PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Salah satu jenis tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan di
budidayakan oleh petani di seluruh wilayah nusantara adalah ubi jalar. Potensi
nilai ekonomi dan sosial ubi jalar merupakan bahan pangan masa depan yang
penting untuk bahan baku berbagai industri dan pakan ternak (Rukmana, 2007).
Ubi jalar atau ketela rambat sudah lama di kenal dan di tanam oleh
menunjukkan bahwa tanaman ubi jalar berasal dari kawasan benua Amerika
beriklim tropis.
Ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan tanaman ubi-ubian dan tergolong
tanaman semusim (Juanda dan Cahyono, 2009). Menurut Rukmana (2007), ubi
jalar berasal dari benua Amerika, tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun
1960. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi
selain padi dan jagung. Ubi jalar terseba ke daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.
(tempat asal) plasma nutfah tanaman ubi jalar adalah Brasil (Amerika Selatan).
Penyebaran pertama kali ubi jalar terjadi antara lain, ke Afrika, Madagaskar,
Di Indonesia, ubi jalar dijadikan makanan pokok nomor 3 setelah padi dan
jagung. Penyebaran tanaman ubi jalar meluas ke semua propinsi di Indonesia. Ubi
1
jalar saat ini sudah di garap sebagai komoditas agroindustri, seperti produk aneka
makanan seperti kripik, pia, kue kering dan tepung. Di Indonesia tanaman ubi
jalar tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni
antara 10 m – 1.500 di atas permukaan laut (dpl). Daerah yang paling ideal untuk
permukaan laut, akan semakin lambat pertumbuhan tanaman ubi jalar sehingga
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif
produksi. Faktor produksi terdiri dari lima komponen, yaitu: tanah, modal, tenaga
yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor produksi
dan pakan ternak. Adrianus (2012) menyatakan bahwa ubi jalar merupakan
90% kebutuhan kalori masyarakatnya. Produksi ubi jalar di Papua pada tahun
2
2008 yaitu 326,193 ton (Widodo dan Rahayuningsih, 2009). Masyarakat di Pikhe
memanen ubi pada umur 6-7 bulan, biasanya ketika memanen hanya dipilih dan
diambil umbi yang ukurannya besar, sedangkan akar-akar umbi yang ukurannya
Varietas ubi jalar yang dilepas oleh Kementerian Pertanian mulai tahun
1978 hingga 2006 jumlahnya cenderung sedikit yaitu hanya 17 varietas unggul
ubi Jalar lokal di Pikhe misalnya Tabimbi, Wortel, Helalekue Alepmeke, Yiloli,
jalar yang dibudidayakan, preferensi ini didasarkan pada sifat-sifat dari ubi jalar
dijual, dijadikan bahan baku suatu industri, dijadikan pakan ternak dan lain
ubi jalar varietas lokal, hal ini mendukung konservasi genetik varietas lokal dari
kepunahan.
petani adalah selisih antara hasil penjualan (produksi) ubi jalar dengan total biaya
produksi yang dikeluarkan oleh petani ubi jalar. Hal ini disebabkan karena luas
3
Untuk itu perlu melakukan penelitian analisis usaha tani tanaman Ubi jalar
untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha pada komoditas ubi jalar tersebut di
penting karena selain sebagai makanan pokok, ubi juga digunakan sebagai pakan
ternak babi. Untuk itu perlu dilakukan analisa usaha tani guna mengetahui sejauh
mana usaha budidaya ubi jalar layak diusahakan atau tidak, dari permasalahan
diusahakan?
Jalar
4
3. Penelitian ini bermanfaat memberikan informasi mengenai besarnya
Pikhe.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ubi jalar (Ipomea. Batatas L) berasal dari daerah Amerika, ubi jalar
masuk ke Indonesia sekitar tahun 1960, tersebar ke daerah Sumatera, Jawa, dan
Papua (Suprapti, 2003). Menurut Suprapti (2003), ciri-ciri tanaman ubi jalar yaitu
memiliki susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan
umbi, batang tanaman berbentuk bulat, tidak berjalar, dan berbuku-buku, tipe
pertumbuhan tegak dan merambat atau menjalar, panjang batang tipe tegak:
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Ubi jalar masih satu keluarga kangkung kangkungan. Ubi jalar memiliki
batang berbentuk bulat dan lunak, tidak berjalar serta beruas-ruas, bagian tengah
bergabus. Ruas ditumbuhi daun, akar dan tunas atau cabang (Juanda dan
Cahyono, 2009). Setiap varietas memiliki ciri ciri penampakan yang berbeda.
Menurut Juanda dan Cahyono (2009), varietas ubi jalar yang merambat panjang
6
batang utamanya mencapai 2-3 m dengan diameter batang besar sedangkan
varietas ubi jalar yang bertipe tegak panjang batang utamanya yaitu 1-2 m dengan
diameter batang berukuran kecil. Beberapa varietas ada yang batangnya berbulu
dan ada yang tidak berbulu, warna batang ini juga bervariasi antara hijau dan ungu
tergantung varietasnya. Selain batangnya yang bervariasi, daun ubi jalar juga
bervariasi tergantung varietasnya, ada yang berbentuk bulat dengan tepian daun
rata, berlekuk dangkal, atau menjari. Daun ubi jalar yang berbentuk oval memiliki
tepi daun rata, berlekuk dangkal atau berlekuk dalam. Daun ubi yang berbentuk
bulat runcing memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal, atau berlekuk dalam.
Tulang-tulang daun ubi jalar menyirip dengan kedudukan daun tegak agak
mendatar. Daun ubi jalar juga ukurannya tergantung dari varietasnya dengan
Warna umbi ubi jalar bervariasi mulai dari putih, kuning kunyit, kuning
umbinya juga ada yang berbentuk bulat, lonjong, agak bulat, agak lonjong dan ada
Di Lani jaya Ubi jalar memiliki nama – nama dalam bahasa Lokal, setiap
jenis memiliki nama daerah tersendiri, setiap jenis juga memiliki umur yang
makanan untuk manusia namun juga digunakan sebagai makanan ternak Babi.
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekartawi, 2002). Ilmu usahatani
7
merupakan proses menentukan dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faktor
( Suratiyah, 2006).
faktor produksi yang dipengaruhi oleh tingkat kesuburan, luas lahan, lokasi,
intensifikasi, dan fasilitas.Tenaga Kerja yang berasal dari orang lain atau dari
penerimaan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode (Suratiyah,
dengan harga jual ( Rahim, 2007). Menurut ( Sukirno 2002), pendapatan total
usahatani (pendapatan bersih) adalah selisih penerimaan total dengan biaya total
yang dikeluarkan dalam proses produk si, dimana semua input miliki keluarga
tebu, dan lainnya dapat diperhitungkan total penerimaanyang berasal dari nilai
penjualan hasil dikurangi dengan total nilai pengeluarannya yang terdiri dari :
8
Pengeluaran untuk input misalnya bibit, pupuk, pestisida.Pengeluaran untuk upah
tenaga kerja. Pengeluaran untuk pajak, iuran air, bunga kredit (Prayitno, 1997).
folat, vitamin A dan C, kalium, natrium, besi dan kalsium (Rahayuningsih, 2003).
Ubi jalar yang yang umbinya berwarna ungu mengandung pigmen antosianin
Adrianus (2012) menambahkan bahwa karoten pada ubi jalar sebagai bahan utama
pembentukan vitamin A setara dengan kandungan karoten pada wortel. Ubi jalar
Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga mengandung gizi yang
cukup oleh sebab itu ubi jalar menjadi salah satu makanan pokok beberapa
daun ubi jalar juga dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Beberapa varietas di daerah
Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga dapat bertahan
hidup dalam berbagai kondisi lingkungan namun lingkungan yang optimal bagi
penyinaran matahari 10-12 jam sehari. Ubi jalar menyukai kondisi yang cukup air,
tidak berlebih dengan kondisi tanah yang gembur tidak terlalu liat agar
pertumbuhan umbi optimal (Suparman, 2007). Ubi jalar dapat tumbuh sepanjang
9
tahun, namum saat lingkungan cenderung basah, pertumbuhan ubi jalar lebih
Ubi jalar pada dataran rendah dapat dipanen sekitar umur 4 bulan,
sedangkan di dataran tinggi sekitar umur 6 bulan (Zuraida, 2009). Ubi jalar tidak
menyukai air yang berlebih sehingga pada musim hujan guludan dibuat lebih
besar dan tinggi agar umbi dapat tumbuh optimal. Widodo dan Rahayuningsih
pembentukan umbi maka akan berakibat penurunan produksi umbi secara nyata.
Ubi jalar memiliki keragaman varietas yang memiliki sifat morfologi dan
didasarkan pada perbedaan bentuk umbi, warna kulit umbi dan daging umbi.
karena akan memberi informasi mengenai suatu varietas sehingga dapat dijadikan
penelitian tanaman, selain itu identifikasi varietas juga diperlukan sebagai langkah
perlu dilakukan guna mencegah proses erosi gen ubi jalar. Erosi gen ini
merupakan hilangnya kekayaan gen-gen pembawa yang ada pada tanaman karena
daya saing komoditas, cekaman biotik dan abiotik, pergeseran fungsi lahan,
10
kerusakan habitat akibat bencana alam dan lain-lain. Oleh sebab itu diperlukan
salah satu pusat keanekaragaman genetik ubi jalar terbesar di Asia Pasifik, Papua
merupakan salah satu daerah sumber keragaman genetik ubi jalar tertinggi di
oleh sebab dilewatinya garis katulistiwa, selain itu dari dahulu masyarakat papua
2.6. Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha
yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk
upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba (KBBI, 1998).
sebagi saluran penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar
harga yang berlaku pada saat itu. Selanjutnya pendapatan dapat dibedakan antara
lain:
1. Sektor pekerja pokok, yaitu yang menjadi sumber utama kehidupan keluarga
11
Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya
penerimaan yang dinilai dengan suatu mata uang yang dapatvdihasilkan seseorang
adalah sebagi jumlah spenghasilan yang diterima oleh para nggota masyarakat
untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau factor-faktor produksi yang
telah disumbangkan.
tertentu (Horngren ddk, 2008). Menurut Bustami dan (Nurlela 2006), biaya
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
suatu produk. Biaya dalam proses produksi berdasarkan jangka waktu dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu biaya jangka pendek dan biaya janka panjang.
Biaya jangka pendek berkaitan dengan penggunaan biaya dalam waktu atau
situasi yang tidak lama jumlah masukan (Input) factor produksi tidak samSIa,
dapat dibedakan adanya biaya tetap dan biaya variable, sedangkan dalam
12
1. Biaya langsung (directcost)
Misalnya bahan baku langsung. Upah tenaga kerja yang dilibat langsung dalam
Biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit
produksi. Adalah biaya angkut,dan sebagai-nya Gaji pimpinan mandor dan iklan
untuk lebih dari satu macam produk.dan sebagainya, biaya tidak langsung
Adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rencang waktu
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif
produksi. Faktor produksi terdiri dari lima komponen, yaitu: tanah, modal, tenaga
yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor produksi
13
Menurut Hadisapura (1973) Untuk memperhitungkan penerimaan, biaya,
dan pendapatan pada umumnya dapat dibedakan tiga cara yaitu; yang pertama
cara memperhitungkan keadaan keungan usaha tani dan petani pada suatu waktu
atau periode, yang kedua cara memperhitungkan biaya dan pendapatan usahatani
selama satu tahun, dan yang ketiga yaitu cara memperhitungkan hubungan antara
biaya dan pendapatan usaha tani pada akhir tahun untuk mengetahui pendapatan
Π = TR – TC
Keterangan :
2.8. Keuntungan
diterima dari hasil penjualan dengan harga tertentu,. Jika pengeluaran lebih kecil
dengan pengeluaran maka imbang yang artinya tidak untung dan tidak rugi,
namun jika pemasukan lebih kecil dari pengeluaran maka Rugi (Hadisapoetra,
1973).
14
2.9 Kelayakan Usahatani Ubi jalar
Ketentuan :
R/C > 1, Artinya Untung
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai hal yang
Bagan 1.
15
PENDAPATAN
USAHATANI UBI
JALAR
Produksi
Kinerja
Biaya bibit
Penjualan
Keuntungan
Jumlah tangungan keluarga
Pendidikan
Luas lahan
16
BAB III
METODE PENELITIAN
2018.
kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu objek
tertentu selama kurun waktu tertentu, atau suatu fenomena yang ditemukan pada
suatu tempat yang belum tentu sama dengan daerah lain. Daerah penelitian
Daerah ini merupakan salah satu daerah yang memiliki produksi ubi
jalar yang cukup banyak. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
sampel, sampel pada penelitian ini adalah 15 orang petani ubi jalar.
dengan cara Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak terhadap
jumlah populasi petani Ubi jalar sebanyak 15 Orang. Berdasarkan sumber data
dan jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer yaitu; perolehan data
17
data yang diperoleh dari Instansi terkait seperti; Dinas Pertanian, Dinas tanaman
pangan dan hortikultura dan atau instansi yang terkait lainya yang berhubungan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan
data skunder. Data primer merupakan hasil wawancara langsung kepada 15 petani
π = TR - TC
Keterangan :
Ketentuan :
R/C > 1, Artinya Untung
18
DAFTAR PUSTAKA
Adrianus. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas
L.) pada Tinggi Petakan yang Berbeda. Jurnal Agricola, 2(1): 49-69.
Ginting, W.A.P., Ginting, J., dan Rahmawati, N. 2017. Respons Pertumbuhan dan
Produktivitas Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap
Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi. Jurnal Agroekoteknologi FP
USU, 5(1): 1-7.P
Hermanto, Fadholi. 1999. Ilmu Usaha Tani, Penebar Swadaya. Jakarta.
Juanda, B. dan Cahyono, B. 2009. Ubi Jalar: Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisius.
Nani, Z. 2009. Status Ubi Jalar sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Sumber
Karbohidrat. Iptek Tanaman Pangan, 4(1): 69-80.
Rahayuningsih, S.A. 2003. Profil Varietas Unggul Ubi Jalar Sari: Beradaptasi
Luas, dan Berumur Genjah. Buletin Palawija, No 5&6: 57-67.
Suprapti, L. 2003. Teknologi Tepat Guna Tepung Ubi Jalar, Pembuatan dan
Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.
Suryaningsih, N.L.S. 2011. Evaluasi Sifat Kuantitatif Beberapa Kultivar Ubi Jalar
Lokal yang Tahan terhadap Elsinoe batatas. Jurnal Agricola, 1(2): 142-148.
Soekartawi. 1995. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Presada. Jakarta.
Widodo, Y. dan Rahayuningsih, S.A. 2009. Teknologi Budidaya Praktis Ubi Jalar
Mendukung Ketahanan Pangan dan Usaha Agroindustri. Buletin Palawija, No
17: 21-32.
19