Anda di halaman 1dari 46

PEMBUKAAN DAN/ATAU PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN

TANPA MEMBAKAR
PERMENTAN NO. 05 TAHUN 2018
Ditetapkan 15 Januari 2018
Diundangkan 18 Januari 2018
Berita Negara RI Tahun 2018 Nomor 125
BIODATA
Nama : Kiswandhono, SH, MH
TTL : Jakarta, 28 Pebruari 1979
Kantor : Kanpus Kementan Gd. C Lt. 5
Riwayat Pekerjaan :
a. staf Sekretariat Ditjenbun … 2002 –
2012
b. Kasie Penanganan Konflik … 2012 –
2016
c. Kasie GU dan Pencegahan Kebakaran …
2016 – sekarang
HP/WA.0812.1039.7187
UU No. 39 Tahun 2014 ttg Perkebunan

• Setiap Orang yang membuka dan mengolah lahan dalam luasan tertentu untuk
keperluan budi daya Tanaman Perkebunan wajib mengikuti tata cara yang dapat
mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup. (P.32)
• Setiap Pelaku Usaha Perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan
dengan cara membakar. (P.56)
• Setiap Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban memiliki sistem, sarana, dan
prasarana pengendalian kebakaran lahan dan kebun. (P.56)
• Untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, sebelum memperoleh izin
Usaha Perkebunan, Perusahaan Perkebunan harus, a.l membuat pernyataan
kesanggupan untuk menyediakan sarana, prasarana, dan sistem tanggap darurat
yang memadai untuk menanggulangi terjadinya kebakaran. (P.67)
Instruksi Presiden No. 11 Th. 2015 ttg Peningkatan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Kepada Menteri Pertanian :
a. Menyusun pedoman yang terkait dengan pengendalian
kebakaran lahan pertanian;
b. Meningkatkan kinerja Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pertanian dalam
rangka penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan pertanian;
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam pengendalian
kebakaran lahan pertanian;
d. Memfasilitasi penerapan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan upaya
pengendalian kebakaran lahan pertanian.
Permentan 98 Th. 2013 ttg Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan

• Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki IUP-B,


IUP-P, atau IUP sesuai Peraturan ini wajib, a.l. :
• memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana
dan sistem pembukaan lahan tanpa bakar serta
pengendalian kebakaran;
• menerapkan teknologi pembukaan lahan tanpa
bakar dan mengelola sumber daya alam secara
lestari;
PERENCANAAN PEMBUKAAN
DAN/ATAU PENGOLAHAN LAHAN
PERKEBUNAN TANPA MEMBAKAR
PERENCANAAN PEMBUKAAN DAN/ATAU PENGOLAHAN
LAHAN PERKEBUNAN TANPA MEMBAKAR

• Perusahaan Perkebunan wajib memiliki RKPPLP yang


disetujui oleh Kepala Dinas sesuai kewenangan sebelum
melakukan pembukaan dan/atau pengolahan Lahan
Perkebunan.
• Pekebun tidak wajib memiliki RKPPLP sebelum melakukan
pembukaan dan/atau pengolahan Lahan Perkebunan.
PEMBUKAAN DAN/ATAU PENGOLAHAN LAHAN
PERKEBUNAN
KEGIATAN PEMBUKAAN DAN/ATAU PENGOLAHAN
LAHAN PERKEBUNAN TANPA MEMBAKAR

