Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN KOPI DAN KAKAO

Acara Praktikum : Persemaian Tanaman Kakao

Nama : Ummu Hafizah Izhawa


NIM : 1805028
Kelas : A (Reg 1)

PROGRAM DIPLOMA IV
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2020
Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
I. PERSEMAIAN TANAMAN KAKAO
II. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui biji kakao yang sehat dan baik
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara persemaian kakao yang baik
III. HASIL

Gambar
Gambar1. 2.
Buah dan biji kakao
Perendaman yang
biji kakao
tidak layakair
dengan untuk pembibitan
kapur

Gambar
Gambar 3. Perendaman batu bata
4. Penirisan/pengeringan
danbiji
karung goni dengan
kakaosetelah fungisida
dibersihkan
dari pulp

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta

Gambar 5. Penataan biji kakao yang


Gambar 6. Biji kakao yang tertata di
sudah bersih pada karung goni atas karung goni
yang telah direndam fungsisida

Gambar 7. Biji kakao yang tertata di


Gambar 8. Penyiraman media setelah
media pasir pendederan selesai agar tetap
lembab

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
IV. PEMBAHASAN
Bibit yang baik (klon unggul) dan sehat akan menjamin produksi yang
baik pula. Sulit bagi petani bila mereka tidak memiliki bibit yang diperlukan
untuk melakukan rehabilitasi. Karenanya, pembangunan fasilitas pembibitan
sendiri akan memberikan beberapa manfaat:
1. Petani dapat mengatur klon apa yang diinginkan
2. Petani dapat mengatur waktu pertumbuhan bibit disesuaikan dengan
kepentingan petani dalam melakukan rehabilitasi
3. Dapat menjadi tambahan pendapatan petani dengan menjual klon-klon
yang telah terbukti unggul
4. Dapat digunakan kapan saja, dan tidak tergantung dengan yang sumber
lain (Karmawati, 2010).
Pertimbangan biaya, tujuan kegunaan dan jumlah bibit yang akan
dibutuhkan bila berencana membangun sebuah tempat pembibitan.
Pengelolaan pembibitan yang baik akan menghasilkan bibit yang bermutu
baik (subur), dan pertum- buhannya akan lebih cepat jika telah dipindahkan
ke kebun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembibitan adalah sebagai
berikut:
Lokasi Pembibitan
1. Permukaan tanah yang rata
2. Dekat dengan jalan untuk memudahkan pengangkutan
3. Saluran yang baik supaya air tidak tergenang
4. Dekat dengan sumber air
5. Berdekatan dengan lokasi penanaman
6. Hindari dari jangkauan ternak
7. Jarak dari lokasi serangan VSD > 150 m
8. Bersihkan daerah pembibitan dari semut.
9. Ditutup dengan atap plastik ini akan membantu mengurangi resiko VSD
Jangan membuat tempat pembibitan dekat dengan pohon kakao yang
terinfeksi dengan VSD, busuk buah dan kanker batang. Penyakit-penyakit
tersebut dapat menginfeksi tempat pembibitan bila lokasinya berdekatan.

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
Bibit kakao lebih mudah terinfeksi VSD dibandingkan dengan pohon yang
tua.
Pemilihan Biji Kakao
1. Pilihlah biji kakao yang besar, biji kakao yang baik biasanya berasal dari
klon/hibrida yang terpilih.
2. Persiapan biji kakao sebaiknya dilakukan pada musim buah coklat
3. Tambahan biji 20%. Contohnya, kebutuhan bibit kakao untuk satu ha
pada tanah datar dengan jarak tanam 3x3 m, maka kebutuhan bibitnya =
1.111 bibit, persediaan sulaman 20% = 222 bibit. Jumlah = 1.333
bibit/1.300. Jadi kebutuhan biji 1.898 biji (dengan rumus 1,46 x 1.300)
(Karmawati, 2010).
Perbedaan ukuran biji pada buah yang terletak pada batang
mempengaruhi perkecambahan benih. Benih yang ukuran besar memiliki
cadangan makanan yang banyak dibandingkan dengan ukuran biji yang
kecil. Pada umumnya jumlah buah pada cabang lebih banyak dibandingkan
dengan batang. Hal ini disebabkan karena banyaknya tangkai pada cabang
yang ditumbuhi oleh buah dibandingkan pada batang. Akan tetapi, ukuran
buah pada batang lebih besar dan lebih berat dibandingkan buah yang
berada pada cabang (Fauzi, 2017).
Bibit cokelat atau kakao yang berasal dari biji harus dibersihkan dari
pulpyang melekat. Pulp menyebabkan tumbuhnya jamur dan serangan
semut yang dapat menyebabkan biji membusuk. Pembersihan pulp yang
menempel pada biji dilakukan dengan abu dapur. Selain abu dapur, juga
dapat menggunakan pasir, namun resiko rusaknya kulit biji kakao lebih
besar terjadi. Cara lainnya adalah dengan menggunakan merendam biji
kakao di dalam air kapur selama  20 menit (25 gram kapur per liter air)
dengan digosok menggunakan tangan, pulp akan mudah lepas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengupasan pulp
dan kulit ari memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter
pengamatan tinggi dan jumlah daun bibit kakao, namun tidak
berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang, berat basah serta
luas daun bibit kakao. Hal ini disebabkan karena dengan pengupasan

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
pulp dan kulit ari membantu mempercepat pertumbuhan bibit kakao.
Tinggi bibit kakao berpengaruh nyata mulai umur 6 MSPT, dimana
bibit kakao tertinggi yaitu secara berturut ditunjukkan pada perlakuan
pengupasan pulp benih kakao dengan direndam dengan air kapur
terlebih dahulu kemudian pengupasan pulp dengan dicampur abu gosok
dan pengupasan kulit ari (Alridiwirsah et al ., 2011).
Menurut Alridiwirsah (2011) dari hasil penelitiannya tentang
perlakuan penghilangan pulp (ekstraksi) terdiri dari pencucian dengan
air, pencucian dengan larutan kapur 2,5 %, digosok dengan abu,
digosok dengan tanah, digosok dengan pasir dan mengelupas kulit ari
menunjukkan bahwa perlakuan ekstraksi dengan terlebih dahulu merendam
dengan air kapur adalah perlakuan ekstraksi terbaik karena memberikan
pengaruh terbaik pada perkecambahan benih kakao (ditunjukkan dengan
peubah daya tumbuh dan kecepatan tumbuh) dan pertumbuhan bibit
kakao (ditunjukkan oleh peubah tinggi bibit dan panjang akar).
Biji yang telah bebas dari pulp dilumuri Dithane M-45 sebelum
dikecambahkan agar ebas dari serangan jamur, atau bisa juga dengan
dijemur. Penjemuran tidak sampai menyebabkan biji keriput karena akan
menyebabkan persediaan air dalam biji tidak memadai lagi untuk
perkecambahan. Biji yang akan dikecambahkan ditanam di bedeng
pendederan. Pendederan dilaksanakan pada media pasir setebal 20 cm, lebar
bedeng 1,5 m, dan panjangnya menurut jumlah biji yang dideder, serta
keadaan lokasi pembibitan. Umumnya dengan panjang bedegan 15 m dan
jarak antar bedengan 50 cm ke arah lebar dan ke arah panjang akan
memudahkan pemeliharaan. Untuk mengurangi sinar matahari langsung,
sebaiknya bedegan dibuat dengan arah utara-selatan. Naungan setinggi 1,5
m di sisi timur dan 2 m di sisi barat dibuat dari pelepah kelapa sawit, kelapa,
atau ilalang (Siregar, 2010).
Biji ditanam tegak dengan bakal radikula berada pada bagian bawah.
Kedalaman penanaman adalah sepertiga bagian biji lebih tinggi dari media
pasir. Biji ditanam dengan jarak 3 cm x 5 cm. pemeliharaan biji yang
dideder dilakukan dengan menjaga kelembabannya. Oleh karena itu, bedeng

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
sebaiknya ditutup dengan goni (bukan plastik). Penyiraman dilakukan di
atas goni tersebut. penyemprotan fungisida juga diperlukan untuk mencegah
tumbuhnya jamur.
Biji sudah akan berkecambah pada umur 4-5 hari, tetapi biji yang
belum berkecambah masih dapat dibiarkan 2-3 hari lagi sebelum dibuang
sebagai biji afkir. Bila biji telah berkecambah, penutup goni sudah dapat
dibuka dan pemeliharaan terus dilaksanakan. Penyemprotan insektisida
diberikan untuk mencegah serangga hama penggerek.
Setela berumur 21 hari, bibit sudah dapat dipindahkan ke polybag
yang telah disiapkan. Bila biji telah berkecambah, penanaman dapat
langsung ke polybag. Polybag yang diguakan berukuran 25 cm x 30 cm,
berisi lapisan olah (top soil). Bibit yang perakarannya bengkok dan daun
atau batangnya yang rusak tidak disertakan dalam penanaman di polybag.
Agar akar biit tidak rusak maka pencautan biit sebaiknya dengan
menyertakan pasir bedengan.kian juga di polybag, lebih dahulu disiapkan
lubang tanam dengan cara menugalnya. Untuk bibit dalam jumlah banyak,
dapat dilaksakan dengan terlebih dahulu mencabutnya dari bedengan,
kemudian menempatkannya di atas tampah. Bibit perlu dilindungi dari sinar
matahari langsung selama pemindahanya.
Penyiraman segera dilaksanakan bila penanaman di polybag telah
selesai. Polybag yang ditempatkan di naungan disusun sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemeliharaan dan pengangkutan. Bedengan selebar
1,5 m dengan panjang 18 m biasanya sudah dapat menampung 450 polybag.
Bedengan polybag yang luasnya 1 ha sudah dapat menampung 132.000
polibag.
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, dan
penyemprotan insektisida serta fungisida. Penyiraman dilaksanakan dua kali
sehari, pagi dan sore hari, kecuali bila hari hujan lebih dari 10 mm per hari.
Insektisida Ekalux atau Orthene dengan konsentrasi 0,2-0,3 % disemprotkan
seminggu sekali untuk mencegah serangan hama, dan Dithane M-45 dengan
konsentrasi 0,2-0,3 % disemprotkan bila terlihat adanya serangan jamur
(Siregar, 2010). Penyemprotan insektisida dan fungisida ini sekaligus

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
sebagai tindakan pencegahan yang dilakukan agar dapat meminimalisir
terjadinya serangan hama dan penyakit pada masa persemaian ini.
Sesuai dengan umur bibit, naungan dikurangi/dijarangkan sebanyak
50% pada saat bibit berumur 2-2,5 bulan. Naungan berangsur-angsur
dikurangi setelah bibit berumur 3-3,5 bulan untuk membiasakan diri dengan
keadaan lapangan (hardening). Pemupukan dilaksanakan setelah bibit
berumur 2 minggu di polybag dengan dosis yang berbeda menurut umurnya.
Bila daun terlihat pucat dapat segera disemprot larutan urea dengan
konsentrasi 0,2 % sekali seminggu. Bibit yang telah berumur 4-6 bulan di
polybag telah siap untuk ditanam di lapangan (Siregar, 2010).

V. KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Biji yang digunakan harus yang sehat, tidak cacat, tidak busuk, dari buah
yang tidak terserang hama maupun penyakit, dan terseleksi dengan baik.
2. Persemaian benih kakao dapat dilakukan melalui dua perlakuan
pembersihan pulp, yaitu dengan menggunakan abu gosok/abu dapur dan
dengan menggunakan air kapur. Selain itu, media pendederan dapat
menggunakan media pasir maupun karung goni.
3.

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA

Alridiwirsah, Asritanarni, dan F.A.Sari. 2011. Perlakuan Benih Dan Pemupukan


Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) TSH 858.
Jurnal Agrium. 17 (1) : 25-31

Fauzi A., Faisal, dan M. Rafli. 2017. Dampak Letak Buah Pada Pohon dan
Perlakuan Benih Terhadap Perkecambahan Benih Kakao (Theobroma
cacao L.) Jurnal Agrium. 14(1) : 1-7

Karmawati. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Siregar, T.H.S., S.Riyadi, dan L.Nuraeni. 2010. Budidaya Cokelat. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A


Budidaya Tanaman Perkebunan D-IV
Praktikum Budidaya Tanaman Kopi dan Kakao
Politeknik LPP Yogyakarta

Ummu Hafizah / 18.05.028 / A

Anda mungkin juga menyukai