Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Meulu Desfitria Falza

NPM : 21051010150062
Jurusan : Agroteknologi
Mata Kuliah : Mekanisasi Pertanian 02
TUGAS
Segala hal tentang pengolahan tanah !!

JAWABAN
5 CARA PENGOLAHAN LAHAN
Tanah dan lahan pertanian adalah hal paling vital dalam sektor pertanian. Tanaman pun
tidak bisa hidup tanpa adanya lahan pertanian ini. Menggarap lahan pertanian juga tidak
semudah yang dibayangkan, Anda harus mengolah tanah terlebih dahulu agar tumbuhan yang
ditanam dapat tumbuh subur dan memberikan hasil panen melimpah. Berikut lima cara
pengolahan tanah untuk lahan pertanian yang sering dilakukan oleh petani di Indonesia.
• Land clearing
Cara pertama yang bisa dilakukan dalam mengolah tanah lahan pertanian adalah dengan
pembukaan lahan. Istilah ini sering disebut juga dengan land clearing atau pembersihan lahan
yang dilakukan secaa manual. Biasanya dalam pembersihan lahan dilakukan dengan
melibatkan banyak orang, terlebih bila lahan tersebut cukup luas.
Alat yang digunakan pun sangat sederhana seperti cangkul, parang, sabit dan lain sebagainya.
Namun, kini seiring perkembangan zaman, land clearing juga menggunakan mesin pertanian
seperti traktor. Dengan begitu pengerjaan menjadi lebih cepat dan tidak membutuhkan tenaga
yang cukup banyak. Setelah lahan bersih, maka bisa ditanami jenis tanaman pertanian.
• Penggaruan tanah
Cara mengolah tanah ini sebenarnya hampir sama dengan teknik land clearing namun lebih
menekankan pada alat-alat tradisional semisalnya garu dan cangkul. Tujuannya adalah untuk
menghancurkan gumpakan tanah keras di suatu lahan. Bila gumpalan sudah rata akan membuat
struktur dan tekstur tanah menjadi lebih mudah untuk ditanami. Para ahli pertanian
menyarankan jika sebelum penggaruan tanah, sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih
dahulu. Pupuk yang dimaksud di sini adalah pupuk organik maupun pupuk anorganik. Saat
terjadi penggemburan tanah inilah pupuk akan teraduk secara rata pada lapisan olahan tanah.
• Pemupukan
Selanjutnya dalam proses mengolah tanah untuk lahan pertanian adalah pemumpukan.
Tujuannya agar unsur hara di dalam tanah tersebut lebih subur. Bila pemupukan dilakukan
lebih awal maka akan merangsang perkembangan akar semakin dalam. Sebaiknya gunakan
pupuk yang sudah direkomendasikan. Contohnya untuk pupuk makro tunggal seperti Urea,
SP36 dan pupuk makro majemuk seperti NPK 15 yang sesuai dengan tanaman. Anda juga bisa
menggunakan pupuk kandang. Apabila dalam pemupukan diketahui tanah bereaksi asam, Anda
bisa juga menambahkan kapur dolomit dengan cara ditabur. Ini bertujuan untuk meningkatkan
pH tanah di lahan pertanian.
• Pembajakan tanah
Mengolah tanah juga bisa dilakukan dengan cara pembajakan. Cara seperti ini bisa Anda
lakukan setelah turun hujan maupun dalam kondisi sebelum hujan. Pembajakan tanah sangat
cocok dilakukan untuk tanah yang memiliki struktur tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu
lembek. Masyarakat agraris di pedesaan biasanya masih menggunakan teknik lama dalam
membajak sawah, salah satunya adalah dengan menggunakan hewan ternak seperti sapi atau
kerbau untuk menjalankan alat pembajak.
Akan tetapi bagi petani modern, pembajakan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin
pertanian canggih seperti traktor. Kedua cara tersebut sebenarnya baik dilakukan dalam kondisi
tanah apapun. Namun, pembajakan tanah menggunakan traktor dinilai lebih cepat dan efisien
sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga bagi petani.
• Teknik konversi
Teknik konversi adalah cara mengolah tanah yang mungkin kurang begitu diminati petani. Ini
karena pelaksanaannya hanya bisa dilakukan satu tahun sekali untuk tanah dengan kepadatan
tinggi dan dua tahun untuk tanah berkepadatan sedang. Teknik konversi sendiri masih dibagi
menjadi dua yakni olah tanah minimum (OTM) dan olah tanah strip (Strip Tillage).
Olah tanah minimum (OTM) merupakan teknik pengolahandengan cara mengurangi frekuensi
pengolahan baik itu dilakukan satu tahun maupun dua tahun sekali. Sedangkan untuk tanah
strip pengolahannya hanya dilakukan pada strip atau alur yang akan dilakukan penanaman.
Strip atau alur tanaman ini dibuat dengan mengikuti kontur tanah. Dengan artian bagian yang
akan diolah adalah barisan yang sudah disebar benih. Demikian ulasan mengenai cara
mengolah tanah untuk lahan yang bisa Anda terapkan. Semoga bermanfaat dan menambah
wawasan.
TEKNIK PENGOLAHAN TANAH

Tanah merupakan komponen utama karena mampu meyerap nutrisi untuk pertumbuhan
tanaman. Menggarap lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan. Karena harus
mengolah tanah terlebih dahulu agar tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh subur dan
memberikan hasil panen melimpah. Pengolahan lahan merupakan suatu proses mengubah sifat
tanah dengan mempergunakan alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh lahan
pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia dan sesuai untuk
pertumbuhan tanaman. Untuk mengolah tanah haus mengetahui bebrapa teknik untuk
mengolahnya agar tujuan dapat tercapai. Berikut akan dijelaskan teknik pengolahan lahan
sebagai berikut.

JENIS TEKNIK PENGOLAHAN LAHAN

• Tanpa Olah Tanah (No tillage)


Pengolahan lahan ini merupakan adopsi sistem perladangan dan konsep pertanian
modern. Tanah dibiarkan kecuali lubang untuk penempatan benih atau bibit.
Sebelumnya gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan
benih atau bibit tersebut. Tanaman yang mati dan dihamparkan dipermukaan tanah ini dapat
berperan sebagai mulsa dan menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat
memperbaiki sifat dan tata air tanah. Erosi tanah dapat diperkecil dari 17.2ton/ha/tahun menjadi
1 ton/ha/tahun dan aliran permukaan ditekan 30-45%. Keuntungan lainnya yaitu adanya
kepadatan perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit, air tersedia bagi tanaman
makin banyak.

• Pengolahan Lahan Secara Minimal (Minimum tillage)


Pengolahan ini dilakukan seperlunya saja yang disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan
kondisi tanah agar tanah tidak mengalami kejenuhan. Yang dapat menyebabkan tanah
sakit (sick soil) dan menjaga struktur tanah serta menghemat biaya produksi. Dalam sistem ini
menggunakan spot-spot tertentu dimana tanaman yang akan dibudidayakan tersebut ditanam
seperti bagian perakaran tanaman saja. Sehingga bagian tanah yang tidak diolah akan terjaga
struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan mikroorganisme tanah berkembang
dengan baik. Tidak semua lahan tidak diolah sehingga ada spot-spot dari lahan tersebut yang
diistirahatkan yang bertujuan memperbaiki struktur tanah karena dalam lahan dan akan
mengimmobilisasi logam-logam berat sisa pemupukan.

• Pengolahan Lahan Secara Maksimal (Maximum tillage)


Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif yang
dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri pengolahan ini adalah membabat bersih,
membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal
Penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanamai. Pengolahan
dengan teknik ini mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah
menjadi halus yang dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah karena tanah mengalami
kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta meningkatkan biaya produksi.

Pengoptimalan lahan pertanian

Mengoptimalkan lahan yang sudah ada dengan program panca usaha tani artinya ada
lima usaha tani yang harus dilakukan oleh para petani mulai dari pemilihan dan penggunaan
bibit unggul. Pemilihan bibit unggul tidaklah mudah bagi petani, karena ada beberapa faktor
bagi petani dalam memilih bibit unggul yaitu mahalnya harga bibit unggul, ini menjadi
penghalang bagi petani. Mayoritas petani yang hidup di negeri ini berada di bawah garis
kemiskinan. Walaupun bibit tersebut dapat mempengaruhi hasil dari produktivitas pertanian.
Kemudian, usaha lainnya pengolahan lahan pertanian secara tepat, biasanya dilakukan dua cara
secara tradisional dan modern. Petani Indonesia kebanyakan masih menggunakan cangkul
untuk pengolahan tanah/lahan sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Pengolahan
tanah dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dari lahannya dalam menghasilkan
produk pertanian. Sistem pengaturan irigasi dipengaruhi pasokan air yang cukup untuk dialiri
ke lahan pertanian tersebut, pemberian pupuk sesuai aturan didalamnya terdapat 5T (tepat
dosis, tepat jenis, tepat waktu, tepat komposisi, dan tepat aplikasi) supaya dihasilkan produk
yang berkualitas. Pengendalian hama dengan baik adalah satu poin penting dalam
mempertahankan kualitas dan kuantitas hasil pertanian akibat hama dan penyakit yang
menyerang pada suatu pertanaman. Intinya dengan kelima program tersebut mampu
menghasilkan produk pertanian yang baik dari segi kulitas maupun kuantitasnya.
Kembali kelima persoalan tadi, masalah kedua mengenai terbatasnya aspek
ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian. Infrastruktur pertanian yang buruk karena
minimnya kesadaran dari pemangku kepentingan daerah dalam mempertahankan lahan
produksi pertanian. Kemudian masalah ketiga yaitu penggunaan sistem alih teknologi yang
rendah. Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas
terhadap pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Sehingga
diperlukan penerapan teknologi yang mampu mengembangkan inovasi produk pertanian.
Sebagai masalah keempat dilihat dari akses layanan terutama permodalan. Permodalan yang
rendah dapat mempengaruhi usaha taninya dan produktivitasnya yang dicapai rendah.
Sehingga diperlukan pengembangan dalam penyerapan input produksi dengan memberikan
kredit dan bantuan langsung sebagai biaya usaha taninya. Sehingga usaha taninya dapat
diperluas dan mampu meningkatkan produktivitas usaha taninya. Masalah kelima yaitu rantai
tata niaga yang masih panjang artinya petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik
karena ada pelaku seperti pedagang yang memanfaatkan untuk profit orientation. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan lembaga pemasaran yang baik dengan tujuan agar
usaha taninya mampu dilakuan dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pembahasan mengenai konsep pembangunan pertanian yang berkelanjutan sempat
disinggung dengan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Konsep pembangunan
berkelanjutan mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980-an sebagai strategi pembangunan
sebelumnya dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hasil kongres Komisi Dunia
mengenai Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa pembangunan
berkelanjutan ini dapat mewujudkan kebutuhan saat ini sampai generasi mendatang. Konsep
pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, sosial dan ekologi.
Sehingga tiga pilar tersebut berupa keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan
kehidupan sosial manusia (people) dan keberlanjutan ekologi alam (world). Indikator-indikator
tersebut penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian
berkelanjutan bukan lagi wacana tetapi sudah menjadi gerakan global. Pertanian berkelanjutan
menjadi dasar dalam pelaksanaan aturan standar prosedur operasi yaitu GAP (Good
Agriculture Practices). Ini menjadi sebuah gerakan global dimana praktek pertanian
berkelanjutan menjadi misi dunia. Dan seharusnya setiap perusahaan agribisnis senantiasa
mematuhi prinsip Praktek Pertanian yang Baik (PPB) agar memperoleh akses pasar khususnya
di pasar internasional. Permasalahan yang terjadi pada pemasaran produk pertanian, dimana
terjadi revolusi pemasaran antara globalisasi gerakan pertanian berkelanjutan dan internalisasi
keberlanjutan sosial. Sebagai revolusi pemasaran mempunyai karakter yang pertama sifat pasar
dari pasar penjual atau pasar pembeli bergeser ke pasar konsumen. Artinya karakteristik pasar
ditentukan konsumen akhir. Kedua konsumen bergeser dari pemenuhan rasa ke pemenuhan
fungsi dimaksudkan konsumen semakin mengutamakan kandungan gizi dan kesehatan. Ketiga
meningkatnya kesadaran dan kebutuhan keamanan barang konsumsi khususnya bahan pangan.
Dengan berbagai karakteristik tersebut bahwa preferensi konsumen global semakin kompleks.

Anda mungkin juga menyukai