Anda di halaman 1dari 66

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman yang berbentuk

perdu dan termasuk kedalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber

vitamin dan mineral. Penggunaan tomat semakin luas, karena selain dikonsumsi

sebagai tomat segar dan untuk bumbu masakan, dapat diolah sebagai bahan baku

industri makanan seperti sari buah dan saus tomat

(Wasonowati, 2011 dalam Pusdatin Pertanian, 2014).

Buah tomat sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin

dan mineral. Selain itu, buah tomat juga mengandung zat pembangun jaringan

tubuh manusia dan zat yang dapat meningkatkan energi untuk bergerak dan

berpikir. Buah tomat juga mengandung serat yang berfungsi untuk memperlancar

proses pencernaan (Cahyono, 2008).

Berdasarkan data dari Direktur Jendral Hortikultura (2018) produktivitas

tanaman tomat di provinsi Su matera Utara mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014

produktivitas sebesar 20.70 ton/ha dengan luas panen sebesar 4.075 ha, di tahun

2015 meningkat hingga 23.92 ton/ha dengan luas panen 4.794 ha, ditahun 2016

mengalami penurunan hingga 21.25 ton/ha dengan luas panen 4.701 ha, di tahun

2017 meningkat hingga 21.27 ton/ha dengan luas lahan 4.577 ha dan ditahun 2018

menurun hingga 19.77 ton/ha dengan luas lahan 5.243 ha. Penurunan

produktivitas tomat di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya

pemilihan varietas yang tidak sesuai, dan teknik pemeliharaan tanaman yang

kurang efisien. Selain itu, faktor genetik juga sangat mempengaruhi kemampuan

tomat untuk menghasilkan buah.


2

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan

menggunakan benih yang bermutu tinggi. Antara lain dengan cara pembentukan

tanaman poliploid. Ranney (2002), menyatakan bahwa poliploidi sangat

memegang peranan penting dalam evolusi dan program pengembangan tanaman

budidaya. Induksi tetraploid menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produksi

dan kualitas tanaman budidaya, diantaranya Humulus lupulus atau Kerucut Hop

(Roy et al., 2001), Swainsona Formosa atau Buna Showy Donia

(Zulkarnain, 2004), dan Citrullus lanatus atau Semangka (Omran et al.,2008).

Poliploid ialah suatu peristiwa dimana jumlah kromosom digandakan

menjadi lebih banyak dibanding kromosom sebelumnya. Pada umumnya, individu

normal memiliki 2 set kromosom dan biasanya dinamakan diploid (2n). Istilah

poliploidi mengacu pada jumlah set kromosom yang dinotasikan dengan huruf ”x”

(Ranney, 2002).

Poliploidi tanaman bisa diperoleh dengan pemberian mutagen kimia yaitu

dengan menggunakan oryzalin. Oryzalin dinitroaline (3,5-dinitro-N4,N4-

dipropylsufabilamide) adalah herbisida yang efektif untuk menggandakan

kromosom dan memiliki tingkat toksisitas yang lebih rendah dibandingkan

dengan kolkisin (Kermani et al., 2003; Dunn et al., 2007).

Selain penggunaan oryzalin, kolkhisin juga dapat digunakan sebagai bahan

mutagen. Berdasarkan hasil penelitian Syaifudin et al (2013) pada tanaman cabai

keriting, menyatakan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi kolkhisin pada

perendaman kecambah memberikan perbedaan terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman cabai. Konsentrasi kolkhisin 15 ppm memberikan hasil yang

optimal terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai.


3

Berdasarkan hasil penelitian Normasiwi dan Nurlaeni (2014) menyatakan

bahwa pemberian oryzalin mempengaruhi pertumbuhan karimunting

(Rhodomyrtus tomentosa), dimana daun karimunting menjadi lebih tebal, lebih

hijau dan bergelombang.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

guna mengetahui respon pertumbuhan dan produksi dua varietas tomat

(Solanum lycopersicum L.) pada berbagai konsentrasi oryzalin.

Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi respon pertumbuhan dan produksi dua varietas

tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin.

Hipotesis Penelitian

Perendaman benih tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas tomat

serta interaksi kedua perlakuan.

Kegunaan Penulisan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan serta sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman tomat termasuk kedalam kingdom plantae, subkingdom

tracheobionta, divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo solanales, famili

solanaceae, genus solanum, spesies Solanum lycopersicum L. (Simpson, 2010).

Tanaman tomat adalah tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan

panjang mencapai ± 2 meter. Akar tanaman tomat adalah akar tunggang yang

tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar serabut yang tumbuh ke arah samping

namun dangkal. Akar tanaman tomat mampu menembus lapisan tanah pada

kedalaman 30 – 70 cm (Fitriani, 2012; Listyarini dan Harianto, 2007).

Batang tanaman tomat berbentuk bulat dan segi empat, membengkak pada

buku-buku dan berwarna hijau. Bagian batang yang masih muda berbulu dan ada

yang berkelenjar, mudah patah dan bercabang banyak (Wiryanta, 2004).

Daun pada tanaman tomat berbentuk oval dengan panjang mencapai

20 – 30 cm, berbentuk majemuk dan terdiri dari beberapa anak daun yang

tumbuhnya selang seling dengan tipe helaian daun menyirip. Daun tomat biasanya

tumbuh didekat ujung dahan berwarna hijau dan berbulu (Syukur et al., 2015).

Bunga pada tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam

dompolan dengan jumlah bunga 5 hingga 10 per dompolan. Kuntum bunga tomat

terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Serbuk sari bunga

terdapat kantong dan letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung dan

mengelilingi tangkai kepala putik dengan tipe berumah satu sehingga dapat

melakukan penyerbukan sendiri. (Wiryanta, 2004).


5

Buah tanaman tomat biasanya berbentuk lonjong, oval, pipih, meruncing

dan bulat. Buah tomat sering disebut buah buni, pada saat muda berwarna hijau,

berbulu dan keras, setelah tua berwarna merah muda, merah atau kuning, cerah

dan mengkilat serta relatif lunak. Diameter buah tomat berkisar 2 – 15 cm

tergantung dengan varietasnya (Ambarwati et al., 2013).

Biji berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau

cokelat muda. Panjang biji tomat berkisar 3 – 5 mm dengan lebar berkisar 2 – 4

mm. Biji tanaman tomat saling melekat dan diselimuti dengan daging buah.

Jumlah biji bervariasi tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200

biji perbuah (Wiryanta, 2004).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tomat dapat tumbuh di ketenggian tempat 0 – 1250 mdpl, dan dapat

tumbuh optimal di dataran tinggi dengan ketinggian >750 mdpl. Suhu yang

optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 23oC di siang hari dan 17 oC di malam

hari. Pada temperatur tinggi (diatas 32 oC) warna buah tomat cenderung kuning

sedangkan pada temperatur tidak stabil cenderung tidak merata. Tomat

menginginkan cahaya matahari yang penuh tetapi tidak terlalu terik, suhu malam

yang sejuk dan drainase yang baik (Lubis, 2004).

Pada fase vegetatif, tanaman tomat memerlukan curah hujan yang cukup.

Sedangkan pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit, karena akan

menghambat persarian (pembuahan). Curah hujan yang ideal berkisar antara 750

hingga 1250 mm per tahun (Cahyono, 2016).


6

Tanah

Jenis tanah yang baik untuk tanaman tomat ialah tanah liat yang

mengandung pasir, tanah dalam keadaan subur, mengandung banyak bahan

organik, drainase baik. Menurut Tafajani (2010), untuk mendapatkan tomat

dengan hasil yang bak, maka dibutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur,

berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik, serta pH tanah netral

berkisar 5,5 - 7.

Tanaman tomat tidak menyukai tanah yang tergenang. Tanah yang

tergenang dapat menyebabkan akar tomat busuk dan sulit untuk menyerap unsur

atau zat hara dari dalam hara. Selain itu, sirkulasi udara disekitar akar berkurang

sehingga tanaman akan mati (Tugiyono, 2005).

Mutasi

Mutasi adalah perubahan pada sekuen DNA. Mutasi dapat terjadi pada

genom yang mana saja. Akan tetapi, perubahan-perubahan fenotipik hanya terlihat

pada organisme jika mutasi terjadi dalam sekuens sebuah gen. Alel-alel mutan

memiliki sekuens yang sedikit berbeda dengan alel-alel wild

(Elrod and Stansfield, 2007).

Mutasi dapat juga didefinisikan sebagai perubahan materi genetik, yang

merupakan sumber pokok dari semua keragaman genetik dan bagian dari

fenomena alam. Tipe perubahan genetik yang termasuk dalam mutasi terjadi

secara acak, maka mungkin saja perubahan tersebut meningkatkan kemampuan

organisme untuk bertahan hidup, tumbuh dan bereproduksi (Aisyah, 2006).

Induksi mutasi dapat dilakukan dengan beberapa mutagen, yaitu analog

basa, mutagen kimia, dan mutagen fisik (Yuwono, 2008).


7

Oryzalin

Oryzalin adalah herbisida yang efektif sebagai agen pengganda kromosom

dan memiliki tingkat toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kolkisin

(Kermani, et al., 2003; Dunn et al., 2007).

Sistem kerja oryzalin adalah dengan menghambat polymerase

mikrotubulus dan mengganggu proses mitosis sel sehingga kromosom yang

tereplikasi dicegah untuk memisah dan berada dalam satu sel, sehingga sel

memiliki jumlah kromosom dua kali lipat. Penggunaan oryzalin lebih efektif,

hanya dengan dosis yang rendah mampu menginduksi tingkat poliploidi tanaman

serta memperluas keragaman genetiknya. Selain itu oryzalin lebih spesifik

mengikat tubulin pada material tanaman (Jones et al., 2008).

Gambar 1. Rumus Kimia Oryzalin

Tingkat keberhasilan induksi poliploidi tanaman bergantung pada

beberapa faktor diantaranya asal bahan tanam, jenis dan konsentrasi senyawa

mutagen yang digunakan, lama perlakuan dan penetrasi dari senyawa mutagen

(Allum et al., 2007).


8

Beberapa penelitian lebih banyak menggunakan oryzalin dan kolkisin

sebagai senyawa mutagen untuk menginduksi poliploidi tanaman, namun oryzalin

lebih efektif digunakan daripada kolkisin yang bersifat lebih racun

(Tamayo-Ordonez et al., 2016).

Bahan tanam yang biasa digunakan adalah bahan tanam yang masih aktif

membelah, misalnya dengan menggunakan biji (Xing et al., 2011), kecambah

(Jaskani et al., 2007), kalus (Hebert et al., 2010), embrio somatik

(Samala dan Te-Chato 2012) ataupun kultur tunas in vitro (Poerba et al. 2017).
9

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara Medan mulai bulan Juni sampai dengan Oktober 2019 dengan

ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas

Permata F1 dan varietas Tymoti F1 sebagai objek pengamatan, oryzalin sebagai

perlakuan, DMSO (dimitil sulfoksida) untuk melarutkan oryzalin, aquabidest

sebagai bahan pelarut, top soil, sekam padi, kascing (vermikompos) sebagai

media tanam.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk

memebersihkan dan mengolah lahan, papan telur untuk menyemaikan benih,

shaker untuk menggojok benih yang direndam oryzalin, erlenmeyer untuk

merendam benih tomat, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk

mengukur tinggi tanaman, bambu untuk ajir tanaman, polybag untuk tempat

media tumbuh, kamera untuk mengambil gambar penelitian dari awal sampai

akhir penelitian, timbangan analitik untuk menimbang oryzalin dan bobot segar

buah, jangka sorong digital untuk mengukur diameter batang dan diameter buah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

dengan dua faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Varietas Tomat, dengan 2 jenis varietas :

V1 = Varietas Permata F1
10

V2 = Varietas Tymoti F1

Faktor II : Konsentrasi Oryzalin, dengan 5 taraf perlakuan :

C0 = 0 µM

C1 = 30 µM

C2 = 60 µM

C3 = 90 µM

C4 = 120 µM

Dengan demikian diperoleh 10 kombinasi perlakuan, yaitu :

V1C0 V1C1 V1C2 V1C3 V1C4

V2C0 V2C1 V2C2 V2C3 V2C4

Kombinasi Perlakuan = 10 kombinasi

Jumlah Ulangan = 3 ulangan

Jumlah Plot = 30 plot

Ukuran 1 Plot = 120 cm x 120 cm

Jarak antar Block = 50 cm

Jarak antar Plot = 30 cm

Jumlah Sampel/Plot = 5 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rancangan acak

kelompok (RAK) 2 faktorial berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ+ρi+αj+βk+(αβ)jk+ɛijk

i = 1,2,3 j= 1,2, k=1,2,3,4,5

Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan pada block ke-i dengan varietas pada taraf ke-j

dan konsentrasi oryzalin pada taraf ke-k


11

µ = nilai tengah

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh perlakuan Varietas pada taraf ke-j

βk = Pengaruh perlakuan Konsentrasi Oryzalin pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara perlakuan perlakuan Varietas pada taraf ke-

j dan Konsentrasi Oryzalin pada taraf ke-k

ɛijk = Pengaruh galat pada block ke-i, perlakuan Varietas pada taraf ke-j

dan Konsentrasi Oryzalin pada taraf ke-k

Data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan program Microsoft Excel.

Perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan

pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1995).


12

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dengan menggunakan

cangkul.

Pembuatan Plot

Dibuat plot sebanyak 30 plot, dengan masing – masing 10 plot per ulangan

dengan ukuran plot 120 cm x 120 cm, dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak

antar ulangan 50 cm.

Pembuatan Oryzalin

Dibuat larutan stok oryzalin dengan konsentrasi 120 µM yang dilarutkan

dengan sedikit DMSO (dimitil sulfoksida) pekat ditambah dengan aquabidest.

Untuk membuat larutan oryzalin dengan konsentrasi 30, 60, 90, dan 120 µM

diambil dari larutan stok yang telah dibuat dengan menggunakan rumus

pengenceran (V1 x M1 = V2 x M2) (Gunawan, 2004).

Perendaman Benih Tomat

Benih tomat direndam dalam larutan oryzalin sesuai perlakuan dan

digojok dengan menggunakan shaker selama 24 jam dengan kecepatan 100 rpm.

Penyemaian Benih Tomat

Benih tomat yang telah mendapat perlakuan disemaikan di papan telur

yang telah dipersiapkan media dengan campuran arang sekam dan vermikompos

1:1 kemudian diletakan di tempat teduh.

Penanaman

Bibit tomat mulai berumur 14 hari yang sudah memiliki ± 5 helai daun,

dipindah tanamkan ke polybag penyapihan dengan diameter 20 cm yang telah


13

diisi dengan media tanam berupa campuran top soil, sekam padi dan kascing

dengan perbandingan 2:2:1. Bibit yang sudah berumur 30 hari dipindah tanamkan

ke polybag diameter 40 cm dan dipelihara sampai panen.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan 1 hari sekali, dilakukan pada pagi hari atau sore

hari.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada gulma yang tumbuh di areal polybag maupun

di plot secara manual.

Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST pada

perlakuan C0 dan C1. Tanaman yang terlambat pertumbuhannya (C2, C3 dan C4)

diberikan pupuk daun pada umur 3 MST dengan menyemprotkan pupuk daun

dengan dosis 1 ml/l air. Pemupukan kedua dilakukan bersamaan dengan pengisian

polybag pada umur 4 MST Pupuk yang digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan

dosis 5 g/tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 6

MST. Pupuk yang digunakan adalah Amophos dan KCl dengan dosis 5

g/tanaman. Pemupukan keempat dilakukan pada saat tanaman berumur 8 MST.

Pupuk yng digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 5 g/tanaman.

Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dibuat pada saat tanaman beruur 30 hari dengan tujuan

agar tanaman tidak roboh dengan mengikat ajir pada batang tanaman dengan

ketinggian ajir 1,75 meter dan lebar 3 cm.


14

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5

EC, dosis 0,25 – 0,5 ml/l. Pengendalian penyakit dilakukan dengan fungisida

Dithane M-45, dosis 1 g/l. Pengendalian dilakukan apabila tanaman sudah

menunjukan gejala terserang.

Panen

Panen dilakukan apabila buah tomat sudah matang fisiologis dengan

kriteria buah berwarna merah dan sudah tidak telalu keras. Buah tomat dipanen

dengan cara memuntir buah tomat secara hati – hati hingga tangkai terputus.

Panen dilakukan hingga tanaman berumur 4 bulan.

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman (cm) dilakukan pada umur 2 – 8 MST.

Pengukuran tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran dari permukaan

tanah hingga titik tumbuh tanaman.

Jumlah Daun

Jumlah daun (helai) dihitung pada umur 2 – 8 MST. Jumlah daun dihitung

dengan menghitung jumlah daun secara keseluruhan.

Diameter Batang

Diameter batang (mm) diukur pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, dan 8

MST dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm. Diameter

batang diukur 10 cm dari pangkal batang.


15

Jumlah Buah per Tanaman

Jumlah buah per tanaman (buah) dihitung di akhir penelitian. Pengukuran

dilakukan dengan cara menghitung jumlah buah tomat yang dipanen sampai

tanaman berumur 4 bulan.

Bobot Segar Tomat per Tanaman

Tomat yang telah dipetik dari tanaman dibersihkan dan ditimbang per

buah dengan menggunakan timbangan analitik dan ditotalkan.

Diameter Buah

Diameter buah (mm) dihitung dengan menggunakan jangka sorong.

Diameter buah diukur pada saat panen dengan mengukur buah secara horizontal.
16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman dapat dilihat pada

lampiran 7 - 20 yang menunjukkan bahwa interaksi kedua perlakuan yaitu varietas

dan konsentrasi oryzalin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4, 5, 6

dan 8 MST, konsentrasi oryzalin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 7

MST, namun varietas tomat berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 –

8 MST.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa data pengamatan 2 MST pada varietas

Permata (V1) tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan C0 yaitu 31,62 cm yang

tidak berbeda nyata dengan perlakuan C1 (23,67 cm) namun berbeda nyata dengan

perlakuan C2, C3 dan C4. Pada varietas Tymoti (V2) tinggi tanaman tertinggi

diperoleh pada perlakuan C0 yaitu 24,93 cm yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan C1 (24,93 cm) namun berbeda nyata dengan perlakuan C 2, C3 dan C4.

Dimana rataan tanaman terendah terdapat pada kombinasi perlakuan V1C4

(2,51 cm).

Data pengamatan 3, 4, 5, 6 MST pada varietas Permata (V 1) tanaman

tertinggi terdapat pada perlakuan C0 yaitu 44,29 cm, 47,19 cm, 59,86 cm, dan

72,09 cm secara berurut yang berbeda nyata dengan perlakuan C 1, C2, C3 dan C4.

Pada varietas Tymoti (V2) tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan C0

yaitu 27,57 cm, 30,71 cm, 45,68 cm, 56,79 cm yang berbeda nyata dengan

perlakuan C1, C2, C3 dan C4. Dimana rataan tanaman terendah terdapat pada

kombinasi perlakuan V1C4 (3,51 cm, 5,48 cm, 9,31 cm, 15,47 cm).
17

Tabel 1. Tinggi tanaman dua varietas tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin
umur 2 – 8 MST
Oryzalin
MST Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
-----------------------------cm----------------------------
V1 31.62a 23.67ab 7.01c 3.40c 2.51c 13.64
2
V2 24.93ab 23.42ab 22.40b 4.24c 5.58c 16.11
  Rataan 28.28 23.55 14.70 3.82 4.05  
V1 44.29a 29.39b 9.59c 4.68c 3.51c 18.29
3
V2 27.57b 29.31b 26.89b 6.01c 7.01c 19.35
  Rataan 35.93 29.35 18.24 5.34 5.26  
V1 47.19a 32.59b 13.13c 7.09c 5.48c 21.10
4
V2 30.71b 32.89b 30.29b 9.43c 9.96c 22.65
  Rataan 38.95 32.74 21.71 8.26 7.72  
V1 59.86a 42.79b 23.93c 12.31d 9.31d 29.64
5
V2 45.68b 41.79b 37.25b 16.17cd 17.75cd 31.73
  Rataan 52.77 42.29 30.59 14.24 13.53  
V1 72.09a 57.97b 32.63d 21.27e 15.47f 39.89
6
V2 56.79b 54.86bc 44.26c 23.86de 26.65de 41.28
  Rataan 64.44 56.41 38.45 22.56 21.06  
V1 82.13 70.38 45.85 34.30 25.15 51.56
7
V2 70.39 68.21 55.21 34.30 38.67 53.36
  Rataan 76.26a 69.29a 50.53b 34.30c 31.91c  
V1 91.40a 78.43ab 55.65cd 45.07d 32.85e 60.68
8
V2 79.25ab 76.7b 63.56c 43.49de 48.71d 62.34
  Rataan 85.32 77.57 59.60 44.28 40.78  
Keterangan Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom dan/atau baris yang sama
pada setiap perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf α = 5%.

Data pengamatan 7 MST menunjukkan MST pada varietas Permata (V 1)

tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan C0 yaitu 82,13 cm yang. Pada varietas

Tymoti (V2) tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan C0 yaitu 70,39 cm

Dimana rataan tanaman terendah terdapat pada kombinasi perlakuan V1C4

(25,15 cm).

Data pengamatan 8 MST MST pada varietas Permata (V1) tanaman

tertinggi terdapat pada perlakuan C0 yaitu 91,40 cm yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C1 (78,43 cm) namun berbeda nyata dengan perlakuan C2, C3
18

dan C4. Pada varietas Tymoti (V2) tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada

perlakuan C0 yaitu 79,25 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan C 1, C2, C3 dan

C4. Dimana rataan tanaman terendah terdapat pada kombinasi perlakuan V1C4

(32,85 cm).

Jumlah Daun

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun dapat dilihat pada lampiran

21 - 34 yang menunjukkan bahwa interaksi kedua perlakuan yaitu varietas dan

konsentrasi oryzalin berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 5, 6, 7 dan 8 MST.

Konsentrasi oryzalin berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2, 3 dan 4 MST,

namun vareitas berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan

8 MST.

Pada Tabel 2 diperoleh bahwa rataan jumlah daun tertinggi pada 2 MST

terdapat pada varietas Permata (V1) pada perlakuan C0 yaitu 6,87 helai. Pada

varietas Tymoti (V2) yaitu 4,05 helai sedangkan pada perlakuan konsentrasi

oryzalin yang tertinggi diperoleh pada C0 atau tanpa pemberian oryzalin yaitu 6,60

helai yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan jumlah daun

terendah pada C4 yaitu 2,00 helai.

Pada Tabel 2 diperoleh bahwa rataan jumlah daun tertinggi pada 3 MST

terdapat pada Varietas Tymoty (V2) yaitu 7,61 helai sedangkan pada perlakuan

konsentrasi oryzalin, jumlah daun tertinggi pada perlakuan C0 atau tanpa

pemberian oryzalin yaitu 12,27 helai yang berbeda tidak nyata dengan C1 dan

berbeda nyata dengan C2, C3, C4 dengan rataan terendah pada C4 yaitu 2,67 helai.
19

Tabel 2. Jumlah daun dua varietas tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin umur
2-8 MST
Oryzalin
MST Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
--------------------------helai-----------------------------
V1 6.87 4.40 3.53 2.93 2.00 3.95
2
V2 6.33 5.47 3.73 2.73 2.00 4.05
  Rataan 6.60a 4.93b 3.63c 2.83d 2.00e  
V1 12.80 10.40 7.33 4.07 2.87 7.49
3
V2 11.73 11.67 7.40 4.80 2.47 7.61
  Rataan 12.27a 11.03a 7.37b 4.43c 2.67d  
V1 17.27 15.80 11.13 6.67 6.33 11.44
4
V2 17.07 20.33 13.20 8.47 5.47 12.91
  Rataan 17.17a 18.07a 12.17b 7.57c 5.90c  
V1 39.40a 34.40a 18.67b 14.00bc 10.67c 23.43
5
V2 40.40a 37.67a 33.87a 16.20bc 12.60bc 28.15
  Rataan 39.90 36.03 26.27 15.10 11.63  
V1 66.67a 55.13bc 32.80d 21.60ef 17.67f 38.77
6
V2 55.60bc 58.53b 48.40c 25.73de 23.40e 42.33
  Rataan 61.13 56.83 40.6 23.67 20.53  
V1 83.00a 65.53bc 48.47de 36.80f 25.07g 51.77
7
V2 69.20bc 70.67ab 58.93cd 39.13ef 32.20fg 54.03
  Rataan 76.10 68.10 53.70 37.97 28.63  
V1 94.87a 78.60bc 56.80d 41.80e 30.27f 60.47
8
V2 80.40b 80.93b 69.27c 44.00e 38.13f 62.55
  Rataan 87.63 79.77 63.03 42.90 34.20  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom dan/atau baris yang sama
pada setiap perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf α = 5%.

Pada Tabel 2 diperoleh bahwa rataan jumlah daun tertinggi pada 4 MST

terdapat pada Varietas Tymoty (V2) yaitu 12,91 helai sedangkan pada perlakuan

konsentrasi oryzalin jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan C 1 atau

pemberian oryzlin dengan konsentrasi 30µM yaitu 18,07 helai yang berbeda tidak

nyata dengan M0 dan berbeda nyata dengan C2, C3, C4 dengan rataan terendah

pada C4 yaitu 5,90 helai.

Data pengamatan 5 MST pada kombinasi perlakuan V2C0 menghasilkan

rataan jumlah daun tertinggi yaitu 40,4 helai yang tidak berbeda nyata dengan
20

kombinas perlakuan V1C0, V1C1, V2C1 dan V2C2 namun berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan V1C2, V1C3, V1C4, V2C3 dan V2C4 dengan rataan terendah

pada kombinasi perlakuan V1C4 yaitu 10.67 helai.

Data pengamatan 6 MST pada kombinasi perlakuan V1C0 menghasilkan

rataan jumlah daun tertinggi yaitu 66,72 helai yang berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan lainnya dengan rataan jumlah daun terendah pada kombinasi

perlakuan V1C4 yaitu 17.67 helai.

Data pengamatan 7 MST pada kombinasi perlakuan V1C0 menghasilkan

rataan jumlah daun tertinggi yaitu 83,00 helai yang tidak berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan V2C1 namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan

V1C1, V1C2, V1C3, V1C4, V2C1, V2C2, V2C3 dan V2C4 dengan rataan terendah pada

kombinasi perlakuan V1C4 yaitu 25,07 helai.

Data pengamatan 8 MST pada kombinasi perlakuan V1C0 menghasilkan

rataan jumlah daun tertinggi yaitu 94,87 helai yang berbeda nyata dengan semua

kombinasi perlakuan lainnya dengan rataan terendah pada kombinasi V1C4 yaitu

30,27 helai.

Diameter Batang

Data pengamatan dan sidik ragam diameter batang dapat dilihat pada

lampiran 33-40 yang menunjukkan bahwa varietas tomat berpengaruh nyata

terhadap diameter batang 2 MST, konsentrasi oryzalin berpengaruh nyata

terhadap diameter batang 6 MST. Serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh

nyata terhadap jumlah daun 4 dan 8 MST.


21

Tabel 3. Diameter batang dua varietas tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin umur 2,
4, 6 dan 8 MST
Oryzalin
MST Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
---------------------------mm----------------------------
V1 0.69 0.41 0.31 0.19 0.11 0.34a
2
V2 0.67 0.37 0.21 0.09 0.07 0.28a
  Rataan 0.68a 0.39b 0.26c 0.14d 0.09e  
V1 1.59a 1.32b 1.02c 0.31e 0.18f 0.88
4
V2 1.67a 1.27b 0.82d 0.37e 0.11f 0.85
  Rataan 1.63a 1.30b 0.92c 0.34d 0.15e  
V1 1.81 1.61 1.24 0.68 0.51 1.17
6
V2 1.87 1.54 1.27 0.70 0.43 1.16
  Rataan 1.84a 1.57b 1.26c 0.69d 0.47e  
V1 2.02b 1.81c 1.37d 1.20ef 0.89h 1.46
8
V2 2.26a 1.84c 1.35de 1.14fg 1.02gh 1.52
  Rataan 2.14 1.83 1.36 1.17 0.96  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolo, dan/atau baris yang sama
pada setiap perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf α = 5%.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa data pengamatan 2, 4 dan 6 MST pada

penggunaan Varietas Permata (V1) menghasilkan rataan diameter batang terbesar

yaitu 0,34 mm, 0,88 mm, 1,17 mm. Pemberian oryzalin 0 µM (C 0) menghasilkan

rataan diameter batang terbesar yaitu 0.68 mm, 1,63 mm dan 1,86 mm yang

berbeda nyata dengan pemberian oryzalin 30, 60, 90, 120 µM (C1, C2, C3 dan C4)

dimana rataan terendah masing – masing diperoleh pada C 4 yaitu 0,09 mm, 0,15

mm, 0,47 mm.

Data pengamatan 8 MST pada kombinasi perlakuaan V2C0 menghasilkan

rataan diameter batang terbesar yaitu 2,26 mm yang tidak berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan lainnya dengan rataan terendah diperoleh pada kombinasi

perlakuan V1C4 yaitu 0.86 mm.


22

Jumlah Buah per Tanaman

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah buah per tanaman dapat dilihat

pada lampiran 43 - 44 yang menunjukkan bahwa varietas tomat berpengaruh

nyata, namun konsentrasi oryzalin dan interaksi keduanya berpengaruh tidak

nyata terhadap jumlah buah per tanaman.

Tabel 4. Jumlah buah per tanaman dua varietas tomat pada berbagai konsentrasi
oryzalin
Oryzalin
Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
-----------------------------buah--------------------------
V1 13.80 13.93 14.53 9.13 8.07 11.89b
V2 16.80 16.80 20.80 16.33 18.13 17.77a
Rataan 15.30 15.37 17.67 12.73 13.10  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa data pengamatan jumlah buah per

tanaman pada Varietas Permata (V2) menghasilkan buah lebih banyak sebesar

17,77 buah yang berbeda nyata dengan Varietas Tymoty (V1) yaitu 11,89 buah.

Dan pada perlakuan C2 menghasilkan buah lebih banyak sebesar 17,67 buah

dibandingkan dengan C0, C1, C3 dan C4.

Bobot Segar Tomat per Tanaman

Data pengamatan dan sidik ragam bobot segar tomat per tanaman dapat

dilihat pada lampiran 45 - 46 yang menunjukkan bahwa varietas tomat

berpengaruh nyata, namun konsentrasi oryzalin dan interaksi keduanya

berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar buah per tanaman.

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa data pengamatan bobot segar tomat per

tanaman tertinggi terdapat pada Varietas Tymoty (V2) yaitu 617,83 g yang

berbeda nyata dengan Varietas Permata (V1) yaitu 393,45 g. Pada perlakuan
23

oryzalin, bobot segar tomat tertinggi terdapat pada perlakuan C 2 sebesar 598,71 g

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Tabel 5. Bobot segar tomat per tanaman dua varietas tomat pada berbagai
konsentrasi oryzalin
Oryzalin
Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
-------------------------------g----------------------------
V1 401.05 446.06 514.37 310.36 295.40 393.45b
V2 563.83 554.97 683.05 627.63 659.68 617.83a
Rataan 482.44 500.51 598.71 468.99 477.54  
Keterangan Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Diameter buah

Data pengamatan dan sidik ragam bobot segar buah per tanaman dapat

dilihat pada lampiran 47 - 48 yang menunjukkan bahwa konsentrasi oryzalin

berpengaruh nyata, namun varietas tomat dan interaksi keduanya berpengaruh

tidak nyata terhadap diameter buah.

Tabel 6. Diameter buah dua varietas tomat pada berbagai konsentrasi oryzalin
Oryzalin
Varietas Rataan
C0 C1 C2 C3 C4
----------------------------mm----------------------------
V1 36.33 37.53 38.57 38.02 39.28 37.95
V2 37.63 38.99 38.59 41.34 40.51 39.41
Rataan 36.98b 38.26ab 38.58a 39.68a 39.90a  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa data pengamatan diameter buah terbesar

terdapat pada perlakuan C4 yaitu 39,90 mm yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan C3, C2 dan C1 (39,86 mm, 38,58 mm dan 38, 26 mm) namun berbeda

nyata dengan perlakuan C0 (36,98 mm). Diameter buah terbesar cenderung

diperoleh pada V2 sebesar 39,41 mm.


24

Pembahasan

Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan Dua


Varietas yang Berbeda

Pada parameter diameter batang umur 2 MST diameter batang terbesar

diperoleh pada V1 yaitu 0,34 mm dan terkecil pada V2 yaitu 0,28 mm. Ini

menunjukan bahwa V1 lebih mampu beradapatasi dibanding dengan V2 yang

dibuktikan dengan hasil diameter batang yang lebih besar. Hal ini disebabkan

karena V1 memiliki kemampuan tumbuh yang lebih baik pada kondisi lingkungan

dan media tanam yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Yuliandawati (2012) yang mengatakan bahwa suatu tanaman akan tumbuh dengan

subur apabila elemen yang dibutuhkan cukup tersedia.

Pada parameter jumlah buah per tanaman, jumlah buah terbanyak terdapat

pada V2 yaitu 17,77 buah dan terkecil pada V 1 yaitu 11,89 buah. Ini disebabkan

karena genetik setiap tanaman berbeda beda sehingga mampu mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat

Adrianus (2012) menyatakan bahwa setiap tanaman menunjukkan pertumbuhan

dan hasil yang berbeda akibat dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Dimana

faktor genetik merupakan faktor keturunan yang dimiliki oleh setiap varietas

sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang ditimbulkan oleh habitat tempat

tanaman tersebut tumbuh.

Jumlah buah yang sedikit juga disebabkan oleh faktor lain yaitu banyak

buah yang terkena blossom end rot (penyakit busuk pantat buah) dimana blosoom

end rot ini menyerang buah yang masih muda, buah yang semi matang dan

bahkan pada buah yang hendak dipanen, sehingga mampu menurunkan jumlah

buah yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan literatur Badan Litbang Pertanian
25

(2014) yang mengatakan bahwa blossom end rot atau dikenal dengan nama busuk

pantat buah merupakan salah satu jenis penyakit paling mematikan pada buah

tomat. Biasanya serangan penyakit ini terjadi pada buah yang masih muda, buah

yang semi matang atau pada buah tomat yang sudah masak dan siap dipetik.

Gambar 2. Buah tomat yang terkena blossom end rot

Pada parameter bobot segar tomat per tanaman , bobot segar tertinggi

terdapat pada V2 yaitu 617,83 g dan terkecil pada V 1 yaitu 393,45 g. Hasil ini

menunjukkan bahwa V2 menghasilkan buah yang lebih besar dibandingkan

dengan varietas Permata F1 (V1). Hal ini sesuai dengan deskripsi tanaman

menurut Kementrian Pertanian (1999) yang menyatakan bahwa bobot per buah

vaiertas Tymoty F1 sekitar 53 – 60 g/buah sedangkan varietas Permata F1 sekitar

50 g/buah.

Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat (Solanum lycopersicum L.)


Pada Berbagai Konsentrasi Oryzalin

Pada parameter tinggi tanaman umur 7 MST, tinggi tanaman tertinggi

terdapat pada perlakuan C0 (76,26 cm) yang tidak berbeda nyata dengan M1 (69,29

cm) dan berbeda nyata dengan C2, C3 dan C4 (50,53 cm, 34,30 cm dan 31,91 cm).
26

Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi oryzalin yang digunakan

maka pertumbuhan tanaman akan semakin terhambat atau tertekan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suryo (1995) yang mengatakan bahwa jika konsentrasinya

terlalu tinggi atau lama perendaman terlalu lama, maka kolkhisin akan

memperlihatkan pengaruh negatif, yaitu penampilan tanaman menjadi jelek, sel-

sel banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan matinya tanaman.

Pada parameter jumlah daun umur 2 – 3 MST, jumlah daun terbanyak

terdapat pada perlakuan C0 (6,60 helai dan 12,27 helai) dan terendah terdapat pada

perlakua C4 (2,00 dan 2,67 helai), namun pada umur 4 MST jumlah daun

terbanyak terdapat pada perlakuan C1 (18,07 helai) dan terendah terdapat pada M4

(5,90 helai). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinaga et al (2014)

pada tanaman kacang hijau menggunakan kolkhisin dimana semakin tinggi

konsentrasi, jumlah daun yang dihasilkan semakin sedikit. Hal ini terjadi karena

penggunaan oryzalin diharapkan mampu memutasi tanaman sehingga bersifat

poliploid sehingga laju pertumbuhan lebih lambat dibandingkan dengan yang

diploid. Hal ini sesuai dengan pendapat Poespodarsono (1998) yang mengatakan

bahwa secara umum pengaruh poliploid bagi tanaman adalah laju pertumbuhan

lebih lambat dibandingkan dengan diploid.

Pada parameter diameter batang, umur 2 dan 6 MST tanaman dengan

diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan C0 (0,68 mm dan 1,84 mm) dan

terendah terdapat pada perlakuan C4 (0,09 mm dan 0,47 mm). Hal ini diduga

karena tanaman yang terkena oryzalin merupakan turunan pertama sehingga akan

mengakibatkan kerusakan morfologi pada tanaman diantaranya penurunan

diameter batang pada konsentrasi tertingi. Hal ini sesuai dengan penelitian Kamal
27

(2006) pada mutagen fisika menggunakan iradiasi menyatakan bahwa tanaman

kontrol memiliki nilai rata - rata diameter batang tertinggi sedangkan yang

terendah dimiliki oleh tanaman dengan perlakuan dosis iradiasi yang paling

tinggi. Namun demikian, secara umum diameter batang tanaman menurun

pada dosis iradiasi tinggi bila dibandingkan dengan kontrol.

Pada parameter diameter buah, diameter buah terbesar terdapat pada

perlakuan C4 yaitu 39,90 mm yang berbeda tidak nyata dengan C3, C2 dan C1

(39,68 mm, 38,58 mm dan 38,26 mm) namun berbeda nyata dengan C0 yaitu

36,98 mm. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sartika (2017) pada tanaman

semangka menggunakan kolkhisin, dimana penggunaan kolkhisin mampu

meningkatkan diameter buah semangka. Hal ini disebabkan karena penggunaan

oryzalin menyebabkan terjadinya penambahan jumlah kromosom sehingga

meyebabkan ukuran sel menjadi lebih besar sehingga ukuran buahnya juga lebih

besar dibandingkan dengan tanpa oryzalin. Hal ini sesuai dengan pendapat

Wiendra et al (2011) yang mengatakan bahwa berkas pengankut xylem dan floem

akan membesar seiring pembesaran sel akibat pengaruh kolkhisin sehinnga

translokasi pada tanaman berlangsung dengan optimal.

Interaksi Antara Dua Varietas Tomat dan Pemberian Berbagai Konsentrasi


Oryzalin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat
(Solanum lycopersicum L.)

Pada parameter tinggi tanaman tinggi tanaman tertinggi terdapat pada

kombinasi perlakuan V1C0 dan terendah terdapat pada kombinasi perlakuan V1C4.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Syaifudin et al (2013)

pada tanaman cabai keriting dimana penggunaan kolkhisin mampu meningkatkan

tinggi tanaman. Pada perlakuan V1C4, pengaruh oryzalin tidak dapat ditoleransi
28

oleh jaringan tanaman, sehingga pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan

dengan V1C0. Menurut Wistiani (2014) pemberian kolkhisin pada konsentrasi

yang tepat mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Gambar 3. Penampilan tanaman tomat Varietas Permata F1 30


hari setelah semai

Pada parameter jumlah daun, jumlah daun tertinggi terdapat pada

kombinasi perlakuan V2C0 dan terendah pada kombinasi perlakuan V1C4 pada

umur 5 MST. Pada umur 6 – 8 MST jumlah daun tertinggi terdapat pada

perlakuan V1C0 dan terendah terdapat pada perlakuan V1C4. Hal ini juga terjadi

pada penelitian Haryanti et al (2009) dimana pada konsentrasi kolkhisin 0%

jumlah daunnya lebih tinggi sebesar 7,80 tangkai pada tanaman pacar air, dan

pada konsentrasi 0,20% hanya 5,20 tangkai. Penurunan jumlah daun disebabkan

oleh oryzalin dimana, pembelahan sel menjadi lebih lambat. Hal ini sesuai dengan

pendapat Haryanti et al (2009) yang mengatakan bahwa pengaruh kolkhisin

memperlambat pembelahan sel yang menyebabkan perkembangan primordial

daun yang lambat.

Pada parameter diameter batang umur 4 dan 8 MST, dimana diameter

batang tertinggi terdapat pada interaksi V2C0 dan terendah pada perlakuan V1C4.
29

Penurunan diameter batang juga terjadi pada penelitian Aili (2016) pada tanaman

jagung, dimana semakin tinggi konsentrasi kolkhisin maka diameter batangnya

juga menurun. Oryzalin dengan dosis yang rendah lebih efektif menginduksi

poliploidi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Jones et al (2008) yang

mengatakan bahwa penggunaan oryzalin lebih efektif, hanya dengan dosis yang

rendah mampu menginduksi tingkat poliploidi tanaman.


30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Penggunaan dua varietas berbeda berpengaruh nyata pada parameter diameter

batang umur 2 MST, jumlah buah per tanaman dan bobot segar buah per

tanaman.

2. Pemberian oryzalin pada berbagai konsentrasi berpengaruh nyata pada

parameter tinggi tanaman umur 7 MST, jumlah daun umur 2 – 4 MST,

diameter batang 2 dan 6 MST, dan diameter buah.

3. Interaksi kedua perlakuan yaitu varietas yang berbeda dan pemberian oryzalin

pada berbagai konsentrasi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman

umur 2 – 5 MST dan 8 MST, jumlah daun umur 5 – 8 MST, dan diameter

batang umur 4 dan 8 MST.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pemberian berbagai

konsentarsi oryzalin untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil produksi yang

optimal.
31

DAFTAR PUSTAKA

Adrianus. 2012. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubi jalar (Ipomea batatas L.)
pada tinggi petakan yang berbeda, dalam J. Agricola. 2012. No 1. Hal 46 –
69.

Aili, E.N., Respatijarti, dan A.N. Sugiharto. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin
Terhadap Penampilan Fenotip Galur Ibrida Jagung Pakan (Zea mays L.)
Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif. Junal Produksi Tanaman Vol.4
No.5. :370 – 377.

Aisyah, S.I. 2006. Mutasi Induksi Fisik dan Pengujian Stabilitas Mutan yang
Diperbanyak secara Vegetatif pada Anyelir (Dianthus caryophyllus Linn.)
Disertasi. Institut Pertanian Bogor

Allum JF, Bringloe DH, Roberts AV. 2007. Chromosome doubling in a Rosa
rugosa Thunb. Hybrid by exposure of in vitro nodes to oryzalin: the
effects of node length, oryzalin concentration and exposure time. Plant
Cell Rep 26: 1977-1984.

Ambarwati . E., Fardhani, A., S.Trisnowati dan Rudi. 2013. Potensi hasil, mutu
dan dayasimpan buah enam galur mutan harapan tomat
(Solanum lycopersicum L.). JurnalVegetalika 2(4):88-100.

Badan Litbang Pertanian. 2014. Busuk Pantat Tomat atau Bloosom-end Root, dan
Cara Penangannya. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Cahyono, B. 2008 . Tomat Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Kanisius.


Yogyakarta.

Cahyono, B. 2016. Teknik Budidaya Tomat Unggul Secara Organik dan


Anorganik. Pustaka Mina. Depok.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2018. Statistik Produksi Hortikultura Tahun.


2018. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Dunn, B.L. and Jon T. Lindstrom. 2007 . Oryzalin-induced Chromosome


Doubling in Buddleja to Facilitate Interspesific Hybridization. Hort
Science. 42 (6): 1326 – 1328.

Elrod, S. L., dan W. D. Stansfield. 2007. Genetika. Edisi keempat. Penerbit


Erlangga. Jakarta. Hlm. 78 –182.

Fitriani, E. 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat di Berbagai Media Tanam.


PustakaBaru Press, Yogyakarta.

Gunawan. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika.


32

Haryanti, S., R.B. Hastuti., N. Setiari dan A. Banowo. 2009. Pengaruh Kolkisin
Terhadap Pertumbuham, Ukuran sel Metafase dan Kandungan Protein Biji
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiate (L.) Wilczek). Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi 10(2):112−120.

Hebert, CY., DH. Touchell, TG. Ranney & AV. Lebude. 2010. In Vitro shoot
regeneration and polyploidy induction of rhododendron ‘Fragrantissimum
Improved’. Hort Science 45 (5): 801 – 8014.

Jaskani, MJ, SW. Kwon, Z. Hussain & IA. Khan. 2007. Breeding polyploidy
watermelon: induction, identification and seed germination of tetraploids.
Proceedings International Symposium on Prospects of Horticultural
Industry in Paskitan, 28th to 30th March, 2007.

Jones, JF., TG. Ranney, & TA. Eaker. 2008. A novel method for inducing
polyploidy in Rhododendron seedlings. Journal American Rhododendron
Society. 130-135.

Kamal, A. W. 2006. Evaluasi Keragaman Fenotipe Tanaman Seledri Daun


(Apium graveolens L. Subsp. Secalinum Alef.) Kultivar Amigo Hasil
Radiasi dengan Sinar Gamma Cobalt- 60 (Co 60). Skripsi Institit Pertanian
Bogor. Bogor.

Kementerian Republik Indonesia. 1999. Deskripsi Tomat Hibrida (F1) Varietas


Permata. Indonesia.

Kermani, MJ., V. Sarasan, AV. Roberts, K. Yokoya, J. Wentworth, & VK. Sieber.
2003. Oryzalin-induced chromosome doubling in Rosa and its effect on
plant morphology and pollen viability. Theortical Applied Genetica.
107:1195–1200.

Listyarini,T., B. Harianto. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Agromedia


Pustaka, Jakarta.

Lubis, R. 2004. Perubahan Iklim Mikro dan Kualitas Buah Tanaman Tomat yang
Ditanam Secara Vertikultur dengan Jenis Tanaman yang Berbeda. [Tesis].
Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Normasiwi, S. & Y. Nurlaeni. 2014. Induksi poliploid tumbuhan Rhodomyrtus


tomentosa (Aiton) Hassk. Asal Gunung Tandikat Sumatera Barat
menggunakan Oryzalin. Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan
Bidang Pangan Nabati. Bogor, 25 September 2014. 565 – 571.

Omran S.A., J.M. Guerra-Sanz and j.A. Garrido Cardenas. 2008. Methodology of
tetraploid induction and expression of microsatellite alleles in triploid
watermelon. Cucurbitaceae, Procidings of the IXth EUCARPIA meeting
on genetics and breeding of Cucurbitaceae (Pitrat M, ed), INRA, Avignon
(France).
33

Poerba, YS., T. Handayani & Witjaksono. 2017. Karakteristik pisang Rejang


tetraploid hasil induksi dengan oryzalin. Berita Biologi 16(1) : 85-93.

Poespodarsono, S., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. PAUIPB.


Bogor. 161 hal.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Tomat.
Kementerian Pertanian: Jakarta. Diperoleh dari:
http//:www.pusdatin.setjen.pertanian.go.id. [Diakses 21/03/19].

Ranney, G. 2002. Poliploidy : From evolution to landscape plant improvement.


North Carolina State University. Fletcher. 17.

Roy , A. T. Leggett G. A. koutoulis. 2001. In vitro tetraploid induction and


generation of tetraploids from mixoploids in hop (Humulus lupulus L.) .
Plant Cell Rep 20: 489 – 495.

Samala, S. & S. Te-Chato. 2012. Ploidy induction through secondary somatic


embrio (SSE) of oil palm by colchicine. Journal of Agricultural
Technology 8(1): 337 – 352.
Sartika, T.V., dan N. Basuki. 2017. Pengaruh KOnsentrasi Kolkisin Terhadap
Perakitan Putative Mutan Seamngka (Citrullus lanatus). Jurnal Produksi
Tanaman, Vol. 5 No. 10 : 1699-1677.
Simpson, M. G., 2010, Plant Systematics, Elsevier, Burlington, USA. Inc.
Publishers, Sunderland, Massachusetts, U. S. A.
Sinaga, E.K., E.V. Bayu., H. Hasyim. 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkhisin
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiate L.).
Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol2, No.3 : 1238-1244.
Suryo, 1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Steel, C.J. dan J.H. Torrie.1995. Prinsip dan Prosedur Statistik. PT. Gramedia.
Jakarta.
Syaifudin, A., Ratnasari, E. dan Isnawati, 2013. Pengaruh pemberian berbagai
konsentrasi kolkhisin terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai
varietas Lado F1. LenteraBio, 2 (2): 167-171.
Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Edisi
Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tafajani, D. S. 2010. Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah – Buahan.
Cahay Atma. Yogyakarta.
Tamayo-Ordonez, M. L. Epinosa-Barrera, Y. Tamayo-Ordonez, B. Ayil-
Gutierrez, & L. Sanchez-Teyer. 2016. Advances and perspectives in the
generation of polyploidy plant species. Euphytica, 209:1 – 22.
34

Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta: 250 halaman.


Wasonowati, C. 2011. Menigkatkan pertumbuhan tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill) dengan system budidaya
hidroponik.Agrovigor volume 4. Pp 21-28.
Wiendra Ni Made S, 2011. Pemberian Kolkhisin Dengan Lama Perendaman
Berbeda Pada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina
L.). http://ojs.unud.ac.id/index.php/BIO/article/do wnload/ 600/420.
Diakses tanggal 26 Oktober 2019.

Wiryanta, W.T.B. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta.


Wistiani, L.A.J. 2014. Tesis Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin Pada
Tanaman Kesuna Bali (Allium stivum Linn.) dan Analisin DNA dengan
MArka RAPD. Program Magister Program Studi Ilmu Biologi
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Xing, SH., G. XB Guo, Q. Wang, QF. Pan, YS. Tian, P. Liu, JY. Zhao, GF.
Wang, XF. Sun & KK. Tang. 2011. Induction and Flow cytometry
identification of tetraploids from seed-derived explant through colchicine
treatments in Catharanthus roseus (L.) G. Don. Journal of Biomedicine
and Biotechnology 2011:1 – 10.
Yulindawati. 2012. Pengaruh Perlakuan Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh dan
Jumlah Ruas Terhadap Pertumbuhan Bibit Lada (Piper ningrum L.).
Fakultas Pertanian. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.
Lampung.
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Zulkarnain. 2004. The Production of tetraploid Swainsona Formosa By
colchicines mutagenesis. Zuriat, 15(1) : 60 – 64.
35

Lampiran 1. Bagan Plot Penelitian

BLOK I BLOK II BLOK III

30 cm
VIM2 VIM3 V2M4
30
cm
V2M4 VIM4 V1M0 T

VIM3 V2M0 V1M1


U

VIM0 V2M2 V2M1

VIM1 V1M0 V2M3

VIM4 V2M1 V2M2

V2M0 V1M1 V1M2

V2M2 V2M3 V2M0

V2M1 V2M4 V1M3

V2M3 V1M2 V1M4

Keterangan

1. Jarak antar blok 30 cm dan jarak antar plot 30 cm


36

Lampiran 2. Bagan Penanaman pada Plot

80 cm
T

\\\\\\\

50 cm

Keterangan :

1. Jarak antar polybag 50 cm x 80 cm


37

Minggu Ke-
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Lahan X

2. Pembuatan Plot X

3. Pembuatan Oryzalin X
3
4. Penyemaian X

5. Penanaman X

6. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman Disesuaikan dengan Kondisi Lapangan
Penyiangan Disesuaikan dengan Kondisi Lapangan
Pengendalian Hama dan Disesuaikan dengan Kondisi Lapangan
Penyakit
Pemupukan Dasar X X X X X
7. Panen X

8. Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm) X X X X X X X
Jumlah Daun (Helai) X X X X X X X
Diameter Batang (mm) X X X X
Diameter Buah (mm) X
Jumlah Buah per Tanaman X
(buah)
Bobot Segar Tomat per Plot X
Lampiran 3. Jadwal kegiatan penelitian
38

Lampiran 4. Deskripsi Tomat Varietas Permata F1

Asal tanaman : persilangan induk jantan TO 5186 dengan induk

betina TO 4142

Golongan : hibrida F1 Tipe pertumbuhan : determinate

Umur (setelah tanam) : - berbunga : 25 hari

- awal panen : 70 – 80 hari

- panen akhir : 100 hari

Tinggi tanaman awal panen : 125 – 150 cm

Diameter batang : 2 – 3 cm

Bentuk daun : immun

Kedudukan daun : datatr

Panjang tangkai daun : 7,0 – 9,0 cm

Ukuran daun (P x D) : 40 x 25 cm

Warna daun : hijau sedang

Warna mahkota bunga : kuning

Jumlah bunga per tandan : 6 – 10

Jumlah bunga/tanaman : 10 – 16

Jumlah buah per tandan : 6 – 10

Frekuensi panen : 2 – 3 hari sekali

Berat buah per buah : 50 gram

Berat buah per tanaman : 3 – 4 kg

Ukuran buah (P x D) : 4,5 x 5,6 cm


39

Tebal daging buah : 0,7 – 0,9 cm,

kekerasan buah keras : (skor 7,5 uji manual)

Jumlah rongga buah :2

Bentuk buah : obovoid

Warna buah muda : hijau keputihan

Warna pundak buah : hijau keputihan (seragam)

Warna buah masak : merah

Rasa buah : manis (4,5 % brix )

Tekstur daging buah : renyah

Jumlah biji per buah : 100

Potensi hasil : 50 – 70 ton/ha

Ketahanan terhadap penyakit : tahan Fusarium oxysporum race 0, Fusarium

oxysporum race 1, Tmv dan Pseudomonas

solanacearum dan toleran Alternaria soloni

Daerah adaptasi : dataran rendah

Peneliti/Pengusul : PT. East West Seed Indonesia


40

Lampiran 5. Deskripsi Tomat Varietas Tymoti 1

Asal : PT. East West Seed Indonenesia

Silsilah : TO – 58746 x TO - 62876

Golongan varietas : Hibrida

Tinggi tanaman : 140 – 150 cm

Bentuk penampang batang : Bulat

Diamter batang : 1,50 – 1,75 cm

Warna batang : Hijau

Bentuk daun : Oval

Ujung daun : Runcing

Tepi daun : Bergerigi sedang

Ukuran daun majemuk : Panjang 46,5 – 47,2 cm. lebar 39,3 – 41,5 cm

Ukuran daun tunggal : Panjang 19,5 – 21,4 cm, lebar daun 9,1 – 9,8 cm

Warna daun` : Hijau tua

Bentuk bunga : Seperti terompet

Warna kelopak bunga : Hijau

Warna mahkota bunga : Kuning muda

Warna kepala putik : Putih

Warna benangsari : Putih kecokelatan

Umur mulai berbunga : 28 - 30 hari setelah tanam

Umur mulai panen : 55 - 62 hari setelah tanam

Bentuk buah : Bulat


41

Ukuran buah : Panjang 4,67 – 5,31 cm, diameter 4,38 – 4,93 cm

Warma buah muda : Hijau muda

Warna buah tua : Merah

Jumlah rongga buah : 2 -3 rongga

Kekerasan buah : 6,04 – 6,11 lbs

Tebal daging buah : 4,0 – 6,5 mm

Rasa daging buah : Manis tidak masam

Bentuk biji : Oval piph

Warna biji : Coklat keputihan

Berat 1000 biji : 3,5 – 5,0 g

Berat per buah : 53,59 – 60,20 g

Jumlah buah per tanaman : 46,25 –61,25 buah

Berat buah per tanaman : 2,53 – 3,65 kg

Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap Geminivirus

Daya simpan buah pada suhu 250C - 270C : 6 – 7 hari setelah panen

Hasil buah per hektar : 51,41 – 69,96 ton

Populasi per hektar : 22.000 - 25.000 tanaman

Kebutuhan benih per hektar : 170 – 200 g

Perinci utama : Determinate

Keunggulan varietas : Tahan Gemini virus dan umur genjah

Wilayah adaptasi : Beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan

ketinggian 60 – 350 m dpl

Pemohon : PT. East West Seed Indonesia


42

Pemulia : Nurul Hidayati, Wakhyono (PT. East West Seed

Indonesia)

Peneliti : Nurul Hidayati, Wakhyono , Tukiman Misidi,

Rohimat Efendi (PT. East West Seed Indonesia)


43

Lampiran 6. Perhitungan Oryzalin

Berat molekul oryzalin = 346.358 g/l

Konsentrasi yang hendak dibuat = 120 µM

Larutan stok yang hendak dibuat = 500 ml

Maka :

120 µM = 120 x 10-6 x 346.358 g/l

= 0.04156296 g/l

Umtuk membuat larutan stok 500 ml = 0.04156296 / 2

= 0.02078148 g/500 ml

= 0.021 g/500 ml

Maka untuk membuat larutan stok oryzalin sebanyak 500 ml dengan konsentrasi

120 µM oryzalin yang harus ditimbang adalah 0.021 g


44

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 2 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
...................cm...................
V1M0 34.26 29.26 31.34 94.86 31.62
V1M1 27.18 13.30 30.54 71.02 23.67
V1M2 6.50 6.94 7.58 21.02 7.01
V1M3 4.72 2.60 2.88 10.20 3.40
V1M4 1.54 2.82 3.18 7.54 2.51
V2M0 26.96 26.52 21.32 74.80 24.93
V2M1 30.78 26.18 13.30 70.26 23.42
V2M2 24.18 20.92 22.10 67.20 22.40
V2M3 4.54 4.08 4.10 12.72 4.24
V2M4 6.36 5.18 5.20 16.74 5.58
Total 167.02 137.80 141.54 446.36  
Rataan 16.70 13.78 14.15   14.88

Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 2 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 50.57 25.28 1.40 3.55 tn
Perlakuan 9 3403.55 378.17 21.00 2.46 *
V 1 45.83 45.83 2.54 4.41 tn
M 4 2965.79 741.45 41.16 2.93 *
VM 4 391.93 97.98 5.44 2.93 *
Galat 18 324.21 18.01      
Total 29 3778.33        

FK 6641.242
KK 28.52%
45

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 3 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................cm...................    
V1M0 46.26 39.80 46.80 132.86 44.29
V1M1 30.90 16.58 40.70 88.18 29.39
V1M2 8.70 9.60 10.46 28.76 9.59
V1M3 6.14 3.28 4.62 14.04 4.68
V1M4 2.10 3.94 4.48 10.52 3.51
V2M0 29.92 29.18 23.60 82.70 27.57
V2M1 37.82 31.72 18.38 87.92 29.31
V2M2 27.50 26.16 27.00 80.66 26.89
V2M3 7.42 5.70 4.90 18.02 6.01
V2M4 8.24 6.20 6.58 21.02 7.01
Total 205.00 172.16 187.52 564.68  
Rataan 20.50 17.22 18.75   18.82

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 3 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 54.00 27.00 0.96 3.55 tn
Perlakuan 9 5505.96 611.77 21.70 2.46 *
V 1 8.49 8.49 0.30 4.41 tn
M 4 4616.66 1154.17 40.93 2.93 *
VM 4 880.81 220.20 7.81 2.93 *
Galat 18 507.55 28.20      
Total 29 6067.51        

FK 10628.78
KK 28.21%
46

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 4 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................cm...................    
V1M0 48.30 42.88 50.40 141.58 47.19
V1M1 34.14 19.82 43.82 97.78 32.59
V1M2 11.98 13.06 14.36 39.40 13.13
V1M3 8.84 5.88 6.56 21.28 7.09
V1M4 3.64 6.20 6.60 16.44 5.48
V2M0 31.80 33.08 27.24 92.12 30.71
V2M1 41.02 35.18 22.48 98.68 32.89
V2M2 30.88 29.46 30.52 90.86 30.29
V2M3 11.82 9.42 7.04 28.28 9.43
V2M4 11.20 9.34 9.34 29.88 9.96
Total 233.62 204.32 218.36 656.30  
Rataan 23.36 20.43 21.84   21.88

Lampiran 12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 4 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 42.95 21.47 0.77 3.55 tn
Perlakuan 9 5660.09 628.90 22.42 2.46 *
V 1 18.16 18.16 0.65 4.41 tn
M 4 4772.61 1193.15 42.53 2.93 *
VM 4 869.32 217.33 7.75 2.93 *
Galat 18 504.93 28.05      
Total 29 6207.97        

FK 14357.66
KK 24.21%

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 5 MST


47

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................cm...................    
V1M0 61.26 56.22 62.10 179.58 59.86
V1M1 40.46 33.68 54.24 128.38 42.79
V1M2 21.50 22.98 27.30 71.78 23.93
V1M3 12.94 14.00 10.00 36.94 12.31
V1M4 5.66 11.44 10.82 27.92 9.31
V2M0 48.14 47.18 41.72 137.04 45.68
V2M1 43.18 49.60 32.60 125.38 41.79
V2M2 36.56 35.42 39.76 111.74 37.25
V2M3 17.22 17.76 13.54 48.52 16.17
V2M4 17.70 17.64 17.90 53.24 17.75
Total 304.62 305.92 309.98 920.52  
Rataan 30.46 30.59 31.00   30.68

Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 5 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 1.56 0.78 0.03 3.55 tn
Perlakuan 9 7821.92 869.10 32.79 2.46 *
V 1 32.70 32.70 1.23 4.41 tn
M 4 7123.48 1780.87 67.18 2.93 *
VM 4 665.74 166.44 6.28 2.93 *
Galat 18 477.16 26.51      
Total 29 8300.65        

FK 28245.24
KK 16.78%

Lampiran 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 6 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
48

  ...................cm...................    
V1M0 75.34 65.72 75.22 216.28 72.09
V1M1 62.26 46.74 64.90 173.90 57.97
V1M2 29.52 30.60 37.78 97.90 32.63
V1M3 24.22 22.28 17.30 63.80 21.27
V1M4 10.20 19.56 16.66 46.42 15.47
V2M0 62.48 55.20 52.68 170.36 56.79
V2M1 62.74 59.34 42.50 164.58 54.86
V2M2 46.96 39.60 46.22 132.78 44.26
V2M3 26.38 26.18 19.02 71.58 23.86
V2M4 25.06 29.14 25.76 79.96 26.65
Total 425.16 394.36 398.04 1217.56  
Rataan 42.52 39.44 39.80   40.59

Lampiran 16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 6 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 56.59 28.29 0.76 3.55 tn
Perlakuan 9 9946.54 1105.17 29.56 2.46 *
V 1 14.64 14.64 0.39 4.41 tn
M 4 9180.27 2295.07 61.40 2.93 *
VM 4 751.62 187.90 5.03 2.93 *
Galat 18 672.86 37.38      
Total 29 10675.99        

FK 49415.08
KK 15.06%

Lampiran 17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 7 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
49

  ...................cm...................    
V1M0 85.64 73.10 87.64 246.38 82.13
V1M1 78.54 57.56 75.04 211.14 70.38
V1M2 40.78 42.04 54.74 137.56 45.85
V1M3 37.50 35.62 29.78 102.90 34.30
V1M4 21.14 29.78 24.54 75.46 25.15
V2M0 78.92 63.48 68.78 211.18 70.39
V2M1 77.04 73.40 54.18 204.62 68.21
V2M2 57.46 51.52 56.66 165.64 55.21
V2M3 35.30 37.76 29.84 102.90 34.30
V2M4 38.02 40.78 37.22 116.02 38.67
Total 550.34 505.04 518.42 1573.80  
Rataan 55.03 50.50 51.84   52.46

Lampiran 18. Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 7 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 108.33 54.17 1.03 3.55 tn
Perlakuan 9 10251.98 1139.11 21.73 2.46 *
V 1 24.16 24.16 0.46 4.41 tn
M 4 9632.79 2408.20 45.94 2.93 *
VM 4 595.04 148.76 2.84 2.93 tn
Galat 18 943.56 52.42      
Total 29 11303.88        

FK 82561.55
KK 13.80%

Lampiran 19 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman umur 8 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
50

  ...................cm...................    
V1M0 99.06 79.34 95.8 274.2 91.40
V1M1 87.84 64.74 82.7 235.28 78.43
V1M2 50.12 51.18 65.64 166.94 55.65
V1M3 49.82 44.98 40.4 135.2 45.07
V1M4 28.4 38.4 31.76 98.56 32.85
V2M0 89.28 72.36 76.1 237.74 79.25
V2M1 85.28 80.38 64.46 230.12 76.71
V2M2 67.62 58.8 64.26 190.68 63.56
V2M3 44.98 45.9 39.58 130.46 43.49
V2M4 48.26 50.28 47.6 146.14 48.71
Total 650.66 586.36 608.30 1845.32  
Rataan 65.07 58.64 60.83   61.51

Lampiran 20 . Sidik Ragam Tinggi Tanaman umur 8 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 213.67 106.84 1.90 3.55 tn
Perlakua
n 9 10031.63 1114.63 19.82 2.46 *
V 1 20.77 20.77 0.37 4.41 tn
M 4 9330.66 2332.66 41.48 2.93 *
VM 4 680.21 170.05 3.02 2.93 *
Galat 18 1012.36 56.24      
Total 29 11257.66        

FK 113506.86
KK 12.19%

Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 2 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
51

  ...................helai...................    
V1M0 6.60 7.60 6.40 20.60 6.87
V1M1 4.60 4.80 3.80 13.20 4.40
V1M2 3.00 3.60 4.00 10.60 3.53
V1M3 2.80 3.40 2.60 8.80 2.93
V1M4 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00
V2M0 5.20 7.20 6.60 19.00 6.33
V2M1 4.20 4.80 7.40 16.40 5.47
V2M2 3.80 3.80 3.60 11.20 3.73
V2M3 2.80 2.60 2.80 8.20 2.73
V2M4 2.00 2.00 2.00 6.00 2.00
Total 37.00 41.80 41.20 120.00  
Rataan 3.70 4.18 4.12   4.00

Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 2 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 1.37 0.68 1.40 3.55 tn
Perlakuan 9 81.01 9.00 18.37 2.46 *
V 1 0.09 0.09 0.17 4.41 tn
M 4 78.76 19.69 40.19 2.93 *
VM 4 2.17 0.54 1.11 2.93 tn
Galat 18 8.82 0.49      
Total 29 91.2        

FK 480.00
KK 17.49%

Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 3 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
52

  ...................helai...................    
V1M0 11.60 12.80 14.00 38.40 12.80
V1M1 10.20 12.40 8.60 31.20 10.40
V1M2 8.00 8.20 5.80 22.00 7.33
V1M3 3.80 6.00 2.40 12.20 4.07
V1M4 2.60 2.40 3.60 8.60 2.87
V2M0 11.20 11.40 12.60 35.20 11.73
V2M1 11.80 10.20 13.00 35.00 11.67
V2M2 7.80 7.00 7.40 22.20 7.40
V2M3 5.40 5.00 4.00 14.40 4.80
V2M4 2.60 2.60 2.20 7.40 2.47
Total 75.00 78.00 73.60 226.60  
Rataan 7.50 7.80 7.36   7.55

Lampiran 24. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 3 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 1.01 0.51 0.34 3.55 tn
Perlakuan 9 413.01 45.89 30.97 2.46 *
V 1 0.11 0.11 0.07 4.41 tn
M 4 407.85 101.96 68.82 2.93 *
VM 4 5.06 1.26 0.85 2.93 tn
Galat 18 26.67 1.48      
Total 29 440.69        

FK 1711.59
KK 16.11%

Lampiran 25. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 4 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
53

  ...................helai...................    
V1M0 15.60 17.00 19.20 51.80 17.27
V1M1 14.20 19.20 14.00 47.40 15.80
V1M2 10.40 13.60 9.40 33.40 11.13
V1M3 5.00 10.80 4.20 20.00 6.67
V1M4 4.80 8.40 5.80 19.00 6.33
V2M0 16.40 16.80 18.00 51.20 17.07
V2M1 21.40 19.20 20.40 61.00 20.33
V2M2 16.00 12.00 11.60 39.60 13.20
V2M3 9.20 9.60 6.60 25.40 8.47
V2M4 5.20 7.00 4.20 16.40 5.47
Total 118.20 133.60 113.40 365.20  
Rataan 11.82 13.36 11.34   12.17

Lampiran 26. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 4 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 22.27 11.14 2.90 3.55 tn
Perlakuan 9 764.73 84.97 22.12 2.46 *
V 1 16.13 16.13 4.20 4.41 tn
M 4 721.45 180.36 46.96 2.93 *
VM 4 27.15 6.79 1.77 2.93 tn
Galat 18 69.14 3.84      
Total 29 856.14        

FK 4445.70
KK 16.1%

Lampiran 27. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 5 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................helai...................    
54

V1M0 38.60 39.60 40.00 118.20 39.40


V1M1 35.40 29.60 38.20 103.20 34.40
V1M2 19.80 18.60 17.60 56.00 18.67
V1M3 12.80 18.40 10.80 42.00 14.00
V1M4 9.20 12.80 10.00 32.00 10.67
V2M0 35.60 40.40 45.20 121.20 40.40
V2M1 35.00 34.60 43.40 113.00 37.67
V2M2 36.20 35.80 29.60 101.60 33.87
V2M3 17.20 18.00 13.40 48.60 16.20
V2M4 12.80 14.80 10.20 37.80 12.60
Total 252.60 262.60 258.40 773.60  
Rataan 25.26 26.26 25.84   25.79

Lampiran 28. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 5 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 5.04 2.52 0.21 3.55 tn
Perlakuan 9 4090.53 454.50 37.07 2.46 *
V 1 167.09 167.09 13.63 4.41 *
M 4 3713.59 928.40 75.73 2.93 *
VM 4 209.85 52.46 4.28 2.93 *
Galat 18 220.66 12.26      
Total 29 4316.23        

FK 19948.57
KK 13.57%

Lampiran 29. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 6 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................helai...................    
55

V1M0 68.80 64.60 66.60 200.00 66.67


V1M1 54.20 49.40 61.80 165.40 55.13
V1M2 30.40 31.40 36.60 98.40 32.80
V1M3 19.80 27.00 18.00 64.80 21.60
V1M4 14.00 21.40 17.60 53.00 17.67
V2M0 53.80 54.00 59.00 166.80 55.60
V2M1 66.00 53.60 56.00 175.60 58.53
V2M2 49.20 48.60 47.40 145.20 48.40
V2M3 25.80 28.00 23.40 77.20 25.73
V2M4 24.40 25.00 20.80 70.20 23.40
Total 406.40 403.00 407.20 1216.60 405.53
Rataan 40.64 40.30 40.72 121.66 40.55

Lampiran 30. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 6 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 0.99 0.50 0.03 3.55 tn
Perlakuan 9 8888.24 987.58 57.83 2.46 *
V 1 95.05 95.05 5.57 4.41 *
M 4 8247.22 2061.81 120.74 2.93 *
VM 4 545.97 136.49 7.99 2.93 *
Galat 18 307.38 17.08      
Total 29 9196.6147        

FK 49337.19
KK 10.19%

Lampiran 31. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 7 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................helai...................    
56

V1M0 90.40 82.00 76.60 249.00 83.00


V1M1 75.80 55.40 65.40 196.60 65.53
V1M2 62.00 41.60 41.80 145.40 48.47
V1M3 47.40 37.20 25.80 110.40 36.80
V1M4 31.00 27.80 16.40 75.20 25.07
V2M0 72.80 62.80 72.00 207.60 69.20
V2M1 74.20 77.40 60.40 212.00 70.67
V2M2 61.00 59.20 56.60 176.80 58.93
V2M3 46.40 36.60 34.40 117.40 39.13
V2M4 36.60 33.40 26.60 96.60 32.20
Total 597.60 513.40 476.00 1587.00  
Rataan 59.76 51.34 47.60   52.90

Lampiran 32. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 7 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 775.83 387.92 13.34 3.55 *
Perlakuan 9 10064.78 1118.31 38.44 2.46 *
V 1 38.08 38.08 1.31 4.41 tn
M 4 9490.77 2372.69 81.57 2.93 *
VM 4 535.93 133.98 4.61 2.93 *
Galat 18 523.61 29.09      
Total 29 11364.22        

FK 83952.30
KK 10.2%

Lampiran 33. Data Pengamatan Jumlah Daun umur 8 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................helai...................    
57

