.

Keenan, Charles W. 1980. Fisika Untuk Universitas Jilid I. Jakarta:


Erlangga.

Lubis, Riani. 2008. Diktat Fisika Dasar I.Yogyakarta : Unikom

Mikarijuddin, Abdullah. 2010. Diktat Kuliah Fisika Dasar I. Jakarta : Esis.

Oktavia, Vivi Eka. 2015. Seri Fisika Dasar Mekanika. Bandung : ITB.

Resnick, Halliday. 1989. Dasar - Dasar Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Surya,Yohanes. 2010.Mekanika Fluida ll. Tanggerang:PT Kandel.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Erlangga.

Young, Hugh D. 2004. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.


LAMPIRAN

GAMBAR KETERANGAN

Beban ditimbang mengggunakan


timbangan (kg).

Pegas diukur menggunakan mistar,


untuk mengetahui panjang awal
(Xo).
Pegas digantungkan pada statif.
Dan digantungkan beban pada
bagian bawah.

Pegas diukur menggunakan mistar,


untuk mengetahui panjang akhir
(X1).

Beban ditarik atau diberi gaya


kebawah lalu dilepaskan.
SKEMA KERJA PEGAS

Beban ditimbang terlebih dahulu dengan menggunakan timbangan (kg)

Pegas digantungkan di klem kemudian di ukur menggunakan mistar, dan


hitung panjang awalnya (X0)

Berikan beban pada pegas

Kemudian ukur pertambahan panjang (X1)

Beban diberi sedikit gaya kebawah lalu dilepaskan.

Dicatat jumlah getaran dalam waktu tertentu menggunakan stopwatch

Lakukan sebanyak 3 kali replikasi

Anda mungkin juga menyukai