Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM AEROMETER

Nama : Fauzan Rahman


NPM : 20410039
Jurusan : Teknik Tekstil
Kelas : T2
Dosen : Endah Purnomosari, S.T.

2020
ABSTRAK

Pada praktikum kali ini dilakukan eksperimen dengan metode (menggunakan


aerometer)untuk mengukur densitas massa jenis berbagai larutan seperti, larutan air murni,
larutanalkohol, larutan air garam. Hal ini dilakukan dengan menggunakan prinsip kesetimbangan
gayapada Hukum Newton pertama. Pada eksperimen ini akan digunakan neraca teknis atau
neracaquadrouple beam balance dan persamaan hukum newton untuk mengetahui bahwa
teorihukum Newton sesuai dengan hasil eksperimen. Densitas adalah massa benda tiap
satuanvolume dan densitas massa jenis zat dapat ditentukan menggunakan prinsip mekanika
Newtonyaitu dengan hukum Archimedes. Dengan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
hukumNewton dan Archimedes saling berkaitan dengan eksperimen ini. Teori ralat juga
digunakandalam eksperimen ini. Tujuan dari eksperimen ini adalah praktikan dapat
menggunakan teoriralat dalam melakukan eksperimen serta mengerti cara penulisan ilmiah serta
dapatmengukur menggunakan neraca teknis dan aerometer untuk menentukan densitas massa
jeniszat cair.

I. PENDAHULUAN
Mekanika klasik menggambarkandinamika partikel atau system partikel.Pada kasus-kasus
dinamika partikel dapatditunjukkan melalui hukum-hukumNewton tentang gerak, terutama
olehhukum Newton ke-2. Hukum ini menyatakan “Sebuah benda yangmemperoleh pengaruh
gaya atau interaksiakan bergerak sedemikian rupa sehinggalaju perubahan waktu dari
momentumsama dengan gaya tersebut”. Dalampelajaran dinamika hukum-hukumNewton sangat
berperan dalampenyelesaian kasus-kasus gaya. (Putra,V.G.V., Purnomosari, E. 2015).Mekanika
Newton atau seringdisebut sebagai mekanika klasik karenaperintis berbagai prinsip dasar
dalammempelajari mekanika, khususnyadinamika, kinematika hingga prinsip usaha,energi dan
momentum kesemuanyamenggunakan prinsip Hukum Newton.Mekanika Newton atau klasik
adalah teoritentang gerak yang didasarkan padakonsep massa dan gaya serta hukum-hukum yang
menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran kinematikadan dinamika. Semua gejala
dalammekanika klasik dapat digambarkan secarasederhana dengan menerapkan hukumNewton
tentang gerak. Mekanika klasikmenghasilkan hasil yang sangat akuratdalam kehidupan sehari-
hari. Konsepmekanika Newton dapat digunakan untukmenentukan densitas massa jenis zat
cairdengan menggunakan alat aerometer.(Putra, V.G.V., Purnomosari, E. 2015)

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mampu menguasai dan mengunakanteori ralat dalam melakukaneksperimen
2. Mengerti dan memahami cara penulisan ilmiah
3. Dapat menggunakan neraca teknis danaerometer untuk menentukan densitas massa jenis zat
cair

III. ALAT DAN BAHAN


1. Aerometer Niholson
2. Beaker glass 1Liter
3. Beaker glass 200ml
4. Batu timbangan
5. Beban milligram
6. Jangka sorong
7. Neraca quadrouple beam balance
8. Zat cair

IV. LANGKAH KERJA


1. Dihitung massa aerometer.
2.Ditentukan ketinggian awal zat cair(ho= 14,5 cm).
3.Gelas ukur berisi zat cair diberi aerometer dan massa tambahan hingga ketinggian
4.Massa kenaikan air diambil danditimbang.
5.Diukur massa kenaikan zat cair baik secara teori maupun secara eksperimen.
6.Diukur densitas massa menggunakan persamaan.
7.Dilakukan percobaan untuk zat cair yang lain.

V. DATA DAN PEMBAHASAN


Air Garam
Pada perhitungan tunggal didapatkan :

 ( maero ± ∆ maero )=( 39,9 ± 0,005 ) gram


∆ m 0,005
AP= = ×100 %=0,012 %
m 39,9
( 4 angka penting )
( maero ± ∆ maero )=( 39,90 ± 0,005 ) gram
 ( mbeaker ± ∆ mbeaker )= (61,9 ± 0,005 ) gram
∆ m beaker 0,005
AP= = × 100 %=0,008 %
m beaker 61,9
( 4 angka penting )
( mbeaker ± ∆ mbeaker )= (61,90 ± 0,005 ) g
 ( mbeaker + salt ± ∆ mbeaker+salt )=( 113,7 ± 0,005 ) gram
∆ m beaker +air 0,005
AP= = ×100 %=0,004 %
m beaker +air 113,7
( 4 angka penting )
( mbeaker + salt ± ∆ mbeaker+salt )=( 113,7 ± 0,005 ) g

 ( matas ± ∆ matas ) =( 8,7 ± 0,005 ) gram


∆ m atas 0,005
AP= = ×100 %=0,057 %
m atas 8,7

( 4 angka penting )

( matas ± ∆ matas ) =( 8,700 ±0,005 ) g


 ( mbawah ± ∆ mbawah )= (10 ± 0,005 ) gram
∆ m bawah 0,005
AP= = × 100 %=0,05 %
m bawah 10

( 4 angka penting )
( mbawah ± ∆ mbawah )= (10,00 ± 0,005 ) g
 (d ± ∆ d )=( 5,1± 0,005 ) cm
∆ d 0,005
AP= = ×100 %=0,098 %
d 5,1
( 4 angka penting )
( d ± ∆ d )=( 5,100 ± 0,005 ) cm
 (r ± ∆ r )=( 2,55 ± 0,005 ) cm
∆ r 0,005
AP= = ×100 %=0,2%
r 2,55
( 3 angka penting )
( r ± ∆ r )=( 2,55 ± 0,05 .10−1 ) cm

 ( t ± ∆ t )=( 2,745 ± 0,005 ) cm


∆ t 0,005
AP= = ×100 %=0,18 %
t 2,745
( 3 angka penting )
( t ± ∆ t )=( 2,75 ± 0,05 .10−1 ) cm

Perhitungan densitas secara teori


Volume beaker glass :

V =π r 2 t

¿ 3,14 × ( 2,552 ) × 2,75

¿ 56,13 cm3

|∆V |= |∂∂rV ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|


∂ π r2 t ∂ π r2 t
¿| ∂r ||
∆r +
∂t
∆t |
= |2 πrt ∆ r|+|π r 2 ∆ t |

¿|2 ×3,14 × 2,55× 2,75 ×0,005|+¿


¿|0,220|+|0,102|

¿ 0,322 cm3
( V ± ∆ V )=( 56,13 ±0,322 ) cm 3
∆ V 0,322
AP= = ×100 %=0,57 %
V 56,13
( 3 angka penting )
( V ± ∆ V )=( 56,1 ±0,32 ) cm 3
Massa zat :
msalt teori=maero +mbeban

¿ 39,9 g +8,7 g=48,6 g

( msalt ± ∆ msalt )teori =( 48,6 ± 0,005 ) g


∆ msalt teori 0,005
AP= = ×100 %=0,01 %
msalt teori 48,6
( 4 angka penting )

( msalt ± ∆ msalt )teori =( 48,60 ± 0,005 ) g


Besar dentitas air garam:
m zat cair
ρteori =
V
48,10 gr
ρ= =0,86 3
56,1 cm

|∆ ρ| = |∂∂mρ ∆ m| + |∂∂ ρv ∆V|


∂ m v−1 ∂ m v−1
= | ∂m ||
∆m +
∂V
∆V |
=|V1 ∆ m| + |Vm ∆ V|
2

1 48,10
0,005| + |
=|
56,1 (56,1)
0,32
|
2

¿|0,0001|+|0,006|
g
¿ 0,0061
cm3
g
( ρ ± ∆ ρ)teori=( 0,86 ± 0,0061 )
cm 3
∆ ρ 0,0061
AP= = ×100 %=0,7 %
ρ 0,86
( 3 angka penting )
g
( ρ ± ∆ ρ)teori=( 0,86± 0,61 .10−2 )
cm 3
Perhitungan densitas secara eksperimen
Volume beaker glass

V =π r 2 t

¿ 3,14 × ( 2,552 ) × 2,75

¿ 56,13 cm3

|∆V |= |∂∂rV ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|


∂ π r2 t ∂ π r2 t
¿| ∂r ||
∆r +
∂t
∆t |
= |2 πrt ∆ r|+|π r 2 ∆ t |

¿|2 ×3,14 × 2,55× 2,75 ×0,005|+¿


¿|0,220|+|0,102|

¿ 0,322 cm3
( V ± ∆ V )=( 56,13 ±0,322 ) cm 3
∆ V 0,322
AP= = ×100 %=0,57 %
V 56,13
( 3 angka penting )
( V ± ∆ V )=( 56,1 ±0,32 ) cm 3
Massa zat :
m salt eksperimen =m salt +beaker −m beaker

¿ 113,7 g−61,9=51,8 g

( msalt ± ∆ msalt ) eksperimen=( 51,8± 0,005 ) g


∆ m salt eks 0,005
AP= = ×100 %=0,01%
m salt eks 51,8
( 4 angka penting )
( msalt ± ∆ msalt ) eksperimen=( 51,80± 0,005 ) g
Besar densitas air garam
m zat cair
ρeksperimen =
V
51,80 g
ρeksperimen = =0,92 3
56,1 cm

|∆ ρ| = |∂∂mρ ∆ m| + |∂∂ ρv ∆V|


∂ m v−1 ∂ m v−1
= | ∂m ||
∆m +
∂V
∆V |
=|V1 ∆ m| + |Vm ∆ V|2

1 51,80
0,005| + |
=|
56,1 (56,1)
0,32
|2

¿|0,0001|+|0,005|
g
¿ 0,0051 …(56)
cm 3
g
( ρ ± ∆ ρ)eksperimen =( 0,92± 0,0051 )
cm3
∆ ρ 0,0051
AP= = ×100 %=0,55 %
ρ 0,92
( 3 angka penting )
g
( ρ ± ∆ ρ)eksperimen =( 0,92 ±0,51 . 10−2 )
cm3

4.2 Alkohol
Pada perhitungan tunggal didapatkan :

 ( maero ± ∆ maero )=( 41,1± 0,005 ) gram


∆ m 0,005
AP= = ×100 %=0,012 %
m 41,1
( 4 angka penting )
( maero ± ∆ maero )=( 41,10± 0,005 ) gram
 ( m beaker ± ∆ m beaker )= (62,7 ± 0,005 ) gram
∆ mbeaker 0,005
AP= = × 100 %=0,008 %
mbeaker 62,7
( 4 angka penting )
( mbeaker ± ∆ mbeaker )= (62,70 ± 0,005 ) g
 ( mbeaker + salt ± ∆ mbeaker +salt )=( 101,5 ± 0,005 ) gram
∆ mbeaker+air 0,005
AP= = ×100 %=0,005 %
mbeaker +air 101,5
( 4 angka penting )
( mbeaker + salt ± ∆ mbeaker +salt )=( 101,5 ± 0,005 ) g

 ( matas ± ∆ matas ) =( 1± 0,005 ) gram


∆ matas 0,005
AP= = ×100 %=0,5 %
matas 1

( 3 angka penting )

( matas ± ∆ matas ) =( 1,00 ±0,05 . 10−1 ) g


 ( mbawah ± ∆ mbawah )= (5 ± 0,005 ) gram
∆ mbawah 0,005
AP= = × 100 %=0,1 %
mbawah 5

( 3 angka penting )

( mbawah ± ∆ mbawah )= ( 5,00± 0,05 . 10−1 ) g


 (d ± ∆ d )=( 5,12± 0,005 ) cm
∆ d 0,005
AP= = ×100 %=0,097 %
d 5,12
( 4 angka penting )
( d ± ∆ d )=( 5,120 ± 0,005 ) cm
 (r ± ∆ r )=( 2,56 ± 0,005 ) cm
∆ r 0,005
AP= = ×100 %=0,2%
r 2,56
( 3 angka penting )
( r ± ∆ r )=( 2,56 ± 0,05 . 10−1 ) cm

 ( t ± ∆ t )=( 2,8 ± 0,005 ) cm


∆ t 0,005
AP= = ×100 %=0,18 %
t 2,8
( 3 angka penting )
( t ± ∆ t )=( 2,80 ± 0,05 .10−1 ) cm

Perhitungan densitas secara teori


Volume beaker glass

V =π r 2 t

¿ 3,14 × ( 2,562 ) × 2,80

¿ 57,62 cm3

|∆V |= |∂∂rV ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|


∂ π r2 t ∂ π r2 t
¿ | ∂r ||
∆r +
∂t
∆t |
= |2 πrt ∆ r|+|π r 2 ∆ t |

¿|2 ×3,14 × 2,56 ×2,80 ×0,005|+ ¿


¿|0,225|+|0,103|

¿ 0,328 cm3
( V ± ∆ V )=( 57,62± 0,328 ) cm 3
∆ V 0,328
AP= = ×100 %=0,57 %
V 57,62
( 3 angka penting )
( V ± ∆ V )=( 57,6 ± 0,33 ) cm3
Massa zat
malkohol teori =maero +mbenda

¿ 41,1 g+1 g=42,1 g

( m Al ± ∆ mAl )teori =( 42,1 ± 0,005 ) g


∆ mair teori 0,005
AP= = ×100 %=0,01 %
mairteori 42,1
( 4 angka penting )
( m Al ± ∆ mAl )teori =( 42,10 ± 0,005 ) g

Besar dentitas alkohol :


m zat cair
ρteori =
V
42,10 g
ρteori = =0,73 3
57,6 cm

|∆ ρ| = |∂∂mρ ∆ m| + |∂∂ ρv ∆V|


∂ m v−1 ∂ m v−1
= | ∂m ||
∆m +
∂V
∆V |
=|V1 ∆ m| + |Vm ∆ V|
2

1 42,10
0,005| + |
=|
57,6 (57,6)
0,33
|2

g
¿|0,00009|+|0,0041|=0,004
cm3
g
( ρ ± ∆ ρ)teori=( 0,73 ± 0,004 )
cm 3
∆ ρ 0,004
AP= = × 100 %=0,55 %
ρ 0,73
( 3 angka penting )
g
( ρ ± ∆ ρ)teori=( 0,73± 0,04 . 10−1 )
cm3
Perhitungan densitas secara eksperimen
Volume beaker glass :

V =π r 2 t

¿ 3,14 × ( 2,562 ) × 2,80

¿ 57,62 cm3

|∆V |= |∂∂rV ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|


∂ π r2 t ∂ π r2 t
¿ | ∂r
∆r + ||∂t
∆t |
= |2 πrt ∆ r|+|π r 2 ∆ t |

¿|2 ×3,14 × 2,56 ×2,80 ×0,005|+ ¿


¿|0,225|+|0,103|

¿ 0,328 cm 3
( V ± ∆ V )=( 57,62± 0,328 ) cm 3
∆ V 0,328
AP= = ×100 %=0,57 %
V 57,62
( 3 angka penting )
( V ± ∆ V )=( 57,6 ± 0,33 ) cm3
Massa zat :
m Al eksperimen =m Al+beaker −m beaker

¿ 101,5 g−62,7 g=38,8 g

( m Al ± ∆ mAl )eksperimen= (38,8 ± 0,005 ) g


∆ m Al eks 0,005
AP= = ×100 %=0,01%
m Aleks 38,8
( 4 angka penting )

( m Al ± ∆ mAl )eksperimen = (38,80 ± 0,005 ) g


Besar densitas alkohol
m zat cair
ρeksperimen =
V
38,80 g
ρeksperimen = =0,67 3
57,6 cm

|∆ ρ| = |∂∂mρ ∆ m| + |∂∂ ρv ∆V|


∂ m v−1 ∂ m v−1
= | ∂m ||
∆m +
∂V
∆V |
1 m
= | | |
V
∆ m + 2 ∆V
V |
38,80
= |57,61 0,005| + |(57,6) 0,33
2|
¿|0,0001|+|0,004|
g
¿ 0,0041 …(74)
cm3
g
( ρ ± ∆ ρ)eksperimen =( 0,67 ± 0,0041 )
cm 3
∆ ρ 0,0041
AP= = ×100 %=0,61 %
ρ 0,67
( 3 angka penting )
g
( ρ ± ∆ ρ)eksperimen =( 0,67 ± 0,41. 10−2)
cm 3

KESIMPULAN
Dari percobaan Alkohol didapatkan :
Hasil Eksperimen, yaitu :
g
( ρ ± ∆ ρ)eksperimen =( 0,67 ± 0,41. 10−2)
cm 3
Hasil Teori, Yaitu :

( m Al ± ∆ mAl )teori =( 42,10 ± 0,005 ) g


Dapat dilakukan uji larutan lain dan menghitung densitas massa zat cair lain. Dalam melakukan
pengukuran dan penimbangan bahan dan alat-alat aerometer harus dilakukan dengan teliti, agar
hasil pengukuran menjadi akurat sesuai dengan literature yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Putra, V.G.V. dan Purnomosari E. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika (untuk SMA/S1). CV.
Mulia Jaya, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai