Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa

Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah,

meyebar ke Thailand kemudian kenegara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga

saat ini telah dibudidayakan dan meyebar luas di daerah-daerah jawa. Jambu biji

sering juga disebut jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut

dilakukkan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain. Sehingga

mendapatakan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit

bahkan tidak berbiji sehingga diberi nama jambu Bangok karena prosed terjadinya

dari Bangok.

Tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn) bukan merupakan

tanamanasli Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika

Tengaholeh Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke

beberapanegara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet

antaratahun 1887-1942. Seiring dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebardi

beberapa negara seperti Thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia,dan

Australia. Di Thailand dan Taiwan, jambu biji menjadi tanaman

yangdikomersialkan (Parimin, 2005).

Psidium guajava L. merupakan tanaman buah yang penting didaerah

tropis Amerika Serikat, dimana itu adalah dibudidayakan untuk produksi buah

segar, selai, jeli dan jus, sumber yang sangat baik dari kesehatan

menguntungkansenyawa termasuk jumlah tinggi vitamin C,serat makanan, b -


karoten , dan dikenal karena kemampuannyauntuk mengurangi kolesterol LDL

dan trigliserida ( Preece1981; Setiawan et al . 2001; Singh et al . 1992) .

Plasma nutfah adalah bagian dari organisme yang berfungsi untuk

mewariskan varietas yang lebih unggul spesies tertentu genetik melalui pelestarian

seluruh plasma nutfah di suatu spesies, yang meliputi varietas budidaya, kultivar

primitif, landraces dan kerabat liar dan kurus. Meskipun sejumlah besar klonal

diperbanyak aksesi diselenggarakan dalam koleksi plasma nutfah di seluruh dunia,

penggunaannya untuk perbaikan tanaman dibatasi oleh informasi yang tidak

memadai tentang keragaman genetik, populasi struktur dan penilaian fenotipik

yang tepat. Identifikasi, karakterisasi dan evaluasi koleksi akan menyebabkan

pemanfaatan dari plasma nutfah untuk pengembangan ditingkatkan kultivar.

Hubungan plasma nutfah dan hubungannya dengan keanekaragaman

hayati.Plasma Nutfah adalah suatu bagian dari tubuh hewan, tumbuhan maupun

mikroorganisme yang berfungsi untuk mewarisksan sifat. Semua organism yang

ada di alam ataupun yang dipelihara oleh manusia, semuannya memiliki plasma

nutfah, dan manfaat plasma nutfah dalam pemuliaan tanaman dengan adanya

plasma nutfah tersebut maka varietas unggul dari organism bisa terlihat sehingga

bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan. Pendek kata plasma

nutfah adalah bagian dari organisme yang berfungsi untuk mewariskan varietas

yang lebih unggul spesies tertentu.(Feria- Romero et al. 2009; Rodriguez et al.

2007).

Salah satu hambatan yang paling utama dalam meingkatkan produksi

tanaman jambu biji adalah dalam peningkatan mutu buah, yaitu adanya serangan

hama lalat buah. Hama menjadi permasalahan dalam kegiatan budidaya terutama
dibidang hortikultura. Lalat buah merupakan salah satu permasalahan dari

kegiatan budidaya jambu biji. (Sutrisno,1991)

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengelompokkan nomor pohon jambu

biji berdasarkan karakter morfologi.

2 Tujuan Praktek Kerja Profesi


Tujuan dilakukannya kegiatan Praktek Kerja Profesi antara lain :

1. Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa di bidang

Hortikulturaatau usaha pertanian lainnya untuk lebih siap memasuki dunia

kerja atau berwirausaha.


2. Memberi peluang kepada mahasiswa untuk menerapkan sekaligus

membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah

dengan realitas pada dunia kerja.


3. Meningkatkan keterampilan dan wawasan mahasiswa Faperta Universitas

Riau sehingga mampu menciptakan lapangan kerja.


4. Meningkatkan kemampuan manajerial dan analisis kegiatan di lapangan.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui menentukan krakter tanaman.
6. Mengetahui jenis karakter terbaik pada jambu biji untuk meningkatkan

kualitas hasil jambu biji

3 Manfaat Praktek Kerja Profesi


Manfaat dari PKP adalah mahasiswa lebih memahami dan mampu

mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya pada keadaan nyata di dunia kerja,

lulusan yang dihasilkan mampu mandiri dan berkompeten dalam membuka

peluang kerja bagi diri sendiri atau masyarakat di lingkungan sekitarnya serta

perusahaan atau instansi memperoleh kesempatan berprestasi dalam pembangunan

nasional melalui pengembangan sumber daya manusia dan terciptanya kerjasama

yang saling menguntungkan. Adapun manfaat penelitian yang dilakukan


mengenai Keragaman dan Keragaan plasma nutfah jambu biji (Psidium guajava

L. ) . yaitu mengetahui bentuk dari berbagai karakter tanaman jambu biji dari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Jambu Biji

2.1.1 Pengenalan Tanaman Jambu Biji

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu. Jambu biji ini

bukan merupakan tanaman asli indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di

Amerika Tengah oleh Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke

beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet antara

tahun 1887 1942. Seiring dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebar di

beberapa negara seperti Thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan

Australia. (Parimin,2005 : 11).

Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi

dan salah satu buah yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam

bahasa inggris disebut Lambo guava. Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium

guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima,

guajava berasal dari nama yang diberikan oleh orang spanyol. Jambu

biji (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu batu, jambu siki dan jambu

klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Amerika Tengah dan sebagian

sumber menyebut dari Brazil, buah ini disebarkan ke Indonesia melalui Thailand.

Jambu biji memiliki buah yang berwarna hijau (agak kekuningan jika telah

matang) dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis.

Diantara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang paling

tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Tanaman ini mampu menghasilkan buah

sepanjang tahun dan tahan terhadap beberapa hama dan penyakit.


Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman jambu biji diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub class : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L (Dasuki, 1992 : 134)

Diperkirakan dari 150 jenis jambu biji yang dikenal, jenis Guajava

psidium yang dipercaya mengandung nutrien antioksi dan dan memiliki

kemampuan terapis dan ditemukan di daerah tropis. Jambu biji yang umum

dijumpai di Indonesia adalah jenis lokal dan bangkok yang merupakan hasil

persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain.

2.1.2 Morfologi

Jambu biji (Psidium guajava) merupakan tanaman perdu atau pohon kecil

dan bercabang banyak, tinggi 3 10 meter. Umumnya umur tanaman jambu biji

hingga sekitar 30 40 tahun. Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur

sekitar 2 3 bulan meskipun ditanam dari biji. Batang yang berwarna pirang licin,

terkelupas, di antaranya berkayu keras, tidak mudah patah, kuat dan padat.Batang

dan cabang cabangnya mempunyai kulit berwarna cokelat atau cokelat keabu

abuan. Batang yang muda (ujung ujung ranting- ranting) jelas bersegi empat.

(Parimin, 2005 : 12).


Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval

dengan ujung tumpul atau lancip. Daun yang muda berambut abu-abu. Daun

tunggal bertangkai pendek duduk daun berhadapan tetapi pada cabang-cabang

tampak seperti tersusun dalam 2 baris. Bunga tersusun dengan anak payung yang

terdiri atas 1-3 bunga dan terdapat dalam ketiak-ketiak daun. Kelopak bangun

lonceng atau corong dengan tepi yang tetap, mahkota berwarna putih, lekas gugur.

Benang sari banyak, warna seperti tangkai putih krem. Bakal buah tenggelam

beruang 4-5. Buahnya buah buni yang bulat/seperti buah per, waktu muda hijau

kalau masak kuning (krem) dengan daging buah yang kuning/krem pula atau

merah muda. Aroma buah biasanya harum saat buah matang. Berakar tunggang,

berserabut cukup banyak dan tumbuh relatif cepat Perakaran jambu biji cukup

kuat dan penyerapan unsur haranya cukup efektif sehingga mampu berbuah

sepanjang tahun. (Tjitrosoepomo, 2005 :223).

2.1.3 Jenis Jambu Biji

Menurut Parimin (2007), hingga saat ini terdapat lebih dari 97

varietas jambu biji yang tersebar di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Indonesia memiliki banyak koleksi jenis tanaman jambu biji atau dikenal dengan

koleksi plasma nutfah jambu biji. Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat

beberapa varietas jambu biji yang digemari masyarakat Indonesia dan

dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi

diantaranya :

a. Jambu Biji Biasa

Jambu jenis ini memiliki pohon tidak begitu tinggi dan terpendek dibandingkan

dengan kedua jenis tanaman jambu biji lainnya. Buahnya bulat, warna daging
buahnya merah, berbiji banyak, rasanya manis dan beraroma harum. Contohnya

jambu kelutuk atau jambu biji lokal.

b. Jambu susu

Jambu jenis ini umumnya memiliki pohon yang bertinggian sedang dan buahnya

tidak sebanyak jambu kelutuk. Bentuk buahnya agak lonjong, daging buah

bewarna putih kekuning kuningan, berbiji sedikit, dan rasanya kurang manis.

c. Jambu Sukun

Jambu jenis ini memiliki pohon yang tinggi dan tidak banyak bercabang. Tiap

pohon tidak menghasilkan banyak buah, tetapi ukuran buahnya besar. Buahnya

tidak berbiji, rasanya hambar dan daging buahnya bewarna putih kekuning

kuningan. Selain untuk dikonsumsi segar,buah jambu biji susu memiliki potensi

untuk diolah menjadi sari buah, sirup, nectar, selai, jeli dan dodol.

(Haryoto, 1998 : 12).

d. Jambu biji merah getas

Jambu merah getas merupakan jambu biji hasil persilangan jambu biji pasar

minggu yang berdaging merah dengan jambu biji bangkok. Jambu biji merah

getas memiliki keunggulan antara lain daging buahnya merah menyala atau merah

cerah, tebal, berasa manis, harum, dan segar. Jambu biji ini tahan terhadap hama

dan penyakit. Produktivitas jambu biji merah getas cukup tinggi karena mampu

berbuah sepanjang tahun dan berbuah lebat. Jambu ini banyak diminati karena

selain rasanya lebih enak, ternyata dapat meningkatkan trombosit darah pada

penderita demam berdarah.

e. Jambu biji bangkok


Jambu biji Bangkok memiliki ciri, antara lain buahnya berukuran besar dengan

bobot 500-1.200 gram, dagingnya tebal dan sedikit bijinya, rasanya agak hambar.

Jenis tanaman jambu biji bangkok termasuk pendek dan berbuah sangat lebat.

f. Jambu pasar minggu

Jambu biji ini memiliki bentuk agak lonjong seperti alpukat dengan

daging buahnya merah, berasa manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum.

Kulit buah tipis dan berwarna hijau kekuning-kuningan dengan permukaan halus

pada saat matang.

2.1.4 Syarat Pertumbuhan Tanaman Jambu Biji

1. Iklim
Dalam budidaya jambu bijiangin berperan dalam penyerbukkan, namun

angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokkan pada bunga.

Tanaman jambu biji merupakkan tanamn daerah tropis dan dapat tumbuh

di daerah subtropics dengan itensitas curah hujan yang diperlukan berkisar

antara 1000/2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.


Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan

optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar

matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna

(kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim

kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi

bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban

udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran

rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah,

berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk

pertumbuhan tanaman jambu bij.


2. Media Tanam
Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.

Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta

banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang

keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu

jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang

dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.


3. Ketinggian tempat
Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian
antara 5-1200 m dpl.

2.1.5 Kandungan dan Manfaat Tanaman Jambu Biji

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.)termasuk familia Myrtaceae,

banyak tumbuh di daerah-daerah di tanah air kita. Penduduk terlalu

mementingkan buahnya, sedangkan daun-daunnya hanya sebagian kecil saja yang

memperhatikannya, padahal mempunyai nilai obat yang baik, terutama untuk

menyembuhkan sakit: diare dan astringensia (Kartasapoetra, 1992).

Berikut ini adalah kandungan gizi jambu biji dalam 100 gram bagian yang

dapat dimakan

Kandungan Jumlah Kandungan Jumlah

Energi 49,00 kal Vitamin A 25 SI

Protein 0,90 gr Vitamin B1 0,05 mg

Lemak 0,30 gr Vitamin B2 0,04 mg

Karbohidrat 12,20 gr Vitamin C 87,00 mg

Kalsium 14,00 mg Niacin 1,10 mg


Fosfor 28,00 mg Serat 5,60 gr

Zat Besi 1,10 mg Air 86 gram

Bagian yang dapat dimakan

82 %

Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat

dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan

minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan (terapi)

bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan

kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan

sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar

maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk

menyembuhkan penyakit disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan,

radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar

matahari (Cahyono B, 2010).

Ekstrak etanol daun jambu biji juga telah dilakukan penelitian terhadap uji

aktivitas anti oksidannya (Soebagio,et al. 2007) dan uji aktivitasnya sebagai anti

bakteri penyebab diare (Adyana, et al. 2004).

2.2. Plasma Nutfah

Plasma nutfah adalah substansi sebagai sumber sifat keturunan yang

terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan

dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau kultivar baru
(Litbang, 2004). Plasma Nutfah merupakan substansi pembawa sifat keturunan

yang berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta

mikroorganisme. Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat

yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan genetik tanaman

dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi

kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya

memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak

akan berhasil. Semakin beragam sumber genetik, semakin besar peluang untuk

merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 1999 dalam Hartati, Sri

dkk)

Ada dua metode pelestarian plasma nutfah yaitu pelestarian in situ dan ex

situ. Pelestarian in situ adalah cara melestarikan plasma nutfah di dalam

komunitasnya. Cara pelestarian ini pada umumnya cocok untuk jenis-jenis liar,

sebab untuk pelestarian jenis liar sering timbul adanya kesukaran-kesukaran yang

disebabkan oleh faktor adaptasi terhadap daerah dan iklim yang baru, faktor hama

dan penyakit dan daur hidup. Pelestarian secara in situ yang umum dilakukan

adalah dengan cagar alam atau daerah lindung.

Pengawasan plasma nutfah di daerah lindung harus dilakukan secara

teratur dan berkesinambungan. Pelestarian secara in situ dilaksanakan dalam

hutan, semak, savana, atau biota yang lain, jadi cara pelestarian ini dalam bentuk

koleksi tumbuhan hidup. Pengelolaan plasma nutfah in situ, perlu dijaga

keseimbangan ekosistem yang stabil guna melindungi plasma nutfah tersebut.

Pelaksanaan pelestarian ex situ adalah cara pelestarian dengan mengeluarkan

plasma nutfah dari wadahnya, ekosistemnya atau biotanya. Beberapa bentuk


dalam pelestarian secara ex situ yaitu koleksi tumbuhan hidup dan bentuk

penyimpanan biji. Koleksi tumbuhan hidup dapat dilakukan pada kebun raya,

kebun buah-buahan, kebun tanaman luar (introduksi), kebun pemuliaan dll.

Pelestarian dalam bentuk penyimpanan biji harus diperhatikan jenis biji yang akan

disimpan (Anonim 1 , 2009).

Anda mungkin juga menyukai