• Pembukaan dan/atau Pengolahan Lahan Perkebunan tanpa membakar


dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) atau mekanis (tenaga
mesin).
• Biomassa hasil dari kegiatan pembukaan dan/atau pengolahan Lahan
Perkebunan dilarang untuk dibakar.
• Pengolahan biomassa sisa pembukaan dan/atau pengolahan Lahan
Perkebunan dapat dimanfaatkan menjadi kompos atau bahan lain yang
pemanfaatannya tidak bertentangan dengan larangan membakar sesuai
peraturan perundang-perundangan.
KEGIATAN PEMBUKAAN
LAHAN PERKEBUNAN
TANPA MEMBAKAR
KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN
1
TANPA MEMBAKAR

a. merencanakan penanaman;
b. mengimas dan/atau menumbangkan pohon;
c. merencek dan merumpukan kayu;
d. membuat rintisan dan membagi petak kebun;
e. membuat jalan dan parit;
f. membuat teras;
g. membuat pancang jalur tanam/pancang kepala; dan
h. membersihkan jalur tanam
KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN
2
TANPA MEMBAKAR
• MERENCANAKAN PENANAMAN
Membuat rencana dan desain kebun yang akan dikelola dengan mempertimbangkan:
ukuran kebun, ukuran petak tanaman, topografi, tipe tanah, sistem/jaringan jalan
dan transportasi, sistem konservasi tanah dan air, dan rencana operasional lainnya
• MENGIMAS DAN/ATAU MENUMBANGKAN POHON
dapat menggunakan parang atau kapak. Pohon kayu yang berdiameter > 10 cm
ditebang dengan menggunakan kampak atau gergaji rantai (chainsaw). Tinggi
penebangan tergantung pada diameter batang, seperti di bawah ini:
– Diameter pohon 10 – 20 cm : tinggi tebang > 40 cm
– Diameter pohon 21 – 30 cm : tinggi tebang > 60 cm
– Diameter pohon 31 – 75 cm : tinggi tebang > 100 cm
KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN
3
TANPA MEMBAKAR
• MERENCEK & MERUMPUKKAN KAYU
Cabang dan ranting pohon yang telah ditebang, dipotong dan dicincang (direncek)
serta dirumpuk. Tujuan merencek yaitu mempermudah pengendalian kebakaran
(sekat bakar) dan mempercepat proses pelapukan sisa tebangan. Pada daerah
endemis serangan Orytes, perlu pemberian Metharizium pada rumpukan bekas
tebangan
• MEMBUAT RINTISAN & PETAK KEBUN
Semak belukar dan pohon dibabat dan dipotong, sehingga bisa menjadi jalan di dalam
areal untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Pembagian petak tanaman antara
lain didasarkan pada kondisi topografi, jenis tanah dan jaringan jalan, sebagai
contoh: kebun dapat dibagi ke dalam petak-petak seluas 100 ha yang kemudian dibagi
ke dalam sub petak seluas 25 ha (1.000 m x 250 m). Setiap sub petak dikelilingi oleh
jalan utama (main roads) dan jalan pengumpulan (collection roads).
KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN
4
TANPA MEMBAKAR

• PEMBUATAN JALAN & PARIT


Perencanaan pembuatan jaringan jalan harus selaras dengan desain kebun
dan disesuaikan dengan kondisi topografi dan kebutuhan berdasarkan luasan
kebun. Kebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pembuatan sistem drainase terdiri dari sebuah jaringan kerja yang terdiri dari
parit yang berfungsi untuk menjaga agar ketinggian air selalu berkisar antara
50-70 cm. Sistem drainase ini sekaligus berfungsi sebagai sarana untuk
pembilasan pada lahan gambut secara periodik dari keasaman yang
berlebihan. Parit-parit ini perlu dibersihkan secara periodik agar sirkulasi air
di lahan gambut berjalan lancar.
KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN
5
TANPA MEMBAKAR
• PEMBUATAN PANCANG JALUR
TANAM/PANCANG KEPALA
Jalur tanam dibuat menurut jarak
antar barisan tanaman
(gawangan). Hal ini dimaksud
untuk memudahkan pembersihan
jalur tanam dari hasil rencekan.
• MEMBERSIHKAN JALUR TANAM
Hasil rencekan ditempatkan pada
lahan diantara jalur tanaman,
dengan jarak 1 meter di kiri-
kanan pancang jalur tanam.
Dengan demikian diperoleh 2
meter jalur yang bersih dari
potongan-potongan kayu.
KEGIATAN PENGOLAHAN
LAHAN PERKEBUNAN TANPA
MEMBAKAR
KEGIATAN PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN
1
TANPA MEMBAKAR

Serangkaian kegiatan pada ekosistem budidaya yang terdiri atas Land


Clearing (membersihkan lahan), Discing (mengiris lahan yang masif
menjadi bongkahan/membajak), Harrowing (membalikkan tanah/
menghaluskan), Chaining (lebih menghaluskan lagi), dan Seed Bad
Preparation (menyediakan bentuk akhir lahan yang dikehendaki), meliputi:
a. membersihkan lahan;
b. mengolah tanah;
c. memupuk; dan
d. sanitasi
KEGIATAN PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN
2
TANPA MEMBAKAR

MEMBERSIHKAN LAHAN
berupa penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Semak
belukar dan padang rumput selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu
agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
MENGOLAH TANAH
dengan cara mencangkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Kegiatan pengolahan tanah dimaksudkan untuk memperbaiki struktur
tanah, Aerasi Tanah, membunuh OPT, menghambat tumbuhnya gulma dan
melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air).
KEGIATAN PENGOLAHAN LAHAN PERKEBUNAN
3
TANPA MEMBAKAR
MEMUPUK
• Waktu pemupukan mempertimbangkan antara lain curah hujannya. Pemupukan yang baik
sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran.
• Pemupukan dilakukan sesuai kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau jenis Tanaman
Perkebunan. Khusus untuk pemupukan pada tanah mineral atau lahan gambut dianjurkan untuk
dilakukan pemupukan lebih banyak.
SANITASI
• pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dengan mencabut Gulma di cabut dan
selanjutnya di timbun dengan tanah supaya menjadi kompos;
• Membersihkan bekas-bekas kemasan pestisida, pupuk, dan sampah-sampah lainnya;
• Memangkas daun dan ranting yang sakit atau yang menunjukkan tanda-tanda serangan hama
dan penyakit;
• Semua peralatan yang digunakan dalam kegiatan sanitasi dicuci dengan air hingga bersih dan
dikeringkan untuk menjaga tumbuhnya jamur atau pengkaratan.
SISTEM, SARANA, DAN
PRASARANA PENGENDALIAN
KEBAKARAN LAHAN
PERKEBUNAN
SISTEM, SARANA, DAN PRASARANA PENGENDALIAN
KEBAKARAN LAHAN PERKEBUNAN
• Pemerintah memfasilitasi terbentuknya Brigade dan KTPA di
Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
• Pekebun berkewajiban membentuk KTPA sebagai bagian dari
sistem, sarana, dan prasarana pengendalian kebakaran Lahan
Perkebunan, yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
• Perusahaan Perkebunan wajib memiliki sistem pengendalian
kebakaran Lahan Perkebunan meliputi organisasi, sumber
daya manusia, dan operasional pengendalian.
BRIGADE PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN PERKEBUNAN (Pusat)
MENTAN
Penanggungjawab

DIRJENBUN
DIR. LINBUN Ketua DIR. PPL
Sekretaris 1 Sekretaris 2

ITJENTAN DIRJEN PSP KA LITBANG DIRJEN KA BNPB ASOSIASI ASOSIASI PEKEBUN


TAN OTODA PERUSAHAAN
PERKEBUNAN

Tugas Brigade Pusat:


a. melakukan koordinasi pengendalian kebakaran lahan perkebunan;
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, dalam pengendalian kebakaran
lahan perkebunan;
c. menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan perkebunan; dan
d. memfasilitasi penerapan teknologi yang dapat meningkatkan upaya pengendalian kebakaran
lahan perkebunan.
e. Menyampaikan laporan pengendalian kebakaran lahan perkebunan ke Menteri Pertanian.
BRIGADE PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN PERKEBUNAN (Provinsi)
GUBERNUR
Penanggungjawab

KA DISBUN
KA BID KARLABUN Ketua
Sekretaris 1

ASOSIASI PEKEBUN KA BID BPBD ASOSIASI


ITWASDA
SARPRAS PERUSAHAAN
PERKEBUNAN

Tugas Brigade Provinsi:


a. menyiapkan petunjuk lapangan tentang sistem pengendalian kebakaran lahan perkebunan;
b. menyusun rencana kegiatan pengendalian kebakaran lahan perkebunan;
c. melakukan kerjasama pengendalian kebakaran lahan perkebunan dengan para pemangku
kepentingan di daerah;
d. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Menteri Pertanian c.q Direktur Jenderal
Perkebunan;
e. melakukan pembinaan terhadap KTPA;
f. mengkoordinasikan KTPA dalam pengendalian kebakaran lahan perkebunan di tingkat lapangan.
BRIGADE PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN PERKEBUNAN (Kabupaten/Kota)
BUPATI/WALIKOTA
Penanggungjawab

KA DISBUN
KA BID KARLABUN Ketua
Sekretaris 1

ASOSIASI PEKEBUN KA BID BPBD ASOSIASI


ITWASDA
SARPRAS PERUSAHAAN
PERKEBUNAN

Tugas Brigade Kabupaten/Kota:


a. menyiapkan petunjuk lapangan tentang sistem pengendalian kebakaran lahan perkebunan;
b. menyusun rencana pengendalian kebakaran lahan perkebunan;
c. melakukan kerjasama pengendalian kebakaran lahan perkebunan dengan para pemangku
kepentingan di daerah;
d. melakukan pembinaan terhadap KTPA;
e. mengkoordinasikan KTPA dalam pengendalian kebakaran lahan perkebunan di tingkat lapangan;
f. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pengendalian kebakaran lahan perkebunan
kepada Bupati/Walikota, Gubernur, dan Menteri Pertanian c.q Direktur Jenderal Perkebunan.
KELOMPOK TANI PEDULI API

KEPALA DESA Tugas KTPA :


(Penanggungjawab)
a. membantu melakukan sosialisasi pembukaan dan/atau
pengolahan lahan pekebunan tanpa membakar;
b. melakukan pemantauan ke lokasi terindikasi adanya titik
PEKEBUN panas dan kebakaran;
Ketua c. melakukan pemadaman kebakaran lahan perkebunan
secara dini;
d. melakukan koordinasi dengan brigade atau instansi lain
PEKEBUN PEKEBUN
terkait dengan pengendalian kebakaran lahan perkebunan
(1-15) (16-30)
SISTEM Pengendalian Kebakaran Lahan
1
Perkebunan di Perusahaan Perkebunan
• Organisasi, meliputi pembentukan Satgas dengan
keanggotaan kepala, sekretaris, penanggung jawab
urusan, dan regu pemadam kebakaran Lahan Perkebunan.
• Sumber daya manusia, berasal dari karyawan Perusahaan
Perkebunan, Pekebun dan/atau masyarakat yang bermitra
dengan Perusahaan Perkebunan.
• Operasional pengendalian paling kurang terdiri atas
peringatan dini, deteksi dini, pemadaman kebakaran, dan
penanganan pasca kebakaran.
Regu Pemadaman Kebakaran di Perusahaan
2
Perkebunan (1)

• Regu pemadaman paling kurang terdiri atas regu inti dan


dibantu regu pendukung dan regu perbantuan.
• Personil regu inti berasal dari karyawan Perusahaan Perkebunan
yang ditugaskan dan dilatih untuk pengendalian kebakaran
Lahan Perkebunan.
• Personil regu pendukung berasal dari karyawan Perusahaan
Perkebunan yang sudah dilatih.
• Personil regu perbantuan berasal dari Pekebun dan/atau
masyarakat yang bermitra dengan Perusahaan Perkebunan.
Regu Pemadaman Kebakaran di Perusahaan
3
Perkebunan (2)

No. Luas IUP (ha) Jumlah Personel Regu Inti


(regu/orang)
1 < 1.000 1 regu / 15 orang
2 1.000 s.d 5.000 2 regu / 30 orang
3 5.001 s.d 10.000 3 regu / 45 orang
4 10.000 s.d 20.000 4 regu / 60 orang

• Jumlah personil regu inti ditetapkan dengan mempertimbangkan luas IUP-B, IUP-P
atau IUP.
SARANA Pengendalian Kebakaran Lahan
Perkebunan di Perusahaan Perkebunan

a. peralatan pemadaman;
b. pengolahan data dan komunikasi;
c. transportasi; dan
d. alat pendukung lainnya
Peralatan Pemadaman Kebakaran Lahan
1
Perkebunan untuk 1 Regu Inti

No. Kegiatan
1. SISTEM DETEKSI DINI
 Sarana pemantauan titik panas (hotspot)
 Menara api dan/ atau perangkat lain untuk pemantauan
kebakaran (drone atau perangkat pendukung lainnya)
 Dll
2. Peralatan Pemadaman = PERLENGKPAN PRIBADI/INDIVIDU
Helm Pengaman; Lampu Kepala; Kacamata Pengaman; Masker;
Sarung Tangan Kulit; Sabuk Perlengkapan; Peples/botol minum;
Peluit; Ransel; Sepatu Pemadam; Baju Pemadam
Peralatan Pemadaman Kebakaran Lahan
2
Perkebunan untuk 1 Regu Inti (lanjutan)
No. Kegiatan
3. PERLENGKAPAN REGU
Tenda Inap dan alas tidur; Peralatan P3K; Peralatan bengkel; Peralatan penerangan;
Selimut Pelindung; Sarana pemantau api (drone, menara, cctv),
4. PERALATAN TANGAN
Kapak Dua Fungsi (Kapak Cangkul); Gepyok (Pemukul Api); Garu Tajam; Garu Pacul;
Sekop; Pompa Punggung; Obor Sulut Tetes; Gergaji mesin/chainsaw
5. POMPA AIR & KELENGKAPANNYA
Pompa bertekanan tinggi (minimal 25 HP); Selang hisap; Selang keluar; Nozzle;
Suntikan gambut; Tangki air; Y connector; Pompa jinjing (minimal 5 HP); Selang
hisap; Selang keluar ; Nozzle
Peralatan Pemadaman Kebakaran Lahan
3
Perkebunan untuk 1 Regu Inti (lanjutan)
No. Kegiatan
6. SARANA PENGOLAHAN DATA & KOMUNIKASI
1.GPS
2.Radio Genggam/Handy Talky
3.Megaphone
7. SARANA TRANSPORTASI
a. Sarana transportasi pengangkut personil untuk kapasitas 15 orang (mobil,
perahu dan/atau speed boat)
b. Sarana transportasi pengangkut peralatan (mobil, perahu dan/atau speed boat)
c. Sarana patroli (motor, mobil, dan/ atau speedboat)
PRASARANA Pengendalian Kebakaran Lahan
Perkebunan di Perusahaan Perkebunan

• Perusahaan Perkebunan wajib memiliki


prasarana pengendalian kebakaran lahan
perkebunan berupa embung atau tempat
penampungan air.
• Embung dibangun 1 (satu) unit setiap luasan
500 ha kebun dengan ukuran minimal 20 x
20 x 2 meter.
Sistem, Sarana, dan Prasarana Dalkarbun
untuk setiap kebun 500 ha
• Menara pemantau
• Embung/ tempat penampungan air
• 1 Regu inti Dalkarbun (15 orang)
PELAPORAN
PELAPORAN

