A.Latar Belakang
Pertanian secara organik dikenal dengan pertanian yang lebih ramah
lingkungan. Pertanian organik tidak lagi berorientasi pada tingginya produksi,tetapi
dengan pertanian organik tersebut nantinya produksi secara berkesinambungan dapat
meningkat dengan tetap menjaga lahan, dan kualitaskelestarian lingkungan serta
menghasilkan produk yang aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi. Pertanian
organik secara luas ialah sistem produksi pertanian menggunakan bahan alami, dan
menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia (Winarno, 2002).
Salah satu produk dari pertanian organik yang banyak dikembangkan yaitu
berbagai macam jenis sayuran.Sayuran organik diperoleh dari hasil budidaya secara
organik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, seperti pupuk kimia, pestisida,
herbisida, insektisida, dan bahan kimia lainnya.Jadi pembudidayaannya hanya
digunakan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang.Selain itu, bibit
sayuran organik juga tidak boleh berasal dari rekayasa genetik, kecuali bibit unggul
dari hasil persilangan biologis atau hasil manipulasi genetik dengan menggunakan
selective breeding.
Pertanian diharapkan dapat berperan dalam penyediaan pangan yang cukup
bagi para penduduk, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan bahan
baku industri dan ekspor, meningkatkan pemerataan kesejahteraan petani melalui
penyediaan kesempatan kerja dan berusaha, memberi sumbangan pada pengembangan
wilayah. Misi penting dari sektor pertanian adalah menghasilkan pangan yang cukup
dan berkualitas bagi seluruh penduduk. Pencapaian dalam hal ini akan memberi
sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel R Djamali, 2000: 2).
B.Tujuan
C.Manfaat
A.Kompos
Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah,
daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah
organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Sampah yang ada diarea green campus, mayoritas adalah sampah daun (sampah
organik). Kebermanfaatan sampah daun sangat tinggi. Hal ini dibenarkan oleh
penelitian mengenai sampah pernah dilakukan oleh Sulistyorini (2005) yang
menyatakan bahwa sampah dari sayuran termasuk daun-daunan sangat bagus hasilnya
apabila dibuat menjadi kompos organik. Kompos daun ini akan sangat bagus
digunakan kembali untuk menyuburkan tanah pertanian. Hal yang serupa juga
dikemukakan oleh Arief Budiharjo (2006) yang menyatakan bahwa ada 7 komponen
sampah yang akan sangat bermanfaat untuk dijadikan kompos apabila ada penambahan
EM4. Hal ini juga diperkuat dengan penelitiannya Herawati dan Wibawa (2010) yang
memanfaatkan sampah sayur sawi hijau menjadi bahan tambahan pembuatan biogas.
B.Tricoderma
Praktikum ini dilaksanakan mulai tanggal April 2019 sampai 13 Mei 2019 di
Lahan Atas Kebun Percobaan Pertanian di Fakultas Pertania, Universitas Andalas ,
Padang Sumatra Barat.
Alat yang digunakan saat praktikum adalah cangkul, sabit dan ember. Bahan
yang digunakan saat praktikum adalah sisa daun tanaman, sampah kota, tricoderma,
dan EM4.
C.Cara Kerja
EM4 yang sudah anda beli tidak langsung di berikan kepada bahan kompos,
namun anda harus menambahkan gula sebagai campuran. Gula ini berfungsi sebagai
makanan mikroorganisme yang akan melapukan bahan organik. Anda cukup
menambahkan 20 ml larutan EM4 kemudian 10 gr gula pasir dan air bersih 1000 ml di
dalam jerigen. Jerigen yang sudah berbentuk bahan di dalamnya membutuhkan
fermentasi selama 24 jam kocok jerigen sampai merata, kemudian larutan yang anda
buat tadi siap di aplikasikan kepada bahan. Sebenarnya anda bisa memasukan EM4
langsung ke tong yang berisi bahan organik, namun disini banyak sedikitnya jumlah
mikroba atau mikroorganisme yang akan mengurai bahan kompos sangat berpengaruh
tarhadap waktu dan kualitas kompos yang dibuat.
Proses pengomposan bisa secara terus menerus dengan cara ditambahkan bahan
organik kedalam tong di atasnya, kemudian aduk setiap tiga hari sekali, tujuanya di
aduk adalah memasukan oksigen kedalam larutan kompos dan menurunkan panas yang
di akibatkan proses pengoposan. Kompos yang sudah jadi di tandai dengan aroma yang
tidak bau dan warna cairan kehitaman atau berwarna coklat. Keadaan suhu tidak tinggi
atau kondisi dingin artinya kompos sudah siap di berikan kepada tanaman. Pada
dasarnya organik sangat lama namun jika di bandingkan dengan proses pengomposan
yang lain EM4 lebih tergolong cepat.
Pastikan tanah disimpan dengan merata dan menutupi sampah organik dan
siram dengan air. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu. Pastikan
wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan hewan. Pastikan
juga wadah tak terkena paparan sinar matahari.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Hasil dari praktikum ini berbentuk data gambar yang dilampirkan pada
lampiran dokumentasi.
B.Pembahasan
Bahan yang telah dicacah tadi dicampur dengan kotoran sapi dan kotoran
kambing, dan disemprot rata dengan larutan EM4 untuk membantu mempercepat
proses pengomposan, diatur kelembabannya, apabila terlalu kering maka perlu
disiram/ditambahkan air. Setelah rata ditambahkan abu dapur untuk menetralisasi pH
serta menambah unsur hara Ca, K dan Mg. Ditambahkan pula larutan gula sebagai
makanan organisme sehingga dapat mempercepat pengomposan pula.
Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak
baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa pertanian
seperti hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), jerami padi,
sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
Karakteristik umum yang dimiliki kompos antara lain : mengandung unsur hara
dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, menyediakan unsur
secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai fungsi utama
memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Kehadiran kompos pada tanah menjadi
daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah dan,
meningkatkan meningkatkan kapasitas tukar kation. Hal yang terpenting adalah
kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan.
Sifat khusus dari pupuk organik antara lain kandungan hara rendah dan sangat
beragam, pelepasan hara terjadi secara lambat, penyediaan hara dengan jumlah
terbatas. Keunggulan dalam pemanfaatan pupuk organik antara lain adalah perbaikan
pada sifat fisik tanah, perkayaan kandungan kimiawi tanah lebih berimbang,
meningkatkan biodiversitas kehidupan biologi tanah, dan aman bagi lingkungan.
Walaupun demikian pupuk organik juga memiliki kelemahan antara lain memerlukan
jumlah besar bagi satu musim tanaman, jumlah dan jenis hara sangat beragam,
voluminous/bulky dalam transportasi dan dosisi lapangan, berdampak negatif jika
diberikan belum matang benar.
A.Kesimpulan
Karakteristik umum yang dimiliki kompos antara lain : mengandung unsur hara
dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, menyediakan unsur
secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai fungsi utama
memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Kehadiran kompos pada tanah menjadi
daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah dan,
meningkatkan meningkatkan kapasitas tukar kation. Hal yang terpenting adalah
kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan.
B.Saran
5.1 Pesan
Pesannya yaitu saya berharap ilmu pengetahuan dan laporan ini akan berguna
bagi penulis dan bagi orang yang membacanya, sehingga dapat menerapkan dan
mengaplikasikan dalam kegiatan pertanian umtuk pertanian organik.
5.2 Kesan
Kemudian terimakasih juga kepada teman – teman yang telah membantu dalam
melaksanakan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Budiharjo, Muhammad. 2006. Studi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah
Satu Alternatif Pengelolaan Sampah Di TPA Dengan Menggunakan Aktivator EM4
(Effective Microorganism). Jurnal PRESIPITASI. Vol 1, No 1, p.25-30.
Sudantha IM, Kesratarta I, Sudana. 2011. Uji antagonisme beberapa jenis jamur
saprofit terhadap Fusarium oxysporum f. sp. cubense penyebab penyakit layu pada
tanaman pisang serta potensinya sebagai agens pengurai serasah. UNRAM, NTB.
Jurnal Agroteksos 21 (2): 2-3.
A.Dokumentasi
GAMBAR KETERANGAN
Pengamatan terakhir dalam praktikum.
Saat membalikkan pupuk kompos
lembah hijau.