Anda di halaman 1dari 28

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi

kehidupan manusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga

merupakan bahan baku makanan ternak. Di Indonesia jagung merupakan komoditi

tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. Tanaman jagung

tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks dan sejumlah zat gizi

lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium, fosfor,

omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol.

Buah kelelengkeng atau yang biasa disebut lengkeng merupakan tanaman

buah-buahan yang berasal dari wilayah Asia. Menurut Mariana (2013) bahwa buah

kelengkeng (Dimocarpus longan L.) merupakan tanaman subtropis yang sudah

dikenal 2000 tahun yang lalu, berasal dari daerah Cina Selatan,pemanfaatannya lebih

kepada khasiatnya sebagai obat, bukan sebagai buah meja. Buah kelengkeng

termasuk tanaman tahunan.. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hendrawan (2013)

bahwa kebutuhan konsumsi buah kelengkeng tiap tahunnya cenderung mengalami

peningkatan, untuk itu telah diupayakan budidaya kelengkeng tanpa bergantung pada

musim atau yang biasa disebut teknologi off-season.

Durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah

seleranya kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan

memiliki rasa yang khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat. Buah

yang memiliki nama latin Durio zibethinus ini banyak sekali mengandung vitamin

B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali
2

zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor

(P), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).

Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (2012), Produksi jagung pada tahun

2018 seberat 30,56 juta ton dengan luas lahan panen 5,73 juta hektare (ha).

Selanjutnya produksi buah durian Indonesia tahun 2012 sebanyak 888.130 ton.

Produksi Durian Indonesia pada 2018 seberat 1.142.094 ton dengan luas lahan panen

65.286 hektare (ha). Produksi lengkeng di Indonesia mencapai 245.000 pohon atau

sekitar 1.200 Ha. Sentra lengkeng tersebar di beberapa titik pulau Jawa yang

diperkirakan sekitar 37% sudah berproduksi.

Cara budiaya ketiga tanaman tersebut adalah yang pertama Pembersihan dan

Pembagian lahan. Sebelum melakukan budidaya terlebih dahulu melakukan

pembersihan lahan dari tanaman yang telah tumbuh sebelumnya. Kedua adalah

pengolahan lahan, pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari

pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya

atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Selanjutnya pengukuran jarak

tanam, untuk mempermudah dalam penanamannya nanti. Selanjutnya penanaman,

pemeliharaan dimana terdapat penyiraman, penyiangan, dan pemupukan, serta

parameter pengukur dan pemanenan. (Anonim, 2017)

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH 2

CONH2 merupakan pupu yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah

menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering

dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan
3

pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret

1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.

Pupuk Triple Super Phosphate (TSP) adalah nutrient anorganik yang

digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super

phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 (PHOSPHATE) pupuk ini

sekitar 44-46%. PHOSPHATE adalah salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan

oleh semua jenis tanaman untuk memacu perkembangan akar tanaman sehingga

perakaran lebih lebat, sehat & kuat, Menguatkan batang sehingga meningkatkan daya

tahan terhadap serangan hama penyakit & mengurangi resiko roboh, Memacu

pembentukan bunga dan pemasakan biji sehingga panen lebih cepat. Kekurangan

PHOSPHATE dapat menyebabkan tanaman akan tumbuh kerdil, daun berwarna

hijau tua, anakan sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah

atau buah.

Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah

difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah.Secara biologis dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah yang

berperan dalam transformasi unsur sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara

tanaman (Edison, 2000, dalam Zahrah, 2011).

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara persilangan jagung manis dan jagung pelangi

2. Untuk mengetahui teknik sambung pucuk pada tanaman kelengkeng dan

durian
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan biji-

bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui

kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, daerah-daerah

penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur,

Madura, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan

Maluku (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi)

tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Superdivision : Spermatophyta,

Division : Magnoliophyta, Class : Liliopsida, Subclass : Commelinidae, Order :

Cyperales, Family : Poaceae, Genus : Zea L., Spesies : Zea mays L. (USDA, 2014).

Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang,

daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut, yaitu

akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar

yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang

berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah akar

adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas permukaan tanah (Subekti

dkk., 2013). Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan

buku ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi

tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari varietas

(Purwono dan Hartono, 2011). Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun

pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara

pelepah dan helai daun terdapat ligula (Subekti dkk., 2013). Menurut Purwono dan
5

Hartono (2011), fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan

batang. Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah dalam satu tanaman

(monoecious). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

bunga (inflorescence). Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari

buku, di antara batang dan pelepah daun (Subekti dkk., 2013).

