Disusun Oleh :
NIM : D1A018010
Kelas : O
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil‘alamin puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Budidaya Tanaman Pangan Ubi Jalar. Makalah ini merupakan salah
satu tugas dari mata kuliah Budidaya Tanaman Pangan tahun pelajaran
2019/2020.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak sedikit kesulitan yang saya alami,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun masih
banyak kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ir. Akmal, M.P sebagai dosen pengampu mata kuliah
Budidaya Tanaman Pangan yang telah memberikan kepercayaan kepada saya
untuk membuat makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima jika ada kritik dan saran dari
pembaca agar bermanfaat dalam menyempurnakan tugas berikutnya. Saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
3.1 Kesimpulan......................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Botani Tanaman
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) merupakan salah satu jenis ubi
jalar yang banyak ditemui di Indonesia selain berwarna putih, kuning dan
merah. Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatas L. Poir memiliki warna yang
ungu yang cukup pekat pada daging ubinya sehingga banyak menarik
perhatian. Dalam sistematika (taksonami) tumbuhan yang dikutip dari Iriyanti
(2012), tanaman ubi jalar dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodonnae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea Batotas
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan
akar lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap
unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi
sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan
terbentuk umbi. Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15
persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk
akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama
daun masih tetapi aktif (Sonhaji, 2007).
Ubi jalar adalah tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai
daun tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya
bengkok dan bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa
semak. kultivar yaitu semak, semak menjalar, atau menjalar, lebih ditentukan
oleh panjang ruas daripada oleh panjang batang, percabangan batang berbeda
– beda bergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai
daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007). Mahkota bunga
3
menyatu membentuk terompet, berdiameter 3 – 4 cm, berwarna merah jambu
pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu, menyerupai
warna bunga ‘mekar pagi’ (morning glory). Bunga mekar pada pagi hari, dan
menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh
serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1 – 4 biji. Biji matang
berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan
pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998). Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubi jalar ditanam
sampai dipanen adalah sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan
keadaan lingkungan tumbuhnya (Suparman, 2007).
4
meliputi kelembaban relative 80% dan tanah lembab (http://www.fao.org,
2008).
2. Tanah
Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi
jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur,
banyak mengandung bahan organik. Tanaman ubi jalar tidak tahan
terhadap genangan air, tanah yang becek atau berdrainase buruk dan akan
mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun menguning dan umbi
membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)
4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup
(Sarwono, 2005).
2.4 Varietas
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah
Amerika Latin. Ubi jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber β-
Karoten atau provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi
genetika sebagai dasar pengembangan kultivar masih terbatas. Salah satu
penyebabnya karena ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman
heksaploid (2n = 6x = 90) serta mempunyai sistem ketidakserasian sendiri
(self-incompatibility) dan ketidakserasian silang (cross- incompatibility)
(Onggo, 2008).
Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia
diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang
diidentifikasi oleh para peneliti. Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar
merupakan salah satu komoditi bahan makanan pokok (Trisnawati dkk,
2004). Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah
dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk
atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
5
c. Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,
normal, tidak terlalu subur.
d. Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya
rapat dan buku-bukunya tidak berakar.
e. Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari
tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.
Perbanyakantanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-
menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi
berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus
diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan
perbanyakan (Tim Penulis MIG Corp, 2010).
Untuk memperoleh tanaman sehat dan hasil tinggi, sebaiknya
menggunakan bibit yang sehat dari hama dan penyakit serta dengan
varietas/klon yang mempunyai potensi produksi tinggi. Di dalam penyediaan
bibit perlu diperhatikan kemurnian dan keseragaman tumbuh di lapangan,
bibit bebas dari kotoran serta mempunyai daya kecepatan tumbuh yang tinggi
(Setyono dkk, 1995).
Pemilihan kultivar yang ditanam erat hubungannya dengan tujuan
pemanfaatnya. Untuk tujuan makanan pokok dan olahan, diperlukan ubi jalar
yang mempunyai kadar pati tinggi yang umumnya terdapat pada kultivar
yang mempunyai sifat daging umbi kering (dry-fleshed), jenis ubi ini bila
dicampur dengan bahan pangan lain, tidak mempengaruhi rasa bahan
campuran utama, sedang untuk tujuan penganan dipilih yang mempunyai rasa
manis dan umumnya terdapat pada ubi yang berdaging umbi lembek (moist-
fleshed) (Onggo, 2008).
6
d) Potong batang tanaman untuk dijadikan setek batang sepanjang 20cm-
25cm
e) dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari
f) Kumpulkan setek pada suatu tempat kemudian buang sebagian
daunnya untuk
g) mengurangi penguapan yang berlebihan
h) Ikat bahan tanaman ( bibit ) rata-rata 100 setek/ikatan lalu simpan
ditempat yang
i) teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk
2. Penyiapan lahan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah
tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak,
lengket atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan
selama ±1 minggu. Tahap berikutnya tanah dibentuk guludan-guludan.
b) Tanah langsung diolah bersama an dengan pembuatan guludan-
guludan.
c) Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang
ringan (pasir mengandung liat ) ukuran guludan adalah lebar bawah ±
60cm, tinggi 30cm-40cm, dan jarak antara guludan 70cm-100 cm.
3. Penanaman
Tahap-tahap penanaman ubi jalar yaitu :
a) Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang disepanjang puncak
guludan dengan cangkul sedalam 10cm, atau buat lubang dengan
tugal, jarak antar lubang 25cm-30cm.
b) Buat larikan atau lubang dengan tugal sejauh 7cm-10cm dikiri dan
kanan lubang tanam untuk tempat pupuk
c) Tanamkan bibit ubi jalar kedalam lubang hingga pangkal batang
terbenam tanah ½ - ⅔ bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal
stek.
7
d) Masukkan pupuk dasar berupa urea ⅓ bagian + TSP seluruh bagian +
KCL ⅓ bagian dari dosis anjuran kedalam lubang kemudian tutup
dengan tanag tipis-tipis.
4. Pemulsaan
Pemberian mulsa jerami pada pertanaman ubi jalar dapat
meningkatkan hasil ubi jalar, selain itu untuk menekan pertumbuhan
gulma, menjaga kelembapan dan kesuburan tanah.
5. Pemeliharaan tanaman
a) Pengairan dilakukan selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah,
kemudian airnya dialirkan kesaluran pembuangan, pengairan
dilakukan secara kontinu hingga tanaman berumur 1-2 bln. Pada
periode pembentukkan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu
sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan
yang paling baik adalah pagi dan sore hari.
b) Penyulaman dilakukan apabila ada bibit yang mati dengan cara
mencabut bibit yang mati kemudian di ganti dengan bibit yang baru.
c) Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 45 hari setelah
tanam
d) Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat umur tanaman 1
bulan setelah tanam kemudian diulang pada saat tanaman berumur 2
bln setelah tanam. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan
cara membersikan gulma dengan cangkul, lalu gemburkan tanah
disekitar guludan kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup
basah.
e) Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara kultur
teknis diantaranya mengatur waktu tanam yang tepat,sanitasi kebun,
dan pola pergiliran tanaman.
8
2.6 Hama dan Penyakit
1. Hama
Sebagian besar hama tanaman ubi jalar berupa serangga (Insekta),
kecuali puru tungau Eriophyes gastrotrichus yang termasuk kelas Acarina.
Pada umumnya serangan dan kerusakan akibat hama di musim kemarau
lebih tinggi dibandingkan pada musim penghujan. Hal tersebut disebabkan
siklus hidup hama pada musim kemarau lebih pendek sehingga
populasinya berkembang lebih cepat. Kerusakan tanaman ubi jalar akibat
serangan hama dipengaruhi oleh jenis hama yang menyerang, tingkat
ketahanan tanaman terhadap hama, umur tanaman waktu terjadi serangan,
dan periode lamanya serangan hama.
Bila tanaman terlambat ditanam peluang terjadinya serangan lebih
lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan akan semakin tinggi.
Selain mengurangi hasil umbi, serangan beberapa hama juga
mengakibatkan penurunan kualitas bahan tanam (stek). Beberapa hama
yang dianggap penting dan dapat menurunkan hasil tanaman ubi jalar
antara lain: hama boleng (Cylas formicarius), penggerek batang
(Omphisia anastomasalis), dan kutu kebul (Bemisia tabaci) yang
menularkan beberapa penyakit virus. Beberapa hama yang lain umumnya
kurang menimbulkan kerugian antara lain belalang, dan berbagai jenis
ulat.
2. Penyakit
Berbeda dengan hama yang berukuran besar dandapat dilihat dengan
kasat mata tanpa bantuanalat, penyakit tanaman disebabkan oleh pathogen
yang berupa jazat yang berukuran sangat kecil, antara lain: jamur, bakteri,
mikoplasma dan virus tanaman. Patogen tersebut apabila menginfeksi
tanaman selanjutnya berkembang biak dan menyebar dalam tanaman,
akhirnya tanaman mengalami ketidaknormalan metabolisme yang
terekspresikan dalam bentuk hambatan pertumbuhan, perubahan warna,
kematian sel/jaringan yang disebut dengan gejala penyakit.
9
Gejala penyakit pada ubi jalar dapat dilihat pada daun, batang, dan
umbi. Infeksi virus bersifat sistemik, artinya virus terdapat di seluruh
jaringan tanaman terserang. Bibit yang diambil dari tanaman yang
terinfeksi virus akan mengandung virus dan tanaman yang tumbuh dari
stek tersebut juga terinfeksi virus. Terdapat aneka gejala serangan patogen
padaubi jalar seperti kerusakan dan perubahan warna daun, retakan atau
luka pada batang, serta kerusakan dan perubahan warna pada umbi.
Penyakit yang diakibatkan patogen bersifat menular dari tanaman
sakit ke tanaman di sekitarnya. Selain menurunkan hasil, serangan
penyakit juga dapat mengurangi kualitas umbi ataupun bahan tanam (stek)
ubi jalar. Di Indonesia, penyakit ubi jalar di lapang yang penting antara
lain: penyakit kudis Sphaceloma batatas, busuk batang Sclerotium, dan
penyakit virus. Selain di lapang, beberapa patogen jamur dan bakteri juga
menyerang umbi dalam simpanan.
10
f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil
ubi secarah terpisah dan warna kulit ubi yang seragam
g) Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat
penampungan hasil.
2. Pasca Panen
Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk
mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik
dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam
pasir atau abu adalah sebagai berikut :
a) Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering
selama 2-3 hari
b) Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang
kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
c) Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir
kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) merupakan salah satu jenis
ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia selain berwarna putih, kuning
dan merah. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal
tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian
tengah.
Ubi jalar adalah tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang
tangkai daun tegak. Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di
dalam tanah dan akar lumbung atau umbi.Daun ubi jalar bentuknya
berbeda-beda tergantung varietasnya.
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi
dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di
bawah 20 °C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C. Hampir setiap jenis
tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.
Penyiapan Bibit, penyiapan laha, penanaman, pemulsaan, dan
pemeliharaan tanaman. Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya
sudah tua. Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk
mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik
dilakukan dalam pasir atau abu.
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dari makalah yang telah saya buat, dapat bermanfaat dan bisa di
aplikasikan di kehidupan, serta dapat menjadi bahan referensi untuk tugas
berikutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Saleh, N., Sri, W,I., Yudi, W., Sumartini, Rahayuningsih. 2015. Hama, Penyakit,
dan Gulma pada Tanaman Ubi Jalar Identifikasi dan Pengendaliannya.
Balitkabi : Malang.
13