PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terung atau Terong (Solanum melongena L.) adalah tanaman
Hortikulturayang ditanam untuk dimanfaatkan buahnya.Terung menjadi salah satu
bahan pangan yang mudah di dapat dan murah harganya, Terung juga
mengandung banyak khasiat bagi kesehatan karena dapat menurunkan kolesterol
darah, mengandung zat anti kanker. Terung juga mengandung banyak vitamin dan
gizi yang tinggi, seperti vitamin B-kompleks, thiamin, pyridoxine, riboflavin, zat
besi, phosphorus, manganese, dan potassium. Terung adalah salah satu sumber
makanan yang sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Terung menjadi
salah satu menu yang paling diminati berbagai kalangan Untuk membelinya pun
tidak sulit karena tersedia dipasar pasar maupun supermarket. Selain rasanya
enak, terung juga bisa diolah menjadi bermacam - macam menu masakan.
Bahkan cara mengolahnya terbilang sangat muda (Martinus, 2015).
Tanaman ini diduga berasal dari Indonesia dan India. Di kedua kawasan ini
terdapat aneka jenis terung, baik yang dibudidayakan atau tumbuh secara liar.
Pusat keanekaragaman terung yang kedua terbesar adalah Cina.Tanaman ini telah
tersebar dan dibudidayakan diseluruh penjuru dunia, Asia, Afrika, Amerika,
Australia dan Eropa. Di Indonesia tanaman ini tersebar di seluruh penjuru tanah
air sehingga mempunyai nama yang berbeda-beda misalnya terong, cokrom
(Sunda), encung (Jawa), toru (Nias), tiung (Lampung), poki-poki (Manado),
fofoki (Ternate), dan kauremenu (Timor). Terung sebagai sayuran buah cukup
banyak mengandung vitamin A, B, dan C sehingga cukup potensial untuk
dikembangkan dan mengatasi kekurangan vitamin A. Gejala kekurangan vitamin
A yang banyak terdapat di Indonesia menunjukkan kurangnya konsumsi sayuran
(Rival, 2014).
Negara Asia merupakan produsen terbesar (80%), dimana Cina (53%) dan
India (30%). Kedua negara tersebut merupakan produsen terbesar di Asia,
sedangkan Indonesia hanya menyumbang 1% dari produksi terung dunia. Menurut
BPS Indonesia (2012), produksi terung Indonesia pada tahun 2012 sebanyak
518.827 ton. Tingginya kandungan gizi pada terung merupakan salah satu alasan
1
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara budidaya tanaman terung
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pengaruh POC terhadap pertumbuhan
tanaman terung
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa tentang bagaimana cara pembudidayaan tanaman terung dan
bagaimana pengaruh pemberian POC terhadap pertumbuhan tanaman terung.
2. TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.
mendatar dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantung
dari umur tanaman dan kesuburan tanahnya.
tanaman guna menunjang kelangsungan hidupnya. Pupuk dapat dibuat dari bahan
organik ataupun anorganik. Pemberian pupuk perlu memperhatikan takaran yang
diperlukan oleh tumbuhan, jangan sampai pupuk yang digunakan kurang atau
melebihi takaran yang akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan
ke daun.
Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas
biologi, kimia dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung padapupuk
anorganik karena mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak,
padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan
dampak negatif terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan mela lui daun atau
disebut sebagai pupuk cair Foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik). Pupuk
organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga
membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif
pengganti pupuk kandang (Yuanita, 2010).
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di
dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun
daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila
pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagian daundaun.
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga
punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair
tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagian daun.
Berdasarkan dari segi fisiknya pupuk cair memang lebih bau dibandingkan
pupuk kandang padat, namun, pupuk cair memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untukpertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur itu terdiri dari nitrogen (N),
7
fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Aldhita, 2013).
8
9
mudian diencerkan dengan 5 liter air dan disiramkan diantara barisan tanaman.
5. Pengendalian Gulma
Setiap satu minggu sekali, dilakukan penyiangan gulma dengan cara
mencabutnya secara manual.
6. Panen
Terung dapat dipanen setelah berumur empat bulan. Pada budidaya terung
yang baik dapat menghasilkan terung sampai 10-30 ton per hektar. Panen dapat
dilakukan 1-2 kali seminggu. Buah terung yang layak konsumsi adalah buah
terung yang padat dan permukaannya mengkilat (Sumpena, 2018).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Terong
4.2. Pembahasan
a. Tinggi Tanaman
Pengamatan dilakukan selama 4 minggu yaitu dengan menghitung tinggi
tanaman dan jumlah daun. Pertumbuhan tinggi tanaman setiap minggu mengalami
peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan. Pada Minggu pertama dan kedua
pertumbuhan tinggi tanaman tidak begitu cepat, yaitu hanya sekitar 2-3 cm.