Menurut Rahmah (2013), taksonomi tanaman kelengkeng diklasifikasikan

sebagai berikut, Kingdom : Plantae, Sub kingdom : Tracheophyta, Divisio :

Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : MagnoliopsidaOrdo :

Dimocarpus, Famili : Sapindaceae, Genus : Dimiocarpus, Spesies : Dimocarpus

longan.

Daun Kelengkeng termasuk daun majemuk, tiap tangkai memiliki tiga sampai

enam pasang daun. Bentuknya bulat panjang dan ujungnya agak runcing. Kuncup

daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah.

Perbungaan umumnya di ujung (flos 6 terminalis),4-80 cm panjangnya, lebat dengan

bulu-bulu empa, bentuk payung menggarpu (malai). Mahkota bunga lima helai,

warna bunga kuning mudaatau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga

hanya dapat diamati secara jelas bila memakai alat pembesar (Syahputra dan

Harjoko,2011). Buah Kelengkeng berbentuk bulat, dagingnya berwarna putih bening,

dan mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam

atau coklat tua (Rahmah, 2013). Daging buah Kelengkengmengandung banyak zat

gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh karena mengandung sukrosa,

glukosa, protein (nabati), lemak,vitamin A, vitamin B dan asam tartarik yang

berguna bagi kesehatan (Faizah dkk, 2012).

Durian berkembang menjadi komoditas komersial yang penting di tiga negara

yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia. Negara lain yang juga membudidayakan
6

durian ialah Filipina, Vietnam, Brunai Darussalam dan Australia bagian

utara.Tanaman ini juga ditemukan di Myanmar, India dan Srilangka, bahkan

dijumpai di Hawaii dan Dominica (Badan Litbang Pertanian, 2013).

Klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom: Plantae (t

umbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Divisi:

Spermatophyta (menghasilkan biji), Sub Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan

berbunga), Kelas: Magnoliopsida (/dikotil), Sub Kelas: Dilleniidae, Ordo: Malvales,

Famili: Bombacaceae, Genus: Durio dan Spesies: Durio zibethinus Murr

Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil

perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman

durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia (Rukmana, 1996).

Buah durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik

di Indonesia. Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan

lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di

dalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem,

kuning, atau kuning tua. Tiap varietas durian menentukan besar kecilnya ukuran

buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging (Nazaruddin, 1994). Durian banyak

disebutkan sebagai pohon hutan dan biasanya berukuran sedang hingga besar yang

tingginya mencapai 50 m dan umurnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan

tahun. Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga dengan kulit batangnya berwarna

merah coklat gelap, kasar, dan kadang terkelupas. Buah durian memiliki alat kelamin

jantan dan betina dalam 1 bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Aroma dari

buahnya cukup menyengat. Buahnya berduri dan bila dibelah di dalam buahnya

terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah lima. Setiap ruangan berisi biji
7

(pongge) yang dilapisi daging buah yang lembut, manis, dan berbau merangsang.

Jumlah daging buahnya pun beragam tetapi ratarata 2-5 buah. Warna buahnya

bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan (Widyastuti dkk., 1993).

Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak baik

ternak ruminansia ataupun ternak unggas. Sebenarnya, keunggulan pupukkandang

tidak terletak pada kandungan unsur hara karena sesungguhnya pupuk kandang

memiliki kandungan hara yang rendah. Kelebihannya adalah pupuk kandang dapat

meningkatkan humus, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kehidupan

mikroorganisme pengurai (Zulkarnain, 2009).

Pengaruh pupuk kandang terhadap sifat tanah antara lain adalah memudahkan

penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air,

mengurangi erosi, memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan

merupakan sumber unsur hara tanaman. Pupuk kandang membuat tanah lebih subur,

gembur dan lebih mudah di olah. Kegunaan ini tidak dapat digantikan oleh pupuk

buatan. Kandungan unsur hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman

antara lain unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur inilah

yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Ketiga jenis unsur hara ini sangat

penting diberikan karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat penting bagi

pertumbuhan tanaman (Setiawan, 1998).

