A. Uraian Materi
1. MENGOLAH TANAH
Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi
gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan
akar tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi
proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah sangat penting artinya, sehingga wajar bila
inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih baik. Awal
mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga manusia (dicangkul) dan tenaga hewan.
Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka diciptakanlah berbagai
macam alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk membantu manusia dalam kegiatan
pengolahan tanah, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Pembajakan dilakukan dengan
hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor, keuntungan pembajakan
dengan traktor yaitu cepat, mudah dan relatif murah. Pembajakan untuk cabe dibedakan
menjadi pembajakan ringan, sedang, dan dalam. Setelah pembajakan lahan dikerjakan,
kemudian secara bertahap lahan dikeringkan dan digaru untuk memecahkan bongkahan-
bongkahan tanah menjadi struktur yang lebih halus. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi
yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu. Pencangkulan dilakukan pada tanah tegalan
tanaman yang bagus maka struktur tanah pada lahan atau lokasi penanaman harus diubah
dengan menggunakan alat atau mesin mekanis untuk memperoleh struktur tanah yang
tanaman perkebunan, harus memenuhi kriteria pengolahan lahan perkebuan yang benar,
a. Pembentukan struktur tanah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Karena itu tanah harus
dilakukan pengolahan agar menjadi gembur dan proses penyerapan air oleh tanah lebih
b. Menurunkan dampak erosi dan run off dengan cara meningkatkan kecepatan infiltrasi
d. Memperbaiki unsur hara tanaman dengan mengolah tumbuhan atau sampah permukaan
lingkungan hidupnya
Pengolahan lahan perkebunan dilakukan dengan maksud atau tujuan agar dapat
diciptakan kondisi lahan yang baik untuk proses pertumbuhan dari tanaman yang
mengubah lahan pertanian dengan alat tertentu sehingga memperoleh struktur tanah yang
dikehendaki tanaman. Upaya pengolahan lahan menyebabkan perubahan sifat tanah dalam
keadaan terbuka antara 2 musim tanam sehingga tanah lebih riskan terhadap erosi dan proses
yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Oleh karena itu, lahan dapat menjadi faktor
lingkungan fisis dan biotik untuk mendukung kesejahteraan hidup manusia terkhusus untuk
petani. Metode pengolahan lahan dapat di bagi menjadi 2 yaitu secara tradisiona dan modern.
Pengolahan lahan sempit dan meiliki kemiringan tertentu biasanya dilakukan dengan
metode pengolahan lahan secara konvensional. Secara umum metode ini biasanya
dilakukan di daerah pedesaan untuk lahan persawahan dan tanaman sayuran. Adapun
keuntungan metode ini yaitu tidak membutuhkan modal besar dalam pengaplikasiannya
karena dilakukan secara manual, sedangkan kekurangannya yaitu waktu yang dibuthkan
Proses budidaya tanaman perkebunan pada lahan yang luas biasanya dilakukan
pengolahan lahan dengan cara modern. Pengolahan lahan dengan cara modern dilakukan
proses pengolahan lahan akan lebih cepat dan dapat menghemat waktu saat penanaman,
sedangkan kekurangannya yaitu membutuhkan modal yang lebih besar karena biaya
terlebih dahulu, sedangkan lahan sendiri merupakan lingkungan fisik dan biotik yang
berkaitan dengan daya dukung dari kesejahteraan manusia. Adapun topografi, iklim, tanah,
dan air merupakan bagian dari lingkungan fisik dari sebuah lahan perkebunan. Sedangkan
hewan, tumbuhan dan manusi termasuk golongan lingkungan biotik pada lahan. Proses
budidaya tanaman baik itu perkebunan ataupun budidaya tanaman lainnya pasti memerlukan
proses pengolahan lahan, dimana proses ini dilakukan dengan tujuan untuk merubah sifat-
sifat dari tanah. Dalam pengolahan lahan terkhusus lahan perkebunan dapat dilakukan dengan
berawal dari pembukaan lahan sampai siap untuk dilakukan penanaman adapun proses ini
(https://www.youtube.com/watch?v=mhxLtLYSprc)
Pengolahan lahan perkebunan dengan hanya proses pembajakan Dengan tujuan tanah
diolah, dibalik, dan kemudian diratakan. Pengolahan jenis ini biasanya disebut pengolahan
lahan minimum. Pengolahan lahan ini hanya diperuntukkan untuk perkebunan semusim.
(https://www.youtube.com/watch?v=BtZbgNB5rsk)
Proses mengubah keadaan lahan perkebunan dengan alat tertentu sampai memperoleh
susunan lahan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh tanaman merupakan proses pengolahan
lahan yang minimum. Adapun kriteria pengolahan lahan yang baik yaitu:
infiltrasi.
Pengolahan lahan tanpa olah tanah (TOT) biasanya dilakukan dengan cara pengendalian
gulma pada lahan perkebunan melalui proses penyemprotan, setelah itu maka dilakukan
Saat proses budidaya tanaman perkebunan biaya penyiapan lahan yang cukup besar
dan larangan metode pembakaran untuk persiapan lahan menyebabakan beberapa proses
budidaya tanaman perkebunan dilakukan tanpa proses dilakukannya pengolahan tanah (TOT)
atau zero tillage. Bisanya metode ini digunakan untuk proses budidaya tanaman karet dalam
penyiapan lahannya.
(kiri dan tengah) dan areal bekas pertanaman kelapa sawit (kanan)
Dalam proses penyiapan lahan untuk tanaman perkebunan karet secara tanpa olah tanah
(TOT) memiliki keungulan dan kekurangan. Adapun keungulan dari metode ini untuk
tanaman karet yaitu tingkat kesuburan tanah masih tinggi atau terjaga karena belum ada
proses pengolahan tanah sebelumnya, ramah lingkungan dengan biaya investasi tidak terlalu
banyak atau dapat ditekan sebesar 25%. Kemudian untuk kekurangan dari metode TOT yaitu
dapat menimbulkan penyakit jamur, akar putih, dan serangan rayap yang massif jika proses
metode ini tidak dilakukan dengan benar, dan kekurangan lainnya dapat mengurangi populasi
tanaman dengan cepat sehingga usaha agribisnis karet selama satu siklus menjadi tidak
menguntungkan (gambar 10). Hal inilah yang menyebabkan beberapa perkebunan karet
menjadi belum yakin menerapkan metode TOT dalam persiapan lahan perkebunan.
Gambar 1. 10 Serangan rayap (kiri) dan JAP (tengah dan kanan) di areal TOT
Adapun beberapa tujuan dari pengolahan lahan perkebunan yang ingin diperoleh
diantarannya:
yang baik.
Tahapan areal pembersihan lahan pada budidaya tanaman perkebunan biasanya dilakukan
dengan tujuan untuk menyesuaikan keadaan fisik dan kimia perkembangan perakaran dari
tanaman tebu. Pembersihan pada lahan semak belukar dan hutan biasanya dilakukan dengan
cara penebasan atau pembabatana untuk membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil
yang dapat menggangu proses budidaya tanaman, hal ini merupakan tahapan awal dari proses
pengolahan tanah untuk budidaya tanaman tebu. Kemudian tahapan berikutnya dilanjutkan
dengan proses penebangan pohon yang menumpuk. Pada tanah bekas hutan pembersihan
lahan lanjutan dilakukan dengan cara pencabutan sisa-sisa akar pepohonan. Secara prinsip
proses pembersihan lahan bekas tanaman tebu sama dengan pembersihan lahan semak
belukar dan hutan. Tetapi pada lahan semak belukar dan hutan sedikit lebih berat kare na
2) Penyiapan lahan
Areal pertanaman tebu dibagi per rayon dengan luas antara 2.500-3.000 ha per rayon.
Setiap rayon dibagi perblok yang terdiri dari 10 petak, dengan tiap petak berukuran sekitar
200 m x 400 m (8 ha). Antar blok dibuat jalan kebun dengan lebar 12 m dan antar petak
dibuat jalan produksi dengan lebar 8 m. Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari pembajakan
memotong sisa-sisa kayu dan vegetasi lain yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan
adalah Rome Harrow 20 disc berdiameter 31 inci dan Bulldozer 155 HP untuk menarik.
Pembajakan dimulai dari sisi petak palingkiri. Kedalaman olah sekitar 25-30 cm dengan arah
bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 45o. Kegiatan ini rata-rata membutuhkan
waktu sekitar 6-7 jam untuk satu petak (8 ha). Pembajakan kedua dilaksanakan tiga minggu
bajakan memotong tegak lurus hasil pembajakan pertama dengan kedalaman olah 25 cm.
Peralatan yang digunakan adalah disc plow 3-4 disc berdiameter 28 inci dengan traktor 80-90
Penggaruan dilakukan menyilang dengan arah bajakan. Peralatan yang digunakan adalah
Baldan Harrow dan traktor 140 HP untuk menarik. Kegiatan ini rata-rata membutuhkan
Pembuatan lubang untuk bibit yang akan ditanam disebut juga dengan nama kiran.
Biasanya kiran yang dibuat harus memanjang dengan jarak 1,35-1,5 meter dengan kedalaman
kiran antara 30-40 cm dengan arah operasi kemiringan maksimal 2%. Biasanya proses ini
dilakukan dengan jangka waktu 8 jam dengan luas lahan sekitar 8 ha.
b. Membentuk guludan untuk mengurangi peluang daerah perakaran terendam air dan
pencucian hara terutama unsur N, dan
c. Pengendalian gulma.
Kekurangan dan kelebihan air sulit diprediksi dari pengolahan tanah berat, air
akan tersedia bilah pada musim hujan atau disebut juga lahan tadah hujan. Oleh karena itu
dalam pengohan tanah pada tanah berat harus dalam dengan guludan yang tinggi agar
tidak terjadi kelebihan air pada tanah karena disebabkan oleh daya serap tanah terhadap
air sangat bagus. Akibat dari tergenangnya perakaran karena kelebihan air dapat
menyebabkan tanaman budidaya perkebunan menjadi layu. Hal ini terjadi karena proses
pertukaran oksigen dalam tanah menjadi terhambat sehingga aktifitas kerja dari perakaran
menjadi menurun.
a. Mengeluarkan air dari lahan dengan cara membuat parit disekeliling persawahan.
c. Setelah proses pembajakan dalam pengolahan tanah, maka lahan didiamkan selama satu
minggu. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan hama dan penyakit pada
lahan yang akan digunakan, selain itu proses ini juga dapat memperbaiki siklus udara dan
menghilangkan gas beracun yang terdapat didalam tanah.
e. Pengaplikasian kapur tohor (kapur sirih) pada lahan yang banyak mengandung
kemasaman tanah kurang dari 5,5. Dengan jenis kapur karbonat seperti kalsit atau
dolomite.
f. Proses pengapuran pada lahan yang akan digunakan biasanya diakukan dengan cara
menebar secara langsung pada tanah, kemudian dibiarkan selama 15 hari setelah ditutup
tipis menggunakan tanah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki pH dalam
tanah.
h. Proses penanaman yang akan dilakukan dapat langsung diaplikasikan pada bedengan,
lajur dan sawah.
Lahan tegalan atau sawah tada hujan biasanya dilakaukan proses pengolahan
tanah dengan cara berikut:
a. Pengolahan luku 1
Proses pengolahan tanah awal untuk tanaman perkebunan kelapa sawit
arah proses pengolahannya dilakukan dalam satu blok dilakukan pada arah yang
sama yaitu utaraselatan atau timur -barat. Proses pengolahan tanah pada lahan
perkebunan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik sehingga tanah dapat
terolah dengan kedalaman 20-40 cm.
b. Pengolahan luku 2
Pengolahan tanah kedua untuk perkebunan tanaman sawit dilakukan
selama 3-4 minggu setelah proses pengolahan 1 atau luku 1 dengan sudut
pemotongan sebesar 90o. proses pengolahan dengan luku 2 menghasilkan hasil
olahan bongkahan-bongkahan besar dari pengolahan luku 1 menjadi pecah atau
lebih kecil. Dengan demikian pada permukaan tanah luku 2 menghasilkan
permukaan tanah menjadi terbalik dan terpecah.
c. Pengolahan Harrow 1
Pengolahan dengan harrow 1 biasanya arah pemotongan tanah sama dengan arak
luku 2 yaitu sebesar 90o, sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan 3-4 minggu setelah
pengolahan tanah luku 2. Adapun tujuan pelaksanaan pengolahan lahan harrow 1 yaitu
untuk meremahkan bongkahan-bongkahan tanah yang dihasilkan pada pengolahan luku 2.
1. Ripping
Proses ripping merupakan proses mengeluarkan sisah tanaman terutama bagian
perakaran yang masih terkubur dalam tanah dengan menggunakan peralatan mekanis.
2. Meluku/plowing
Proses meluku/plowing merupakan proses pengolahan tanah lanjutan dari proses
ripping dengan cara dibajak menggunakan peralatan tractor dan bajak piringan atau disc
plow.
3. Merajang/harrowing
Proses merajang /harrowing dilakukan setelah proses pembajakan dengan tujuan
untuk memecahkan bongkahan tanah yang terbentuk akibat pembajakan yang dilakukan
sebelumnya, selain itu proses harrowing juga dilakukan dengan tujuan untuk meratakan
tanah sehingga mempermudah pemancangan dan penanaman.
1. Faktor teknis
Biasanya secara teknis yang menghambat pengolahan tanah secara mekanis
adalah masih banyaknya sisah tunggul pada petakan sehingga pealatan untuk
pengolahan tanah tidak dapat bekerja secara efisien, sehingga mengakibatkan
penurunan pandapatan saat proses pengolahan tanah perkebunan.
2. Faktor ekonomi
Perkembangan pengolahan tanah secara mekanis dipengaruhi oleh
kemampuan daya beli alat mesin pertanian oleh para petani.
Pada pengolahan tanah untuk perkebunan tanaman kakao harus dilakukan dengan
cara survei lahan, persiapan lahan yang akan digunakan, pengukuran sampai dengan
pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT). adapun tahapan persiapan
pengolahan tanaman yang akan dilakukan meliputi pemetaan lahan perkebunan dan
penetapan batas areal penanaman. Dalam penanaman dan pemeliharaan kakao tahapan
survei sangan penting agar proses penanaman dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan produksi yang maksimal. Adapun pembersihan semak belukar dan kayu-
kayu kecil dilakukan dalam persiapan lahan perkebunan selama 3-4 bulan dan tahapan ini
tahapan paling lama yang harus dilakukan pada budidaya tanaman kakao.
Masalah pada saat proses pengolahan tanah merupakan masalah yang penting dalam
proses budidaya tanaman perkebunan karena bisa menyebabkan penuruna produksi hasil
pertanian. Untuk memperoleh produksi tanaman yang optimum diperlukan kondisi tanah
yang baik, oleh karena itu untuk memperoleh hal tersebut diperlukan peralatan pertanian
untuk melakukan proses pengolahan tanah perkebunan. Tetapi maslah paling utama dalam
budidaya tanaman perkebunan adalah cara memperoleh hasil perkebunan yang maksimal
dengan pengolahan yang minimum.
Pengolahan tanah perkebunan biasanya dilakukan dalam dua tahapan utama yaitu
pengolahan tanah pertan (primer) dengan menggunakan peralatan berupa elemen bajak
dengan slah satu tujuannya untuk membalikkan tanah, kemudian pengolahan tanah ke dua
(sekunder) dengan menggunakan peralatan berupa garu dengan tujuan untuk menggemburkan
tanah dengan cara memotong tanah hasil dari pengolahan tanah pertama.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan elemen traktor antara lain: 1)
garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller, kultivator dan pulverizer), dan
3) alat-alat lainnya.
yaang dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan
maksimal ini antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa
tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan
dan bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur
tanah karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta
Olah tanah minimum merupakan suatu pengolahan lahan yang dilakukan seperlunya
saja (seminimal mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan kondisi tanah.
Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan yang dapat
Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya dilakukan pada spot-
spot dimana tanaman budidaya akan ditanam. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada
bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman), sehingga bagian tanah yang
tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan
Pengolahan lahan tanpa olah tanah merupakan sistem pengolahan tanah yang
merupakan adopsi dari sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern.
Tanah dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih
atau bibit.
Sebelum proses tanam dilakukan, sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Seresah gulma
yang mati, dapat dihamparkan dipermukaan tanah untuk digunakan sebagai mulsa yang
nantinya dapat menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki
Keuntungan yang di dapatkan dari sistim tanpa olah tanah ini adalah kepadatan
perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit, serta air tersedia bagi tanaman yang
SUMBER :
E-book : https://www.corteva.id/berita/Mengenal-Teknik-Olah-Tanah-Pertanian.html
E-book : https://paktanidigital.com/artikel/yuk-ketahui-teknik-pengolahan-tanah-
pertanian/#.YRTOcxiyRkw
E-book: (file:///F:/RPP%201%20-%203/BAB%20II%20Alat%20pengolah%20tanah.pdf)
Youtube (https://www.youtube.com/watch?v=mhxLtLYSprc) Teknik olah tanah
maksimum (Maximum Tillage),
Youtube https://www.youtube.com/watch?v=BtZbgNB5rsk) Teknik olah tanah
minimum (Minimum Tillage)