V1M0 105.80 94.80 84.00 284.60 94.87


V1M1 88.20 74.40 73.20 235.80 78.60
V1M2 75.60 46.80 48.00 170.40 56.80
V1M3 55.20 41.20 29.00 125.40 41.80
V1M4 33.80 31.20 25.80 90.80 30.27
V2M0 84.80 77.40 79.00 241.20 80.40
V2M1 89.40 88.00 65.40 242.80 80.93
V2M2 75.60 66.40 65.80 207.80 69.27
V2M3 52.40 39.20 40.40 132.00 44.00
V2M4 41.00 37.20 36.20 114.40 38.13
Total 701.80 596.60 546.80 1845.20 615.07
Rataan 70.18 59.66 54.68 184.52 61.51

Lampiran 34. Sidik Ragam Jumlah Daun umur 8 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 1252.40 626.20 18.63 3.55 *
Perlakuan 9 13316.65 1479.63 44.02 2.46 *
V 1 32.45 32.45 0.97 4.41 tn
M 4 12661.34 3165.33 94.16 2.93 *
VM 4 622.86 155.71 4.63 2.93 *
Galat 18 605.09 33.62      
Total 29 15174.14        

FK 113492.10
KK 9.42%

Lampiran 35. Data Pengamatan Diameter Batang umur 2 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
...................mm...................
58

V1M0 0.57 0.72 0.77 2.06 0.69


V1M1 0.39 0.47 0.39 1.24 0.41
V1M2 0.26 0.27 0.39 0.92 0.31
V1M3 0.16 0.15 0.25 0.56 0.19
V1M4 0.10 0.08 0.14 0.32 0.11
V2M0 0.59 0.72 0.69 2.00 0.67
V2M1 0.35 0.38 0.39 1.12 0.37
V2M2 0.21 0.21 0.20 0.62 0.21
V2M3 0.10 0.09 0.08 0.27 0.09
V2M4 0.05 0.04 0.10 0.20 0.07
Total 2.79 3.14 3.40 9.33  
Rataan 0.28 0.31 0.34   0.31

Lampiran 36. Sidak Ragam Diameter Batang umur 2 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 0.02 0.009 4.43 3.55 *
Perlakuan 9 1.38 0.153 71.29 2.46 *
V 1 0.03 0.027 12.53 4.41 *
M 4 1.34 0.335 156.36 2.93 *
VM 4 0.01 0.002 0.92 2.93 tn
Galat 18 0.04 0.002      
Total 29 1.43        

FK 2.90
KK 14.89%

Lampiran 37. Data Pengamatan Diameter Batang umur 4 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
...................mm...................
59

V1M0 1.67 1.57 1.52 4.76 1.59


V1M1 1.30 1.26 1.39 3.95 1.32
V1M2 0.98 1.05 1.04 3.07 1.02
V1M3 0.38 0.27 0.27 0.92 0.31
V1M4 0.24 0.16 0.15 0.55 0.18
V2M0 1.67 1.59 1.75 5.01 1.67
V2M1 1.30 1.25 1.27 3.82 1.27
V2M2 0.89 0.84 0.72 2.45 0.82
V2M3 0.48 0.31 0.33 1.12 0.37
V2M4 0.10 0.10 0.14 0.34 0.11
Total 9.00 8.40 8.58 25.99 8.66
Rataan 0.90 0.84 0.86 2.60 0.87

Lampiran 38. Sidak Ragam Diameter Batang umuur 4 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 0.02 0.01 2.54 3.55 tn
Perlakuan 9 9.45 1.05 286.03 2.46 *
V 1 0.01 0.01 2.38 4.41 tn
M 4 9.36 2.34 637.31 2.93 *
VM 4 0.08 0.02 5.65 2.93 *
Galat 18 0.07 0.00      
Total 29 9.54        

FK 22.51
KK 6.99%

Lampian 39. Data Pengamatan Diameter Batang umur 6 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
...................mm...................
60

V1M0 1.85 1.81 1.78 5.44 1.81


V1M1 1.60 1.62 1.60 4.82 1.61
V1M2 1.19 1.29 1.24 3.72 1.24
V1M3 0.80 0.99 0.27 2.05 0.68
V1M4 0.74 0.53 0.25 1.52 0.51
V2M0 1.89 1.85 1.86 5.61 1.87
V2M1 1.55 1.53 1.52 4.61 1.54
V2M2 1.40 1.23 1.19 3.82 1.27
V2M3 0.93 0.78 0.39 2.10 0.70
V2M4 0.56 0.48 0.25 1.29 0.43
Total 12.51 12.11 10.36 34.98  
Rataan 1.25 1.21 1.04   1.17

Lampiran 40. Sidak Ragam Diameter Batang umur 6 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 0.26 0.13 6.22 3.55 *
Perlakuan 9 8.06 0.90 42.70 2.46 *
V 1 0.00 0.00 0.02 4.41 tn
M 4 8.04 2.01 95.79 2.93 *
VM 4 0.02 0.01 0.26 2.93 tn
Galat 18 0.38 0.02      
Total 29 8.70        

FK 40.78
KK 12.42%

Lampiran 41. Data Pengamatan Diameter Batang umur 8 MST

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
...................mm...................
61

V1M0 2.12 1.95 1.99 6.07 2.02


V1M1 1.83 1.82 1.78 5.43 1.81
V1M2 1.43 1.38 1.32 4.12 1.37
V1M3 1.24 1.20 1.17 3.61 1.20
V1M4 0.93 0.96 0.79 2.68 0.89
V2M0 2.15 2.15 2.47 6.78 2.26
V2M1 1.88 1.82 1.82 5.53 1.84
V2M2 1.46 1.33 1.25 4.04 1.35
V2M3 1.16 1.18 1.08 3.42 1.14
V2M4 1.09 1.09 0.90 3.07 1.02
Total 15.30 14.89 14.56 44.74  
Rataan 1.53 1.49 1.46   1.49

Lampiran 42. Sidak Ragam Diameter Batang umur 8 MST

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 0.03 0.01 2.16 3.44 tn
Perlakuan 11 5.73 0.52 80.57 2.26 *
V 1 0.03 0.03 4.48 4.30 *
M 5 5.61 1.12 173.60 2.66 *
VM 5 0.09 0.02 2.76 2.66 *
Galat 22 0.14 0.01      
Total 35 5.90        

FK 66.73
KK 5.39%

Lampiran 43. Data Pengamatan Jumlah Buah Per Tanaman

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................buah...................    
62

V1M0 18.00 11.80 11.60 41.40 13.80


V1M1 19.40 8.60 13.80 41.80 13.93
V1M2 12.80 16.60 14.20 43.60 14.53
V1M3 11.80 7.80 7.80 27.40 9.13
V1M4 6.00 9.80 8.40 24.20 8.07
V2M0 24.00 13.40 13.00 50.40 16.80
V2M1 20.20 16.40 13.80 50.40 16.80
V2M2 24.00 17.00 21.40 62.40 20.80
V2M3 16.20 13.40 19.40 49.00 16.33
V2M4 22.20 16.20 16.00 54.40 18.13
Total 174.60 131.00 139.40 445.00  
Rataan 17.46 13.10 13.94   14.83

Lampiran 44. Sidak Ragam Jumlah Buah Per Tanaman

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 107.02 53.51 5.68 3.55 *
Perlakuan 9 410.17 45.57 4.83 2.46 *
V 1 259.31 259.31 27.50 4.41 *
M 4 95.67 23.92 2.54 2.93 tn
VM 4 55.19 13.80 1.46 2.93 tn
Galat 18 169.70 9.43      
Total 29 686.89        

FK 6600.83
KK 20.7%

Lampiran 45. Data Pengamatan Bobot Segar Buah Per Tanaman

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................g...................    
63

V1M0 273.31 557.66 372.17 1203.14 401.05


V1M1 575.69 324.23 438.25 1338.18 446.06
V1M2 460.92 596.07 486.11 1543.10 514.37
V1M3 471.06 215.53 244.48 931.07 310.36
V1M4 252.88 397.25 236.08 886.21 295.40
V2M0 802.07 433.78 455.62 1691.48 563.83
V2M1 623.64 559.00 482.26 1664.91 554.97
V2M2 782.15 541.67 725.32 2049.14 683.05
V2M3 619.12 554.33 709.44 1882.89 627.63
V2M4 789.73 543.45 645.87 1979.05 659.68
Total 5650.58 4722.97 4795.62 15169.17 5056.39
Rataan 565.06 472.30 479.56 1516.92 505.64

Lampiran 46. Sidak Ragam Bobot Segar Buah Per Tanaman

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 53222.53 26611.26 1.88 3.55 tn
Perlakuan 9 518412.31 57601.37 4.06 2.46 *
V 1 377614.04 377614.04 26.64 4.41 *
M 4 68150.52 17037.63 1.20 2.93 tn
VM 4 72647.75 18161.94 1.28 2.93 tn
Galat 18 255099.81 14172.21      
Total 29 826734.65        

FK 7670121.93
KK 23.54%

Lampiran 47. Data Pengamatan Diameter Buah

Blok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
  ...................mm...................    
64

V1M0 33.98 37.18 37.81 108.98 36.33


V1M1 36.48 38.75 37.37 112.60 37.53
V1M2 38.28 39.35 38.08 115.71 38.57
V1M3 40.13 35.73 38.21 114.07 38.02
V1M4 40.57 40.78 36.48 117.84 39.28
V2M0 38.18 37.72 37.00 112.90 37.63
V2M1 37.85 41.82 37.32 116.98 38.99
V2M2 38.38 38.43 38.96 115.77 38.59
V2M3 41.26 42.51 40.25 124.02 41.34
V2M4 41.70 38.63 41.22 121.54 40.51
Total 386.80 390.90 382.70 1160.41 386.80
Rataan 38.68 39.09 38.27 116.04 38.68

Lampiran 48. Sidak Ragam Diameter Buah

SK DB JK KT F Hit 5% KET
Blok 2 3.36 1.68 0.59 3.55 tn
Perlakuan 9 57.89 6.43 2.26 2.46 tn
V 1 16.17 16.17 5.69 4.41 *
M 4 33.33 8.33 2.93 2.93 *
VM 4 8.38 2.10 0.74 2.93 tn
Galat 18 51.13 2.84      
Total 29 112.38        

FK 44884.69
KK 4.37%

Lampiran 49. Foto Penelitian


65

Gambar 1. Pemanenan buah tomat yang sudah masak

Gambar 2. Penimbangan dan pengukuran diameter buah tomat

Gambar 3. Perbandingan buah tomat varietas Permata F1 tanpa oryzalin dengan


pemberian oryzalin pada panen ke 12
66

Gambar 4. Perbandingan buah tomat varietas Tymoty F1 tanpa oryzalin dengan


pemberian oryzalin pada panen ke 12

Anda mungkin juga menyukai