Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTEK LAPANG
PENGELOLAAN TANAMAN KELAPA SAWIT
IMAS & PANCANG TANAM UNTUK BUDIDAYA TANAMAN
KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH:
MAULUDIN (4201623004)
RATNAWATI (4201623010)
ARMISTOHA (4201623017)
DWI EBTA LIMA PUTRA (4201623023)
RIZKY MILAWATI MELIN (4201623025)
EDO WARDI (4201623026)
KELAS : VI A
KELOMPOK : 2

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2019
IMAS & PANCANG TANAM UANTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA
SAWIT DI LAHAN 2 (PERDANA)
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan potensi Sumber Daya Alam yang
melimpah. Salah satunya adalah bidang pertanian. Bidang Pertanian dalam arti
luas yaitu perkebunan, perikanan, dan peternakan. Dalam bidang tersebut,
Perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan pendapatan
negara, kesejahteraan masyarakat, bahkan pertanian secara global. Hal tersebut
tidak lepas dari keterampilan teknik perkebunan sudah diterapkan.
Teknik yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan tanaman perkebunan
antara lain; pengenalan ekologi tanaman, persiapan pembukaan lahan,
pengolahan tanah, teknik persiapan tanaman dan penanaman, teknik penyediaan
bahan tanaman, teknik pembibitan, teknik pemeliharaan dan teknik pemanenan.
Pada lahan yang drainase permukaannya jelek atau lahan yang hutannya lebat-
dimana kondisi tanahnya lembab dan basah, penggunaan alat berat untuk
merobohkan dan merumpuk kayu tidak akan lancar. Dalam kondisi seperti ini,
sebaiknya pembukaan lahan dilakukan dengan cara manual. Selanjutnya dalam
pembukaan lahan dilahan yang miring dan marjinal diperlukan keterampilan
khusus yaitu tindakan konservasi lahan.
Sawit adalah komoditas unggulan yang dimiliki oleh indonesia, berkat dari
perkebunan ini perekonomian diindonesia sedikit lebih baik dari yang
sebelumnya. Perkebunan sawit dibuka secara besar-besaran dengan jumlah total
data 14,03 juta ha yang telah tercatat oleh kementrian pertanian indonesia.
Pembukaan perkebunan kelapa sawit memiliki beberapa tahapan, salah satunya
ialah IMAS.
IMAS adalah penebangan atau pemotongan semua semak- semak, tanaman
perambat, dan anak kayu diameter < 10 cm dipotong < 20 cm dari tanah. Dan
tujuannya adalah untuk memberi akses bagi team penebang kayu. Alat yang
biasa digunakan untuk melakukan IMAS terbagi menjadi dua, yaitu tradisional
dan modern. Tradisional terdiri dari parang, cangkul, sedangkan alat modern
seperti excavator, buldoser, dan lainnya.
Imas dikerjakan sebelum tumbang dilakukan, jadi ada beberapa anggota
yang harus masuk kedalam hutan terlebih dahulu untuk merintis dan memberi
tanda. Tanda yang dibuat menunjukkan batas lahan, dan lainnya. Adapun
perlengkapan yang harus dibawa pada saat IMAS yaitu segaram safety, kompas,
GPS, parang panjang, bekal makanan yang cukup, air minum, obat anti nyamuk
semacam lavenda, dan lain sebagainya.
Pancang tanam adalah tiang kayu yang digunakan sebagai penanda titik tanam.
Pemancangan merupakan salah satu metode untuk menentukan tempat-tempat yang
kelak akan ditanami. Sistem jarak tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi
dengan jarak tanam sesuai dengan kesuburan tanah. Bila keadaan tanah subur maka
jarak tanam yang digunakan semakin lebar dan sebaliknya.
Arah pancang adalah Utara-Selatan dan harus tegak lurus kearah jalan. Pancang
dapat digeser arah Utara-Selatan. Pancang dibuat dari kayu kecil atau bambu setinggi
1.5 m, kompas dan tali atau kawat diperlukan untuk menentukan arah dan ukuran.
Pada areal rata pancang kepala dengan arah Timur-Barat yang berjarak 2 kali
antar barisan. Jarak antar barisan dipancang dengan pancang biasa atau pancang anak.
Dari pancang kepala ditarik kawat 50 m arah Utara-Selatan tegak lurus. Pada tanda
yang telah dibuat paa kawat sesuai jarak dalam barisan diletakkan pancang
tanam.           
Pada areal berkontur agak sulit, jarak antar kontur merupakan proyeksi antar
barisan yang sebenarnya sedang jarang dalam barisan sedapat mungkin sama dengan
jarak dalam barisan kontur ditentukan masing-masing berjarak sesuai derajat
kemiringan. Pancang tanam diletakkan pada teras kontur sesuai dengan jarak yang
ditentukan. Pancang pertama pada teras kontur berikutnya diletakkan sengan
membuat segitiga sama sisi yang ukurannya sesuai dengan jarak tanam yang
ditentukan. Pemancangan dimulai dari atas. Sebuah tim terdiri atas 5 orang yaitu 1
peneropong, 1 pemancang, 2 penarik kawat dan 1 pembawa pancang dapat
menyelesaikan 3 ha/hari.
Pemancangan dilakukan setelah pembukaan lahan, biasanya dimulai sebulan
sebelum penanaman.Pada pemancangan jalan ini, parit dan lain-lain ddianggap tidak
ada. Komoditi perkebunan Sebelum ditanami perlu dilakukan penetapan jarak tanam
dengan pemancangan. Setelah itu baru dilakukan pengajiran. Pembuatan lobang
tanam sesuai letak ajir. Selesai pembuatan lobang tanam baru dilakukan penanaman.
Pengajiran bertujuan untuk penetapan lubang tanam yang akan ditanami dengan
terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Pengukuran dilakuan untuk penempatan jalan
kebun, areal tanaman terutama dalam bentuk bedengan. Setelah ditentukan jarak
tanam, maka pengukuran lahan dilakukan kemudian pada tempat untuk dibuat lubang
tanaman ditancapkan ajir yang terbuat dari bilah atau kayu dengan ukuran panjang
sekitar 1 meter dan lebar 2 cm dengan ujung yang diruncingkan untuk memudahkan
penancapan ajir.
Pengajiran dilakukan sebelum tanaman ditanam bermaksud agar jumlah
tanaman sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Ajir yang dipakai panjang 50 cm
dengan tebal 1 cm. Cara pengajiran pada lahan datar dan landai dengan membuat ajir
induk pada kedua sisi lahan, kemudian dilakukan dengan sistem barisan lurus atau
zigzag sesuai jarak tanam. Pada lahan miring pengajiran dilakukan dengan sistem
kontrol.
B. Tujuan
U n t u k m e m p e r o l e h p e n g a l a m a n s e r t a  pengetahuan umum maupun
praktis secara langsung teknik budidaya tanaman kelapa sawit mulai dari
pembukaan lahan (Land Clearing) yaitu IMAS sampai dengan
pemancangan
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Meteran 100 m
2. Tali
3. Parang
4. Kompas
Bahan :
1. Pancang utama 1-1,5 m
D. Waktu dan tempat
Praktikum dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 5 April 2019
& 12 April 2019, sore hari pukul 14.00-16.30 di lahan 2 (Perdana).
E. Cara Kerja
1. IMAS
1. Tentutan titik utama untuk main road dan collection roadnya.
2. Ukur dengan meteran sepanjang 28 meter dari masing-masing arah
yaitu barat ke timur dan utara ke selatan
3. Tebas jalur collection road yaitu barat ke timur selebar ±3 meter
menggunakan parang
4. Sedangkan untuk main road yaitu utara ke selatan dibuka dengan lebar
±5 meter, panjang 28 meter.

2. PENGAJIRAN

1. Siapkan alat dan bahan berupa bambu , meteran , tali rafia


2. Ukur tali rafia sepanjang 7,8m dan 9 m, lalu beri tanda pada masing-masing ukuran
3. Pilih lokasi yang diinginkan untuk pemancangan pancang induk induk
4. tentukan letak As MR dengan CR
5. Caranya dengan anak pancang yang menjadi titik As ditanamkan ke dalam tanah
kurang lebih 15 cm
6. Penentuan As pancang harus satu sumber saja yaitu blok yang pertama kali dibuka
atau blok inilah yang akan dijadikan pedoman untuk penentuan As pancang blok-
blok selanjutnya, termasuk untuk pekerjaan pancang tanam kecuali untuk lokasi
yang spot-spot tertinggal maka cukup mengikuti alur tanam blok yang
didepannya/disebelahnya.
7. Ambil kompas dan bidik lurus setinggi dada, setelah itu ukur jarak 7,8 m arah
timur barat. Kemudian tancapkan anak pancang pada posisi tetrsebut. Untuk titik
selanjutnya diukur dari titik anak pancang pertama tadi sejauh 7,8 m dengan tetap
melihat posisi lurus terhadap pancang As tengah dan anak pancang pertama.
Kegiatan ini terus dilakukan sampai praktek ini selesai.
8. untuk menentukan titik pancang tanam pertama dilakukan pengukuran 9 m kearah
utara-selatan dari jalur ke1 (jalur utama dari As MR dan CR) dan 4,5 m dari jalur
ke-2 dengan menggunakan tali
F. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil

2. Pembahasan
1. IMAS
Pembukaan lahan dilakukan untuk memudahkan tahapan pengolahan lahan.
Pembukaan lahan adalah tahap awal dari seluruh agenda persipan dalam perkebunan.
Pelaksanaan pembukaan lahan yang kami lakukan meliputi pembersihan lahan dari
rumput, semak, dan kayu penghalang pada lahan tanaman kelapa sawit tersebut. Hal
ini kami lakukan karena pada lahan tersebut masih banyak terdapat gulma baik
berdaun lebar,tekitekian,dan rerumputan yang menghalangi pada areal yang akan di
buka. Pembersihan yang kami lakukan diisini yaitu berupa IMAS yang mana
pengertiannnya adalah penebangan atau pemotongan semua semak- semak, tanaman
perambat, dan anak kayu diameter < 10 cm dipotong < 20 cm dari tanah. Dan
tujuannya adalah untuk memberi akses bagi team penebang kayu. Jadi tujuan ini yaitu
untuk mempermudah akses bagi penebang kayu untuk pembukaan yang besar agar
terjadinya kelancaran dalam pembukaan lahan tersebut.
Alat yang kami gunakan dalam IMAS ini berupa parang dan kayu besar yang
panjang sekitar 10 meter fungsi dari parang yang sudah kita ketahui yaitu untuk
proses penebangan kayu yang menghalangi dan pembersihan semak yang ada di
lahan tersebut dan fungsi dari kayu tersebut untuk menumbangkan semak-semak
yang rimbun agar mempermudah akses dilakukannya IMAS.
2. PENGAJIRAN
Pemancangan sebaiknya dilakukan oleh team khusus yang telah berpengalaman
ataupun minimal harus dilatih terlebih dahulu. Satu team pemancang minimal terdiri
dari 5 orang, yaitu:
1. Satu orang tukang teropong menggunakan kompas
2. Satu orang tukang pancang
3. Dua rang tukang tarik tali
4. Satu orang bawa pancang
Kapasitas memancang per/ha pada umumnya ± 1,5 hk/ha atau 3 ha untuk tiap
team/hari kerja.
Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh kekurangan cahaya
matahari serta mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur ,maka pengaturan
arah barisan tanam Kelapa sawit sangat penting agar penggunaan cahaya matahari
lebih seefektif mungkin bagi setiap tanaman. Teknik pemancangan dilakukan dengan
menggunakan pancang induk dan pancang sekunder. Pancang induk dilakukan
sebagai acuan utama untuk mendapatkan patokan garis lurus yang diletakkan pada
daerah yang strategis biasanya pada titik tertinggi areal, sehingga terlihat dari
berbagai arah dan mempermudah peletakan dan pengukuran pancang selanjutnya.
Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus
dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta
memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian,
tanaman mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang
tidak berbeda (Hartanto, 2011)
Dari praktek yang telah lakukan, pemancangan kelapa sawit menggunakan
sistem pola tanam segitiga samasisi dengan jarak 9x9 m dengan jarak tegak lurusnya
Utara-Selatan. Tentukan arah utara terlebuh dahulu, melakukan pemancangan dan
seterusnya pada setiap barisnya, setelah itu lakukan pengukuran untuk baris
selanjutnya dengan jarak masih sama yaitu 9 x9 m. Sedangkan untuk pola tanam
kelapa menggunakan pola segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9x9 m. Jarak tanam
9,0 m segitiga samasisi (9 x 7,80 m) tentukan juga titik a sebagai titik A. Titik A
sebagai awal pancang hidup.
Tali 1 direntangkan U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m
ditancapkan pancang kepala. Arah rentangan dibantu dengan menggunakan kompas.
Tali 2 direntangkan T – B. Pada tiap jarak antar baris 7,80 m ditancapkan pancang
kepala. Nomor ganjil pancang hidup, nomor genap pancang mati.
Kemudian tali 1 digeser sejauh 7,80 m sejajar dengan barisan ke arah T – B.
Tancapkan pancang pada tanda 4,5 m (pancang mati) dari B1 kemudian tiap 9 meter.
Tali 1 digeser lagi pada posisi B2 pada tanda pancang hidup 9 meter. Buat seterusnya
sampai 5 barisan. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 9 x 9 meter sistem
persegi panjang (Rustam dan Agus, 2011).
Untuk mencapai ketepatan pengajiran, pekerjaan pengajiran harus dilaksanakan oleh
pekerja yang terlatih (BPM, 2010).
G. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah kami lakukan dapat ditarik dua kesimpulan :

1. Kegiatan IMAS ini merupakan awal dari budidaya. Persipan lahan yang baik
akan memudahkan suatu perkerjaan yang perlu dilakukan pada tahapan
selanjutnya. Pengenalan teknik pembukaan lahan yang telah dilaksanaakan
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teknik dan pentingnya
pembukaan lahan dalam suatu perkebunan.
2. Pengajiran itu dilakukan untuk mendapatkan pertanaman kelapa sawit yang
lurus terlihat dari berbagai sudut mata angin sehingga akan mempermudah
proses pengamatan, perawatan, tansportasi, dan pemanenan dan terlihat rapi.
Teknik pengajiran dilakukan dengan ajir yang terdiri dari ajir utama dan ajir
sekunder. pengajiran sangat penting dan syarat untuk melakukan penanaman
tanaman perkebunan, apalagi menanam dalam skala yang luas. Kerapatan
tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan
topografi areal yang akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya pemancangan
untuk meluruskan dan mengatur ketentuan jarak tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Rustam & Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. PT.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Hartanto H. 2011. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit. Cetakan I.Yogyakarta: Citra
Media Publishing.

Kalshoven, L.G.E. 2008. Pest of Crop in Indonesia. P.T.Ichtiar Baru –van Hoeve,
Jakarta. P.85.
Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar (ID). 435 hal.

Pahan , I.2008. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit.IWH : Jakarta.


Risza ,S.2010.Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.Kanisius :
Yogyakarta.
Sawit Watch. 2008. Losing Ground the Human Rights Impact of Oil Palm Expansion
in Indonesia. Bogor (ID).
Setyamidjaja D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta (ID). 62 hal.

Yahya S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). [Skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor. 52 hal

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai