Anda di halaman 1dari 30

LAPO RAN PRAKTIKUM I

EMBRIOLOGI
TPB18134/ 1 SKS
STRUKTUR BUNGA

Dosen Pengampu:
Sari Indriyani., M. Pd

Asisten Dosen:
Rahmah Salsabila
Rizqa Amalia Salsabella

Oleh:
Tri Agustina
190101110002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2021
PRAKTIKUM I
STRUKTUR
BUNGA

Tujuan : Mengamati dan membandingkan bunga dari tumbuhan


Asteraceae, Poaceae, Euphorbiaceae, dan Orchidaceae.
Hari/Tanggal : Jumat, 2 September 2021
Tempat : Pelaihari

A. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Silet atau cutter
b. Jarum jara
c. Pinset
d. Alat tulis
2. Bahan:
a. Bandotan (Ageratum conyzoides)
b. Euphorbia milii
c. Anggrek (Dendrobium sp.)
d. Alang-alang (Impereta cylindrica L.)

B. CARA KERJA
1. Mengambil dan amati perbungaan pada tumbuhan Euphorbiaceae. Gambar
morfologi perbungaannya.
2. Membuat dan gambar penampang memanjang bunga tersebut dan amati
bunga jantan dan bunga betinanya.
3. Membandingkan psedanthium yang ada pada bunga ini dengan bunga
Asteraceae.
4. Mengamati bunga Phalaenopsis atau Dendrobium dari suku Orchidaceae.
Kemudian gambar struktur morfologi bunganya
5. Membuat dan gambar penampang memanjang bunga dan perhatikan
bagian- bagian bunganya, termasuk ginandria dan polinianya.
6. Mencari dan ambil satu atau dua perbungaan dari tumbuhan Asteraceae
atau spesies lain yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
7. Membagi bunga tersebut menjadi dua bagian secara memanjang. Dengan
menggunakan pinset, ambil beberapa bunga dari perbungaan tersebut dan
mengamatinya

C. TEORI DASAR

Sumber: Miaratnasari, 2015


Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah
organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama
yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan
dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita
memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan
modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan
modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap
bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis
membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis
bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu
bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan
betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis
alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.
Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan Magnoliophyta, yang
sangat penting untuk identifikasi tumbuhan karena bunga umumnya memiliki
karakter yang konsisten sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan
tingkatan takson tertentu dari tumbuhan (suku, marga atau jenis). Hal ini
disebabkan karakter bunga sangat dipengaruhi atau dikendalikan secara
genetik dan umumnya tidak terpengaruh oleh perubahan lingkungan. Beberapa
karakter pada bunga mungkin akan dipertahankan sama dalam satu suku atau
marga, sedangkan karakter lainnya lebih bervariasi dan digunakan untuk
membedakan jenis atau spesies tumbuhan. Simetri pada bunga, posisi bakal
buah, tipe plasentasi dan jenis buah biasanya digunakan sebagai karakter untuk
membedakan suku atau marga, sedangkan warna petal, bentuk, dan ukuran
bunga seringa digunakan sebagai karakter umum untuk membandingkan jenis
atau spesies. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi atau
mengalami perubahan (organ metamorpha). Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon
tertentu. Bunga dapat digolongkan ke dalam bunga sempurna (bunga lengkap)
dan bunga tidak sempurna (bunga tidak lengkap).
Bunga dianggap sebagai hasil modifikasi batang dengan ruas yang pendek
dan pada bagian bukunya memegang struktur daun yang mungkin sangat
termodifikasi. Dengan kata lain, bunga terbentuk pada pucuk yang sangat
termodifikasi dengan bagian meristem apeks yang pertumbuhannya terbatas
atau bahkan tidak tumbuh lagi (determinate). Bunga tumbuh dari bagian apeks
batang, yaitu pada suatu tempat yang dinamakan reseptakel atau dasar bunga.
Suatu bunga mungkin tumbuh secara langsung dari sumbu batang atau rakhis
(dinamakan bunga sesil), atau bunga tumbuh di ujung tangkai bunga. Jika
hanya satu bunga dihasilkan maka tangkai pemegangnya dinamakan
pedunkulus, sedangkan apabila pada pedunkulus terdapat lebih dari satu
bunga, maka masing-masing cabang yang membawa bunga dinamakan
pediselus.
Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitu jenis bunga yang
memiliki bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertil
(androecium, gynoecium). Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna
(flosin-completus) yaitu jenis bunga yang tidak memiliki salah satu organ pada
bagian steril atau fertil. Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga
majemuk (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi
bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau di ujung batang, dan bunga
aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun.
Di bawah ini akan dijelaskan struktur bunga dan bagian-bagian bunga beserta
fungsi dan pembahasannya secara lengkap.
1. Mahkota Bunga: Mahkota bunga atau disebut sebagai corolla merupakan
bagian bunga yang paling mencolok. Fungsi mahkota bunga untuk menarik
serangga. Bagian mahkota biasanya berwarna-warni dan terlihat indah.
Selain itu ukuran mahkota bunga juga paling besar dibanding bagian
lainnya. Warna mencolok mahkota bunga berfungsi untuk menarik
perhatian serangga penyerbuk untuk proses penyerbukan. Mahkota bunga
terletak pada lingkaran di sebelah dalam kelopak bunga. Secara morfologi,
mahkota bunga merupakan modifikasi daun dan berfungsi pula untuk
melindungi organ reproduksi.
2. Kelopak Bunga: Bagian bunga berikutnya adalah kelopak bunga atau
disebut sebagai calyx. Kelopak bunga terletak di lingkaran terluar. Fungsi
dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup
dan akan terbuka jika mahkota mekar. Biasanya kelopak bunga berwarna
hijau menyerupai daun dan tidak seindah mahkota bunga. Kelopak bunga
menutupi bagian bunga lainnya ketika bunga masih belum mekar atau
kuncup. Secara morfologi, kelopak bunga adalah modifikasi dari daun.
3. Benang Sari: Benang sari menjadi bagian bunga yang cukup umum. Fungsi
benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan atau dikenal sebagai
androecium. Bunga biasanya terdiri dari empat kotak sari, disebut
mikrosporangia sebagai organ reproduksi jantan pada bunga.
4. Putik: Putik menjadi bagian bunga yang juga cukup umum. Fungsi putik
adalah sebagai alat kelamin betina atau dikenal sebagai gynoecium.
Biasanya putik terletak di bagian tengah-tengah bunga. Putik mengandung
sel telur yang berguna pada proses pertumbuhan.
5. Bakal Buah: Bakal buah atau disebut sebagai ovarium juga termasuk salah
satu bagian-bagian bunga. Sebenarnya bakal buah ini termasuk dari bagian
putik, namun karena perannya yang penting kadang diklasifikasikan sebagai
bagian bunga yang berdiri sendiri. Bakal buah mengandung sel telur dan
terletak di dasar bunga. Fungsi bakal buah adalah sebagai tempat terjadinya
pembuahan, dimana terjadi peleburan antara gamet jantan dengan gamet
betina, sehingga dimungkinkan terbentuknya bakal buah.
6. Bakal Biji: Bakal biji adalah bagian bunga yang biasanya ditemui pada
tumbuhan berbiji. Fungsi bakal biji adalah untuk melindungi dan menjadi
tempat pertemuan sel-sel telur yang dibuahi serbuk sari melalui proses
penyerbukan. Bakal biji yang dibuahi akan berkembang menjadi biji. Pada
kelompok tumbuhan berbunga, biasanya bakal biji terbungkus oleh bakal
buah atau ovarium. Sementara pada kelompok tumbuhan berbiji, bakal biji
akan terbuka dan dapat terlihat secara langsung.
7. Tangkai Bunga: Tangkai bunga juga termasuk salah satu dari bagian-bagian
bunga. Nama latin dari tangkai bunga adalah pedicellus. Bagian tangkai
berada ini tepat berada di bagian bawah bunga dan bertindak sebagai
pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi tangkai bunga adalah
menjadi penghubung antara bunga dengan ranting. Singkatnya, tangkai
bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga.
8. Dasar Bunga: Dasar bunga menjadi bagian bunga yang terletak di bagian
ujung bawah. Nama latin dari dasar bunga adalah receptacle. Bagian ini
merupakan bagian ujung bunga sesudah bagian tangkai bunga. Fungsi dasar
bunga berguna sebagai tempat melekatnya mahkota bunga. Mahkota bunga
dan bagian-bagian bunga lain bertumpu pada dasar bunga ini.
9. Daun Pelindung: Daun pelindung menjadi bagian bunga berikutnya, meski
tidak selalu ada di semua bunga. Nama latin daun pelindung pada bunga
adalah brachtea. Daun ini adalah daun yang di sisi-sisinya ditumbuhi bunga
yang tumbuh dan berkembang. Bagian daun pelindung ini agak berbeda dari
bagian kelopak bunga, karena bagian ini adalah daun terakhir yang menjadi
tempat tumbuh bunga. Fungsi daun pelindung memang sebagai tempat
tumbuh bunga.
10. Daun Tangkai: Bagian bunga berikutnya adalah bagian daun tangkai.
Nama latin dari daun tangkai adalah brachteola. Daun tangkai ini berbeda
dari daun pelindung yang sudah dibahas sebelumnya. Letak dari daun
tangkai ini berada di pangkal tangkai bunga. Fungsi daun tangkai berperan
sebagai pelindung dari bagian-bagian bunga lainnya.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Bandotan (Ageratum conyzoides)
a. Foto hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b
b. Kelopak bunga