Sedangkan pada minggu ketiga dan keempat, pertumbuhan tinggi tanaman
meningkat menjadi 3-6 cm.
Menurut Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa grafik pertumbuhan
tinggi tanaman berbentuk sigmoid, yang yang terdiri dari fase logritmik yaitu laju
pertumbuhan yang berlangsung lambat, setelah tanaman mengalami fase
logaritmik maka dilanjutkan dengan fase linier yaitu laju pertumbuhan yang
semakin cepat dan memasuki fase penuaan yang dicirikan oleh laju pertumbuhan
yang kembali lambat saat tumbuhan mencapai kematangan dan mulai menua.
10
11
Tidak adanya pengaruh yang nyata pada perlakuan interval waktu POC
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman terong diduga karena pemberian pupuk
organik cair dengan dosis 1 ml/L per tanaman dengan interval 3 – 9 hari sekali
belum mampu memberikan peningkatan terhadap tinggi tanaman terong sesuai
dengan hasil penelitian Muhammad et al (2014), melaporkan bahwa dengan
bertambahnya umur tanaman terong, maka kebutuhan terhadap unsur hara
terutama Nitrogen (N) juga semakin tinggi.
Selanjutnya Yulistrarini (1991) dalam Djunaedy (2009), melaporkan bahwa
tanaman muda akan dapat menyerap unsur hara dalam jumlah yang sedikit sejalan
dengan umur tanaman, kecepatan penyerapan unsur hara tanaman akan meningkat
jika umur bertambah sesuai siklus hidupnya. Kualitas hidup tanaman juga sangat
bergantung dari ketercukupan hara dari lingkungannya serta kemampuan akar
dalam menyerap unsur hara dalam menunjang fase vegetatif tanaman.
Didalam pupuk organik cair terdapat unsur nitrogen (N) yang berfungsi pada
pertumbuhan vegetatif tanaman (Hadisuwito, 2012). Akan tetapi pada tinggi
tanaman tidak berpengaruh nyata, hal ini diduga karena kandungan unsur N
didalam tanah sedang, sehingga respon terhadap penambahan unsur N melalui
pemupukan tidak terlihat. Suplai unsur N sangat diperlukan pasalnya tanaman
yang kekurangan unsur (N) akan terus mengecil, bahkan secara cepat berubah
menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan
klorofil. Setyamidjaja 20 (1986) mengemukakan bahwa apabila tanaman
kekurangan unsur N tanaman akan memperlihatkan pertumbuhan yang kerdil.
b. Jumlah Daun
Daun merupakan organ yang penting bagi tanaman dimana daun mempunyai
organ yang dapat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai
cadangan makanan. Proses yang terjadi diantaranya proses fotosintesis dimana
dalam pengolahannya menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi selain
itu juga di dalam bagian daun terdapat klorofil yang akan berinteraksi dalam
proses fotosintesis. Semakin banyak daun maka akan semakin banyak proses
fotosintesis dan akan semakin banyak makanan yang diproduksi.
Pengamatan jumlah daun sama dengan tinggi tanaman, dilakukan selama
empat minggu. Pertumbuhan jumlah daun tidak signifikan terjadi, pada minggu
12
5.1. KESIMPULAN
Kualitas hidup tanaman terung sangat bergantung dari ketercukupan hara
dari lingkungannya serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara
dalam menunjang fase vegetatif tanaman.
Nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan dan memberikan hasil yang
lebih besar dalam mendorong pertumbuhan vegetasi seperti daun, batang,
akar, yang mempunyai peranan penting dalam tanaman.
Bahan organik yang terdapat pada pupuk kandang kambing dapat
memperbaiki sifat fisik tanah yaitu dapat meningkatkan kemampuan tanah
menahan air, serta dapat meningkatkan warna pada tanah dari coklat
menjadi gelap
5.2. SARAN
Diharapkan kepada pratikan agar lebih memperhatikan kebutuhan dari
tanaman terung seperti pembuatan naungan agar pertumbuhan tanaman terung
bisa semaksimal mungkin. Kemudian untuk kelembaban tanah yang cukup maka
harus rajin setiap hari disiram agar tanaman terung tidak kekurangan air dan juga
setiap hari tanaman harus dibersihkan dari gangguan gulma yang menyebabkan
kekurangan unsur hara di dalam tanah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hadisuwito, Sukamto. 2012. ”Membuat Pupuk Cair: PT. Ago Media Pustaka.
Jakarta.
Rasyid, T. 2017. Skripsi“Kandungan Fosfor (p) Pupuk Organik Cair (poc) Asal
Urin Sapi Dengan Penambahan Akar Serai (Cymbopogon citratus) Melalui
Fermentasi”. Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negri Alauddin, Makassar.
14
15