KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLH SWT karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan modul yang bertema “Unsur –
Unsur Pada Desain Dalam Penerapan Desain Busana”.
Dalam penyusunan modul ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
sesuai dengan kemampuan. Namun, sebagai manusia biasa, tidak luput dari kesalahan
dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun tata Bahasa. Tetapi walaupun
demikian penulis berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan modul meskipun
tersusun dengan sangat sederhana.
Penulis menyedari tanpa kerja sama dan bantuan dengan guru pembimbing yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat demi tersusunnya modul ni. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Esin Sintawati, M.Pd, selaku dosen pembina Pengembangan Sumber
Belajar yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
dan saran demi kebaikan penyusun modul ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan memberikan restu untuk
penulis.
3. Teman teman penulis khususnya SPAJ Pendidikan Tata Busana 2019
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih ata kerja samanya dalam
mewujudkan modul ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.
Penulis
KATA PENGANTAR ii
GLORASIUM viii
PENDAHULUAN
A. Deskripsi 1
B. Prasayat 1
1 Petunjuk Penggunaan Modul
2 Penjelasan Bagi Peserta Didik
C. Peran Guru Antara Lain 1
D. Tujuan Akhir 2
E. Kompetensi 2
F. Cek Kemampuan 4
KEGIATAN BELAJAR I
KEGIATAN BELAJAR II
EVALUASI
A. Kognitif Skill 57
B. Psikomotor Skill 58
C. Attitude Skill 58
D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standar 59
E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan 60
F. Kunci Jawaban 60
PENUTUP
Kesimpulan 62
Penutup 62
DAFTAR PUSTAKA 64
ket:
CI : Dasar Bidang
C3 : Kompetensi Keahlian
- Ipa Terapan
- Kepariwisataan
2. C2 Dasar Progam Keahlian
- Pengetahuan Bahan Tekstil
1. Pengetahuan lingkup dasar Dasar Desain
desain
2. Desain struktur
3. Dasar desain
4. Unsur desain
5. Prinsip desain
Pembuatan Pola
Teknologi Menjahit
3. C3 Kompetensi Keahlian
- Desain Busana
- Pembuatan Hiasan Busana
- Pembuatan Busana Indsutri
- Produk Kreatif dan Kewirausahaan
GLORASIUM
A. Deskripsi
Bahan ajar “Unsur – Unsur Pada Desain Dalam Penerapan Desain Busana”
merupakan modul penunjang yang di peruntukan untuk peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kelas X semester 1 (satu) berisi tentang pengetahuan
dari mata pelajaran Dasar Desain sebagai langkah awal untuk penguasaan teknik
menggambar yang nantinya diterapkan dalam menggambar busana
Bahan ajar ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi Peserta didik.
Sesuai dengan judul modulnya. “Unsur – Unsur Pada Desain Dalam Penerapan
Desain Busana” berisi tentang pengertian unsur-unsur busana, mendeskripsikan
macam unsur-unsur desain yaitu Garis, Bidang, Bentuk, Ukuran, Gelap Telang,
Tekstur, Warna, kemudian menerapkan unsur – unsur desain pada benda sehari -
hari, menerapkan unsur – unsur desain pada desain busana.
B. Prasyarat
Materi ini merupakan salah satu meteri Mata Pelajaran Dasar Desain, sebelum
peserta didik mempelajari modul Unsur – unsur desain disyaratkan sudah
mempelajari bahan ajar Pengetahuan lingkup dasar desain, Desain struktur, Dasar
desain
Bagi Guru :
D. Tujuan Akhir
a. Mampu mendeskripsikan unsur – unsur desain
b. Menerapkan unsur – unsur desain pada benda
Kompetensi Dasar
1. Rencana Pembelajaran
Pada pembelajaran pertama ini peserta didik diharapkan aktif untuk mencari
informasi dan bertanya hal yang berkaitan dengan pengertian dalam unsur – unsur
pada desain busana, sebagai salah satu awal dasar pemahaman peserta didik.
Untuk dapat mengidentifikasi unsur – unsur desain. Penjelasan unsur – unsur
desain dimulai dari penjelasan umum sampai khusus yang disertai contoh umum
pada seni rupa dan desain busana. Selanjutnya, peserta didik mampu menerapkan
contoh unsur – unsur desain pada benda dan desain busana baik itu dilingkungan
sekitar maupun sehari – hari.
Kegiatan Belajar 1
2. Uraian Materi
A). Pengertian Unsur – Unsur Desain
Unsur desain merupakan bagian – bagian dari desain yang disusun untuk
membentuk karya seni rupa. Dalam sebuah karya seni masing – masing unsur
tidak dapat dilepaksan satu sama lain meski terkadang sebuah karya seni rupa
tidak selamanya memuat unsur – unsur secara keseluruhan. Setiap unsur
pembentuk desain akan memberikan kontribusi dari desain yang utuh.
Dalam desian busana. Unsur desain haruslah menjadi perhatian, dengan
memperhatikan unsur desain, seorang pembuat atau perancang busana akan
dapat melihat wujud dari desain yang dibuatnya. Karena itu, seorang pembuat
atau perancang busana haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai unsur – unsur desain yang bersifat visual.
Unsur – unsur seni rupa tersebut meliputi;
Garis, Bidang, Bentuk, Gelap Terang, Tekstur, Warna.
1). Garis
Garis merupakan unsur paling tua yang digunakan manusia dalam
mengungkapkan perasaan atau emosi. Yang dimaksud unsur garis adalah
hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah,
pasir, daun, batang, pohon, dan lainnya) dan benda – benda buatan (kertas,
dinding, papan dan sebagainya). Keahlian dalam mengolah gambar melalui
garis (menggambar) menjadi salah satu fudan mental terpenting untuk
berkaya bagi seorang seniman / desainer.
Garis dalam sebuah rancangan busana adalah hasil goresan satu titikk ke
titik lainya atapaun hasil dari gerakan satu titik ke titik lainnya sesuai
Raut Garis
Raut adalah ciri khas suatu bentuk, raut garis adalah ciri khas bentuk
garis. Raut garis secra umum hanya terdiri dari 2 macam, yaitu garis lurus
dan garis lengkung.namu jika dirincikan terdapat beberapa jenis garis lain
dan masing – masing garis memberikan karakter yang berbeda.
a. Garis lurus yang terdiri dari garis horizontal, diagonal, dan vertical.
b. Garis lengkung yang terdiri dari garis lengkung kubah, garis lengkung
busur, dan lengkung mengampung.
c. Garis lengusng majemuk yang terdiri dari garis zig – zag, dan garis
berombak/lengkung “S”. garis zig – zag sebenarnya merupakan garis –
garis lurus yang berbeda arah dan bersambung, dan garis berombak
atau lengkung “S” adalah garis – garis lengkung bersambung.
d. Garis gabungan, yaitu garis hasil gabungan antara garis lurus, garis
lengkung dan garis majemuk
Arah Garis
Garis Karakter
a. Garis Lurus
Garis lurus adalah garis jarak antara ujung dan pangkalnya
mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar
untuk membuat garis patah dan bentuk – bentuk bersudut. Apabila
diperhatikan dengan baik, akan terasa bahwa macam – macam garis ini
memberikan kesan yang berbeda pula. Kesan yang ditimbulkan garis
ini disebut watak garis.
Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh
– sungguh dan keras.
1. Garis Vertical (tegak lurus)
bersifat kokoh, kaku, tegas. Garis vertical juga menggambarkan
kewibawaan dan berkesan tinggi. (gambar Garis Vertical)
Gambar Horizontal
Gambar Diagonal
b. Garis Lengkung
Gambar Lengkung
c. Illustration Optic
Tipuan mata yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
diinginkan seseorang
Garis A, B, C, dan D membimbing mata kearah tertentu. Garis
yang dominan akan menangkap pandangan pertama. Pada garis D,
Illustration Optic
3). Bentuk
Setiap benda mempunyai bentuk. Bentuk adalah hasil hubungan dari
beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi (shape).
Apabila bidang tersebut disusun dalam satu ruang, maka terjadilah bentuk
tiga dimensi atau from. Jadi, bentuk dua dimensi adalah bentuk
perencanaan secara lengkap untuk benda atau barang datar (dipakai untuk
benda yang memiliki ukuran panjang dan lebar), sedangkan tiga dimensi
adalah yang memiliki panjang, lebar dan tinggi.
Berdasarkan jenisnya, bentuk terdiri dari :
a. Bentuk Naturalis atau Bentuk Organic.
Bentuk yang berasal dari bentuk alam seperti tumbuh – tumbuhan,
hewan dan bentuk lainnya.
b. Bentuk Geometris
c. Bentuk Dekoratif
Bentuk yang sudah diubah dari
bentuk asli melalui proses stilasi
atau stilir yang masih ada ciri
khas bentuk aslinya. Bentuk
dekoratif bisa berupa ragam hias
pada sulaman atau hiasan
d. Bentuk Abstrak.
Bentuk abstrak merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk
apapun, namun tetap mempertimbangkan prinsip – prinsip desain.
4). Ukuran
Semua raut memiliki ukuran. Ukuran itu nisbi (relatif) jika kita
berbicara tentang besar dan kecil , tetapi dapat juga diukur dengan pasti.
Bila kita melihat suatu benda, biasanya di sengaja atau tidak di sengaja,
kita membandingkan besar – kecilnya benda itu terhadap benda lain atau
5). Tekstur.
Tekstur adaah bentuk permukaan yang diciptakan oleh garis, pola
berulang, efek dan objek dengan tujuan menyerupai untuk mempengarui
visual ataupun sebgaia wujud permukaan sentuh. Tekstur merupakan
keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang
terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara
melihat atau meraba. dengan melihat akan tampak permukaan suatu benda
misalnya berkilau, bercahaya, kusam, tembus terang, kaku, lemas, dan lain
sebagainya. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan
suatu benda kasar, halus, tipis, tebal atauapun licin. Pengertian tesktur tidak
saja terbatas pada sifat permukaan benda atau bahan, tetapi juga
menyangkut kesan terhadap perasaan yang timbul ketika melihat
permukaan bahan. Tekstur dapat mempengaruhi penampilan suatu benda,
baik secara visual (berdasarkan penglihatan) maupun secara sensasional
(berdasarkan kesan terhadap perasaan).
6). Warna
Pengertian Warna :
Teori Warna :
Warna adalah sesuatu yang tampak biasa saja dimasa kini. Paa masa
kini warna dapat dilihat dimana saja di kehidupan sehari – hari. Berbeda
dengan masa lalu, warna sangatlah langka. Terutama warna biru, ketika
satu –satunya bahan organic yang dapat membuat pigmen tersebut adalah
kerang yang sanga langka. Dimasa lalu belum ada yang mengerti
bagaimana warna terbentuk. Sistematika pengelompokan warna juga masih
belum di temukan. Masih hanya berdasarkan pada apa yang dilihat dan
dirasakan semata.
Pengelompokan Warna :
Teori Brewster pertama kalinya ditanyakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna,
a. Primer adalah warna asli yang tidak tercampur dengan warna lain, yaitu:
merah, biru, kuning
b. Sekunder adalah hasil pencampuran dua warna primer, yaitu : jingga,
hijau, dan ungu
c. Tersier adalah pencampuran warna primer dan sekunder, yaitu : merah
kejingga – jinggaan, jingga ke kuning – kuningan, kuning kehijau –
hijauan, hijau kebiru – biruan, biru keungu – unguan, dan ungu kemerah
– merahan.
d. Netral adalah campuran semua kelompok warna yang cenderung buram
a. Warna Primer
Adalah warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna – warna
lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewter, warna primer adalah
warna – warna dasar (Ali Nugraha, 200 : 37). Sementara itu warna –
b. Warna Sekunder
Merupakan hasil campuran dari dua warna primer dengan proporsi 1:1.
Teori Blon (Sulasmi Darma Prawira, 1989:18) membuktikan bahwa
campuran warna – warna primer menghasilkan warna – warna
sekunder.
a). Warna orange, merupakan hasil dari pencampuran warna merah
dan warna kuning.
b). Warn hijau, merupakan hasil dari pencampuran warna kuning dan
warna biru.
c). Warna ungu, merupakan hasil dari pencampuran warna merah dan
warna biru.
c. Warna Tersier
Merupakan warna yang berasal dari pencampuran antara warna primer
dengan warna sekunder. Berikut ini adalah macam – macam warna
tersier, yaitu: (Gambar Warna Tersier)
d. Warna Intermedit
Warna ini dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan
mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan
dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua warna
primer dengan perbandingan 1:2. Ada 6 macam warna intermedit
yaitu:
e. Warna Netral
Adalah hasil pencampuran ketiga warna dasar dalam proporsi
seimbang 1:1:1. Campuran menghasilkan warna abu netral dalam
system warna cahaya aditif. Sedangkan dalam warna subtraktif pada
pigmen atau cat biasanya menghasilkan warna abu tua kecoklatan, atau
hampir hitam dengan sedikit aksen warna primer yang saturasinya
lebih pekat. Warna netral sering digunakan sebagai penyeimbang
warna – warna kontras dalam karya.
Gambar Warna
Monokormatik
c. Skema Warna
Komplomen
1). Komplomen tunggal adalah dua warna yang saling
berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna atau
memadukan satu macam warna dengan warna yang ada di
seberangnya. Dua warna dengan posisi kontras komplomenter
menghasilkan hubungan kontras paling kuat.
Contoh: merah dengan hijau, jingga dengan biru
2). Komplemen ganda (double comploment) merupakan dua macam
warna bersebalahan dengan dua macam warna bersebelahan ada
di seberangnya. Contoh: merah dan jingga dengan hijau dan
hijau biru
3). Komplemen terbelah (split comploment) adalah dua warna yang
saling sedikit berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°)
Gambar Warna
Komplemen
Terbelah
e. Skema Warna
Tetrad
Adalah
kombinasi warna yang menggunakan pola persegi, posisinya
sekarang menjadi 90° untuk masing- masing jarak warna pada roda
Brewster. Mendapatkan 4 warna dan 2 warna berdekatan namun
kontras dengan 2 warna selanjutnya. Contoh : kuning, Hijau
Kebiruan, Ungu dan Orange.
3. Rangkuman
5. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud unsur – unsur pada desain dalam busana!
2. Ada berapa unsur yang meliput unsur – unsur pada desain?
3. Sebutkan perbedaan bidang dan bentuk, menurut pendapat anda dan
berikan 1 contoh!
4. Sebutkan perbedaan antara skema warna split comploment dan double
complement!
5. Buatlah 1 tema bentuk dekoratif sesuai kreativitas kalian!
7. Lembar Kerja
Nama :
Lembar Kerja 1
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 1
Tugas :
KEGIATAN BELAJAR 2
Siluet:
Berdasarkan bentuk dasarnya siluet dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a. Siluet Lurus (straight).
Garis lurus ke bawah tidak ada potongan pinggang
b. Siluet Lonceng (bell shape)
Garis yang sempit pada bagian atas badan dan mengembang pada bagian
bawah, biasanya mulai
mengembangkan pada bagian
pinggang kebawah.
c. Siluet Menonjol (bustle silhouette)
Siluet ini jarang digunakan pada
busana sehari-hari dan biasa
digunakan pada gaun, karena siluet
ini mempunyai center biasa
memberikan penakanan dan
cenderung membesarkan pada
bagian pantat. Siluet ini popular
pada abad ke 19. (Gambar Siluet
lurus, lonceng dan Menonjol)
Gambar Siluet A
Gambar Siluet I
c. Siluet H
Merupakan model pakaian lurus
dengan bagian pinggang terdapat
sambungan atau tali. Biasanya
berukuran longgar.
Gambar Siluet H
Gambar Siluet T
e. Siluet Y
Merupakan model pakaian
dengan model bagian atas lebar dan
bagian bawah mengecil.
Gambar Siluet Y
Merupakan model pakaian yang pada bagian atas besar, bagian tengah pas
badan (kecil), dan bagian juga besar.
Gambar Siluet X
Gambar Siluet O
Illustration Optic
Pada
Lengan:
Tekstur
Tekstur terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a. Tekstur kaku
Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau menutupi bentuk badan
seseorang tapi tidak akan menampakkan seseorang kelihatan gemuk atau
bisa dimanfaat untuk menutupi bentuk tubuh yang kurang ideal. Contoh,
tubuh bagian atas kecil, panggul besar jika menggunakan tekstur kaku
maka akan menutup badan kecilnya menjadi seimbang dengan ukuran
panggul. Tekstur kaku tidak cocok untuk orang gemuk karena akan terlihat
semakin gemuk.
D). Warna
a. Faktor faktor bahan tekstil yang berperan dalam busana
f.
3. Rangkuman
5. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan illustration optic!
2. Sebutkan 3 macam skema warna pada penerapan busana dan berikan masing-
masing penjelasannya!
3. Terdiri dari berapa macamkah tekstur?
4. Mengapa bidang dan bentuk tidak bisa dipisahkan?
5. Buatlah 1 desain dengan meliputi salah unsur satu unsur warna dan berikan
penjelasanya!
7. Lembar Kerja
Nama :
Lembar Kerja 1
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 2
Tugas :
Nama :
Lembar Kerja 2
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 2
Tugas :
A. Kognitif Skill
Lingkarilah alternatife jawaban dibawah ini yang dianggap benar!
1. Dibawah ini yang bukan merupakan unsur-unsur desain adalah…
a. Garis b. Warna
c. Bentuk d. Illustration Optic
a. Naturalis b. Geometris
c. Abrasi d. Dekoratif
3. Panjang rok yang sampai pada batas diatas kaki, termasuk macam panjang rok
bagian...
a. Maksi b. Mini
c. Ankle d. Micro
a. Tetradic b. Triadic
c. Sekunder d. Split Comploment
B. Psikomotor Skill
Buatlah portofolio 1 desain busana pesta dengan ketentuan, antara lain..
1. Menggunakan siluet bustle silhouette
2. Menerapkan motif bentuk dekoratif
3. Menggunakan warna triadic
4. Besertakan pola berskala 1:4
C. Attitude Skill
Nama :
NIS :
No Keterangan Skor
1 Disiplin (mengumpulkan tugas tepat
waktu)
2 Ketekunan (tidak pantang menyerah
meskipun mengalami kendala)
3 Aktif (bertanya bila ada yang dirasa
susah atau tidak paham)
4 Tanggung Jawab (menuntaskan tugas
yang diberikan sampai dengan
selesai)
5 Kejujuran (mengerjakan tugas
Keterangan :
Skala Penilaian sikap dibuat dengan rentang anatar 1 s.d 5
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
Nama :
NIS :
No Aspek Skor
1 Perencanaan :
F. Kunci Jawaban
a. Soal 1
1. D
2. C
3. A
4. B
5. A
b. Soal 2
A. Kesimpulan
Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan
dan perhitungan seorang desainer yang dituangkan dalam bentuk gambar. Unsur
desain terdiri dari garis, bidang, bentuk, ukuran tekstur dan warna.
Garis dalam sebuah rancangan busana adalah hasil goresan satu titik ke titik
lainya atapaun hasil dari gerakan satu titik ke titik lainnya sesuai dengan arah dan
tujuannya Garis terbagi menjadi 2 jenis yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:
garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus ada 3 arah utama, yaitu horizontal,
vertical, dan diagonal.
Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau
bidang dua dimensi (shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam satu ruang,
maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau from. Semua raut memiliki ukuran.
Ukuran itu nisbi (relatif) jika kita berbicara tentang besar dan kecil , tetapi dapat
juga diukur dengan pasti. Besar kecilnya ukuran tubuh manusia tentu busana
yang dipakai haruslah sesuai dengan ukuran tersebut.
Tekstur ada 2 yaitu tekstur alam dan tekstur buatan. Warna memiliki 3
dimensi yaiut hue, silturasi dan gelap terang. Dalam warna ada color wheel yang
terdiri dari monokromatik, analogus, 3 komploment (komploment tunggal,
ganda, terbelah). Nilai gelap terang merupakan unsur gambar yang menonjolkan
nuansa benda secara visual.
B. Penutup
Melalui pembelajaran berbasis modul, diharapkan akan membantu peserta
didi k dapat belajar secara mandiri, mengukur kemampuan diri sendiri, dan
menilai dirinya sendiri. Tidak terkecuali dalam memahami konsep dasar
Mengeskpresikan Unsur dan Prinsip Desain. Di akses pada 01 Maret 2020 melalui
(http://psbtik.smkn1cms.net/busana.mengeskprediksn _unsur_unsur_desain.pdf)
Meilani. Teori Warna: Penerapan Lingakaran Warna Dalam Berbusana (2013).
Jurusan Desain Komunikasi Visual, School Of Design Binus University.
Riyanto, Arifah. Bahan Ajar Dasar Desain Mode BUS13 (2009). Jurusan PKK
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejujuran Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Surmayanti, Catri, beserta staff. Dasar Desain II (2013). Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
www.pinterest.com (diakses pada 18 Maret 2020)