Perusahaan Perkebunan wajib melaporkan kegiatan:


a.Perencanaan pembukaan dan/atau pengolahan lahan
perkebunan tanpa membakar,
b.Kegiatan pembukaan dan/atau pengolahan lahan
perkebunan tanpa membakar, serta
c. Sistem, sarana dan prasarana pengendalian kebakaran
Lahan Perkebunan
setiap 1 (satu) tahun sekali kepada gubernur, bupati/walikota
sesuai kewenangan
LAPORAN KEBAKARAN LAHAN PERKEBUNAN
LAPORAN KESIAPSIAGAAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• dilakukan oleh Direktur Jenderal, gubernur, atau


bupati/walikota sesuai kewenangan.
• dalam bentuk evaluasi (paling kurang 6 (enam)
bulan sekali atau sewaktu-waktu dalam hal
terjadi kebakaran Lahan Perkebunan) dan
penilaian usaha perkebunan.
PENGENDALIAN
KEBAKARAN LAHAN
PERKEBUNAN
PERUSAHAAN
NO JENIS KEGIATAN TINGKAT PUSAT PROVINSI KABUPATEN/ KOTA PEKEBUN
PERKEBUNAN

1 Sosialisasi
Pencegahan dan
Pengendalian V V V V V
Kebakaran Lahan
dan Kebun
2 Penyediaan Unit Brigade Pusat Brigade Provinsi Brigade Unit Satuan Pengendalian KTPA
Organisasi Kabupaten/Kota Kebakaran Kebun
3 Pemantauan Pemantauan Hot Pemantauan Hot Pemantauan Hot Menara Pantau Api dan Patroli Lahan
Spot Nasional Spot Provinsi Spot Patroli Kebun Kebun
Kabupaten/Kota
4 Sistem Peringatan Hot Spot Hot Spot Hot Spot dan Menara Pantau 24 jam, Pemadaman Hot
Dini Ground Check Patroli dan Ground Spot
Check, Pemadaman Hot
Spot
5 Pendukung – Peta Nasional – Peta Provinsi – Peta Kabupaten / – Peta Lokasi Rawan – Lokasi Rawan
Rawan Kebakaran Rawan Kota Rawan Kebakaran Lahan dan Kebakaran
Lahan dan Kebun Kebakaran Lahan Kebakaran Lahan Kebun Lahan dan
– Informasi Iklim dan Kebun dan Kebun – Informasi Kondisi Kebun
Nasional – Informasi Iklim – Informasi Iklim Lahan dan Biomasa – Informasi
Provinsi Kabupaten/Kota Kebakaran dan
Bio Masa
KABUPATEN/ PERUSAHAAN
NO JENIS KEGIATAN TINGKAT PUSAT PROVINSI PEKEBUN
KOTA PERKEBUNAN
5 Kebakaran Awal Deteksi Hot Spot Deteksi Hot Spot Ground Check Pemadam dan Pemadam dan
Selama 3 Hari Selama 3 Hari dan Pemadaman Pelaporan Pelaporan
Nasional Provinsi Awal
6 Kebakaran Lanjut - Bantuan Bantuan Pemadam Pemadam
Pemadam Pemadam BPPD
Tingkat Provinsi
7 Bencana BNPB BPPD Provinsi BPPD Kabupaten Pemadam Pemadam
Kebakaran / Kota
8 Penanganan Pasca
Bencana V V V V V
Kebakaran
PERALIHAN
• Perusahaan Perkebunan yang telah diberikan IUP-B, IUP-P
atau IUP wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri
ini paling lama 3 (tiga) bulan sejak diundangkan
(18/4/2018).
• Perusahaan Perkebunan yang diberikan izin usaha
perkebunan sebelum Permentan ini diundangkan, maka
sesuai Pasal 114 ayat (2) UU No. 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan, diberi waktu untuk menyesuaikan paling
lama 5 (lima) tahun sejak UU No. 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan diundangkan (17/10/2019).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai