Oksigen Aerator 48 56
Non aerator 0 0
Suhu Minimum 0 0
Optimum 64 32
Maksimum 80 56
Air Lebih 8 0
KL 100 92
Kurang 96 84
Cahaya Terang 28 36
Gelap 20 52
1. Oksigen
12
Aerator : PT (%) = x 100% = 48 %
25
0
Non-aerator : PT (%) = x 100% = 0 %
25
2. Suhu
16
Optimum : PT (%) = x 100% = 64 %
25
0
Minimum : PT (%) = x 100% = 0 %
25
20
Maksimum : PT (%) = x 100% = 80 %
25
3. Air
2
Lebih : PT (%) = x 100% = 8 %
25
25
KL : PT (%) = x 100% = 100 %
25
24
Kurang : PT (%) = x 100% = 96 %
25
4. Cahaya
7
Terang : PT (%) = x 100% = 28%
25
5
Gelap : PT (%) = x 100% = 20%
25
1. Oksigen
10+4 14
Aerator : DB (%) = x 100% = x 100% = 56 %
25 25
0 0
Non-aerator : DB (%) = x 100% = x 100% = 0 %
25 25
2. Suhu
8
Optimum : DB (%) = x 100% =32%
25
0+0 0
Minimum : DB (%) = x 100% = x 100% = 0 %
25 25
14 22
Maksimum : DB (%) = x 100% = x 100%=56 %
25 25
3. Air
0+0 2
Lebih : DB (%) = x 100% = x 100% = 0%
25 25
18+5 25
KL : DB (%) = x 100% = x 100% = 92%
25 25
2+ 19 24
Kurang : DB (%) = x 100% = x 100% = 84%
25 25
4. Cahaya
4+ 5 9
Gelap : DB (%) = x 100% = x 100% = 36 %
25 25
6+7 13
Terang : DB (%) = x 100% = x 100% = 52%
25 25
4.2 Pembahasan
Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan
adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan
keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA
(International Seed Testing Association). Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang
diujikan tidak selalu presentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi
berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.
Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada pemakai benih tumbuh
normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang
serba optimal. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal
berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung.
Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan
dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal
yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka
waktu yang sudah ditetapkan.
Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak memuaskan karena hasilnya
kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu metode laboratorium dikembangkan sedemikian
rupa, dimana beberapa atau seluruh kondisi luar/lapangan dapat dikendalikan dengan
teratur. Sehingga memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh
benih yang dianalisa. Metode perkecambahan dengan pengujian dilaboratorium hanya
menentukan persentase perkecambahan total. Dan dibatasi pada pemunculan dan
perkembangan struktur–struktur penting dari embrio, yang menunjukan kemampuan untuk
menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang optimum. Sedangkan kecambah yang
tidak menunjukan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah abnormal. Benih yang
tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.
Daya tumbuh benih adalah munculnya unsur–unsur utama dari lembaga dari suatu
benih yang diuji yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila
ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut. Presentasi daya tumbuh benih
adalah presentasi dan benih yang membentuk bibit/tanaman normal pada lingkungan yang
sesuai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pengujian daya tumbuh adalah untuk
mendapatkan keterangan/gambaran dari benih yang diuji yang mendekati kenyataan
lapangan.
Dari benih yang baik akan muncul kecambah normal, sebaliknya benih yang rusak,
rendah kualitasnya menghasilkan kecambah atau bibit yang tidak normal atau abnormal.
Kerusakan benih dapat terlihat nyata (retak kulit, mengelupas atau biji pecah), tapi
terkadang terlihat kerusakan pada bagian dalam benih. Kerusakan benih dapat diketahui
setelah benih berkecambah abnormal. Daya tumbuh minimal bersertifikat adalah 80% pada
padi dan kedelai serta 90% untuk jagung. Pada benih kacang tanah adalah 60 %.
Kecambah bibit abnormal adalah bibit yang tidak mempunyai syarat sebagai bibit normal.
Abnormalitas dapat terjadi pada plamula terbelah, kerdil, akar tumbuh lemah atau tidak
tumbuh sama sekali, koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya. Dapat juga plamula
dan akar tumbuh melingkar – lingkar (spiral). Pada legume abnormalitas berupa tidak ada
epikotil, hypocotil pendek, menjadi tebal atau belah, dan akar terlambat perkembangannya.
Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau rusak.
Biji keras adalah biji yang tetap keras pada akhir jangka waktu pengujian yang
ditetapkan disebabkan kekerasan atau kekedapan kullitnya hingga tidak menyerap air. Biji
pedoman adalah biji hidup yang tidak tumbuah pada lingkungan yang sesuai bagi
pertumbuhannya tapi tidak termasuk biji keras. Perkecambahan benih. Uji perkecambahan
benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat
pengecambah benih) dengan media kertas dan metode uji = UDK (Uji Di atas kertas),
UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDp (Uji Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji
perkecambahan benih di rumah kaca umumnya menggunakan media tanah halus, pasir
halus, serbuk gergaji dan media lainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur.
Perkecambahan adalah proses tumbuhnya embrio yang tadinya dalam keadaan
istirahat dan diikuti oleh robeknya kulit biji. Untuk terjadinya perkecambahan biji, maka
syarat-syarat yang dibutuhkan untuk tumbuhnya suatu biji harus terpenuhi. Adapun syarat-
syarat tersebut antara lain air, oksigen, temperatur, cahaya, dan kelembaban. Air berfungsi
sebagai zat pelarut, pengiat enzim-enzim, melunakkan kulit biji, dan ikut serta dalam
reaksi-reaksi yang terjadi di dalam biji. Mula-mula air masuk ke dalam biji karena
penyerapan oleh kulit biji secara imbibisi dan osmose. Akibat penyerapan tersebut sel-sel
dalam biji membesar sehingga volume biji ikut membasar. Air yang masuk kedalam biji
akan mengaktifkan enzim-enzim dan ikut serta dalam membantu pernafasan sehingga
menghasilkan tenaga. Tenaga ini digunakan untuk pembelahan sel-sel embrio. Jumlah air
yang diserap oleh biji tergantung dari permiabilitas kulit biji, suhu (temperatur), susunan
kimia dalam biji, dan jenis biji.