PRAKTEK LAPANG
PENGELOLAAN TANAMAN KELAPA SAWIT
IMAS & PANCANG TANAM UNTUK BUDIDAYA TANAMAN
KELAPA SAWIT
DISUSUN OLEH:
MAULUDIN (4201623004)
RATNAWATI (4201623010)
ARMISTOHA (4201623017)
DWI EBTA LIMA PUTRA (4201623023)
RIZKY MILAWATI MELIN (4201623025)
EDO WARDI (4201623026)
KELAS : VI A
KELOMPOK : 2
2. PENGAJIRAN
2. Pembahasan
1. IMAS
Pembukaan lahan dilakukan untuk memudahkan tahapan pengolahan lahan.
Pembukaan lahan adalah tahap awal dari seluruh agenda persipan dalam perkebunan.
Pelaksanaan pembukaan lahan yang kami lakukan meliputi pembersihan lahan dari
rumput, semak, dan kayu penghalang pada lahan tanaman kelapa sawit tersebut. Hal
ini kami lakukan karena pada lahan tersebut masih banyak terdapat gulma baik
berdaun lebar,tekitekian,dan rerumputan yang menghalangi pada areal yang akan di
buka. Pembersihan yang kami lakukan diisini yaitu berupa IMAS yang mana
pengertiannnya adalah penebangan atau pemotongan semua semak- semak, tanaman
perambat, dan anak kayu diameter < 10 cm dipotong < 20 cm dari tanah. Dan
tujuannya adalah untuk memberi akses bagi team penebang kayu. Jadi tujuan ini yaitu
untuk mempermudah akses bagi penebang kayu untuk pembukaan yang besar agar
terjadinya kelancaran dalam pembukaan lahan tersebut.
Alat yang kami gunakan dalam IMAS ini berupa parang dan kayu besar yang
panjang sekitar 10 meter fungsi dari parang yang sudah kita ketahui yaitu untuk
proses penebangan kayu yang menghalangi dan pembersihan semak yang ada di
lahan tersebut dan fungsi dari kayu tersebut untuk menumbangkan semak-semak
yang rimbun agar mempermudah akses dilakukannya IMAS.
2. PENGAJIRAN
Pemancangan sebaiknya dilakukan oleh team khusus yang telah berpengalaman
ataupun minimal harus dilatih terlebih dahulu. Satu team pemancang minimal terdiri
dari 5 orang, yaitu:
1. Satu orang tukang teropong menggunakan kompas
2. Satu orang tukang pancang
3. Dua rang tukang tarik tali
4. Satu orang bawa pancang
Kapasitas memancang per/ha pada umumnya ± 1,5 hk/ha atau 3 ha untuk tiap
team/hari kerja.
Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh kekurangan cahaya
matahari serta mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur ,maka pengaturan
arah barisan tanam Kelapa sawit sangat penting agar penggunaan cahaya matahari
lebih seefektif mungkin bagi setiap tanaman. Teknik pemancangan dilakukan dengan
menggunakan pancang induk dan pancang sekunder. Pancang induk dilakukan
sebagai acuan utama untuk mendapatkan patokan garis lurus yang diletakkan pada
daerah yang strategis biasanya pada titik tertinggi areal, sehingga terlihat dari
berbagai arah dan mempermudah peletakan dan pengukuran pancang selanjutnya.
Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus
dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta
memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian,
tanaman mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang
tidak berbeda (Hartanto, 2011)
Dari praktek yang telah lakukan, pemancangan kelapa sawit menggunakan
sistem pola tanam segitiga samasisi dengan jarak 9x9 m dengan jarak tegak lurusnya
Utara-Selatan. Tentukan arah utara terlebuh dahulu, melakukan pemancangan dan
seterusnya pada setiap barisnya, setelah itu lakukan pengukuran untuk baris
selanjutnya dengan jarak masih sama yaitu 9 x9 m. Sedangkan untuk pola tanam
kelapa menggunakan pola segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9x9 m. Jarak tanam
9,0 m segitiga samasisi (9 x 7,80 m) tentukan juga titik a sebagai titik A. Titik A
sebagai awal pancang hidup.
Tali 1 direntangkan U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m
ditancapkan pancang kepala. Arah rentangan dibantu dengan menggunakan kompas.
Tali 2 direntangkan T – B. Pada tiap jarak antar baris 7,80 m ditancapkan pancang
kepala. Nomor ganjil pancang hidup, nomor genap pancang mati.
Kemudian tali 1 digeser sejauh 7,80 m sejajar dengan barisan ke arah T – B.
Tancapkan pancang pada tanda 4,5 m (pancang mati) dari B1 kemudian tiap 9 meter.
Tali 1 digeser lagi pada posisi B2 pada tanda pancang hidup 9 meter. Buat seterusnya
sampai 5 barisan. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 9 x 9 meter sistem
persegi panjang (Rustam dan Agus, 2011).
Untuk mencapai ketepatan pengajiran, pekerjaan pengajiran harus dilaksanakan oleh
pekerja yang terlatih (BPM, 2010).
G. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah kami lakukan dapat ditarik dua kesimpulan :
1. Kegiatan IMAS ini merupakan awal dari budidaya. Persipan lahan yang baik
akan memudahkan suatu perkerjaan yang perlu dilakukan pada tahapan
selanjutnya. Pengenalan teknik pembukaan lahan yang telah dilaksanaakan
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teknik dan pentingnya
pembukaan lahan dalam suatu perkebunan.
2. Pengajiran itu dilakukan untuk mendapatkan pertanaman kelapa sawit yang
lurus terlihat dari berbagai sudut mata angin sehingga akan mempermudah
proses pengamatan, perawatan, tansportasi, dan pemanenan dan terlihat rapi.
Teknik pengajiran dilakukan dengan ajir yang terdiri dari ajir utama dan ajir
sekunder. pengajiran sangat penting dan syarat untuk melakukan penanaman
tanaman perkebunan, apalagi menanam dalam skala yang luas. Kerapatan
tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan
topografi areal yang akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya pemancangan
untuk meluruskan dan mengatur ketentuan jarak tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Rustam & Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. PT.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Hartanto H. 2011. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit. Cetakan I.Yogyakarta: Citra
Media Publishing.
Kalshoven, L.G.E. 2008. Pest of Crop in Indonesia. P.T.Ichtiar Baru –van Hoeve,
Jakarta. P.85.
Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar (ID). 435 hal.
Yahya S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). [Skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor. 52 hal
DOKUMENTASI