Pupuk urea terbuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua

zat ini menghasilkan pupuk urea dengan kandungan N mencapai 46%. Urea

merupakan jenis pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Oleh karena itu,

urea mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Sifat lainnya adalah mudah

tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari (Marsono dan Lingga 2008).
8

Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian

vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal

pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N

berperan untuk mempercepat fase vegetative karena fungsi utama unsur N itu sendiri

sebagai sintesis klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya matahari yang

berguna untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis, kandungan klorofil yang

cukup dapat membentuk atau memacu pertumbuhan tanaman terutama 9 merangsang

organ vegetative tanaman. Pertumbuhan akar, batang, dan daun terjadi dengan cepat

jika persediaan makanan yang digunakan untuk proses pembentukan organ tersebut

dalam keadaan atau jumlah yang cukup (Purwadi, 2011).

Pupuk TSP (triplesuperfosfat) memiliki kadar P2O5 sebesar 46-48% dan

umumnya berwarna abu-abu. Bentuknya berupa butiran dan larut dalam air. Reaksi

fisiologisnya netral (Marsono dan Lingga 2008).

Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk adalah merupakan

salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Grafting merupakan suatu

kegiatan penyambungan untuk menggabungkan (kompatibel) dua atau lebih sifat

unggul dalam satu tanaman (Putri dkk,2016). Grafting bertujuan menggabungkan

sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan

produksi yang baik, batang bawah memiliki perakaran yang baik, sedangkan batang

atas adalah menghasilkan produksifitas yang berkualitas (Simanjuntak, 2010).

Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk merupakan salah satu

cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Grafting merupakan suatu kegiatan

penyambungan untuk menggabungkan (kompatibel) dua atau lebih sifat unggul

dalam satu tanaman (Putri dkk,2016). Grafting bertujuan menggabungkan sifat-sifat

yang baik dari setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang
9

baik, batang bawah memiliki perakaran yang baik, sedangkan batang atas adalah

menghasilkan produksifitas yang berkualitas (Simanjuntak, 2010).

Perbanyakan vegetative dengan cara grafting memiliki beberapa kegunaan

yang mungkin tidak terdapat pada metode perbanyakan vegetative yang lainnya.

Diantara kegunaan perbanyakan dengan cara grafting adalah memperbaiki kualitas

dan kuantitas tanaman, mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih

baik (pada tanaman berumah dua), untuk peremajaan tanaman, menguji keberadaan

penyakit akibat virus, mempercepat kematangan reproduktif, dan mendapatkan

bentuk pertumbuhan khusus pada tanaman. 


10

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum mata kuliah Genetika Tanaman untuk kegiatan Persilangan Jagung

dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Praktikum ini telah

dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Agustus 2019 hingga bulan

November 2019. Untuk Praktikum kegiatan Sambung Pucuk dilaksanakan di

Kompos Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Kegiatan ini telah dilaksankan

selama 1 bulan dimulai dari bulan November 2019 hingga Desember 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada kegiatan Persilangan Jagung adalah benih jagung,

pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk kcl. Alat yang digunakan dalam praktikum

ini adalah cangkul,garu, gambor.

Bahan yang digunakan pada kegiatan sambung pucuk adalah bibit durian dan

bibit kelengkeng. Alat yang digunakan adalah cangkul, garu, plastik bening, pisau

cutter, gunting, serta buku dan alat tulis.

C. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan pada kegiatan persilangan jagung adalah pemberian

pupuk urea dan pupuk TSP pada tanaman. Perlakuan yang diberi yaitu T1P0,

maksudnya adalah pupuk TSP 3 gram dan pupuk urea 0 gram.

Tanaman yang disambungkan pada kegiatan sambung pucuk adalah tanaman

kelengkeng dan tanaman durian.


11

D. Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan pratikum persilangan jagung adalah sebagai berikut.

1. Persiapan dan Pengolahan Lahan

Lahan praktikum dibersihkan dari sampah-sampah dan tanaman yang

terdapat di lahan praktikum. Selanjutnya, tanah di gemburkan menggunakan

cangkul dan garu yang bertujuan untuk merubah tekstur tanah dari yang keras

menjadi gembur dan memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan pada tanggal 8 dan 16 Agustus 2019.

2. Pembuatan Plot

Selanjutnya dilakukan membuat bedengan atau plot, pengukuran lahan diukur

dengan menggunakan meteran dengan ukuran 1 m x 1 m dan tinggi bedengan 30

cm dengan dibatasi tali pelastik sebanyak 1 plot. Setelah pembuatan plot dan

penggemburan tanah, tanah tersebut di diam kan selama 1 minggu. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2019.

3. Pemberian pupuk kandang

Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ayam. Tanah yang sudah

digemburkan dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak ½ dari karung.

Pupuk kandang di campur tanah secara merata, agar unsur atau kandungan N, P,

dan K dapat diserap akar tanaman secara mudah, kemudian plot tadi di rapikan

kembali dan bagian sisi-sisi samping plot dipadatkan agar plot tidak runtuh ketika

turun hujan dan tergenang disaat banjir. Lalu plot di diamkan selama 1 minggu.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2019.

4. Penanaman

Penanaman benih dilakukan secara langsung tanpa disemai terlebih dahulu.

Sebelum benih ditanam dibuat lubang tanam sedalam 3 cm diatas plot dengan
12

jarak 16 cm x 16 cm atau kira-kira satu jengkal tangan, untuk sebagai penanda

ditancapkan kayu di depan lubang tanam. Dalam satu lubang berisi dua benih.

Benih yang ditanam ada dua jenis yaitu Jagung Manis dan Jagung Pelangi.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 September 2019.

5. Pemberian Perlakuan

Pemberian Pupuk TSP dan Pupuk Urea dilakukan pada saat tanaman berumur

8 hst. Tiap bedengan diberi perlakukan dosis pupuk yang berbeda. Perlakukan

pada bedengan saya yaitu Pupuk TSP dengan dosis 1 gram dan pupuk urea

dengan dosis 0 gram. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10

September 2019.

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, kecuali bila

turun hujan maka penyiraman tidak dilakukan. Penyiraman dikurangi pada saat

penanaman dan dihentikan 14 hari sebelum panen.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan diluar plot dan dilakukan di parit antar plot.

Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul atau dengan tangan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menebar Insektisida puradan 3GR

dengan dosis 2-3 gr/tanaman, yang ditebarkan di sekeliling tanaman dengan jarak

5 cm. Pemberian puradan 3GR dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu

setelah tanam. Hama yang sering menyerang tanaman jagung adalah ulat grayak.
13

7. Persilangan

Penyilangan dilakukan dengan cara meletakkan serbuk dari dari benang sari

jagung manis di kepala putik jagung pelangi. Kemudian ditutupi dengan kertas

padi dan dihekter. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 13 November

2019.

8. Panen

Masa panen buah jagung yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah

tanam, atau tergantung dengan varietasnya, system tanam maupun tujuan

pemasarannya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 Desember

2019.

Pelaksanaan kegiatan sambung pucuk adalah sebagai berikut.

1. Sambung pucuk

Kegiatan ini dilakukan dengan menyambung batang antar tanaman.

Tanaman yang disambung adalah dua tanaman durian dan dua tanaman

kelengkeng. Batang atas tanaman durian digabungkan dengan batang bawah

tanaman durian lainnya. Begitu juga dengan batang atas tanaman kelengkeng

yang digabungkan dengan batang tanaman bawah kelengkeng lainnya. Setelah

disambung, batang bagian yang disambung diikat menggunakan plastic dan

kemudian tanaman ditutupi plastic selama beberpa hari. Pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan pada tanggal 14 November 2019.

2. Hasil Sambung Pucuk

Dari empat tanaman yang disambung pucuk, hanya satu yang berhasil

yaitu pada tanaman kelengkeng. Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuka

plastik yang menutupi tanaman telah disambung pucuk. Pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan pada tanggal 18 Desember 2019.


14

E. Parameter Pengamatan

Parameter tanaman Jagung

1. Umur Muncul Tunas

Pengamatan umur muncul tunas jagung dilakukan dengan cara mengamati

umur pertumbuhan jagung ketika mulai muncul tunasnya. Data hasil pengamatan

disajikan dalam bentuk tabel.

2. Panjang Buah Per sampel (cm)

Pengamatan panjang buah dilakukan dengan mengukur panjang buah per

buah pada tanaman sampel. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

3. Berat Buah Per sampel (gram)

Pengamatan berat buah dilakukan dengan mengukur berat buah pada tanaman

sampel. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

Parameter Sambung pucuk

1. Jumlah Daun yang Tumbuh Setelah Meyambung Tanaman

Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang tumbuh

setelah kegiatan sambung tanaman dilakukan. Data hasil pengamatan disajikan

dalam bentuk tabel.

2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengukur pertumbuhan tinggi tanaman

setelah kegiatan sambung tanaman dilakukan. Data hasil pengamatan disajikan

dalam bentuk tabel


15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tanaman Jagung

Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi

persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing). Selfing adalah persilangan

yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada perbedaan antara

genotipe kedua tanaman yang disilangkan. Sedangkan crossing atau pembastaran

adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya.

Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke

dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua

(uji turunan). Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea

mays).

1. Umur Muncul Tunas Jagung

Tabel 1. Umur Muncul Tunas

NO SAMPEL UMUR MUNCUL TUNAS


1. Jagung Manis (1) 6 HST
2. Jagung Manis (2) 4 HST
3. Jagung Pelangi (1) 7 HST
4. Jagung Pelangi (2) 0 HST
Dari tabel 1. diatas memperlihatkan perbedaan umur muncul tunas pada

setiap tanaman jagung dan satu sampel tidak muncul tunas atau mati. Dilihat dari

lamanya umur muncul tunas, ini berarti kurang maksimal atau pertumbuhan tanaman

lambat. Hal ini disebabkan karena tanaman yang diberikan perlakuan pupuk TSP dan

Urea masing-masing 1 dan 0 gram. Sehingga tanaman kekurangan unsur hara dan

lambatnya pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini disebabkan karena Nitrogen dalam

tanah umumnya kurang tersedia, menurut Lakitan (2013), nitrogen dalam tanah
16

mudah tercuci sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Oleh sebab itu diperlukan

penambahan unsur N seperti pupuk urea, dan perlu untuk mengetahui dosis pupuk

urea yang baik digunakan untuk tanaman jagung agar penggunaan pupuk urea dapat

lebih optimal. Menurut Gofar (2015) ketersediaan unsur hara terutama N dan P

dalam jumlah yang seimbang pada awal masa pertumbuhan adalah penting untuk

menghasilkan produksi yang maksimum. Kelebihan N menyebabkan tanaman mudah

patah dan mudah terserang hama sedangakan kekurangan N mengakibatkan tanaman

penyimpangan pertumbuhan daun, jaringan mati atau mengering dan pertumbuhan

tanaman kerdil (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2010)

2. Panjang Buah Per sampel Jagung (cm)

Tabel 2. Panjang Buah Per sampel Jagung (cm)

No Sampel Panjang Buah Per sampel (cm)


1. Jagung Manis (1) 10 cm
2. Jagung Manis (2) 16 cm
3. Jagung Pelangi (1) 20 cm
4. Jagung Pelangi (2) -
Rata-rata 15,33 cm
Dari tabel 2. diatas memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk T1P0

memberikan pengaruh yang nyata, dimana pengamatan diatas dapat disimpulkan

bahwa rata- rata panjang buah adalah 15,33 cm. Hal ini kurang maksimal,

dikarenakan pembentukan buah yang kurang efektif, serta tersedianya unsur hara

yang kurang optimal sehingga panjang buah jagung kurang maksimal

Curah hujan yang terlalu tinggi atau kurang lebih hujan yang turun hampir

setiap hari. Curah hujan termasuk turunnya kabut, embun dan salju, dapat menjadi

sahabat yang baik bagi petani, tetapi dapat pula menjadi momok yang sangat

menakutkan. Dalam hal ini penanaman jagung, curah hujan dapat mempengaruhi

bahkan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan (Samadi, 2007).


17

3. Berat Buah (gram)

Tabel 3. Berat Buah Jagung (gram)

No Sampel Berat Buah (gram)


1. Jagung Manis (1) 267,8
2. Jagung Manis (2) 131,5
3. Jagung Pelangi (1) 192,6
4. Jagung Pelangi (2) -
Rata-rata 197,3 gram
Dari tabel 3. diatas memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk T1P0

memberikan pengaruh yang nyata, dimana pengamatan diatas dapat disimpulkan

bahwa rata- rata berat buah adalah 197,3 gram. Menurut Martajaya dkk. (2010),

anjuran dosis pupuk untuk tanaman jagung manis yaitu 300 kg/ha Urea, 100 kg/ha

SP-36, dan 50 kg/ha KCl. Pupuk tersebut diaplikasikan dengan cara ditugal sedalam

5 cm dengan jarak 10 cm dari batang tanaman dan ditutup dengan tanah (Fachrista

dan Isuukindarsyah, 2012).

