Anda di halaman 1dari 7

Nama : Syarifah Zaharatul Aini

Npm : 184110437
Kelas : Agt G
Mata Kuliah : Bioteknologi
Dosen Pengampu : Dr. Fathurrahman SP.,M.Sc

SOAL:

I. Jelaskan secara terperinci mekanisme penghasilan produk transgenik seperti


yang tersebut dalam slide

Jawaban:

Transgenik artinya adalah memiliki materi genetik (DNA) dari organisme lain. Jadi,
tanaman transgenik itu merupakan tanaman yang memiliki gen atau telah disisipi gen dari
organisme lain, dan dapat pula disebut sebagai Genetically Modified Organism (organisme
yang termodifikasi secara genetik). Penyisipan gen ini biasanya lebih diarahkan ke tanaman
pangan untuk menciptakan kualitas pangan yang lebih baik daripada sebelumnya. Contoh
manfaatnya, agar tanaman pangan lebih tahan hama, lebih toleran terhadap panas, dingin
ataupun kekeringan, dan banyak lagi manfaat lainnya.

Rekayasa genetika atau disebut juga modifikasi genetika, adalah Proses modern dimana
sifat-sifat dari suatu makhluk hidup diubah dengan cara memindahkan gen-gen dari satu
spesies makhluk hidup ke spesies lain. Memodifikasi gen-gen dalam satu spesies. Replikasi
gen sebagai ujung dari konsep rekayasa genetika. adalah manipulasi langsung gen suatu
organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi yang digunakan
untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan
melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat.

Pengertian rekayasa genetika adalah manipulasi DNA secara manual untuk mengubah
karakteristik suatu organisme dengan menggunakan bioteknologi. Hal ini berarti mengubah
susunan genetik dari sel, dengan menghapus dan menambah DNA atau gen untuk
meningkatkan organisme dan melampaui limitasinya. Hal ini juga bisa berarti mengambil
DNA organisme lain lalu menggabungkannya ke DNA organisme penerima, sehingga
menambah sifat baru yang sebelumnya tidak terdapat pada organisme penerima.
Tanaman Transgenik tanaman transgenik yang memiliki sifat-sifat dan contohnya

1. Toleran terhadap zat kimia tertentu (resisten herbisida)


2. tahan terhadap hama dan penyakit
3. mempunyai sifat-sifat khusus
- tomat matang tahan lembek
- padi yang memproduksi beta-caroten dan vitamin A,
- kedelai dengan lemak tak jenuh rendah,
- strawberry yang rasanya manis,
- kentang dan pisang yang berkhasiat obat,
- dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen
disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri),
- dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin dan
tanah bergaram tinggi

GMO DAN PRODUSEN GEN, PRODUK GEN & ASAL GEN SIFAT BARU
TURUNAN I

Produk Turunan II Produk.

Pangan rekayasa genetika (makanan transgenik) (bahasa Inggris: genetically modified


foods), juga dikenal sebagai makanan rekayasa genetika (makanan RG), atau makanan yang
direkayasa secara biologis adalah makanan yang diproduksi dari organisme yang telah
mengalami perubahan yang dimasukkan ke dalam DNA mereka menggunakan metode
rekayasa genetika. Teknik rekayasa genetika memungkinkan pengenalan sifat-sifat baru serta
kontrol yang lebih besar terhadap sifat-sifat makanan bila dibandingkan dengan metode
sebelumnya, seperti seleksi buatan dan pemuliaan mutasi.

Organisme hasil rekayasa genetika ( GMO ) adalah organisme apa pun yang materi
genetiknya telah diubah menggunakan teknik rekayasa genetika . Definisi pasti dari
organisme yang dimodifikasi secara genetis dan apa yang merupakan rekayasa genetika
bervariasi, dengan organisme yang paling umum diubah dengan cara yang "tidak terjadi
secara alami dengan kawin dan / atau rekombinasi alami". Berbagai macam organisme telah
dimodifikasi secara genetika (GM), dari hewan ke tumbuhan dan mikroorganisme. Gen telah
ditransfer dalam spesies yang sama , lintas spesies (menciptakan organisme transgenik) dan
bahkan lintas kerajaan . Gen baru dapat diperkenalkan, atau gen endogen dapat ditingkatkan,
diubah atau dihilangkan .

Pangan GMO ditolak atau diterima Isu Genetically Modified Organism (GMO) adalah
organisme yang materi genetiknya dimdodifikasi untuk tujuan tertentu atau secara singkat
dapat dikatakan sebagai organisme hasil rekayasa genetika. Salah satu produk yang banyak
dikembangkan secara masal adalah tanaman transgenik. Tanaman transgenik digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan.

1. Jagung (Monsanto), Enzim EPSPS, Agrobacterium Tahan herbisida glufosinat


Maizena Modified corn starch Minyak jagung Biskuit Tepung kue.
2. Jagung (Aventis) Enzim PAT, Bacillus amvloliquefaciens S.d.a
3. Padi (Aventis) Streptomyces hygroscopicus Tepung beras, Bihun
4. Kedelai (Monsanto) Enzim PAT, Viridochromagenes- Isolate Soy Protein (ISP),
Lesitin, Tepung kedelai,Susu kedelai, susu rendah laktosa, susu bubuk, biskuit
5. Kentang (Monsanto) Gen Cry III A, PLRV replikase, B. Thuringiensis Tahan
Kumbang (Colorado), Potato starch, Modified starch, Snack food Biskut, mie
6. Tomat (Calgene) Enzim antisense PG, Toma tPenundaan pelunakan buah tomat, Pasta
tomat
7. Gandum (Canada) Modified AHAS genes, Gandum kultifar
8. Grandi Tahan herbisida imidazolinon, Tepung gandum, Roti, biscuit
9. Pepaya dimodifikasi secara genetik untuk melawan virus ringspot (PSRV). "SunUp"
adalah kultivar pepaya berdaging merah Sunset berdaging transgenik yang homozigot
untuk gen protein mantel PRSV; "Rainbow" adalah hibrida F1 berdaging kuning yang
dikembangkan dengan menyilangkan 'SunUp' dan "Kapoho" berdaging kuning
nontransgenik.
10. kentang yang dimodifikasi secara genetik yang dikembangkan oleh JR Simplot
Company yang berisi sepuluh modifikasi genetika yang mencegah memar dan
menghasilkan lebih sedikit akrilamida saat digoreng. Modifikasi menghilangkan
protein spesifik dari kentang melalui interferensi RNA, ketimbang memperkenalkan
protein baru.

Jagung yang digunakan untuk makanan dan etanol telah dimodifikasi secara genetik
untuk mentolerir berbagai herbisida dan untuk mengekspresikan protein dari Bacillus
thuringiensis (Bt) yang membunuh serangga tertentu. Sekitar 90% jagung yang ditanam di
AS dimodifikasi secara genetis pada 2010.Di AS pada 2015, 81% areal jagung mengandung
sifat Bt dan 89% areal jagung mengandung sifat toleran glifosat. Jagung dapat diolah menjadi
bubur jagung, tepung, dan tepung sebagai bahan dalam pancake, muffin, donat, roti dan
adonan, serta makanan bayi, produk daging, sereal, dan beberapa produk fermentasi. Tepung
masa berbasis jagung dan adonan masa digunakan dalam produksi kulit taco, keripik jagung
dan tortilla.

Produk turunan

1. Pati jagung dan gula pati, termasuk sirup

Pati atau amilum adalah polisakarida yang diproduksi oleh semua tanaman hijau sebagai
penyimpan energi. Pati murni adalah bubuk putih, tanpa rasa dan tidak berbau. Pati terdiri
dari dua jenis molekul: amilosa linier dan heliks dan amilopektin bercabang. Bergantung
pada tanamannya, pati umumnya mengandung 20 hingga 25% amilosa dan 75 hingga 80%
amilopektin.

Pati dapat dimodifikasi lebih lanjut untuk membuat pati termodifikasi untuk tujuan tertentu,
termasuk pembuatan banyak gula dalam makanan olahan. Makanan tersebut termasuk:

 Maltodextrin, produk pati yang dihidrolisis ringan digunakan sebagai pengisi dan
pengental yang lembut.
 Berbagai sirup glukosa, juga disebut sirup jagung di AS, larutan kental digunakan
sebagai pemanis dan pengental dalam berbagai jenis makanan olahan.
 Dekstrosa, glukosa komersial, disiapkan oleh hidrolisis sempurna pati.
 Sirup fruktosa tinggi, dibuat dengan memperlakukan larutan dekstrosa dengan enzim
glukosa isomerase, sampai sebagian besar glukosa telah dikonversi menjadi fruktosa.
 Alkohol gula, seperti maltitol, eritritol, sorbitol, manitol dan hidrolisat pati
terhidrogenasi, adalah pemanis yang dibuat dengan mengurangi gula.

2. Gula

AS mengimpor 10% dari gulanya, sedangkan 90% sisanya diekstraksi dari bit dan tebu.
Setelah deregulasi pada 2005, bit gula tahan glifosat diadopsi secara luas di Amerika Serikat.
95% dari bit di AS ditanam dengan biji tahan glifosat pada tahun 2011. Bit gula RG disetujui
untuk penanaman di AS, Kanada dan Jepang. Sebagian besar ditanam di AS. Bit RG disetujui
untuk impor dan konsumsi di Australia, Kanada, Kolombia, UE, Jepang, Korea, Meksiko,
Selandia Baru, Filipina, Federasi Rusia dan Singapura. Bubur kertas dari proses pemurnian
digunakan sebagai pakan ternak. Gula yang dihasilkan dari bit gula RG tidak mengandung
DNA atau protein, hanya sukrosa yang secara kimia tidak dapat dibedakan dari gula yang
dihasilkan dari bit gula non-RG.Analisis independen yang dilakukan oleh laboratorium yang
diakui secara internasional menemukan bahwa gula dari bit gula Roundup Ready identik
dengan gula dari bit gula konvensional yang dikembangkan (non-Roundup Ready).

3. Minyak nabati

Sebagian besar minyak nabati yang digunakan di AS diproduksi dari kanola tanaman RG,
jagung, kapas dan kedelai. Minyak nabati dijual langsung ke konsumen berupa minyak
goreng, mentega, dan margarin dan digunakan dalam makanan olahan. Ada sejumlah kecil
protein atau DNA dari tanaman asli dalam minyak nabati. Minyak nabati terbuat dari
trigliserida yang diekstrak dari tanaman atau biji dan kemudian disuling dan dapat diproses
lebih lanjut melalui hidrogenasi untuk mengubah minyak cair menjadi padatan. Proses
pemurnian menghilangkan semua, atau hampir semua bahan non-trigliserida. Trigliserida
rantai menengah (MCT) menawarkan alternatif untuk lemak dan minyak konvensional.
Panjang asam lemak mempengaruhi penyerapan lemaknya selama proses pencernaan. Asam
lemak di posisi tengah pada molekul gliserol tampaknya lebih mudah diserap dan lebih
memengaruhi metabolisme daripada asam lemak pada posisi akhir. Tidak seperti lemak biasa,
MCT dimetabolisme seperti karbohidrat. Mereka memiliki stabilitas oksidatif yang luar biasa,
dan mencegah makanan cepat menjadi tengik

Jenis-jenis Tanaman Transgenik


(a) Tanaman Transgenik Tahan Kekeringan, tanaman tahan kekeringan memiliki akar
yang sanggup menembus tanah kering, kutikula yang tebal sehingga mengurangi
kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan diri dengan garam di dalam sel.
Tanaman toleran terhadap kekeringan ditransfer dari gen kapang yang
mengeluarngkan enzim trehalose. Tembakau adalah salah satu tanaman yang dapat
toleran terhadap suasana kekeringan.
(b) Tanaman Transgenik Resisten Hama, terdapat Bacillus thuringiensis yang
menghasilkan protein toksin sewaktu terjadi sporulasi atau saat bakteri memberntuk
spora. Dalam bentuk spora, berat toksin mencapai 20% dari berat spora. Apabila larva
serangga memakan spora, maka di dalam alat pencernaan larva serangga tersebut,
spora bakteri pecah dan mengeluarkan toksin. Toksin yang masuk ke dalam membran
sel alat pencernaan larva mengakibatkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan
baik dan pakan tidak dapat diserap sehingga larva mati. Dengan membiakkan Bacillus
thuringiensis kemudian diekstrak dan dimurnikan, makan akan diperoleh insektisida
biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal. Tanaman tembakau untuk pertama kali
merupakan tanaman transgenik pertama yang menggunakan gen BT toksin. Jagung
juga telah direkayasa dengan menggunakan gen Bt toksin, tetapi diintegrasikan
dengan plasmid bakteri Salmonella parathypi yang menghasilkan gen yang
menonaktifkan ampisilin. Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herbisida dan
resistensi insektisida sehingga tanaman transgenik jagung memiliki berbagai jenis
resistensi hama tanaman. Gen Bt toksin juga direkayasa ke tanaman kapas, bahkan
multiplegene dapat direkayasa genetika pada tanaman transgenik. Toksin yang
diproduksi dengan tanaman transgenik menjadi nonaktif apabila terkena sinar
matahahari, khususnya sinar ultraviolet.
(c) Tanaman Transgenik Resisten Penyakit dimana perkembangan yang signifikan juga
terjadi pada usaha untuk memproduksi tanaman transgenik yang bebas dari serangan
virus. Dengan memasukkan gen penyandi tanaman terselubung (coat protein) Johnson
grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman, diharapkan tanaman
tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan. Potongan
DNA dari JGMV, misalnya dari protein terselubung dan protein nuclear inclusion
body (Nib) mampu diintegrasikan pada tanaman jagung dan diharapkan akan
menghasilkan tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Virus JGMV
menyerang beberapa tanaman yang tergolong dalam famili Graminae seperti jagung
dan sorgum yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Gejala yang
ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik, nekrosa atau kombinasi
keduanya. Akibat serangan virus ini, kerugian para petani menjadi sangat tinggi atau
bahkan tidak panen sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai