Npm : 2301010007
Kelas : 2A11
Jawab:
❑ Pemilihan Lahan
❑ Pengolahan Tanah
❑ Penanaman
❑ Pemeliharaan Tanaman
❑ Pemanenan
PEMILIHAN LAHAN
Harus disesuaikan dengan jenis tanaman yg akan diusahakan serta bentuk/sistem pertanian apa yg
akan diterapkan, sehingga produktivitas tinggi dan menguntungkan
1.Tanah
Letak tinggi dari permukaan laut, kemiringan, topografi, sifat-sifat tanah (kimia, biologi, fisika),
drainase, aerase dll
2. Iklim
Jenis iklimnya, iklim basah, iklim kering Unsur-unsur iklim, curah hujan, kelembaban, suhu, angin,
penyinaran matahari, penguapan dll.
Faktor iklim, tinggi tempat dpl, letak lintang, lamanya penyinaran matahari, dll.
Bahan perbanyakan yang baik haruslah berasal dari pohon induk yang baik (baik kuantitas maupun
kualitas)
Jenis unggul adalah jenis yg berasal dr varietas2 yang mempunyai sifat-sifat lebih baik drpd jenis yg
sudah ada.
▪ Produktivitas tinggi
PENGOLAHAN TANAH
Kegiatan pengolahan tanah yang baik dibagi dalam dua tahap, yaitu: Pengolahan tanah
pertama (pembajakan), dan pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah
pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di
permukaan tanah terpotong dan terbenam.
4. Menyemai benih.
5. Pemeliharaan bibit
PENANAMAN
PEMELIHARAAN TANAMAN
3. Pemberian pupuk
PEMANENAN
Jawab:
1. Lokasi
Faktor lokasi menjadi salah satu faktor utama penentu harga. Dalam faktor ini
dipertimbangkan kedekatan objek dengan pusat bisnis (CBD), jarak dan atau posisi
dari jalan utama, posisi aset dari jalan, serta kondisi sosial ekonomi di sekitar objek.
Semakin dekat suatu objek dengan CBD, jalan utama dan dengan posisi di pinggir
jalan tentu memiliki nilai yang relatif lebih tinggi. Khusus untuk lahan pertanian
cukup unik, karena selain keempat hal tersebut dipertimbangkan pula bagaimana
posisi objek tersebut terhadap irigasi. Bahkan di desa tertentu, kedekatan objek
dengan penggarap menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan, namun hal
tersebut (kedekatan dengan penggarap) tersebut tidak berlaku umum, sehingga
dapat diabaikan.
2. Aksesibilitas
Faktor aksesibilitas sendiri adalah berkaitan dengan bagaimana lokasi objek tersebut
dapat dicapai. Subfaktor yang umum dipakai sebagai proxy aksesibilitas pada
umumnya adalah : ada tidaknya jalan akses ke lokasi objek, lebar jalan ke lokasi
objek, kualitas/kondisi jalan menuju objek, dan angkutan publik yang mencapai ke
lokasi objek. Dalam penilaian lahan pertanian, aksesibilitas ini juga merupakan faktor
penting yang dipertimbangkan. Faktor ini berkaitan dengan akses pengangkutan
hasil pertanian. Apabila terdapat akses yang cukup untuk mengangkut hasil panen
serta transportasi alat-alat pertanian ke lokasi objek, maka akan menjadi nilai
tambah dibanding objek yang tidak memiliki akses atau aksesnya kurang baik.
3. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik seperti luas tanah, bentuk tanah, jenis tanah, kontur dan elevasi
dari permukaan jalan juga menjadi faktor penentu nilai properti. Dalam kaitanya
dengan lahan pertanian, subfaktor dari karakteristik fisik tersebut tentu juga menjadi
pertimbangan. Dalam hal luas tanah, semakin luas tanah yang dijual tentu akan
mengerucutkan potensi calon pembeli karena lebih sedikit orang yang memiliki
kemampuan finansial untuk membeli lahan tersebut. Hal itu juga tentu akan
berdampak pada harga yang nantinya akan terbentuk. Bentuk tanah untuk pertanian
untuk pertanian umumnya tidak jauh berbeda, walaupun tidak terlalu signifikan
dalam mempengaruhi nilai karena secara umum walaupun bentuknya tidak
beraturan, masih dapat digunakan secara maksimal. Jenis tanah, untuk tanah
pembanding yang sejenis tentu jenis tanahnya tidak akan jauh berbeda yaitu lahan
pertanian. Kontur dan elevasi tanah pertanian pada umumnya berada di bawah jalan
karena untuk menampung pengairan/irigasi.
4. Pemanfaatan Sekitar
Dari sisi pemanfaatan tanah di sekitar juga dapat mempengaruhi nilai lahan
pertanian. walaupun memiliki peruntukkan lahan yang berbeda, akan tetapi apabila
lahan pertanian berada dekat dengan zona industri atau perumahan, maka secara
umum ada harapan dari pemilik lahan apabila lahannya akan dikonversi menjadi
pabrik atau kavling perumahan dengan penambahan nilai tanah.
Jawab:
Cara Pengolahan Tanah, pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan
dilembekkan menggunakan tangkai kemudi atau penggaru yang ditarik oleh traktor maupun bajak
yang ditarik oleh binatang maupun manusia. Dalam proses ini, kerak tanah teraduk sehingga
udara dan cahaya matahari dapat menembus tanah yang dapat meningkatkan kesuburannya.
Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap dapat mengalami berkurang kesuburannya.
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman lebih dari 15 cm s.d. 90 cm.
Adapun tujuan pengolahan tanah primer adalah bertujuan untuk:
• memberantas gulma,
• memperbaiki struktur tanah agar lebih baik bagi pertumbuhan tanaman,
• menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik,
• menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai,
• meratakan tanah,
• mencampur pupuk dengan tanah,
• mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi,
Pengolahan tanah yang kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua,
tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu
dihancurkan serta dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan kepadatan
tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guluda atau alur untuk per-tanaman.
• Pada tahun-tahun terakhir telah terjadi peningkatan perhatian terhadap sistem olah
minimum sebagai cara untuk mengurangi biaya produksi tanaman larik dan untuk
memperbaiki kondisi tanah.
• Tujuan utamanya adalah:
• Mengurangi kebutuhan energi mekanis dan tenaga kerja.
• Menjaga kelembaban dan mengurangi erosi tanah.
• Memberikan pengerjaan yang memang diperlukan untuk mengoptimalkan kondisi tanah
bagi tiap bagian luasan di suatu lapang (contoh: luasan larikan dan luasan sela larikan).
• Meminimalisir jumlah lintasan melalui suatu lapang.
Tujuan utama olah tunggul seresah adalah untuk mengurangi erosi angin dan air dan untuk
mempertahankan kelestarian air dengan mengurangi terjadinya limpasan. Cara tersebut dipakai
secara luas di Dataran Besar dan di daerah kering atau semi kering lainnya. Olah tunggul seresah
berupa pemotongan akar gulma dan tumbuhan lainnya dan meninggalkan sisa tanaman di atas
permukaan atau mencampurkannya ke tanah sedalam beberapa cm.