Peningkatan bobot dan kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan

cara mengefisienkan proses fotosintesis pada tanaman dan meningkatkan translokasi

fotosintat ke bagian tongkol (Haris S1 dan Krestiani, 2010). Pada umumnya pupuk

anorganik memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, memberikan efek yang lebih

cepat, mudah dalam penentuan dosis serta praktis dalam pemakaian. Namun,

penggunaan pupuk kimia berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam

kurun waktu yang panjang menyebabkan ketimpangan hara lainnya dan

menyebabkan merosotnya kandungan bahan organik tanah (Hartoyo, 2008).

Amin etal.(2013) menambahkan perbedaan susunan genetik merupakan salah

satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Oleh karena itu hasil dan

produksi jagung dapat ditentukan oleh varietas. Hal ini sesuai dengan pernyataan
18

Sari (2012), bahwa varietas akan menentukan produktivitas yang dihasilkan, daya

adaptasi terhadap lingkungan dan ketahanan penyakit.

Hama yang menyerang tanaman jagung selama penelitian adalah ulat

grayak (Spodoptera litura) dan belalang (Valanga nigicornis). Pengendalian

dilakukan secara manual dengan mengambil ulat dan belalang dan membersihkan

gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jagung. Pengendalian kimiawi dilakukan

dengan menggunakan insektisida (Decis 2.5 EC berbahan aktif Deltamethrin 25 g/l)

dengan konsentrasi 1‐2 ml/liter dan fungisida (Antracol berbahan aktif propineb

70 WP) dengan konsentrasi 1‐2 g/liter

B. Sambung Pucuk

1. Jumlah Daun yang Tumbuh Setelah Meyambung Tanaman

Tabel 4. Jumlah Daun Sambung Pucuk

No Sampel Jumlah Daun (helai)


1. Kelengkeng 3
Dari tabel 4. diatas memperlihatkan bahwa jumlah daun tanaman kelengkeng

setelah disambung adalah sebanyak 3 helai.

2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Tabel 5. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

No Sampel Tinggi Tanaman (cm)


1. Kelengkeng 20 cm
Dari tabel 5. Diatas memperlihatkn bahwa pertumbuhan tinggi tanaman

kelengkeng setelah disambung adalah berukuran 20 cm. Pada praktikum kali ini

teknik grafting hanya satu tanaman yang berhasil dari 4 tanaman. Berdasarkan data

hasil praktikum tersebut persentase keberhasilan teknik penyambungan adalah 25%.


19

Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan

antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses

pembelahan sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan.

Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan menjadi

individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh karena itu

mengikat sambungan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas dan membuat

ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga agar suhu

lingkungan sambungan tetap terjaga dengan baik maka sambungan perlu ditutupi

atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi sambungan dari

penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat merusak sambungan

dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan salah satu penyebab ada

beberapa teknik sambungan yang gagal adalah suhu yang tidak menentu. Hal ini juga

dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat mempengaruhi penyambungan

untuk mencegah pembusukan. Oleh karena itu, penggunaan sungkup pada teknik

grafting sangat diperlukan. Menyambung merupakan teknik mengembangbiakan

tanaman secara vegetatif yang sudah umum diketahui. Pernyataan diatas didukung

oleh beberapa ahli perkembangbiakan tanaman bahwa ada 119 teknik menyambung.

Dari sekian banyak teknik tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok,

yaitu Approach Grafting ( penyusuan) penyambungan dimana batang atas dan batang

bawah masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran masing-masing. Pada

umumnya penyambungan Approach Grafting digunakan bila sukar untuk

mengunakan tanaman dengan cara-cara lain, kemudian teknik sambung cara

Inarching yakni penyambungan yang bisa dilakukan pada pohon-pohon tua yang

dekat dasarnya dikelilingi oleh tanamanp muda. Dalam penyambungan ini

dimaksudkan agar pohon yang tua tersebut dibantu pertumbuhannya dalam


20

pengambilan zat-zat makanan oleh tanaman muda (sebagai batang bawah). Cara

yang ketiga adalah dengan Bridge Grafting yakni penyambungan yang bermaksud

menyatukan kembali atau menghubungakan kembali jaringan yang terpisah akibat

kerusakan batang. Cara yang umum dilakukan adalah cara tatahan atau dengan cara

saluran kerena sederhana dan sama rata.Sedangkan cara yang terahir adalah metode

Detached Scion Grafting, Pada penyambungan ini hanya batang bawah yang

berhubungan dengan akar dan batang atas diambil dari bagian tanaman lain yang

lepas dari akarnya. Macam dari Detached Scion Grafting adalah sambung pucuk,

sambung samping, dan sambung akar.


21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan bahwa:

1. Persilangan dilakukan secara manual dengan tangan manusia, proses

persilangan tersebut yaitu dengan perpindahan serbuk sari dari benang sari ke

kepala putik. Letakkan serbuk sari diatas ke kepala putik secara perlahan lahan,

untuk melancarkan keberhasilan dalam persilangan. Persilangan secara alami

biasanya serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan

serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik (Ashari, 1995).

2. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu persilangan sendiri

(selfing) dan pembastaran (crossing).

3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyilangkan tanaman yaitu

pemilihan tetua, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi

tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga), dan

keadaan cuaca saat penyerbukan.

4. Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk merupakan salah satu

cara perbanyakan tanaman secara vegetatif . Sambung pucuk dilakukan dengan

cara menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan jaringannya) yang masih

hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu

tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau

jaringan yang digabungkan tadi. Dua bagian tanaman yang disatukan pada

umumnya dalah batang bawah dan batang atas.


22

B. Saran

Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah di lakukan, untuk mendapatkan

hasil persilangan tanaman jagung saran yang perlu diperhatikan adalah saat

menyilangkan tanaman jagung hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar benang

sari tidak jatuh dan rusak saat disilangkan ke bunga betina.

Dalam melakukan praktikum ini diharapkan praktikan memperhatikan

pemotongan batang atas maupun batang bawah denagan hati-hati, karena apabila

terjadi kesalahan dalam pemotongan maka presentase kebarhasilan

penyambunganpun kecil.
23

DAFTAR PUSTAKA

https://idruskrenz.wordpress.com/2013/12/01/laporan-budidaya-tanaman-jagung-
manis-zea-mays-saccharat-idrus/
https://www.academia.edu/12144397/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNIK_BU
DIDAYA_TANAMAN_JAGUNG
http://e-journal.uajy.ac.id/1715/3/2BL00917.pdf
https://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/
http://www.lautan-luas.com/id/industries/products/triple-super-phosphate-tsp-
fertilizer/
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64953/4/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
https://www.academia.edu/37280416/PRAKTIK_KERJA_LAPANG_PKL_TEK
NIK_SAMBUNG_PUCUK_Grafting_TANAMAN_KELENGKENG_Di
mocarpus_longan_DI_MANGROVE
http://digilib.unila.ac.id/21143/15/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/16359/4/0314041030-pendahuluan.pdf
http://eprints.umm.ac.id/26717/2/jiptummpp-gdl-yulifatmaw-33093-2-babi.pdf
https://bibitbunga.com/budidaya-lengkeng-di-dataran-rendah/
http://infobuahdurian.blogspot.com/2014/05/budidaya-cara-menanam-buah-

durian.html
24

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

No Hari/Tanggal Keterangan
Pembukaan lahan dan pembuangan
1. Kamis, 8 Agustus 2019
rumput liar

2. Jumat, 16 Agustus 2019 Pembukaan lahan lanjutan

3. Rabu, 28 Agustus 2019 Pembuatan bedengan


Pembersihan bedengan dan pemberian
4. Sabtu, 31 Agustus 2019
pupuk kandang
5. Senin, 2 September 2019 Penanaman benih jagung

6. Selasa, 10 September 2019 Pemberian perlakuan

7. Rabu, 13 November 2019 Persilangan jagung


8. Senin, 2 Desember 2019 Pemanenan
9. Kamis, 14 November 2019 Sambung pucuk
10. Rabu, 18 Desember 2019 Hasil sambung pucuk
25

Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Benih Jagung Manis dan Pelangi Gambar 2. Pupuk TSP

Gambar 3. Pembukaan lahan dan pembuatan bedengan.


Gambar 4. Penanaman benih

Gambar 5. Pertumbuhan tunas 7 HST


26

Gambar 6. Pemberian pupuk T1P0

Gambar 7. Persilangan jagung Gambar 8. Buah jagung hasil persilangan

Gambar 9. Penimbangan buah jagung

Gambar 10. Penimbangan biji jagung


27

Gambar 11. sambung pucuk tanaman kelengkeng dan durian

Gambar 12. Hasil sambung pucuk kelengkeng dan durian

Gambar 11. Sambung pucuk yang berhasil tumbuh


28

Anda mungkin juga menyukai