a c. Psendhatiun
d. Putik
e. Benang sari

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

b. Literatur

Keterangan:
b
a. Tangkai bunga
b. Kelopak bunga
a c. Spedanthium
d. Putik
e. Benang sari
d

Sumber: Dewi Krisdayanti, 2019


2. Euphorbia milii
a. Foto hasil pengamatan

Keterangan:
c
a. Tangkai bunga
b. Kelopak bunga
b
c. Mahkota bunga
a
d. Putik
e. Benang sari
f. Ovarium
f
d

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

b. Literatur

Keterangan:
a. Tangkai bunga
e d
b. Kelopak bunga
f c. Mahkota bunga
d. Putik
a
e. Benang sari

b f. Ovarium

Sumber: Fazrul Ihsan 2011


3. Anggrek (Dendrobium sp.)
a. Foto hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b b. Mahkota bunga
g
c. Ginandria
a d. Labellum
e. Putik
f. Benang sari
e g. Throat

c f

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

b. Literatur

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b b. Mahkota bunga
c. Ginandria
d d. Labellum
e. Putik
g f. Benang sari
g. Throat
e
f
c

Sumber: Novitasari, 2011


4. Alang-alang (Impereta cylindrica L.)
a. Foto hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b. Mahkota bunga
(modifikasi)
c. Putik
a
d. Benang sari

c
b d

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

b. Literatur

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b b. Mahkota bunga
(modifikasi)
a c. Putik
d. Benang sari

Sumber: Fitriyati, 2017


E. ANALISIS DATA
1. Bandotan (Ageratum conyzoides)
Klasifikasi
Kingdom :  Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides 
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bunga
bandotan (Ageratum conyzoides) memiliki beberapa bagian struktur bunga
yaitu memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, dan psendhatium.)
Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga bandotan bewarna hijau dan ada
trikoma berupa bulu-bulu halus bewarna putih. Tangkai bunga (pedicellus)
ialah bagian bunga yang tepat berada di bagian bawah bunga yang
merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi tangkai bunga
ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga
berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bandotan bewarna putih
terletak di tengah dan bergerombol, putik merupakan alat kelamin betina
yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. Putik berfungsi sebagai
alat kelamin betina pada bunga, putik pun tersusun atas daun-daun yang
telah mengalami metamorfosis. Benang sari pada bandotan bewarna ungu
dan mengelilingi putik dan merupakan alat kelamin jantan, benang sari
merupakan hasil dari metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya sebagai
alat kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Pseudhantium
merupakan bunga palsu, maksudnya bunga bandotan ini memiliki kepala
bunga yang dibentuk oleh ratusan atau ribuan bunga individu yang kecil
sekali seolah-olah menyerupai satu bunga
Bunga bandotan termasuk tumbuhan dengan family Asteraceae.
Menurut Johri (1984), mengatakan bahwa Tumbuhan Asteraceae memiliki
karakter bunga yang khas, yakni penampilan bunga yang menyerupai bunga
tunggal walaupun sebenarnya merupakan perbungaan. Kemudian bunga
Asteraceae sering pula disebut sebagai pseudantium(bunga palsu tunggal)
Menurut letak atau posisinya dalam perbungaan, perbungaan Asteraceae
terbagi menjadi bunga tepi dan bunga tengah. Jenis bunga yang membentuk
perbungaan pada tumbuhan ini pun dapat dibedakan menjadi bunga tabung,
yang mahkota bunganya (petal) bersatu membentuk tabung, dan bunga pita
yang menunjukkan struktur mahkota bunga yang menyerupai hanya satu
petal, dan bunga berbibir dua.
Menurut Herbi (2015), mengatakan bahwa bunga bandotan
termasuk bunga majemuk cawan, jumlah bunga 600-100 pada bunga
cawan. Panjang ibu tangkai bunga 5-17 mm. Daun-daun pembalut
berbentuk lonceng, runcing, panjang kurang lebih 3 mm, 2-3 tumpuk,
warna daun hijau dengan ujung daun berwarna ungu kemerahan. Panjang
mahkota bunga 1-1,5 cm, berwarna putih atau keunguan. Benang sari di
dalam tabung mahkota, 1 putik.
Menurut Iskandar (2007), mengatakan bahwa bunga pada tanaman
bandotan itu merupakan bunga yang lengkap karena bunga nya lengkap
dengan bagian-bagiannya dalam bentuk aslinya, misalnya kelopak, sepal,
benang sari atau putik. Bunga bandotan termasuk ke dalam jenis bunga
sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap.
Tipe bunga yang tumbuh pada bunga pada tumbuhan bandotan tergolong ke
dalam bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang
keluar dari ujung tangkai, berwarna putih, panjang bonggol bunga kurang
lebih 6-8 mm, tangkai bunga terdapat rambut-rambut pendek.
Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah salah satu contoh spesies
dari ordoAsterales family Asteraceae sejenis gulma. Bandotan ini memiliki
habitus berupa semak yaitu perdu kecil, berkayu dan bercabang tetapi
cabang-cabang mati pada akhir musim dan biasanya setelah berbunga,
babandotan memiliki pola percabangan batang simpodial yaitu kuncup
terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan
yg sudah tentu setelah berbuahakan mati dengan penampang batang bulat.
Bandotan memiliki macam daun yang majemuk karena terdiri dari dua atau
lebih helaidaun tetapi terkadang anak daunnya hanya satu dengan letak atau
duduk daun dalam lingkaran(vertisilata) karena tiga atau lebih daun pada
satu nodus dengan bentuk khusus deltoideus dan memiliki bentuk daun
bulat telur melebar, pertulangan daunnya menyirip, tepi daunnya seratus
atau bergerigi , ujung daunnya mukronatus yaitu diujung daun utar daun
tengah menyembulsebagai titik kecil yang kuat dan kaku, sedangkan
pangkal daunnya rotundatus ataumembulat.bunga pada bandotan termasuk
kedalam bunga majemuk dengan perbungaan rasemosa capitalium atau
percabangan monopodial atau tidak terbatas dengan rakis yang melebar
membentuk cawan.
Menurut Herlambang (2009), mengatakan bahwa bunga bandotan
yaitu berupa bunga yang sesil biasanya dikelilingi oleh involukrum,
dansimetri bunganya berupa zigomorf karena pembagiaannya tidak sama
banyak komposisinya dengan mahkota yang berbentuk petal. Perhiasan
bunga berupa mahkota atau corolla, kelopak atau calix dan tenda bunganya
tenda bunganya calycinus. Jumlah corolla sangat banyak dan berwarna
hijau dan menempel pada alatkelamin, kelopaknya 2 helai berwarna hijau
dengan alat alat kelamin pada bunga berupa benangsari yang banyak
berwarna ungu mengelilingi putik, putiknya berwrna putih terletak di
tengah dan bergerombol atau d apat dikatakan benang sarinya Syngenesius,
dan putiknya Syncarpdistribusi seksnya monocious karena bunga jantan
dan bunga betina terdapat dalam satu individu, bagian bagian tambahan
dari babandotan terdapat daun penumpu pada bagian bunga, batangnya
berbulu. Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin,
flavonoida, dan polifenol.
Bandotan (Ageratum conyzoides ) memiliki akar, batang, daun, dan
bunga. Bandotan (Ageratum conyzoides ) termasuk dalam habitus terna
yaitu tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu.
Periodisitasnya pirennial yaitu tumbuhan yang dapat hidup mencapai lebih
dari 10 tahun. Memiliki sifat akar tunggang karena dapat dibedakan antara
akar utama dan cabang akarnya. Sifat percabangan batang yaitu
monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang utama dan
cabang. Arah pertumbuhan batangnya tegak lurus, bentuk batang bulat dan
permukaan batangnya bertrikoma. Tata letak daunnya tersebar, bagian
daunnya tidak lengkap, bentuk daun bulat telur, pangkal daun membulat,
ujung daun meruncing, tepi daun bergerigi, urat daun menyirip, tekstur
daun tipis seperti perkamen, dan warna daunnya bewarna hijau. Sifat bunga
pada bunga badndotan yaitu bagian bunga lengkap, dan sifat buah tidak
ada.
Aspek botani dari tanaman bandotan yang merupakan rumput liar
ini mempunyai manfaat yang luar biasa banyak bagi manusia, khususnya
bagi kesehatan. Daun Babadotan ini dapat dibuat menjadi ramuan
tradisional yang kemudian dimanfaatkan sebagai obat penyembuh beberapa
penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara
menggunakan daun babadotan ini adalah Sakit telinga bagian tengah akibat
radang, luka yang menimbulkan darah, bisul, dan eksim menyembuhkan
borok, rematik atau asam urat, pendarahan pada rahim, tumor rahim, sakit
tenggorokan, malaria dan influenza, serta merawat rambut.

2. Euphorbia milii
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bunga
Euphorbia milii memiliki beberapa bagian struktur bunga yaitu memiliki
tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak bunga, dan
ovarium. Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga Euphorbia milii bewarna
coklat kehijauan karena tangkainya dekat dengan bunga. Tangkai bunga
(pedicellus) ialah bagian bunga yang tepat berada di bagian bawah bunga
yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi tangkai
bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga
juga berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bunga Euphorbia milii
bewarna kecoklatan terletak di tengah, putik merupakan alat kelamin betina
yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. Putik berfungsi sebagai
alat kelamin betina pada bunga, putik pun tersusun atas daun-daun yang
telah mengalami metamorfosis. Benang sari pada Euphorbia milii bewarna
kekuningan dekat dengan putik dan merupakan alat kelamin jantan, benang
sari merupakan hasil dari metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya
sebagai alat kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Bunga
Euphorbia milii memiliki mahkota bunga yang tersusun dari bagian serupa
daun yang mengelilingi alat perkembangbiakan. Mahkota berfungsi sebagai
alat perhiasan bunga. Dan Euphorbia milii juga memiliki 2 sepal kelopak
bunga yang berfungsi dalam melindungi pada bagian dalam bunga sehingga
akan melalui penyerbukan pada bunga yang akan mudah membesar.
Menurut Reid (2005), mengatakan bahwa bunga tanaman
Euphorbia milii, adalah bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual
jantan dan betina lengkap. Namun, ada juga yang memiliki bunga tidak
sempurna tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga
digunakan perbanyakan generative. Bunga Euphorbia milii muncul dan
membentuk dompolan-dompolan, setiap dompolan terdiri dari atas 4-32
kuntum. Ada empat bagian utama bunga, yaitu mahkota semu, benang sari,
putik, dan bakal buah. Mahkota bunga berwarna warni yang kita kenal
adalah brachtea (seludang) bunga yang sudah mengalami modifikasi
sehingga menyerupai mahkota. Bunga Euphorbia milii ini dikenal juga
bermahkota semu.
Euphorbia milii memiliki bunga sejati yang sempurna dengan
organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang
memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan
bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif.
Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga
yang tidak sempurna. Ada pula tanaman yang sebagian bunganya
merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak
sempurna. Menurut Endress (1997), mengatakan bahwa bunga Euphorbia
milii termasuk bunga lengkap karena memiliki perhiasan bunga yang
lengkap. Bunga Euphorbia milii memiliki banyak sumbu simetris sehingga
tergolong pada aktinomorf. Bunga Euphorbia milii merupakan bunga
hermaphrodit karena dalam satu bunga terdapat 2 alat kelamin yaitu alat
kelamin jantan (stamen) dan alat kelamin betina (pistilum). Bunga
Euphorbia milii termasuk perigini karena letak perhiasan bunga sedikit lebih
tinggi daripada duduk putik. Biasanya yg disebut bunga adalah mahkota
bunga, padahal sebenarnya mahkota bunga euphorbia adalah seludang
bunga yang berwarna merah. Mahkota bunga pada Euphorbia milii muncul
membentuk sebuah dompolan berwarna kuning, sehingga bunga-bunga itu
menutupi batangnya. Pada Bunga Euphorbia milii tidak ditemukan adanya
bagian tambahan bunga.  Pada kelopak bunga terdapat getah susu seperti
pada batang.
Mahkota bunga pada Euphorbia milii jumlah sepal pada caliks 2
sepal. Sepal terdapat dalam satu lingkaran. Pada Euphorbia milii sepalnya
saling berlepasan, dapat dilihat pada gambar diatas. Bentuk sepalnya adalah
seperti bentuk ginjal. Warna caliks pada Euphorbia milii adalah berwarna
merah. Jumlah petal pada corolla Euphorbia milii ialah 5 petal. Petal-petal
tersebut terletak dalam 1 lingkaran. Pada bunga Euphorbia milii Petal-
petalnya saling berkonasi (berlekatan) satu dan yang lainnya. Bentuk
petalnya seperti sebuah dempolan berwarna kuning. Petalnya berwarna
kuning. Pada bunga Euphorbia milii yang sempurna bunganya selalu
berkelipatan 8. Kemudian jumlah stamen banyak (lebih banyak dari jumlah
petal) dan terdapat pada lingkaran. Semua stamen fertil dan tak ada yang
termodifikasi menjadi bentuk lain, dapatdilihat pada gambar diatas. Stamen
pada Euphorbia milii saling berlepasan. Stamennya sama tinggi dan
duduknya kepala sari pada tangkai sarinya adalah tegak (innatus) yaitu
kepala saridan tangkai sari memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala sari
bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini
tidak memberikankemungkinan gerak bagi kepala sarinya. Tidak ada sifat
khusus lainnya.
Letak voarium pada bunga Euphorbia milii splenden ialah superum
karena terletakdiatas reseptakel. Jumlah ruang pada ovariumnya adalah 3
ruang. Dengan jumlah karpel 3 karpel. Tipe plasenta pada Euphorbia milii
splenden adalah aksilaris yaitu pada bagian sudutatau keia Terdapat 3 stigma
yang berbentuk seperti bulatan.
Menurut Rahman (2011), mengatakan bahwa bunga pada tanaman
Euphorbia milii itu merupakan bunga yang tidak lengkap karena bunga yang
kehilangan bagian-bagiannya dalam bentuk aslinya, misalnya kelopak,
sepal, benang sari atau putik. Bunga Euphorbia milii termasuk ke dalam
jenis bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina
yang lengkap. Tipe bunga yang tumbuh pada Euphorbia milii adalah
rasemosa tipe umbella karena pada ujung ibu tangkainya mengeluarkan
cabang cabang dan disetiap cabangnya terdapat bunga yang letaknya sama.
Bunga Euphorbia milii sebenarnya adalah seludang bunga dari tanaman ini
Bunga Euphorbia milii termasuk ke dalam golongan bunga aktinomorf
(memiliki banyak sumbu simetri). Warna bunga Euphorbia milii bervariasi,
yaitu dapat berwarna merah ataupun berwarna kuning.
Euphorbia milii memiliki beberapa bagian tubuh tumbuhan.
memiliki akar, batang, daun, dan bunga. Euphorbia (Euphorbia milii)
termasuk dalam habitus perdu yaitu tumbuhan berkayu yang bercabang-
cabang, tumbuh rendah dekat dengan permukaan tanah, dan tidak
mempunyai batang yang tegak. Periodisitasnya pirennial yaitu tumbuhan
yang dapat hidup mencapai lebih dari 10 tahun. Memiliki sifat akar
tunggang karena dapat dibedakan antara akar utama dan cabang akarnya.
Sifat percabangan batang yaitu monopodial karena masih dapat dibedakan
antara batang utama dan cabang. Arah pertumbuhan batangnya tegak lurus,
bentuk batang bulat dan permukaan batangnya kasar, dan memiliki alat lain
berupa duri. Tata letak daunnya tersebar, bagian daunnya tidak lengkap,
bentuk daun lonjong, pangkal daun tumpul, ujung daun tumpul, tepi daun
rata, urat daun menyirip, tekstur daun tipis seperti perkamen, dan warna
daunnya bewarna hijau. Sifat bunga pada bunga Euphorbia yaitu bagian
tidak bunga lengkap, dan sifat buah tidak ada.
Aspek botani dari tanaman Euphorbia milii memiliki beberapa
khasiat. Beberapa di antaranya digunakan dalam ramuan dengan bahan-
bahan lainnya yang dapat bekerja kompatibel dengan kerja dari euphorbia
milii ini. Berikut beberapa khasiat dari ramuan Euphorbia milii pendarahan
rahim yaitu bunga sebanyak 10-15 kuntum direbus dengan 50 gram daging
sapi tanpa lemak. Ramuan ini memiliki khasiat untuk menghentikan
pendarahan pada rahim atau menstruasi pada wanita. Hepatitis yaitu pucuk
batang yang masih segar diiris tipis dan direbus denga tiga gelas air hingga
tersisa satu gelas. Dapat digunakan bersamaan dengan tambahan madu.
Luka bakar yaitu daun dan batang direbus dengan air sampai mendidih.S
etelah itu, air yang telah digunakan untuk mengompres luka. Dan bisul yaitu
batang diiris tipis kemudian dibakar dan ditempelkan pada bisul.
3. Anggrek (Dendrobium sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium sp
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bunga
anggrek (Dendrobium sp) memiliki beberapa bagian struktur bunga yaitu
memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota bunga, labellum,
throat dan gynandrium. Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga anggrek
(Dendrobium sp) bewarna putih merah muda dan tangkainyanya ini licin.
Tangkai bunga (pedicellus) ialah bagian bunga yang tepat berada di bagian
bawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga.
Fungsi tangkai bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan
tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bunga
anggrek (Dendrobium sp) yaitu terletak di bawah rostelum menghadap ke
labelum yang merupakan rongga atau lubang yang dangkal, putik
merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel
telur. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina pada bunga, putik pun
tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis. Benang sari
pada anggrek memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala
sari berbentuk cakram kecil (disebut “pollinia”), benang sari merupakan
hasil dari metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya sebagai alat
kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Bunga Anggrek
memiliki mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam “lidah”
mahkota bunga yang tersusun dari bagian serupa daun yang mengelilingi
alat perkembangbiakan. Mahkota berfungsi sebagai alat perhiasan bunga.
Labellum pada bunga anggrek merupakan modifikasi dari petal menjadi
bibir bunga, kemudian pada bibir bunga terdapat gumpalan-gumpalan.
Throat pada bunga anggrek merupakan bagian dalam dari bibir tubular.
Dan Gynandrium merupakan tempat kumpulan alat-alat kelamin bunga
Menurut Jeffrey (1982), mengatakan bahwa pada bunga anggrek
memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun
mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovary (bakal buah).
Bunga anggrek memiliki tiga sepal luar dan tiga petal dalam. Tipe sepal
dan petal dari masing-masing jenis anggrek berbeda-beda berdasarkan
bentuk, warna dan ukurannya. Satu buah sepal bagian atas disebut
sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Salah satu dari
petal bunga anggrek akan dimodifikasi menjadi bibir bunga (labellum)
yang merupakan bagian terpenting karena merupakan alat reproduksi
anggrek. Pada labellum terdapat bagian yang disebut dengan column (tugu
bunga) yang merupakan perpanjangan gagang bunga/bakal buah. Pada
bibir bunga terdapat gumpalan-gumpalan seperti massa sel (callus) yang
mengandung protein, minyak dan zat pewangi yang berfungsi untuk
menarik serangga. Dengan adanya serangga diharapkan akan terjadi
polinasi (penyerbukan). Gynandrium atau column/tugu merupakan tempat
kumpulan alat-alat kelamin bunga. Column yang terdapat di bagian tengah
bunga merupakan tempat alat reproduksi jantan (androecium) dan alat
reproduksi betina (gynoecium). Dengan adanya column ini merupakan ciri
khas atau karakter bunga anggrek karena tidak dimiliki oleh family
tumbuhan lain. Pada ujung column terdapat anthera (kepala sari). Anthera
merupakan massa atau gumpalan serbuk sari yang disebut polinia dan
ditutupi dengan sebuah cap (anther cap). Anthera yang mengandung
polinia tersebut melekat pada caudiculus. Stigma (kepala putik) terletak di
bawah rostelum menghadap ke labelum yang merupakan rongga atau
lubang yang dangkal yang berisi cairan kental agak lengket. Tempat
ini tempat melekatkan polen ke dalam ovary pada waktu polinasi
(penyerbukan). Ovarium anggrek adalah ovarium inferior, dimana
ovariumnya bersatu dengan dasar bunga dan terletak di bawah column,
sepal dan petal.
Menurut Sarmiah (2003), mengatakan bahwa bunga anggrek ini
terdiri atas daun kelopak, mahkota, benang sari, putik dan calon buah serta
daun kelopak dari tanaman anggrek ini biasanya memiliki jumlah tiga
buah. Pada umumnya warna yang dimiliki oleh bunga anggrek ini berbagai
macam dan berfungsi untuk memperindah tanaman anggrek ini. Bahkan
fungsi dari bunga ini juga bisa menarik perhatian bagi para serangga untuk
hinggap sehingga bisa terjadinya penyerbukan. Tugu atau collum yang
terletak dibagian tengah bunga adalah salah satu tempat untuk alat kelamin
betina dan juga jantan. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri
yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga anggrek tersusun
majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak
daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) biasanya
berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai
mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam “lidah” yang
melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.
Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala
sari berbentuk cakram kecil (disebut “pollinia”) dan terlindung oleh
struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia
untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan
organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Anggrek (Dendrobium sp) memiliki beberapa bagian tubuh
tumbuhan Anggrek (Dendrobium sp) memiliki akar, batang, daun, dan
bunga. Anggrek (Dendrobium sp) termasuk dalam habitus herba karena
tumbuhan yang tidak menghasilkan batang kayu seperti pokok besar tetapi
mampu hidup lama untuk menghasilkan bunga dan benih. Periodisitasnya
pirennial yaitu tumbuhan yang dapat hidup mencapai lebih dari 10 tahun.
Memiliki sifat akar serabut karena tidak dapat dibedakan antara akar utama
dan cabang akarnya. Sifat percabangan batang yaitu monopodial karena
dapat dibedakan antara batang utama dan cabang. Arah pertumbuhan
batangnya menggantung, bentuk batang bulat, permukaan batangnya
beralur, dan memilki alat-alat lain yaitu berupa akar gantung. Tata letak
daunnya berseling, bentuk daun memanjang, pangkal daun membulat,
ujung daun runcing, tepi daun rata, urat daunnya yaitu melengkung, tekstur
daun seperti perkamen, dan warna daunnya bewarna hijau. Sifat bunga
lengkap, dan sifat buahnya tidak ada.
Menurut Lyndon (1987), mengatakan bahwa Anggrek merupakan
famili Orchidaceae yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dalam
industri pembudidayaan tanaman hias di Indonesia. Anggrek mempunyai
ciri khas tersendiri karena memiliki suatu keunikan bentuk bunga, ukuran,
warna yang bervariasi, serta keawetan bunga yang bisa bertahan dalam
waktu yang cukup lama. Keanekaragaman dalam bentuk bunganya ini
menjadi daya tarik tersendiri bagi para ahli botani dan kolektor berabad-
abad lamanya. Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu
merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis
terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari mulai wilayah tropika basah
sampai lokasi sirkumpolar. Walau beberapa besar anggotanya ditemukan di
wilayah tropika. Umumnya anggota suku ini hidup sebagai epifit, terlebih
yang datang dari wilayah tropika. Anggrek di wilayah beriklim sedang
umumnya hidup di tanah serta membentuk umbi sebagai langkah
beradaptasi pada musim dingin. Organ-organnya yang condong tidak tipis
serta berdaging (sukulen) membuatnya tahan hadapi tekanan ketersediaan
air. Anggrek epifit bisa hidup dari embun serta udara lembap. 
Aspek botani dari anggrek yaitu anggrek dikenal sebagai tanaman
hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah
dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman
pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis
anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-
pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga
pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga
nasional Singapura dan Thailand. Anggrek sering dipergunakan sebagai
simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad.
Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan,
sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa
anggrek sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh
Kaisar Tiongkok. Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran
penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-
tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-
ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama
pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek
muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol
representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan,
romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada
permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi
kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena
keindahan tanaman ini.
4. Alang-alang (Imperata cylindrica L)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bunga
alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki beberapa bagian struktur
bunga yaitu memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota bunga
(modifikasi). Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) bewarna hijau muda dan licin. Tangkai bunga
(pedicellus) ialah bagian bunga yang tepat berada di bagian bawah bunga
yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi tangkai
bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga
juga berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) bewarna putih kekuningan terletak di tengah, putik
merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel
telur. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina pada bunga, putik pun
tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis. Benang sari
pada bunga alang-alang (Imperata cylindrica) bewarna putih kuning
kecoklatan dekat dengan putik dan merupakan alat kelamin jantan, benang
sari merupakan hasil dari metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya
sebagai alat kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Bunga
alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki mahkota bunga bewarna putih
kuning kecoklatan seperti bulu atau kapas yang mengelilingi alat
perkembangbiakan. Mahkota berfungsi sebagai alat perhiasan bunga.
Menurut Gembong (1985), mengatakan bahwa perbungaan berupa
bulir majemuk, warnanya putih, mudah diterbangkan oleh angin, agak
menguncup, panjang 6-30 cm, pada 1 tangkai terdapat 2 bulir, letaknya
bersusun, yang terletak diatas adalah bunga sempurna dan yang terletak di
bawah adalah bunga mandul. Cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm,
gulma 1, ujung bersilia, 3-6 urat, lemma 1 (sekam), bulat telur melebar,
silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam), memanjang, runcing 0,5-2,5
mm. Palea (sekam) 0,75-2 mm. Benang sari, kepala sari 2,5-3,5 mm, putih
kekuningan atau ungu. Putik yaitu kepala putik berbentuk bulu ayam.
Buahnya tipe padi, panjang bulir sekitar 3 mm, pada pangkal bulir terdapat
rambut halus panjang dan padat, warnanya putih. Bijinya berbentuk jorong,
panjang 1 mm lebih. Waktu berbunganya yaitu di bulan Januari-Desember.
Bunga alang alang merupakan bunga majemuk. Terbentuk dalam
malai sekitar 6 sampai 28 cm dan berambut panjang. Bunga berbentuk
silinder dan bergolongan bunga hermaprodit. Letak bunganya bersusun.
Bagian atas adalah bunga sempurna sedangkan yang paling bawah dalah
bunga mandul.
Menurut Wijayakusuma (1993), mengatakan bahwa perbungaan
pada bunga alang-alang yaitu berupa bulir majemuk, silindris, spikelet
berpasangan, bunga banci.warnanya putih, mudah diterbangkan angin, agak
menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu tangkai terdapat dua bulir, letak
bersusun, yang terletak di atas adalah bunga sempurna dan yang terletak di
bawah adalah bunga mandul, panjang anak bulir sekitar 3-4 mm, pada
pangkal bulir terdapat rambut alus panjang dan padat, warnanya putih,
benang sari seringkali dua, kepala sari putih atau ungu, tangkai putik dua,
kepala putik panjang, warna ungu, muncul pada ujung anak bulir.
Menurut Sri Hartati (2011), mengatakan bahwa bunga alang-alang
berbentuk malai dengan bulir bunga yang tersusun rapat, berbentuk ellips
meruncing, mempunyai rambut-rambut halus dan ringan sehingga mudah
terbawa angin. Bunga yang mudah terbawa angin akan memperluas
berkembang biakan alang-alang dari tempat semula ke tempat yang
lainnya, jarak tergantung berapa besar angin mampu membawanya. Bunga
alang-alang memiliki benang sari berwarna kekuningan dan putik tunggal
berwarna keunguan.
Menurut Rusyada (2007), mengatakan bahwa Alang-alang ialah
sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan
pertanian. Alang-alang berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun,
tinggi 30-180cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat,
berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2-3 mm, beruas-ruas.
Daun warna hijau, bentuk pita(ligulatus), panjang 12-80 cm, lebar 2-5 cm,
helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata,
pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah
kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang,
setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8-14 mm, mudah
diterbangkanangin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna
cokelat tua. Perkembangan biakan vegetatif (akar rimpang).
Menurut Gembong (1985), mengatakan bahwa alang-alang tumbuh
liar di hutan, ladang, lapangan rumput dan sisi jalan, pada daerah kering
yang mendapat sinar matahari, terdapat dari 1-2700 m di atas permukaan
laut. Terna menahun yang tumbuh tegak, tinggi 30-180 cm, mudah
berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar,
batangnya padat dan bukunya berambut jarang. Daun berbentuk pita, tegak,
ujungnya runcing, kasar, berambut jarang, panjang daun 180 cm, lebar 3
cm, warnanya hijau.
Tanaman alang-alang memiliki akar berbentuk rimpang yang
menjalar, dan berbuku buku. Akarnya keras meskipun berbentuk rimpang.
Akar alang alang dapat digunakan obat. Seperti demam dan memudahkan
kencing. Kemudian batang alang-alang berbentuk menjulang naik dan
pendek, tingginya 20 cm sampai 1,5 meter. Batang berbentuk silinder
berdiameter 2 sampai 3 mm dan beruas ruas. Di bagian ujung di tumbuhi
tunas baru. Maka dari itu pertumbuhan alang alang bisa di katakana cepat.
Rumpun alang alang tumbuh tegak lurus, dan ada bulu bulu jika sudah
mulai tinggi tumbuhnya. Daun tanaman ini termasuk tidak lengkap.
Daunnya bentuk garis memanjang, seperti pita dan berujung runcing.
Panjang daunnya sekitar 12 sampai 80 cm. Ujungnya karena lancip jadi
serasa tajam.
F. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
a. Bunga bandotan (Ageratum conyzoides) memiliki beberapa bagian
struktur bunga yaitu memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, dan
psendhatium. Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga bandotan bewarna
hijau dan ada trikoma berupa bulu-bulu halus bewarna putih. Fungsi
tangkai bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan
tangkai bunga juga sebagai penopang bunga. Putik pada bandotan
bewarna putih terletak di tengah dan bergerombol, putik merupakan alat
kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. Benang
sari pada bandotan bewarna ungu dan mengelilingi putik dan merupakan
alat kelamin jantan. Pseudhantium merupakan bunga palsu, maksudnya
bunga bandotan ini memiliki kepala bunga yang dibentuk oleh ratusan
atau ribuan bunga individu yang kecil sekali seolah-olah menyerupai satu
bunga.
b. Bunga Euphorbia milii memiliki beberapa bagian struktur bunga yaitu
memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak
bunga, dan ovarium. Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga Euphorbia
milii bewarna coklat kehijauan karena tangkainya dekat dengan bunga.
Fungsi tangkai bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan
tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bunga
Euphorbia milii bewarna kecoklatan terletak di tengah, putik merupakan
alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. 
Benang sari pada Euphorbia milii bewarna kekuningan dekat dengan
putik dan merupakan alat kelamin jantan, benang Bunga Euphorbia milii
memiliki mahkota bunga yang tersusun dari bagian serupa daun yang
mengelilingi alat perkembangbiakan. Mahkota berfungsi sebagai alat
perhiasan bunga. Dan Euphorbia milii juga memiliki 2 sepal kelopak
bunga yang berfungsi dalam melindungi pada bagian dalam bunga.
c. Bunga anggrek (Dendrobium sp) memiliki beberapa bagian struktur
bunga yaitu memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota bunga,
labellum, throat dan gynandrium. Tangkai bunga (pedicellus) pada
bunga anggrek (Dendrobium sp) bewarna putih merah muda dan
tangkainya ini licin. Fungsi tangkai bunga ialah penghubung antara
bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai
penopang bunga. Putik pada bunga anggrek (Dendrobium sp) yaitu
terletak di bawah rostelum menghadap ke labelum yang merupakan
rongga atau lubang yang dangkal, putik merupakan alat kelamin betina.
Benang sari pada anggrek memiliki tangkai sangat pendek dengan
dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut “pollinia”), fungsinya
sebagai alat kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Bunga
Anggrek memiliki mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam
“lidah” mahkota bunga yang tersusun dari bagian serupa daun yang
mengelilingi alat perkembangbiakan. Mahkota berfungsi sebagai alat
perhiasan bunga. Labellum pada bunga anggrek merupakan modifikasi
dari petal menjadi bibir bunga, kemudian pada bibir bunga terdapat
gumpalan-gumpalan. Throat pada bunga anggrek merupakan bagian
dalam dari bibir tubular. Dan Gynandrium merupakan tempat
kumpulan alat-alat kelamin bunga
d. Bunga alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki beberapa bagian
struktur bunga yaitu memiliki tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota
bunga (modifikasi). Tangkai bunga (pedicellus) pada bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) bewarna hijau muda dan licin. Fungsi tangkai
bunga ialah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga
juga berfungsi sebagai penopang bunga. Putik pada bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) bewarna putih kekuningan terletak di tengah, putik
merupakan alat kelamin betina. Benang sari pada bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) bewarna putih kuning kecoklatan dekat dengan
putik dan merupakan alat kelamin jantan, benang sari sebagai alat
kelamin jantan pada bunga (alat perkembangbiakan). Bunga alang-alang
(Imperata cylindrica) memiliki mahkota bunga bewarna putih kuning
kecoklatan seperti bulu atau kapas yang mengelilingi alat
perkembangbiakan. Mahkota bunga pada alang-alang berfungsi sebagai
alat perhiasan bunga.
G. DAFTAR PUSTAKA
Cronquist, Arthur. An Integrated System Of Classification Of Flowering
Plants, New York: Columbia University Press, 1981

Endress. P.K. 1997. Relationships Between Floral Organization. Jurnal Plant


Aystematic And Evolution. 206 (1-4):99-118.

Fitriyati, “Bunga Alang-Alang”,


https://www.planterandforester.com/2017/02/alang-alang-merah-
pennisetum-setaceum.html?m=1, dalam Google, 2017.

Gembong Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 1985.

Hartati Sri. 2011. Karakteristik Morfologi Bunga Alang-Alang, Jurnal Bul


Littro. 6 (1): 109-116.

Herbi, Identifikasi Bunga, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2015.

Herlambang, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2009.

Ihsan, Fajarul, “Euphorbia Milii”,


https://id.scribd.com/doc/73558852/Euphorbia-milii, dalam Google,
2011.

Indriyani Sari, Penuntun Praktikum Embriologi, Banjarmasin: Uin Antasari


Banjarmasin, 2021.

Iskandar, Struktur dan Perkembangan Pada Bunga, Yogyakarta: Universitas


Gadjah Mada, 2007.

Johri, Tanaman Bunga Di Dunia, Jakarta: UI Press, 1984.

Jeffrey, C, At Introduction To Plant Taxonomy. 2 nd Edition, Cambridge:


Cambridge University Press, 1982.

Krisdayanti Dewi, “Bunga Bandotan”,


http://article.sapub.org/10.5923.j.medicine.20190801.01.html, dalam
Goegle, 2019

Lyndon, RF. 1987 Rates Of Growth And Primordial Initiation During Flower
Development In Siline At Different Temperatures, Jurnal Ann Bot.
43:539-551

Novitasari, “Bunga Anggrek,


http://euisnovitasari.blogspot.com/2011/07/morfologi-anggrek.html?
m=1, dalam Google, 2011

Reid MS. 2005. Flower Development: From Bud To Bloom. Jurnal Acta Hort.
669:106-109.
Rahman W, 2011. Flower Biology. Jurnal Gardens Bulletin Singapore.
63:485-493.

Rusyada, Botani Umum I, Bandung: Angkasa, 2007.

Sarmiah, Taksonomi Tumbuhan Dan Biosistematika, Bogor: IPB Press, 2003.

Steenis, Van, Flora, Jakarta: PT Praday Paramita, 2002.

Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2009.

Lyndon, RF. 1987 Rates Of Growth And Primordial Initiation During Flower
Development In Siline At Different Temperatures, Jurnal Ann Bot.
43:539-551

Wijayakusuma, Botani Umum Angkasa: Bandung 1993

H. LAMPIRAN
1. Mengapa bunga sering dihinggapi serangga?
Jawab:
Karena bunga memiliki mahkota bunga, yaitu bagian yang indah, berbau
menyengat untuk menarik perhatian serangga, kemudian juga bunga
memiliki nektar dan serbuk sari untuk menyediakan makanan untuk
serangga. Jadi bunga ini dihinggapi serangga karena merupakan sumber
makanan bagi mereka yaitu dengan cara menghisap serbuk sari.
2. Apa saja bunga yang tergolong dalam family Asteraceae, Poaceae,
Euphorbiaceae, dan Orchidaceae?
Jawab:
Adapun bunga yang tergolong dalam family:
a. Asteraceae: bunga matahari (Helianthus annuus), bunga bandotan
(Ageratum conyzoides), bunga tai kotok (Tagetes erecta)
b. Poaceae: bunga alang-alang (Imperata cylindrica L)
c. Euphorbiaceae: Euphorbia milii
d. Orchidaceae: Anggrek (Dendrobium)
3. Apa saja struktur bunga dan penyusunnya?
Jawab:
Adapun struktur bunga dan penyusunnya yaitu:
a. Asesoris (Perhiasan)
Bagian perhiasan merupakan bagian yang berfungsi sebagai
pendukung, pelindung, serta menarik perhatian beberapa hewan yang
dapat membantu proses penyerbukan. Bagian asesoris juga memiliki
peranan sebagai alat identifikasi tumbuhan. Bagian asesoris bunga
terdiri atas:
- Kelopak merupakan bagian yang berwarna hijau yang mengandung
klorofil. Bagian ini berfungsi sebagai pelindung bunga ketika
bunga masih menguncup.
- Mahkota bagian yang mengandung pigmen warna warni yang
dapat menarik hewan tertentu seperti insekt dan burung untuk
hinggap. Hal ini dapat membantu penyerbukan bunga itu sendiri.
Jumlah mahkota bunga merupakan indikator identifikasi
tumbuhan. Tumbuhan dikotil memiliki mahkota bunga berjumlah
kelipatan 2 atau 5, sementara tumbuhan monokotil memiliki bunga
dengan jumlah mahkota kelipatan 3.
- Reseptakulum yaitu bagian dasar bunga, berfungsi sebagai
penyokong bunga.
- Pedicle atau tangkai bunga, merupakan batang muda yang
berfungsi sebgai penyokong bunga.
b. Alat kelamin, merupakan bagian – bagian bunga yang menghasilkan
sel gamet, yaitu:
- Benang sari (stamen) merupakan bagian bunga yang berperan
sebagai alat kelamin jantan (male). Benang sari terdiri atas filamen
(tangsai sari); dan kepala sari (anther). Bagian kepala sari akan
menghasilkan serbuk sari (pollen) yang berfungsi sebagai
mikrosporangium atau sel gamet jantan pada tumbuhan.
Pembentukan serbuk sari berlangsung melalui proses
mikrosporogenesis yang akan menghasilkan serbuk sari haploid.
Ketika proses polinasi (penyerbukan), seruk sari akan jatuh di
kepala putik dan akan membelah secara mitosis untuk
menghasilkan sel-sel penyerbukan (inti generatif).
- Putik (pistil atau carpel), merupakan bagian bunga yang berfungsi
sebagai alat kelamin betina. Tidak hanya itu, bunga juga
merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat perkembangan
biji yang akan menjadi buah. Putik tersusun atas stillus atau
tangkai putik, kepala putik (stigma), bakal biji dan bakal buah.
Ovum yang terkandung di dalam bakal biji (ovarium) terbentuk
melalui makrosporogenesis, proses yang hampir serupa dengan
pembentukan mikrosporogenesis. Pada angiospermae, akan terjadi
pembuahan ganda yang terjadi di dalam ovarium yakni pembuahan
antara inti generatif pollen dengan makrosporogenesis di dalam
ovarium. Pembuahan pertama terjadi antara inti generatif satu
dengan ovum yang akan membentuk embrio. Pembuahan kedua
terjadi antara inti generatif dua dengan inti kandung lembaga
sekunder untuk membentuk cadangan makanan (endosperm) yang
berfungsi sebagai sumber pertama reaksi metabolisme ketika
proses perkecambahan.

Anda mungkin juga menyukai