Oleh
NPM 17030002
GRUP 1G1
Wine R.P.,S.ST
Pratiwi W.,S.ST
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas banyaknya limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Kualifikasi Kain Berdasarkan Cara Pembuatannya” untuk memenuhi tugas parktikum
pengetahuan bahan garmen.Adapun penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam tentang bahan garmen terutama kualifikasi kain berdasarkan cara
pembuatannya.
Selama proses pelaksanaan praktikum sampai dengan penyusunan paper
praktikum ini tentu penulis menemui berbagai kendala yang tidak bisa penulis pecahkan
sendiri. Oleh karenanya begitu banyak pihak yang telah membantu sampai dengan proses
penyusunan paper ini seleasi.Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang
dalam kepada banyak pihak yang telah membantu membimbing dan memberi masukan
selama proses penyusunan laporan percobaan ini.
Dalam menyusun paper ini, penulis menyadari begitu banyaknya kekurangan
yang terdapat di dalam penyusunan laporan praktikum ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan praktikum ini
bisa menjadi lebih baik terlebih untuk penyusunan paper berikutnya.
Abstrak
Kain adalah suatu bahan dari hasil tenunan benang, baik dari benang kapas, sutra atau
sintesis, dimana prosesnya disebut dengan tekstil, biasanya digunakan sebagai bahan
untuk membuat baju maupun produk tertentu yang menggunakan bahan dasar kain dan
memiliki jenis yang diperuntukkan untuk fungsi serta maksud tertentu dengan kualitas
yang berbeda-beda.
Kata Kunci : kain, tekstil.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan
menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Proses dan cara pembuatan kain dimulai
dari proses yang bertahap, dimulai dari proses pembuatan benang, proses pembuatan
kain, dan selanjutnya adalah proses penyempurnaan tekstil. Namun, sebelum melewati
kesemua proses tersebut, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah dengan
menyiapkan bahan baku dalam pembuatan benang sampai menjadi kain adalah serat.
Serat ini memegang peranan yang sangat penting karena serat akan mempengaruhi sifat
sifat benang, baik benang yang nantinya akan dioleh secara mekanik ataupun kimia,
semua akan sangat dipengaruhi oleh kondisi seratnya.
Kain dibuat berdasarkan tujuan, maksud, serata fungsi dari pembuatan kain itu
sendiri. Kain juga dikualifikasikan berdasarkan kualitas kain tersebut. Untuk
membedakan pemilihan kain untuk membuat suatu produk diperlukan cara yang
berbeda-beda ketika pembuatan kain tersebut, sesuai dengan produk yang diinginkan.
Telah kita ketahui juga sadari bahwasanya sandang/garmen adalah salah satu hal yang
kita gunakan bahkan butuhkan setiap harinya sesuai dengan kebutuhan masing-masing
pengguna.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul “Kualifikasi
Kain Bedarsarkan Cara Pembuatannya” yang menjadi salah satu topik pembahasan
penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin agar para
masyarakat khususnya mahasiswa dapat menyukai makalah ini. Sehingga, mahasiswa
dapat mengenal dan mengerti bahkan mampu memahami serta menambah wawasan
dalam dunia tekstil.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Kain
Kain adalah suatu bahan dari hasil tenunan benang, baik dari benang kapas, sutra
atau sintesis, dimana prosesnya disebut dengan tekstil, biasanya digunakan sebagai bahan
untuk membuat baju maupun produk tertentu yang menggunakan bahan dasar kain dan
memiliki jenis yang diperuntukkan untuk fungsi serta maksud tertentu dengan kualitas
yang berbeda-beda.
Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan
menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Proses dan cara pembuatan kain dimulai
dari proses yang bertahap, dimulai dari proses pembuatan benang, proses pembuatan kain,
dan selanjutnya adalah proses penyempurnaan tekstil. Namun, sebelum melewati
kesemua proses tersebut, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah dengan
menyiapkan bahan baku dalam pembuatan benang sampai menjadi kain adalah serat.
Serat ini memegang peranan yang sangat penting karena serat akan mempengaruhi sifat
sifat benang, baik benang yang nantinya akan dioleh secara mekanik ataupun kimia,
semua akan sangat dipengaruhi oleh kondisi seratnya.
Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat buatan.
Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet
Poespo, 2005:9). Seiring berkembangnya minat serta selera konsumen terhadap variasi
warna tekstil dan kenyamanan kain merupakan hal penting yang harus diperhatikan, yang
merupakan era globalisasi sebagai gelombang menuju perubahan modernitas pada saat
ini sudah melanda sendi kehidupan termasuk peningkatan kebutuhan kain.
Warna-warna indah yang telah dihasilkan akan menimbulkan daya tarik yang
tinggi bagi konsumennya yang mempunyai kekuatan tersendiri dan dapat menciptakan
suasana tertentu bagi konsumen, dan kenyamanan kainnya juga menjadi utama dalam
menghadapi cuaca yang tidak menentu. Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu
serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah
buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).
Anyaman satin.Nama lain biasanya disebut sateen. Satinet adalah istilah untuk
kain imitasi sutera dari bahan katun yang dimerser. Anyaman satin hanya
menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan pada permukaan kain.
Anyaman satin dapat digolongkan menjadi dua : teratur dan tidak teratur.
Anyaman satin kurang baik untuk kain konstruksi terbuka dan jarang.
Peggolongan kain tenun dapat didasarkan menurut :
a. Anyamannya
b. Pemakaiannya, misalnya kain untuk sandang atau pakaiaan, kain untuk keperluan
rumah tangga, kain keperluan militer, ataupun kain untuk keperluan industri
c. Beratnya, ada yang beratnya ringan, sedang, setengah berat, dan berat.
Tenun merupakan hasil kerajinan manusia di atas kain yang terbuat dari benang,
serat kayu, kapas, sutera, dan lain-lain dengan cara memasukkan benang pakan secara
melintang pada benang yang membujur atau lungsin. Kualitas sebuah tenunan biasanya
bergantung pada bahan dasar, motif, keindahan tata warna, dan ragam hiasnya. Tenun ini
berkaitan dengan budaya, kepercayaan, lingkungan, pengetahuan dan lain-lain.
Asal mula penemuan teknik tenun diilhami oleh sarang laba-laba. Sejak saat itu,
penguasa Mesir di tahun 2500 SM memerintahkan rakyatnya untuk membuat bentuk yang
serupa untuk membuat busana para bangsawan pada saat itu. Tenun ikat mulai
diperkenalkan ke Eropa sekitar tahun 1880 oleh Prof. A.R Hein dengan nama Ikatten.
Sejak itu, nama “ikat” menjadi populer di mancanegara sebagai sebuah istilah
internasional untuk menyebut jenis tenunan dengan menggunakan teknik ini.
Sejarah pertenunan di Indonesia sendiri banyak ditemukan pada benda benda
historis yang usianya sudah lebih dari 3.000 tahun. Benda-benda itu meliputi teraan (cap)
tenun, alat untuk memintal, kereweng bercap kain tenun, dan bahan tenunan kain.
Semuanya itu ditemukan pada situs yang ada di Gilimanuk, Melolo, Sumba Timur,
Gunung Wingko, dan Yogyakarta.
Pada zaman dahulu, menurut Warming dan Gaworski, tenunan dengan desain ikat
pakan diterapkan di Indonesia dibawa oleh pedagang Islam India dan Arab ke Sumatra
dan Jawa, terutama di daerah yang letaknya strategis penting bagi lalu lintas perdagangan.
Pada saat itulah, awal mulanya berkembang seni tenun yang menggunakan sutera dan
benang emas. Daerah itu di antaranya Sumatra dan Kepulauan Riau. Bahkan, di
Palembang sejak abad ke-15 telah ditanam pohon murbei dan peternakan ulat sutera. Jenis
tenun dengan benang emas ini dikenal dengan songket.
tenun memiliki corak ragam hias yang sangat beragam. Pada umumnya, desain motif atau
ragam hias yang diterakan pada kain tenun ini berupa motif geometris dan stilasi flora
dan meander. Terdapat pula motif binatang tertentu seperti berbagai jenis burung,
reptilia, dan naga. Ada juga motif burung kakak tua, burung merak, burung phoenix,
ayam, itik, motif naga dan sayap burung garuda dan sebagainya. Ragam hias tersebut
merupakan ciri khas wilayah setempat dan biasanya memiliki makna tertentu.
Langkah pertama untuk membuat kain Non Woven adalah dengan membuat WEB/
jaringan. Bentuk Web dapat dibuat dengan bermacam cara, yaitu:
1. Dry laid/ Lembaran KERING
2. Wet laid/ Lembaran BASAH
3. Spun Bonded
4. Spun Laced.
Dry laid/ Lembaran kering didapat dari proses Carding atau Gerai Udara (air
laying). Web yang dikirim dari Carding memiliki orientasi serat yang memanjang.
Web dapat dibuat ber orientasi menyilang dengan melipat web dan menaruhnya
secara melintang dari Web sebelumnya dengan maksud untuk menambah kekuatan
dan kelenturan. Web dengan gerai udara menggunakan mesin khusus yang
menyebarkan serat dengan semburan udara dan membiarkannya tergerai kebawah.
Web yang dihasilkan lebih banyak ber orientasi menyilang dengan distribusi yang
acak.
Wet laid/ gerai basah Non Woven dihasilkan dari larutan air yang sudah
dimasukkan kedalamnya serat tektil. Air kemudian di peras meninggalkan gerai
Web serat.
Spun bonded Web dibuat langsung dari spineret. Helai- helai filament yang tak
terputus digerai dalam susunan fashion yang acak diatas belt yang bergerak cepat,
dan dalam keadaan setengan lengket mereka di satukan dalam arah menyilang.
Spunlaced webs sama seperti proses Sun bonded web, kecuali disana diseprotkan
air yang bertekanan pada gerai serat, sehingga memisahkan serat filament menjadi
memiliki structure seperti tenunan untuk menghasilkan kain dengan ikatan yang
lebih longgar. Kain yang dihasilkan lebih elastis dan lebih fleksibel dibanding kain
Spunbonded.
Langkah berikutnya dari pembuatan kain Non Woven adalah agar jaringan gerai
serat tersebut menjadi selembar kain, dengan cara:
1. Proses mekanis, seperti Proses jahit, dilakukan pada Non Woven jenis Dry laid
web.
2. Proses obat kimia atau dengan system pengeleman, dilakukan baik pada Dry
atau Wet laid No Woven.
3. Proses pemanasan dan tekanan, dilakukan pada serat- serat thermo plastik.
1. tahan lama
2. tahan bahan kimia
3. memiliki daya serap air yang cukup tinggi
4. lembut
5. elastis
6. cukup tahan terhadap api
7. memiliki daya saring terhadap bakteri
8. mudah didaur ulang.
1. Popok Bayi
2. Produk Pemberih Wanita
3. Tisyu Basah
4. Perban
5. Jubah Bedah
6. Tirai Bedah
7. Filter Bensin, minyak dan air
8. Filter air dan kantong teh
9. Karpet
10. Kemasan
11. Kain pelapis
12. Masker
13. Tas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kain adalah suatu barang yang dihasilkan dari berbagai macam cara sesuai
dengan kebutuhan, tujuan, maksud dari pembuatan kain tersebut. Kain juga
memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda sehingga pemanfaatannya
pun berbeda-beda. Setelah penjelasan pada artikel di atas dapat di simpulkan bahwa
kain hasil rajut memiliki sifat elastis, yakni kain rajut dapat mudah meregang
dikarenakan oleh lup-lup pada struktur kain tersebut.kain rajut juga tidak gampang
kusut saat digunakan, penyimpanan, atau pengepakan. Memiliki potensi
penyusutan lebih di banding kain tenun. Sedangkan kain Non Woven adalah segala
sesuatu kain yang di buat tidak dengan cara dirajut maupun ditenun.
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan kepada pembaca, diantaranya :
Para pembaca dapat lebih memahami dan memaknai penggunaan bahan
garmen sesuai dengan tujuan dibuatnya bahan garmen tersebut.
Bagi mahasiswa STTT tekstil khususnya prodi produksi garmen, menggali
lebih dalam ilmu-ilmu tentang bahan garmen.
Dalam melakukan atau menjalankan pembelajaran mahasiswa aktif bertanya
kepada ahli dibidangnya masing-masing.
Demikianlah makalah mengenai bisnis yang dapat penulis sampaikan, penulis
berharap kepada pembaca agar dapat memberikan penulis kritikan maupun masukkan
yang positif demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/08/194/1772287/okezone-week-end-sejarah-
kain-tenun-indonesia-ada-sejak-zaman-neolitikum-dikisahkan-dari-relief-situs-sejarah-hingga-
prasasti?page=2
http://sanabilastore.com/blog/8_Sejarah-Kain-Tenun.html
https://taspromosimurah.wordpress.com/2010/05/27/apa-itu-kain-non-woven/
http://www.borobudurknitting.com/2016/11/27/macam-macam-rajutan-kain-dan-definisinya/
http://www.kaos-kerah.com/apa-itu-satin-kain-satin-atau-bahan-satin/
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-kain/
http://bajucoupleolshop.com/news/45/Pengertian-Kain
http://go3mart.com/kelebihan-dan-kekurangan-pakaian-berbahan-katun/
http://id.ppnon-woven.com/info/history-and-uses-of-nylon-yarn-and-polypropyle-
16273102.html