Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanaman mengkudu telah banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Tanaman ini
merupakan tumbuhan perdu yang berasal dari Tahiti dan Hawai. Masyarakat tradisional
Hawaii memperoleh sari buah mengkudu dengan cara fermentasi spontan. Tetapi akhir-akhir
ini mengkudu telah banyak diolah menjadi berbagai macam jenis produk seperti sari buah
(tanpa fermentasi), sirup, tablet dan kapsul yang dipromosikan sebagai minuman atau
makanan kesehatan. Salah satu faktor yang menjadi kelemahan produk mengkudu adalah
aroma dan rasanya yang menyengat dan kurang disukai oleh masyarakat. Dalam hal ini
banyak produk mengkudu yang beredar dipasaran menutupi aroma dan rasa alami yang
kurang disukai dengan cara pengenceran, penambahan zat-zat lain seperti asam, gula dan
flavor tetapi ada juga yang memodifikasi menjadi bentuk lain (Setiawan, 1999).
Sebenarnya sejak dulu masyarakat Indonesia sudah menggunakan buah mengkudu
sebagai bahan pengobatan dan menjaga stamina tubuh. Tetapi karena tuntutan zaman yang
serba praktis dan cepat, maka orang menjadi lupa pada peninggalan nenek moyang tersebut.
Masyarakat tidak lagi mengkonsumsi mengkudu mungkin karena baunya yang tidak sedap
dan rasaya yang tidak enak dan getir. Dan para peneliti kini berhasil membuktikan bahwa Si
Buruk Rupa yaitu buah mengkudu bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan penyakit kencing manis,penyakit darah tinggi dan penyakit kanker.
Dengan berbagai macam pengolahan terhadap buah mengkudu, manfaatnya banyak
digunakan untuk sebagai pengganti obat berbahan kimia.
Untuk sekian lama, mengkudu seperti musnah dalam kehidupan orang Indonesia
dan nyaris tak ada orang yang merasa kehilangan. Pohon yang tersisa pun banyak ditebang.
baru kemudian ketika para ahli mengumumkan bahwa mengkudu sesungguhnya memiliki
sifat multiguna sebagai tanaman obat, kita tersentak. Si buruk rupa pun kini banyak dicari
orang dan menjadi salah satu primadona bisnis dengan omset miliaran rupiah (Endang. 2002).
Dengan adanya makalah ini, semoga tanaman ini disekitar kita tidak terabaikkan lagi,
walaupun sebelumnya kita tidak mengetahui apa manfaat dari tanaman tersebut ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari judul ini ditemukan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, diantaranya yaitu
1) apa mengkudu itu,
2) bagaimana ciri-ciri mengkudu itu,
3) apa kandungan dan manfaat (khasiat) mengkudu dan
4) bagaimana pemanfaatan mengkudu di nilai secara ekonomis, serta distribusi produk
hasil dari buah mengkudu kepada masyarakat.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa manfaat buah mengkudu.
b. Untuk memperluas pengetahuan.
c. Mengetahui sebab buah mengkudu dapat menyembuhkan penyakit.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
a. Memberikan informasi tentang buah mengkudu.
b. Memberi informasi tentang kandungan gizi buah mengkudu.
c. Memberi informasi tentang khasiat atau manfaat buah mengkudu.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Mengkudu (Basa Aceh: keumeudee, Jawa: pace, kemudu, kudu); cangkudu (Sunda),

kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili
Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti),
Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini
tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai
3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang
masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan
rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul
sebagai menu wajib buka puasa. Mengkudu (keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat
rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obatobatan.
Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang menetap
di Kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari (Asia Tenggara).
Pada tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani mengembara.Tanpa sebab yang jelas
mereka menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu
di kecewakan oleh suatu hal dan maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya.
Setelah lama mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar
Pasifik Selatan. Para petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya
pemandangan, kondisi pantai, dan pulaunya.
Klasifikasi mengkudu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.

Gambar 1. Mengkudu Morinda citrifolia L


(Sumber: Plantamor.com)

2.1.2 Morfologi
Tanaman mengkudu adalah salah satu tanaman yang sudah dimanfaatkan sejak lama
hampir di seluruh belahan dunia. Di negeri Cina, laporan-laporan mengenai khasiat tanaman
mengkudu telah ditemukan pada tulisan-tulisan kuno yang dibuat pada masa dinasti Han sekitar
2000 tahun lalu. Di Hawaii, mengkudu malah telah dianggap sebagai tanaman suci karena
ternyata tanaman ini sudah digunakan sebagai obat tradisional sejak lebih dari 1500 tahun lalu.
Mengkudu telah diketahui dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti tekanan darah
tinggi, kejang, obat menstruasi, artistis, kurang nafsu makan, artheroskleorosis, gangguan saluran
darah, dan untuk meredakan rasa sakit (Tjitrasam 2003).
Mengkudu tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni
(bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan
Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m.
Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya

merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totoltotol dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam (Susilowati, Eko.2007).
Akhir-akhir ini banyak petani telah mulai membudidayakan mengkudu secara intensif karena
dianggap dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan. Hal ini mengingat karena hampir
semua bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan, daya adaptasinya yang luas serta mudah
dibudidayakan dan diproses menjadi produk skala industri rumah tangga (Tjitrasam 2003).
Ciri dari tanaman mengkudu ini mudah sekali untuk dikenali karena tanaman ini dapat
tumbuh liar dimana saja bisa di pekarangan rumah, pinggir jalan atau di taman dan di pot.
Ciri dari tanaman ini adalah :
1) Pohon
Pohonnya tidak terlalu besar, dengan tinggi, tingginya 3-8 m. Batangnya
bengkok-bengkok berdahan kaku, memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.
Kulit batang coklat kekuningan, beralur dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya segi
empat. Tajuknya hijau seperti daun. Batang mengkudu mudah dibelah setelah
dikeringkan dan bisa digunakan sebagai kayu bakar dan tiang. Di bidang pertanian
kayu mengkudu digunakan untuk menopang tanaman lada (Erfi dan Prasetyo 2001
dalam Nuryati 2003).
2) Daun
Daunnya besar dan tunggal. Daun kebanyakan bersilang berhadapan,
bertangkai, bulat telur lebar hingga bentuk elips, kebanyakan dengan ujung runcing,
sisi atas hijau tua mengkilat, sama sekali gundul, 5-17 cm. Daun penumpu bentuknya
bervariasi, kadang bulat telur, bertepi rata, hijau kekuningan, gundul, dengan panjang
1,5 cm, dibawah karangan bunga selalu cukup tinggi dan tumbuh menjadi satu.
Peruratan daun menyirip. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai
gizinya tinggi karena banyak mengandung vitamin A (Peter 2000 dalam Nuryati
2003).
3) Bunga
Perbungaan mengkudu bertipe bongkol dengan tangkai 1-4 cm, rapat,
berbunga banyak, tumbuh di ketiak. Bunga berbau harum dan mahkotanya berbentuk
tabung, terompet, putih, dalam lehernya berambut wol, panjangnya tabung bisa
mencapai 1,5 cm. Benang sari berjumlah 5, tumbuh jadi satu dengan tabung mahkota
hingga berukuran cukup tinggi, tangkai sari berambut wol (Erfi dan Prasetyo 2001
dalam Nuryati 2003).

4) Buah
Kelopak bunga tumbuh menjadi buah yang bulat atau lonjong seperti telur
ayam. Permukaan buah terbagi dalam sel-sel poligonal (bersegi banyak) yang
berbintik-bintik atau berkutil. Bakal buah pada ujungnya berkelopak dan berwarna
hijau kekuningan. Awalnya buah berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi
putih kekuningan menjelang buahnya masak dan setelah benar-benar matang menjadi
putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun atas buah-buah batu yang berbentuk
pyramid atau bentuk memanjang segitiga dan berwarna coklat kemerahan (Erfi dan
Prasetyo 2001 dalam Nuryati 2003).
5) Biji
Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara
yang tampak jelas. Bijinya tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun telah
disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3 - 9 minggu setelah biji disemaikan.
Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi
tanaman dapat mencapai 1,2 - 1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimulai pada tahun
ke-3 dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman
mengkudu adalah sekitar 25 tahun (Susilowati, Eko.2007).

2.1.3 Kandungan Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Mengkudu atau Noni memiliki banyak zat aktif yang sangat berkhasiat dalam mencegah
dan mengatasi berbagai penyakit. Berikut adalah kandungan senyawa berkhasiat yang terdapat
dalam mengkudu :

a. Senyawa Terpenoid.
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat
pada lemak atau minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting
bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan
pemulihan sel-sel tubuh.
b. Zat Anti-bakteri.
Acubin, Asperuloside, Alizarin dan beberapa zat Antraquinon telah terbukti
sebagai zat anti bakteri. Zat-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti
menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonmonas aeruginosa,
Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli (Waha

2000; Winarti 2005). Zat anti-bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua
golongan bakteri yang mematikan (patogen), yaitu Salmonella dan Shigella. Penemuan
zat-zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat
penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan
oleh bakteri (Winarti 2005).

c. Beberapa Jenis Asam.


Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin C yang
luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan
bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk
sebagai hasil sampingan proses metabolisme yang dapat merusak materi genetik dan
merusak sistem kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk
golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau
busuk yang tajam pada buah mengkudu (Winarti 2005).
d. Scopoletin.
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat
scopoletin dari buah mengkudu. Zat-zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan
dan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat
dalam buah mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting di
dalam tubuh manusia (Waha 2000). Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh
darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu
scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida
(pembunuh jamur) terhadap Pythium sp. dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi
(Heinicke 2001 dalam Nuryati 2003).
e. Xeronine dan Proxeronine.
Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah mengkudu adalah xeronine.
Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi untuk
mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel. Xeronine
ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah
mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan-bahan
pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino
atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih
dari 16.000. Apabila mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh

akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat-zat lain akan
mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk
dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini
penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh akan
mengalami gangguan kesehatan (Heinicke 2001 dalam Nuryati 2003).
f. Zat Pewarna.

Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi
nama morindon dan morindin.

B. Manfaat Buah Mengkudu


1) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Buah bernama latin Morinda citrifolia ini bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh. Itu
disebabkan karena adanya kandungan yang dapat mengaktifkan kerja kelenjar tiroid dan
kelenjar timus. Pengaktifan kedua kelenjar ini menyebabkan peningkatan reaksi tubuh
terhadap ancaman infeksi dan masalah yang berhubungan dengan fungsi kekebalan tubuh.
2) Menormalkan Tekanan Darah
Manfaat buah mengkudu bagi kesehatan juga untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hal
tersebut dimungkinkan karena zat fitonutrien scopoletin yang berfungsi melebarkan
pembuluh darah. Akibatnya pelebaran tersebut, jantung tidak bekerja keras memompa darah.
Akibatnya tekanan darah menjadi normal.
3) Mengobati Tumor dan Kanker
Zat aktif dalam mengkudu dapat berfungsi menghambat aliran darah menuju sel kanker dan
tumor. Karena suplai darah terhambat, maka sel-sel kanker dan tumor dapat dimatikan.
4) Menghilangkan Rasa Sakit
Manfaat buah mengkudu bagi kesehatan sejak dahulu dipercaya bangsa Polinesia, tempat asal
mula tanaman ini. Mereka bahkan memberi julukan pada mengkudu sebagai Hawai Magic
Plant karena ampuh menghilangkan segala rasa sakit.
5) Memperbaiki Fungsi Pencernaan
Konsumsi buah mengkudu juga dapat membantu memperbaiki fungsi pencernaan. Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti perut kembung, muntah, luka pada
usus halus dan radang lambung dapat diobati dengan mengkudu.
6) Berkhasiat Anti Bakteri

Kandungan beberapa unsur zat antraquinon dalam mengkudu terbukti bersifat anti bakteri.
Karena itu buah mengkudu dapat mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi
bakteri seperti pilek, demam dan beberapa jenis penyakit kulit.
7) Mengobati Penyakit Defisiensi Vitamin C
Buah Mengkudu memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Karena itu dapat
digunakan untuk penyakit akibat kekurangan vitamin C seperti sariawan, gusi berdarah, dan
lain-lain. Vitamin C tersebut juga penting untuk membantu menangkal radikal bebas dan
merupakan salah satu zat antioksidan yang ampuh. Melihat manfaat buah mengkudu bagi
kesehatan yang sangat banyak, tentu Anda tertarik untuk mencoba mengkonsumsi buah ini.
Salah satu caranya adalah dengan membuat jus mengkudu. Sayangnya, bau yang sangat
menyengat membuat orang tidak tertarik. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Anda dapat
mengkonsumsi buah mengkudu dalam bentuk minuman kesehatan atau yang telah dikemas
dalam bentuk kapsul.
8) Khasiat-khasiat Tambahan
Mengkudu memiliki khasiat-khasiat lain yang belum dibuktikan secara medis, namun secara
empiris telah banyak orang yang mengalami perbaikan dan peningkatan kesehatan setelah
mengkonsumsi sari buahnya. Beberapa problem kesehatan yang dapat diatasi dengan
menggunakan mengkudu:
a. Sistem pencernaan: Perut kembung, luka pada usus halus, radang

lambung, muntah-

muntah dan keracunan makanan.


b. Sistem pernapasan: Batuk, bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, kolera, demam pada bayi,
sinusitis, asma.
c. Sistem kardiovaskular: Kolesterol tinggi, penebalan otot jantung, meningkatkan
transportasi oksigen di dalam sel.
d. Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis, bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap, dan
radang pada kulit, borok pada kulit, dan masalah-masalah pada kulit lainnya.
e. Mulut dan tenggorokan: Radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
f. Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri pada
waktu haid.
g. Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriput
akibat proses penuaan.
h. Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala,
gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormon tiroid.

i. Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit virus Epstein-Barr, candidiasis kronis, penyakit
akibat infeksi virus HIV, kekurangan tenaga (AES / altered energy syndrome).

2.5 Nilai ekonomis dari Mengkudu Sebagai Tanaman Obat


Semua bagian tanaman mengkudu memiliki kegunaan tradisional dan/ atau moden,
termasuk akar dan kulit (pewarna, obat-obatan), batang (kayu bakar, alat), daun dan buahbuahan (makanan, obat-obatan). Aplikasi mengkudu sebagai obat, baik tradisional maupun
moden, memberi kesan dan berdampak luas terhadap berbagai kondisi penyakit, meskipun
sebagian besar belum dibuktikan secara ilmiah. Mengkudu telah menjadi buah komersil dan
memiliki nilai ekonomi yang signifikan di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir
melalui berbagai produk kesehatan dan kosmetik yang dibuat dari daun dan buahnya.
Mengkudu dapat dikonsumsi dalam bentuk jus, maupun dalam bentuk serbuk yang telah
mengalami proses pengolahan. (Bangun, A.P., 2002)

Gambar 2. Produk Jadi dari Mengkudu (Morinda citrifolia)

Untuk sekian lama, mengkudu seperti musnah dalam kehidupan orang Indonesia dan
nyaris tak ada orang yang merasa kehilangan. Pohon yang tersisa pun banyak ditebang. baru
kemudian ketika para ahli mengumumkan bahwa mengkudu sesungguhnya memiliki sifat
multiguna sebagai tanaman obat, kita tersentak. Si buruk rupa pun kini banyak dicari orang
dan menjadi salah satu primadona bisnis dengan omset miliaran rupiah.

2.6 Distribusi tanaman obat Mengkudu (Morinda citrifolia)


Tanaman obat yang berasal dari mengkudu didistribusikan kepada masyarakat dalam
bentuk pil yang telah diekstrak. Hal ini dilakukan mengingat aroma atau bau dari buah
tersebut yang kurang enak, maka untuk tetap bisa memanfaatkannya menjai obat, dibuat lah
kedalam bentuk kemasan yang menarik yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
Dengan cara seperti itu, pemanfaatan mengkudu (Morinda citrifolia) dapat dirasakan
manfaatnya secara maksimal.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatNya penyusun dapat menyelesaikan Makalah Praktikum Botani Farmasi ini dengan baik dan
tepat waktu.
Penulisan makalah yang berjudul Tanaman Obat Mengkudu (Morinda citrifolia) ini
merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas praktikum Botani Farmasi se, di Program
Studi S1 Farmasi, STIKes Citra Husada Mandiri Kupang ( CHM-K ).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak kesalahan yang
terjadi baik dalam penulisan maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan Terima Kasih.

Kupang, 12 Januari 2017

Penulis

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kandungan gizi yang terkandung dalam buah mengkudu yaitu senyawa-senyawa
terpenoid, zat anti-bakteri, asam, nutrisi, scopoletin zat anti-kanker (Damnacanthal), xeronine
dan proxeronine, dan zat pewarna. Manfaat buah mengkudu diantaranya yaitu meningkatkan
daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, mengobati tumor dan kanker, menghilangkan
rasa sakit, memperbaiki fungsi pencernaan, berkhasiat anti bakteri, mengobati penyakit
defisiensi Vitamin C, dan khasiat-khasiat tambahan lainnya. Setelah dijadikan suatu produk
yang lebih menarik, mengkudu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Mengkudu
didistribusikan kepada masyarakat kedalam bentuk pil obat yang telaah melalui proses-proses
pengestrakan untuk diambil manfaatnya

3.2 Saran
Buah mengkudu mempunyai banyak kandungan gizi dan manfaat yang berguna bagi
kesehatan manusia, oleh karena itu penulis menyarankan agar kita dapat mengkonsumsi buah
mengkudu secara rutin agar dapat mendapatkan manfaat yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Erfi dan Prasetyo 2001 dalam Nuryati 2003. Morfologi Tanaman Mengkudu.Jakarta
Heinicke 2001 dalam Nuryati 2003 Morfologi Tanaman Mengkudu.Jakarta

http://faoezioetama.wordpress.com/tag/zat-zat-yang-terkandung-dalam-mengkudu/
Diakses pada tanggal 10 Januari 2017
http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu. Diakses pada tanggal 10 Januari 2017
https://www.google.com/search?q=gambar+buah+mengkudu&client=firefox-. Diakses pada
tanggal 10 Januari 2017
Susilowati, Eko.2007.TOGA Tanaman Obat Keluarga.Jakarta:Sinar Cemerlang Abadi.
Bangun, A.P., 2002. Prospek pemasar-an tanaman obat mengkudu dalam rangka
mendukung medis. Ma-kalah disampaikan pada Temu Usaha Pengolahan dan
Pemasaran Tanaman Obat (Mengkudu). Lamongan. 8 hal.

Tjitrasam. 2003. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa.


Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM.
Widiarti, Tunas. 1999. Mengenal Tanaman dan Khasiatnya. Surabaya: PT. Arkola.
www.plantamor.com

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................3
1.4 Manfaat penulisan....................................................................................3
BAB II ISI
2.1 Klasifikasi ilmiah 3
2.2 Deskripsi tanaman mengkudu 3
2.3 Ciri-ciri tanaman mengkudu 4
2.4 Kandungan dan manfaat tanaman mengkudu 7
2.5 Nilai ekonomis mengkudu sebagai tanaman obat 11
2.6 Distribusi mengkudu sebagai tanaman obat 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai