Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM TANAMAN KELAPA

“Pemancangan Tanaman Kelapa”

OLEH :

NAMA : MAULUDIN

KELAS : BTP VA

NIM : 4201623004

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2019
BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Pancang tanam adalah tiang kayu yang digunakan sebagai penanda titik tanam.
Pancang tanam sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan yang berfungsi
untuk mendapatkan tanaman yang rapi atau barisan tanaman yang rapi lurus baik pada
lahan datar maupun lahan berelevasi. Dengan adanya pancang tanam,maka tanaman
akan dibuat lurus terhadap 1 titik pancang induk. Selain itu, pancang tanam juga dapat
membantu kita dalam mengatur perawatan tanaman serta pengaturan cahaya yang
masuk ke kebun sehingga tidak ada tajuk yang saling bersentuhan antara satu tanaman
dengan tanaman yang lainnya.

Pancang tanam bertujuan untuk penetapan lubang tanam yang akan ditanami
dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk
penempatan jalan kebun dan areal tanaman terutama dalam bentuk bedengan. Setelah
ditentukan jarak tanam, maka pengukuran lahan dilakukan kemudian pada tempat
untuk dibuat lubang tanaman ditancapkan pancang yang ujungnya telah diruncingkan
untuk mempermudah penancapan ke dalam tanah.

Pancang tanam dapat dilakukan segera setelah lahan dibersihkan (imas,


tumbang dan rumpuk), lalu dilanjutkan dengan pengajiran untuk menentukan titik
penggalian lobang tanaman sesuai dengan jarak tanam yang direncanakan. Dalam
pembukaan kebun kelapa dalam dan kelapa sawit umumnya digunakan jarak tanam 9
m dalam sistem segitiga sama sisi, sehingga jarak tanam antar barisan menjadi 7,8 m
(Pahan, 2010). Pancang tanam model segitiga di lahan datar hingga berombak dimulai
dengan menetapkan garis lurus arah Utara - Selatan sebagai titik ajir utama dan arah
Timur - Barat sebagai barisan sehingga terbentuk segitiga sama sisi 9x9x9m memiliki
keunggulan yaitu menghasilkan populasi tanaman terbanyak (Kalshoven, 2008).

b. Tujuan
 Mahasiswa dapat mempraktekkan dan memahami cara membuat pancang
tanam untuk perkebunan kelapa (C. Nucifera L.)
 Mahasiswa dapat mempraktekkan dan memahami jenis pola tanam untuk
perkebunan kelapa
BAB II. METODOLOGI

a. Alat dan bahan


Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengajiran terdiri atas meteran
(100 m), kompas (atau teodolit), pancang utama (2 – 2,5 m) dan pancang (1 –
1,25 m), parang dan tali.
b. Cara kerja
 Terlebih dahulu tentukan dimana letak pertemuan As Jalan Main Road (MR)
dengan Collection Road (CR) dengan menggunakan GPS.
 Caranya adalah Anak Pancang yang menjadi titik As Pancang ditanamkan
kedalam tanah + 15 cm serta diberi cat kapur warna putih.
 Penentuan As Pancang (untuk lokasi yang baru buka LC) harus satu sumber
saja (tidak boleh berbeda-beda) yaitu blok yang pertama kali dibuka dan blok
inilah yg akan dijadikan pedoman untuk penentuan as pancang blok-blok
selanjutnya, termasuk untuk pekerjaan pancang tanam kecuali untuk lokasi
yang spot-spot tertinggal maka cukup mengikuti alur tanam blok yang
didepannya / disebelahnya.
 Ambil kompas kemudian letakkan di atas kayu bulat lurus berdiameter 10 cm,
tinggi minimal 1,5 meter (setinggi dada), setelah itu ukur jarak 7,8 m arah
timur - barat (arah panah dikompas sejajar dengan jarum kompas 90o/270o).
Kemudian tancapkan anak pancang pada posisi tersebut. Untuk titik
selanjutnya diukur dari titik anak pancang pertamata disejauh 7,8 m (dengan
tetap melihat posisi lurus terhadap pancang As Tengah dan anak pancang
pertama. Kegiatan ini terus dilakukan sampai blok tersebut selesai.
 Untuk menentukan titik pancang tanam pertama dilakukan pengukuran 9 m
kearah utara-selatan dari jalur ke-1 (jalur pertama dari as MR dan CR) dan 4,5
m dari jalur ke-2 dengan menggunakan tali sling sepanjang 150-an meter,
tetapi bila kondisi area memungkinkan dapat menggunakan tali sling
sepanjang 300-an meter yang diukur dari as jalan koleksi (CR). Dimana tali
seling tersebut telah ditandai ukuran jarak tanamnya 9 m. Pada waktu
pemancangan anak pancang tanam di jalur utara – selatan , pemancang harus
melihat bahwa posisi anak pancang harus lurus arah utara - selatan (tegak
lurus timur - barat).
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

Pola Tanam Kelapa Segitiga Sama Sisi

Pola Tanam Kelapa Bujur Sangkar


b. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakuakan pengajiran yang bertujuan
untuk untuk memperoleh tanaman yang rapi dan teratur dalam penanamannya.
Pengajiran ini penting sebab pada praktiknya lahan perkebunan tidak selalu
rata, sehingga perlu adanya pengaturan jarak tanam yang sesuai. Pengajiran
dipilih biasanya berdasarkan komoditi dan keadaan tanahnya. Untukkomoditas
yang kami lakuakn pengajirannya yaitu tanaman kelapa dan juga Keadaan
tanah yang sering dipertimbangkan adalah mengenai kemiringan lahan.
Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda guna pembuatan
lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain itu,
pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit,
teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah. (Direktorat
Jenderal Perkebunan. 2005)
Pengajiran yang kami gunakan pada praktikum ini ada 2 yaitu
pengajiran segitiga sama sisi dan pengajiran bujur sangkar. untuk pengajiran
segitiga sama sisi kebanyakan lebih sering digunakan dikarenakan lebih
efesiensinya lahan dan memperoleh banyak tanaman di banding jarak tanam
yg lainnya (Pahan, I.2010).

Kemudian kami melakukan pengajiran bujur sangkar yaitu dengan


melakuakn pengajiran segi empat. Pada Sistem ini paling mudah
dilaksanakan, yaitu setelah ditentukan garis dasar I (A-B), gunakan tali yang
diberi tanda setiap jarak enam meter untuk menentukan titik ajir dalam tiap
baris tanaman. Lakukan hal yang sama untuk baris-baris selanjutnya, jarak
antarbaris 16 m. Cara mengajir pada sistem pagar ini dapat diterapkan juga
pada sistem segi empat. (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman
Palma,2015)

BAB IV. KESIMPULAN


Pengajiran dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang rapi sesuai
sudut kemiringan lahan yang digunakan dalam perkebunan. Pengajiran dipilih
sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan dalam perkebunan
tersebut.untuk tanaman kelapa sebaiknya mengguanakan pengajiran ssegitaga
sama sisi,di karenkan pengajiran sama sisi,lebih menghemat lahan dan dapat
menghasilkan tanaman dalam 1 Ha yaitu 143 pokok.
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I.2010. Panduan lengkap Kelapa sawit. Managemen Agribisnis dari hulu hingga
hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.

Kalshoven, L.G.E. 2008. Pest of Crop in Indonesia. P.T.Ichtiar Baru –van Hoeve, Jakarta.
P.85.

Chairul, Hanum. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Mardiatmoko, g. &Arianti, M. 2018. Produksi Tanaman Kelapa (Coccus nucifera L.). Badan
Penerbit Universitas Pertanian Unpati, Ambon.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Balitka.Balitbang. 2015.Petunjuk Teknis Tanaman kelapa Dalam.balai Pusat Penelitian dan


Pengembangan Perkebunan.Balai Penelitian Tanaman Palma

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Pedoman Budidaya Yang Baik Untuk Tanaman Karet
(Good Agriculture practices for Rubber). Departemen Pertanian, Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai