Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“PENGUKURAN LINEAR 1”

Disusun oleh :

Nama : Marcelino Ade Pratama Damanik


NPM : E1J023050
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/Tanggal : Selasa 25 September 2023
Dosen : Drs. Bosman Sidebang, M.P
Ko-ass : Khella Juliana (E1G021020)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
I. Nama Percobaan

PENGUKURAN LINEAR 1
II. Tujuan Percobaan

1. Menentukan panjang, ketebalan dan diameter benda dengan menggunakan jangka


sorong (caliper gauge).
2. Menentukan ketebalan, kertas, kawat, balok, benda persegi ( plate ) dengan
mikrometer sekrup

III. Teori disertai tinjauan pustaka


Pengertian pengukuran (measurement) ini ialah membandingkan nilai suatu
besaran yang diukur menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai
satuan(abdillah,2021).

Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab


ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran,
dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta tingkat keterampilan pengamat
yang berbeda-beda. Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya
suatu besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan bagaimana cara memperoleh
hasil pengukuran seteliti mungkin diperlukan dan bagaimana cara melaporkan
ketidakpastian yang menyertainya (Muhammad Burhanudin,2011).

Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan dalam praktikum adalah
jangka sorong, mikrometer skrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat,
stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing masing alat ukur memiliki
cara untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur
(Muhammad Burhanudin,2011).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran
dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:
1. Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan
diukurnya.
2. Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan
bebas.
3. Pastikan angka "0" pada kedua skala bertemu dengan tepat.
4. Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala
utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang
kurang akurat.
5. Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.
6. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya
pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika
sudah pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan
terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.
7. Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat
keluar dengan hati-hati dari benda ukur.
8. Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar
dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan
menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.
9. Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh
oli setelah dipakai.
Karena memiliki ketelitian mencapai 0,02 mm, jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, dan ketinggian suatu benda dengan lebih
teliti(Nurraahmaa,2014).

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur untuk mengukur panjang atau


ketebalan benda, kedalaman celah lubang, dan untuk mengukur diameter suatu lobang
dengan ketelitian sebsar 0,005 milimeter. Ketelitian 0,005 milimeter berarti
mikrometer sekrup dapat mengukur benda dengan yang sangat tipis dengan
keakuratan hasil pengkuran hingga 0,005 milimeter(Marcello Alonso dan Edward J
Finn,1994).

IV. A. Data percobaan

Hasil Pengukuran

Alat Ukur Benda pipih(mm) Balok(mm) Silinder(mm)

8,21 20,36 21,42

Jangka Sorong 8,31 17,98 19,37

8,09 15,99 22,33

Rata-rata( x ) 8,20 18,11 21.04


8.07 20,59 21,34

Mikrometer Sekrup 8,20 22,41 22,37

8,45 21,50 20,24

Rata-rata( x ) 8,24 21,5 21,31


B. Analisa data menggunakan teori ralat
1. jangka sorong
a. benda pipih
no. x (x- x ) (x- x )2
1 8,21 0,01 0,0001
2 8,31 0,11 0,0121
3 8,09 -0,11 0,0121
x = 8,20 , n = 3
 Ralat mutlak
 Ralat hisbi

√ ∑( x−x )2 ∆X
∆ X= ∆ I= x 100 %
n(n−1) x

¿
√ 0,0243
6 ∆ I=
0 , 06
8 , 20
x 100 %

¿ √ 0,00405=0 ,06 ∆ I =0 ,7 %
 Keseksamaan
k =100 %−∆ I
 Hasil pengukuran
k =100 %−0 , 7 % HP = 𝑥ҧ± ∆X
k =99 , 3 % HP = 8,20 – 0,06 = 8,14
HP = 8,20 + 0,06 = 8,26

Hasil Pengukuran 8,14 sampai 8,26. Jadi HP adalah 8,21(x1).

b. balok
no. x (x- x ) (x- x )2
1 20,36 2,25 5,06
2 17,98 -0,13 0.017
3 15,99 -2,12 4,50
x = 8,11 , n=3
 Ralat mutlak  Ralat hisbi


∆X
∑ ( x −x ) 2 ∆ I= x 100 %
∆X = x
n ( n−1 )
1,3
∆ I= x 100 %
8 , 20
∆ I =7 ,20 %
=
√ 9 ,6
6

= √ 1 ,6 = 1,3

 Keseksamaan  Hasil pengukuran


k =100 %−∆ I HP = x ± ∆X
HP = 8,11 – 1,3 = 16,81
k =100 %−7 , 20 %
HP = 8,11 + 1,3 = 19,41
k =92 , 8 %

Hasil Pengukuran 16,81 sampai 19,41. Jadi HP adalah 17,98(x2).

c. silinder
no. x (x- x ) (x- x )2
1 21,42 0,38 0,14
2 19,37 -1,67 2,78
3 22,33 1,29 1,66
x = 21,04 , n = 3
 Ralat mutlak  Ralat hisbi
∆X
∆X =
√ ∑ (x−x )2
n(n−1)
∆ I=

∆ I=
x
x 100 %
0 , 87
x 100 %

√ 4,6 21 , 04
= ∆ I =4 , 13 %
6

= √ 0 , 76 = 0,87

 Keseksamaan
 Hasil pengukuran
k =100 %−∆ I
HP = x ± ∆X
k =100 %−4 ,13 % HP = 21,04 – 0,87 = 20,17
k =95 , 87 % HP = 21,04 + 0,87 = 21,91

Hasil Pengukuran 20,17 sampai 21,91. Jadi HP adalah 21,42(x1).

2. Mikrometer sekrup
a. benda pipih
no. x (x- x ) (x- x )2
1 8.07 -0,17 0,028

2 8,20 -0,04 0,0016

3 8,45 0,21 0,0441

x = 8,24 , n=3
 Ralat mutlak  Ralat hisbi

√ ∑ (x−x )2 ∆X
∆X = ∆ I= x 100 %
n(n−1) x
0 , 10
∆ I= x 100 %
=
√ 0 ,07
6
8 , 24
∆ I =1 , 21 %

= √ 0,012 = 0,10

 Keseksamaan
k =100 %−∆ I  Hasil pengukuran
HP = x ± ∆X
k =100 %−1 ,21 %
HP = 8,24 – 0,10 = 8,14
k =98 , 79 % HP = 8,24 + 0,10 = 8,34

Hasil Pengukuran 8,14 sampai 8,34. Jadi HP adalah 8,20(x2).


b. balok
no. x (x- x ) (x- x )2
1 20,59 -0.91 0,82
2 22,41 0,91 0,82
3 21,50 0 0
x = 21,5 , n=3
 Ralat mutlak  Ralat hisbi

√ ∑ (x−x )2 ∆X
∆X = ∆ I= x 100 %
n(n−1) x
0 , 52
∆ I= x 100 %
=
√ 1 , 64
6
21 ,5
∆ I =2 , 41 %

= √ 0,273 = 0,52

 Keseksamaan  Hasil pengukuran


k =100 %−∆ I HP = x ± ∆X
HP = 21,5 – 0,52 = 20,98
HP = 21,5 + 0,52 = 22,02
k =100 %−2 , 41 %
k =97 , 59 %

Hasil Pengukuran 20,98 sampai 22,02. Jadi HP adalah 21,50(x3).


c. silinder
no. x (x- x ) (x- x )2
1 21,34 0,03 0,0009
2 22,37 1.06 1,1236
3 20,24 -1.07 1,1449
x = 21,31 , n = 3
 Ralat mutlak  Ralat hisbi

√ ∑ (x−x )2 ∆X
∆X = ∆ I= x 100 %
n(n−1) x
0 ,6
∆ I= x 100 %
=
√ 2 , 27
6
21 ,31
∆ I =2 , 81 %
= √ 0 , 37 = 0,6

 Keseksamaan
k =100 %−∆ I  Hasil pengukuran
HP = x ± ∆X
k =100 %−2 , 81%
HP = 21,31 – 0,6 = 20,71
k =97 , 19 % HP = 21,31 + 0,6 = 21,91

Hasil Pengukuran 20,71 sampai 21,91. Jadi HP adalah 21,34(x1).


C. Pembahasan
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong,
dan mikrometer sekrup.Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang
berbeda serta meliki ketelitian yang berbeda juga.

Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter
suatu benda, baik diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian
0,1 mm. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius serta Micrometer sekrup
memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Micrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan skala putar.

Ketika pengukuran dapat terjadi kesalahan atau ketidakpastian, yaitu:


1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada hasil
pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat tersebut
dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya
hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk
atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa
lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk.
4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap bagian
alat yang lain

V. A. Jawaban pertanyaan
-
B. Kesimpulan
Dalam praktikum ini di simpulkan bahawa pentingnya dalam mengetahui kegunaan
dan prinsip-prinsipnya agar dapat mengurangi angka ketidakpastian dan juga dapat
menambah akurasi dalam pengukuran.alat yang digunakan tadi ialah jangka sorong yang
berfungsi sebagai pengukur diameter benda,jangka sorong ini sering digunakan untuk
mengukur panjang benda,kedalaman serta ketebalan benda. Dan juga mikrometer sekrup
adalah alat yang digunakan untuk megukur ketebalan dan diameter suatu benda dengan
tingkat ketelitian hingga 0,01 mm.
C. Daftar Pustaka
Pendidikanku.(2020,16 April).Pengertian Pengukuran,Jenis,Alat,Contoh & Menurut
Para Ahli.diperoleh 27 oktober 2021, https://pendidikanku.org/2020/04/pengertian-
pengukuran.html
Muhammad Burhanudin(2011,2 Januari).dasar pengukuran dan ketidakpastian.
diperoleh 27 oktober 2021, https://alvinburhani.wordpress.com/2011/01/02/dasar-
pengukuran-ketidakpastian/
Buku penuntun praktikum fisika dasar,2021
Marcello Alonso dan Edward J Finn(1994). dalam buku Dasar-Dasar Fisika Universitas

Anda mungkin juga menyukai