Anda di halaman 1dari 75

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLH SWT karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan modul yang bertema “Unsur –
Unsur Pada Desain Dalam Penerapan Desain Busana”.

Dalam penyusunan modul ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
sesuai dengan kemampuan. Namun, sebagai manusia biasa, tidak luput dari kesalahan
dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun tata Bahasa. Tetapi walaupun
demikian penulis berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan modul meskipun
tersusun dengan sangat sederhana.

Penulis menyedari tanpa kerja sama dan bantuan dengan guru pembimbing yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat demi tersusunnya modul ni. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Esin Sintawati, M.Pd, selaku dosen pembina Pengembangan Sumber
Belajar yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
dan saran demi kebaikan penyusun modul ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan memberikan restu untuk
penulis.
3. Teman teman penulis khususnya SPAJ Pendidikan Tata Busana 2019

Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih ata kerja samanya dalam
mewujudkan modul ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.

Malang, April 2020

Penulis

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI TATA BUSANA v

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI TATA BUSANA vii

GLORASIUM viii

PENDAHULUAN

A. Deskripsi 1
B. Prasayat 1
1 Petunjuk Penggunaan Modul
2 Penjelasan Bagi Peserta Didik
C. Peran Guru Antara Lain 1
D. Tujuan Akhir 2
E. Kompetensi 2
F. Cek Kemampuan 4

KEGIATAN BELAJAR I

A. Rencana Kegiatan Pembelajaran 5


B. Tujuan kegiatana Pembelajaran 5
1 Tujuan Kegiatan Pembalajaran 5
2 Uraian Materi 6
3 Rangkuman 28
4 Tugas 28
5 Tes Formatif 29

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


6 Kunci Jawaban 29
7 Lembar Kerja 30

KEGIATAN BELAJAR II

1 Tujuan Kegiatan Pembalajaran 32


2 Uraian Materi 32
3 Rangkuman 52
4 Tugas 52
5 Tes Formatif 52
6 Kunci Jawaban 53
7 Lembar Kerja 55

EVALUASI

A. Kognitif Skill 57
B. Psikomotor Skill 58
C. Attitude Skill 58
D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standar 59
E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan 60
F. Kunci Jawaban 60

PENUTUP

Kesimpulan 62

Penutup 62

DAFTAR PUSTAKA 64

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI TATA BUSANA

ket:

CI : Dasar Bidang

C2 : Dasar Progam Keahlian

C3 : Kompetensi Keahlian

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Dades : Dasar Desain (keahlian bidang)

02.02 : Semester dan mata pelajaran

01-05 : Kode Modul

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


KETERANGAN PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI
TATA BUSANA

NO KODE MODUL MATA PELAJARAN


1. C1 Dasar Bidang
  - Simulasi dan komunikasi digital

  - Ipa Terapan
  - Kepariwisataan
2. C2 Dasar Progam Keahlian
  - Pengetahuan Bahan Tekstil
  1. Pengetahuan lingkup dasar Dasar Desain
desain
2. Desain struktur
3. Dasar desain
4. Unsur desain
5. Prinsip desain

    Pembuatan Pola
    Teknologi Menjahit
3. C3 Kompetensi Keahlian
  - Desain Busana
  - Pembuatan Hiasan Busana
  - Pembuatan Busana Indsutri
  - Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Analogus Pecampuran dari satu warna primer dan satu warna
sekunder yang letaknya bersebelahan pada lingkaran
warna.
Artistic Berkaitan dengan nilai keindahan seni, betuk atau raut
yang indah (beauty) pada benda atau karya seni yang
dapat memberikan rasa senang dan makna kesadaran
estetik pada pengamat serta penikmat keindahan.
Bentuk geometris Bentuk yang dibuat secara beraturan
Bentuk organis Bentuk – bentuk yang dikenal ada di alam semesta
Garis Goresan dari satu titik ke titik lain
Gambaran Kesan dalam pikiran yang mengacu ke suatu
bentuk/wujud pengertian tertentu (gambar hadir berupa:
gambaran secara khayal dalam angan pikiran)
Hue Menunjukkan macam warna dalam deretan warna sejenis
Optical Illusion Pengaruh permainan garis untuk menonjolkan dan
menutupi kekurangan bentuk tubuh seseorang dalam
mendesain pakaiannya.
Warna Shade Warna yang dihasilkan dari pencampuran suatu warna
dengan warna hitam
Warna Tint Warna yang dihasilkan dari pencampuran satu warna
dengan warna putih

GLORASIUM

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Bahan ajar “Unsur – Unsur Pada Desain Dalam Penerapan Desain Busana”
merupakan modul penunjang yang di peruntukan untuk peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kelas X semester 1 (satu) berisi tentang pengetahuan
dari mata pelajaran Dasar Desain sebagai langkah awal untuk penguasaan teknik
menggambar yang nantinya diterapkan dalam menggambar busana
Bahan ajar ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi Peserta didik.
Sesuai dengan judul modulnya. “Unsur – Unsur Pada Desain Dalam Penerapan
Desain Busana” berisi tentang pengertian unsur-unsur busana, mendeskripsikan
macam unsur-unsur desain yaitu Garis, Bidang, Bentuk, Ukuran, Gelap Telang,
Tekstur, Warna, kemudian menerapkan unsur – unsur desain pada benda sehari -
hari, menerapkan unsur – unsur desain pada desain busana.

B. Prasyarat
Materi ini merupakan salah satu meteri Mata Pelajaran Dasar Desain, sebelum
peserta didik mempelajari modul Unsur – unsur desain disyaratkan sudah
mempelajari bahan ajar Pengetahuan lingkup dasar desain, Desain struktur, Dasar
desain

C. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar


Bagi Peserta Didik
a. Pelajari daftar isi serta alur kedudukan bahan ajar dengan cermat dan teliti.
Karena dalam alur baha ajar akan nampak keududukan bahan ajar yang
sedang peserta didik pelajari.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


b. Perhatikan langkah – langkah dalam melakukan pekerjaan, ikuti prosuder
yang ada agar mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
c. Pelajari materi dengan seksama, apabila ada kata atau kalimat yang tidak
dimengerti, tandailah dan sewaktu – waktu bisa bertanya kepada guru
pembimbing
d. Mengukur kemampuan peserta diidk dengan mmengerjakan soal-soal latihan
yang ada.
e. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi bahan ajar agar
mendapat tambahan pengetahuan.

Bagi Guru :

a. Membantu siswa salam kegiatan belajar dengan memberikan informasi yang


harus dilakukan oleh siswa.
b. Membinging siswa pada saat kegiatan belajar
c. Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber balajar tambahan
lain yang diperlukan
d. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
e. Memeriksa kegiatan dan kemajuan siswa

D. Tujuan Akhir
a. Mampu mendeskripsikan unsur – unsur desain
b. Menerapkan unsur – unsur desain pada benda

E. Kompetensi Inti dn Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2 Mengembangkan prilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


permasalahan bangsa dalam berinterikasi secara efektif dengan lingkungan
sosial dana lam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis, pengetahuan faktual,
konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah
K4 Mengeloh, menyaji, menalar, dan mencipta dalam ranah konkret dan raah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelejarinya disekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung

Kompetensi Dasar

1.1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam


kehidupan bermasyarakat sebagai amanat untuk kemaslahatan umat
manusia.
2.1 Mengamalkan sikap cermat, jujur, teliti, dan tanggung jawab dalam aktivitas
sehari- hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan.
2.2 Menghayati pentingnya kerjasam dan toleransi dalam hidup bermasyarakatt.
2.3 Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi dengan mengutamakan prinsip
musyawarah mufakat.
2.4 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari.
3.4 Mendeskripiskan unsur desain
4.4 Menerapkan unsur desain pada benda

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


F. Cek Kemampuan

No. Aspek Yang Dinilai Sudah Belum


1. Pengetahuan
 Pengertian unsur –unsur desain
 Membuat eksperimen, macam – macam garis
lurus, lengkung, dan variasanya
 Mendeskripsikan unsur – unsur desain pada
benda
 Menganalisis, contoh unsur – unsur desain
pada benda di kehidupan sehari - hari
2. Sikap
 Paham dan teliti dalam proses belajar
 Kerapian dalam melakukan pekerjaan
menggambar
 Kebersihan dalam melakukan pekerjaan
3. Psikomotor
 Ketrampilan dalam mendiskripiskan unsur –
unsur desain pada benda
 Terampil dalam berkesperimen warna, motif
atau corak pada bahan gambar
 Ketepatan dalam menunjukkan jawaban

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


KEGIATAN BELAJAR 1

“IDENTIFIKASI UNSUR – UNSUR PADA DESAIN”

1. Rencana Pembelajaran
Pada pembelajaran pertama ini peserta didik diharapkan aktif untuk mencari
informasi dan bertanya hal yang berkaitan dengan pengertian dalam unsur – unsur
pada desain busana, sebagai salah satu awal dasar pemahaman peserta didik.
Untuk dapat mengidentifikasi unsur – unsur desain. Penjelasan unsur – unsur
desain dimulai dari penjelasan umum sampai khusus yang disertai contoh umum
pada seni rupa dan desain busana. Selanjutnya, peserta didik mampu menerapkan
contoh unsur – unsur desain pada benda dan desain busana baik itu dilingkungan
sekitar maupun sehari – hari.

2. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan belajar yang akan dibahas pada bahan ajar ini, antara lain:
a. Pengertian umum unsur – unsur desain
b. Pengertian macam – macam unsur – unsur desain
c. Penerapan unsur – unsur desain sesuai dengan macamnya
d. Penerapan unsur – unsur desain pada benda
e. Penerapan unsur – unsur desian pada desain busana

Kegiatan Belajar 1

1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta
didik dapat:
a. Mengerti pengertian unsur – unsur desain

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


b. Mengerti pengertian macam – macam unsur – unsur desain
c. Mengerti contoh secara umum baik itu dari seni rupa maupun dari desain
busana.

2. Uraian Materi
A). Pengertian Unsur – Unsur Desain
Unsur desain merupakan bagian – bagian dari desain yang disusun untuk
membentuk karya seni rupa. Dalam sebuah karya seni masing – masing unsur
tidak dapat dilepaksan satu sama lain meski terkadang sebuah karya seni rupa
tidak selamanya memuat unsur – unsur secara keseluruhan. Setiap unsur
pembentuk desain akan memberikan kontribusi dari desain yang utuh.
Dalam desian busana. Unsur desain haruslah menjadi perhatian, dengan
memperhatikan unsur desain, seorang pembuat atau perancang busana akan
dapat melihat wujud dari desain yang dibuatnya. Karena itu, seorang pembuat
atau perancang busana haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai unsur – unsur desain yang bersifat visual.
Unsur – unsur seni rupa tersebut meliputi;
Garis, Bidang, Bentuk, Gelap Terang, Tekstur, Warna.

1). Garis
Garis merupakan unsur paling tua yang digunakan manusia dalam
mengungkapkan perasaan atau emosi. Yang dimaksud unsur garis adalah
hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah,
pasir, daun, batang, pohon, dan lainnya) dan benda – benda buatan (kertas,
dinding, papan dan sebagainya). Keahlian dalam mengolah gambar melalui
garis (menggambar) menjadi salah satu fudan mental terpenting untuk
berkaya bagi seorang seniman / desainer.
Garis dalam sebuah rancangan busana adalah hasil goresan satu titikk ke
titik lainya atapaun hasil dari gerakan satu titik ke titik lainnya sesuai

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


dengan arah dan tujuannya. Melalui sebuah goresan tersebut, seorang
perancang busana dapat mengungkapkan pola rancangannya kepada orang
lain. Selain itu garis dalam desain busana berfungsi diantaranya untuk :
 Membatasi bentuk struktur atau siluet
 Membagi bentuk struktur ke dalam bagian – bagian pakaian untuk
menentukan model pakaian
 Memberi arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan
bentuk tubuh dan sebagainya.

Raut Garis

Raut adalah ciri khas suatu bentuk, raut garis adalah ciri khas bentuk
garis. Raut garis secra umum hanya terdiri dari 2 macam, yaitu garis lurus
dan garis lengkung.namu jika dirincikan terdapat beberapa jenis garis lain
dan masing – masing garis memberikan karakter yang berbeda.

a. Garis lurus yang terdiri dari garis horizontal, diagonal, dan vertical.
b. Garis lengkung yang terdiri dari garis lengkung kubah, garis lengkung
busur, dan lengkung mengampung.
c. Garis lengusng majemuk yang terdiri dari garis zig – zag, dan garis
berombak/lengkung “S”. garis zig – zag sebenarnya merupakan garis –
garis lurus yang berbeda arah dan bersambung, dan garis berombak
atau lengkung “S” adalah garis – garis lengkung bersambung.
d. Garis gabungan, yaitu garis hasil gabungan antara garis lurus, garis
lengkung dan garis majemuk

Arah Garis

Garis Karakter

Lurus Vertical Kokoh, kaku, tegas.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Lurus Horizontal Tenang, positif, tentram, pasif,
statis, melebar.
diagonal Dinamis, berenergi, tegang.

Lengkung Fleksibel, harmonis, feminisme.

a. Garis Lurus
Garis lurus adalah garis jarak antara ujung dan pangkalnya
mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar
untuk membuat garis patah dan bentuk – bentuk bersudut. Apabila
diperhatikan dengan baik, akan terasa bahwa macam – macam garis ini
memberikan kesan yang berbeda pula. Kesan yang ditimbulkan garis
ini disebut watak garis.
Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh
– sungguh dan keras.
1. Garis Vertical (tegak lurus)
bersifat kokoh, kaku, tegas. Garis vertical juga menggambarkan
kewibawaan dan berkesan tinggi. (gambar Garis Vertical)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


2. Garis Horizontal (mendatar):
Bersifat tenang, positif, tentram, pasif, statsis, melebar.

Gambar Horizontal

3. Garis Diagonal (miring):


Dinamis, berenergi, tegang dan melukiskan pergerakan

Gambar Diagonal

b. Garis Lengkung

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Garis lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua
titik atau lebih, garis lengkung memberik kesan luwes, kadang –
kadang bersifat riang dan gembira. Dalam bidang busana garis luwes
mempunyai fungsi:
 Membagi bentuk struktur atau siluet.
 Membagi bentuk struktur kelam bagian – bagian pakaian untuk
menentukan model pakaian.
 Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi
kekurangan bentuk tubuh, seperti garis princes, garis empire, dan
lain – lain.

Garis lengkung berisifat fleksibel, harmonis, feminisme. Juga memberi


kesan alamiah.

Gambar Lengkung

c. Illustration Optic
Tipuan mata yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
diinginkan seseorang
Garis A, B, C, dan D membimbing mata kearah tertentu. Garis
yang dominan akan menangkap pandangan pertama. Pada garis D,

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


mata kita diarahkan ke atas sehingga garis D terkesan lebih panjang
dibandingkan garis lain.

Illustration Optic

Garis – garis yang dipakai dengan trampil akan menciptakan


optical illusion. Di dalam unsur – unsur desain optical illusion
digunakan untuk merancang busana bagi orang yang ingin
memanipulasi bentuk tubuh, bisa kurus, gemuk, tinggi, pendek. Garis
ini sering di kombinaskan ke dalam desain untuk “membentuk” sebuah
siluet panah, huruf T, I, atau Y.
d. Variasi Garis

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Merupakan upaya penggabungan garis. Penggabungan garis lurus
dengan garis lurus tapi arahnya berbeda. Atau penggabungan garis
lurus dengan garis lengkung.
2). Bidang
Beberapa garis berbeda arah dan saling berpotongan akan membentuk
bidang atau pola (pattern). Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra dua,
karena tidak memiliki kedalam (depth). Namun, bidang memiliki ukuran
Variasi Garis
atau luasan.

Perhatiakan gambar disamping. Apabila beberapa garis ditarik dan


dipertemukan maka akan terbentuk
sebuah bidang yang memiliki.
a. Panjang dan lebar
b. Raut (shape)
c. Permukaan
d. Orientasi (pedomann), dan
e. Kedudukan (posisi)

Raut atau rupa (shape) adalah


karakteristik yang pertama dari bidang. Hal ini dapat ditentukan oleh
garis luar atau kontur dari garis yang membentuk tepi dari bidang datar
tersebut.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Bidang

3). Bentuk
Setiap benda mempunyai bentuk. Bentuk adalah hasil hubungan dari
beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi (shape).
Apabila bidang tersebut disusun dalam satu ruang, maka terjadilah bentuk
tiga dimensi atau from. Jadi, bentuk dua dimensi adalah bentuk
perencanaan secara lengkap untuk benda atau barang datar (dipakai untuk
benda yang memiliki ukuran panjang dan lebar), sedangkan tiga dimensi
adalah yang memiliki panjang, lebar dan tinggi.
Berdasarkan jenisnya, bentuk terdiri dari :
a. Bentuk Naturalis atau Bentuk Organic.
Bentuk yang berasal dari bentuk alam seperti tumbuh – tumbuhan,
hewan dan bentuk lainnya.

b. Bentuk Geometris

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2

Gambar Bentuk Naturalis


Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat diukur dengan alat
pengukur dan memiliki bentuk yang teratur, misalnya bentuk segi
empat, segi dan lainnya.

Gambar Bentuk Geomatrs

c. Bentuk Dekoratif
Bentuk yang sudah diubah dari
bentuk asli melalui proses stilasi
atau stilir yang masih ada ciri
khas bentuk aslinya. Bentuk
dekoratif bisa berupa ragam hias
pada sulaman atau hiasan

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk sebenarnya.
Bentuk ini lebih banyak digunakan untuk menghias bidang atau benda
tertentu.

Gambar Bentuk Dekoratif

d. Bentuk Abstrak.
Bentuk abstrak merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk
apapun, namun tetap mempertimbangkan prinsip – prinsip desain.

4). Ukuran
Semua raut memiliki ukuran. Ukuran itu nisbi (relatif) jika kita
berbicara tentang besar dan kecil , tetapi dapat juga diukur dengan pasti.
Bila kita melihat suatu benda, biasanya di sengaja atau tidak di sengaja,
kita membandingkan besar – kecilnya benda itu terhadap benda lain atau

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Bentuk Abstrak
ukuran antar unsur – unsur yang membentuknya. Namun pada umumnya,
dalam membandingkan ukuran sebuah benda, tanpa disadari, kita
cenderung membandingkannya dengan ukuran tubuh kita atau benda yang
berada disekitarnya.
Selain itu didalam desain busana. Ukuran juga ditunjang sebagai
anatomi tubuh manusia. Besar kecilnya ukuran tubuh manusia tentu busana
yang dipakai haruslah sesuai dengan ukuran tersebut. Rancangan itulah
yang akan menentukan kepantasan sebuah busana.

5). Tekstur.
Tekstur adaah bentuk permukaan yang diciptakan oleh garis, pola
berulang, efek dan objek dengan tujuan menyerupai untuk mempengarui
visual ataupun sebgaia wujud permukaan sentuh. Tekstur merupakan
keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang
terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara
melihat atau meraba. dengan melihat akan tampak permukaan suatu benda
misalnya berkilau, bercahaya, kusam, tembus terang, kaku, lemas, dan lain
sebagainya. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan
suatu benda kasar, halus, tipis, tebal atauapun licin. Pengertian tesktur tidak
saja terbatas pada sifat permukaan benda atau bahan, tetapi juga
menyangkut kesan terhadap perasaan yang timbul ketika melihat
permukaan bahan. Tekstur dapat mempengaruhi penampilan suatu benda,
baik secara visual (berdasarkan penglihatan) maupun secara sensasional
(berdasarkan kesan terhadap perasaan).

6). Warna
Pengertian Warna :

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Warna merupakan salah satu unsur rupa yang paling mudah ditangkap
mata. Pengertian warna lainnya adalah sebuah spectrum tertentu yang
terdapat di dalam cahaya yang sempurna. Dalam dunia desain, warna bisa
berupa pantulan tertentu dari cahaya yang di perngaruhi oleh pigmen yang
terdapat di permukaan benda. Warna adalah salah satu unsur desain yang
berperan dalam pembuatan desain, pemilihan warna dan kombinasi yang
tepat dapat memperindah busana.
Berdasarkan teori newton dalam bukunya “Optics” (1740) warna adalah
unsur cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda. Kemudian
diintrepetasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda
tersebut, benda tersebut juga mempengaruhi warna yang dihasilkan melalui
pigmennya.
Selain itu warna juga adalah pengalaman psikologis manusia. Indera
manusia mampu meresepsi warna yang terdapat pada cahaya tersebut.
Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005:9) mendefenisikan warna secara fisik dan
psikologis. Warna secara fisik adalah sidat cahaya yang dipancarkan,
sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan.

Teori Warna :
Warna adalah sesuatu yang tampak biasa saja dimasa kini. Paa masa
kini warna dapat dilihat dimana saja di kehidupan sehari – hari. Berbeda
dengan masa lalu, warna sangatlah langka. Terutama warna biru, ketika
satu –satunya bahan organic yang dapat membuat pigmen tersebut adalah
kerang yang sanga langka. Dimasa lalu belum ada yang mengerti
bagaimana warna terbentuk. Sistematika pengelompokan warna juga masih
belum di temukan. Masih hanya berdasarkan pada apa yang dilihat dan
dirasakan semata.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Dimensi Warna / Sifat Warna :
a. Hue
Adalah warna murni, tanpa tint (diterangkan, di tambahkan cat putih)
atau shade (digelapkan, ditambahkan cat hitam). Teknologi digital
memberikan banyak opsi untuk memodifikasi hue. Modifikasi hue dapat
memberikan kesan berbeda dan unik beragam objek berwarna yang
dikerjakna.

Hue Merah Hue Biru Hue Hijau


b. Saturasi
Burgundy Indigo Lime
Pink Teal Mint
Magenta Turquoise Emerald
Wine Navy Jade
Crimson Sapphire Olive
Adalah tingkat kepekatan warna. Warna yang memiliki saturasi tinggi
akan tampak sangat mencolok. Sebaliknya jika saturasinya rendak maka
warna akan tampak lebih pudar. Saturasi juga disebut chroma atau
intensias warna. Dalam pigmen (cat) saturation juga ditentukan oleh
kualitas bahan cat. Jika kualiras cat kurang bagus, bahan pigmen warna
biasanya lebih sedikit dan lebih banyak mengandung filter (bahan
campuran perekat cat) hasilnya warna lebih pudar.
c. Gelap
Terang atau value yang dimaksud disini adalah seberapa banyak tint
atau shading yang terdapat pada warna. Tint yang lebih banyak
menghasilkan warna yang lebih terang. Sementara shade yang lebih
dominan akan menghasilkan warna yang lebih gelap.

Pengelompokan Warna :
Teori Brewster pertama kalinya ditanyakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna,

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


yaitu primer, sekunder, tersier, dan warna netral. 4 kelompok warna
tersebut terbentuk dari perjalannya warna – warna dalam teori Brewster.

Gambar Lingkaran Warna

a. Primer adalah warna asli yang tidak tercampur dengan warna lain, yaitu:
merah, biru, kuning
b. Sekunder adalah hasil pencampuran dua warna primer, yaitu : jingga,
hijau, dan ungu
c. Tersier adalah pencampuran warna primer dan sekunder, yaitu : merah
kejingga – jinggaan, jingga ke kuning – kuningan, kuning kehijau –
hijauan, hijau kebiru – biruan, biru keungu – unguan, dan ungu kemerah
– merahan.
d. Netral adalah campuran semua kelompok warna yang cenderung buram

a. Warna Primer
Adalah warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna – warna
lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewter, warna primer adalah
warna – warna dasar (Ali Nugraha, 200 : 37). Sementara itu warna –

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


warna lain terbentuk kombinasi warna – warna primer. Warna primer
tersebut adalah : merah, kuning, dan biru. Secara teknik nama warna
tersebut adlaah magenta, yellow dan cyan

Gambar Warna Primer

b. Warna Sekunder
Merupakan hasil campuran dari dua warna primer dengan proporsi 1:1.
Teori Blon (Sulasmi Darma Prawira, 1989:18) membuktikan bahwa
campuran warna – warna primer menghasilkan warna – warna
sekunder.
a). Warna orange, merupakan hasil dari pencampuran warna merah
dan warna kuning.
b). Warn hijau, merupakan hasil dari pencampuran warna kuning dan
warna biru.
c). Warna ungu, merupakan hasil dari pencampuran warna merah dan
warna biru.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Warna Sekunder

c. Warna Tersier
Merupakan warna yang berasal dari pencampuran antara warna primer
dengan warna sekunder. Berikut ini adalah macam – macam warna
tersier, yaitu: (Gambar Warna Tersier)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


a). Warna merah + warna kuning = warna jingga
b). Warna merah + warna biru = warna ungu
c). Warna kuning + warna biru + warna hijau

d. Warna Intermedit
Warna ini dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan
mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan
dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua warna
primer dengan perbandingan 1:2. Ada 6 macam warna intermedit

yaitu:

a). Kuning Hijau (KH) adalah hasil percampuran dari kuning


ditambah hijau atau dua bagian kunging ditambah satu bagian biru
(K+K+B)
b). Biru Hijau (BH) adalah hasil pencampuran biru dengan ungu
atau pencampuran dua bagian biru dengan satu bagian merah
(B+B+M)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2

Gambar Warna Intermedit


c). Merah Ungu (MU) adalah hasil pencampuran merah dengan
ungu atau pencampuran dua bagian merah dan satu bagian biru
(M+M+B)
d). Merah Orange (MO) adalah hasil pencampuran merah dengan
orange atau pencampuran dua bagian merah dan satu kuning
(M+M+K)
e). Kuning Orange (KO) adalah hasil pencampuran kuning dengan
orange atau pencampuran dua bagian kuning dan satu bagian
merah (K+K+M)

e. Warna Netral
Adalah hasil pencampuran ketiga warna dasar dalam proporsi
seimbang 1:1:1. Campuran menghasilkan warna abu netral dalam
system warna cahaya aditif. Sedangkan dalam warna subtraktif pada
pigmen atau cat biasanya menghasilkan warna abu tua kecoklatan, atau
hampir hitam dengan sedikit aksen warna primer yang saturasinya
lebih pekat. Warna netral sering digunakan sebagai penyeimbang
warna – warna kontras dalam karya.

Gambar Warna Netral: Sumber www.google.com

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Pencampuran warna:
Pencampuran warna di bagi beberapa skema warna, yang dijelaskan
sebagai berikut:

a. Skema Warna Monokromatik


Adalah memadukan warna yang ada di dalam satu kroma. Contoh :
1). Merah hue dengan merah shade
2). Merah hue dengan merah tint
3). Merah tint dengan merah shade

Gambar Warna
Monokormatik

b. Skema Warna Analogus


Merupakan perpaduan satu warna dengan warna-warna disebalahnya.
Contoh:
1). Merah dengan ungu merah

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Warna
Analogus

c. Skema Warna
Komplomen
1). Komplomen tunggal adalah dua warna yang saling
berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna atau
memadukan satu macam warna dengan warna yang ada di
seberangnya. Dua warna dengan posisi kontras komplomenter
menghasilkan hubungan kontras paling kuat.
Contoh: merah dengan hijau, jingga dengan biru
2). Komplemen ganda (double comploment) merupakan dua macam
warna bersebalahan dengan dua macam warna bersebelahan ada
di seberangnya. Contoh: merah dan jingga dengan hijau dan
hijau biru
3). Komplemen terbelah (split comploment) adalah dua warna yang
saling sedikit berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


atau merupakan paduan satu warna dengan dua warna yang
mengapit diseberangnya. Contoh : merah dengan kuning dan
hijau biru

Gambar Warna
Komplemen
Terbelah

Gambar Warna Komplomen Tunggal dan Komplomen Ganda

d. Skema Warna Triadic

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Adalah tiga warna dilingkaran warna yang membentuk segetiga sama
kaki dengan sudut 60° atau merupakan perpaduan tiga warna yang
membentuk segetiga sama sisi dalam lingkaran warna. Contoh :
merah dengan kuning dan biru

Gambar Warna Triadic

e. Skema Warna
Tetrad

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Warna Tretrad

Adalah
kombinasi warna yang menggunakan pola persegi, posisinya
sekarang menjadi 90° untuk masing- masing jarak warna pada roda
Brewster. Mendapatkan 4 warna dan 2 warna berdekatan namun
kontras dengan 2 warna selanjutnya. Contoh : kuning, Hijau
Kebiruan, Ungu dan Orange.

3. Rangkuman

~ Unsur desain haruslah menjadi perhatian, dengan memperhatikan unsur


desain, seorang pembuat atau perancang busana akan dapat melihat
wujud dari desain yang dibuatnya
~ Unsur desain terdiri dari Garis, Bidang, Bentuk, Gelap Telang, Tekstur,
Warna.
~ Garis terdiri dari 4 macam, yaitu garis vertical, horizontal, lengkung,
diagonal
~ Bidang akan terbentuk bila beberapa garis ditarik dan dipertemukan
yang memilik ciri: panjang dan lebar, raut, permukaan, orientasi
(pedoman), dan kedudukan.
Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
~ Bentuk terdiri dari 4 jenis, yaitu : bentuk naturalis, bentuk geometris,
bentuk dekoratif, dan bentuk abstrak
~ Ukuran didalam desain busana menunjang sebagai anatomi tubuh
4. Tugas
1. Pelajari isi materi kegiatan pembelajaran 1 secara seksama!
2. Lengkapi pengetahun tentang dasar desain dari berbagai sumber!
3. Buatlah lingkaran warna di kertas A3, menggunakan cat poster!
4. Konsultasikan hasil penemuan dari sumber terpercaya kepada guru
pembimbing!
5. Kumpulkan tugas lingkaran warna sesuai dengan deadline yang diberikan
oleh guru pembimbing

5. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud unsur – unsur pada desain dalam busana!
2. Ada berapa unsur yang meliput unsur – unsur pada desain?
3. Sebutkan perbedaan bidang dan bentuk, menurut pendapat anda dan
berikan 1 contoh!
4. Sebutkan perbedaan antara skema warna split comploment dan double
complement!
5. Buatlah 1 tema bentuk dekoratif sesuai kreativitas kalian!

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, kerjakan


sendiri dan jangan melihat kunci jawaban. Selanjutnya,
cocokkan dengan kunci jawaban. Bila hasilnya bagus
maka dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar
berikutnya. Bila hasil penguasaan materi kurang
bagus, maka perlu banyak membaca dan memahami
kegiatan belajar 1 dengan baik.
Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
6. Kunci Jawaban
1. Dalam desian busana. Unsur desain haruslah menjadi perhatian, dengan
memperhatikan unsur desain, seorang pembuat atau perancang busana
akan dapat melihat wujud dari desain yang dibuatnya. Karena itu, seorang
pembuat atau perancang busana haruslah memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai unsur – unsur desain yang bersifat visual
2. Garis, Bidang, Bentuk, Ukuran, Gelap Telang, Tekstur, Warna.
3. Bidang berupa beberapa garis berbeda dari arah dan saling berpotongan
sehingga harus dihubungkan satu sama lain dari panjang dan lebar, raut,
permukaan, orientasi, kedudukan yang mempunyai area atau bidang dua
dimensi. (ada pada lembar kerja)
4. Skema warna split complement adalah perpaduan satu warna dengan dua
warna yang mengapit disebrangan (mendekatik sudut 180°). Sedangkan
double complement merupakan dua macam warna bersebalahan dengan
dua macam warna bersebelahan ada diseberangnya.
5. Ada pada lembar kerja

7. Lembar Kerja

Nama :
Lembar Kerja 1
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 1
Tugas :

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Nama :
NIS : Lembar Kerja 2

Tugas : Tugas Kegiatan Belajar 1

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


BAB II
PENERAPAN UNSUR – UNSUR DESAIN PADA DESAIN BUSANA

KEGIATAN BELAJAR 2

“PENERAPAN UNSUR-UNSUR PADA DESAIN”

1. Tujuan Kegiatan Belajar


Tujuan kegiatan pembelajaran kegiatan 1 yang menjelaskan tentang
pengertian unsur – unsur desain baik secara seni rupa maupun desain busana,
macam – macam unsur – unsur pada desain, dan contoh macam unsur – unsur
desain baik itu dari seni rupa maupun maupun dari desain busana. Diharapkan
setelahnya peserta didik mampu menguasi atau memahami unsur – unsur pada
desain secara dasar sehingga mampu melanjutkan kegiatan pembelajaran 2 yang
meliputi :
a. Mengerti penerapan unsur – unsur desain dengan macamnya
b. Mengerti penerapan unsur – unsur desain pada benda
c. Mengerti penerapan unsur – unsur desain pada desain busana
2. Uraian Materi
A). Garis
Garis adalah unsur yang sangat penting karena garis merupakan awal dari
pembuatan rancangan desain busana. Jika garis tidak di kerjakan di awal maka

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


menghasilkan bentuk desain yang tidak sempurna karena unsur – unsur yang
lain akan sulit bersinambungan. Garis terbagi menjadi 2 jenis yang perlu
untuk diperhatikan, yaitu: garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus ada 3
arah utama, yaitu horizontal, vertical, dan diagonal.
Garis busana yang perlu diperhatikan adalah siluet pakaian atau garis pakaian
dan garis busana seperti kerah, lengan, garis hias, dan lain-lain. Siluet pakaian
pada umumya disesuaikan dari bentuk si pemakai dan sesuai dengan trend
mode pada saat itu. Sebagai garis luar dinamakan (shilhouette) dan bentuk
huruf dinamakan (bustle)

Siluet:
Berdasarkan bentuk dasarnya siluet dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a. Siluet Lurus (straight).
Garis lurus ke bawah tidak ada potongan pinggang
b. Siluet Lonceng (bell shape)
Garis yang sempit pada bagian atas badan dan mengembang pada bagian
bawah, biasanya mulai
mengembangkan pada bagian
pinggang kebawah.
c. Siluet Menonjol (bustle silhouette)
Siluet ini jarang digunakan pada
busana sehari-hari dan biasa
digunakan pada gaun, karena siluet
ini mempunyai center biasa
memberikan penakanan dan
cenderung membesarkan pada
bagian pantat. Siluet ini popular
pada abad ke 19. (Gambar Siluet
lurus, lonceng dan Menonjol)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


A B C

Siluet dalam bentuk huruf (A,I, H, T, Y, L, X, O)


a. Siluet A
Merupakan model pakaian
bagian atas kecil dan
bagian bawah besar, bisa
juga tidak mempunyai
lengan

Gambar Siluet A

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


b. Siluet I
Merupakan model pakaian dari atas sampai bawah sama kecil atau sama
besarnya, sehingga terlihat
seperti siluet I

Gambar Siluet I

c. Siluet H
Merupakan model pakaian lurus
dengan bagian pinggang terdapat
sambungan atau tali. Biasanya
berukuran longgar.

Gambar Siluet H

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


d. Siluet T
Merupakan model pakaian
dengan desain gari leher kecil,
bagian atau bahu lebar dan lurus
kebawah.

Gambar Siluet T

e. Siluet Y
Merupakan model pakaian
dengan model bagian atas lebar dan
bagian bawah mengecil.

Gambar Siluet Y

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


f. Siluet L
Merupakan model
pakaian yang
mempunyai ciri khas
pada bagian bawah
memiliki ekor atau
berbentuk lebar
hingga menyentuh
lantai.
g. Siluet X
Gambar Siluet L

Merupakan model pakaian yang pada bagian atas besar, bagian tengah pas
badan (kecil), dan bagian juga besar.

Gambar Siluet X

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


h. Siluet O
Merupakan model pakaian
yang menyerupai bentuk bola
atau bulat.

Gambar Siluet O

Illustration Optic

Illustation Optic masuk pada unsur arah, pada


umumnya mempunyai arah horizontal, vertical, dan diagonal. Arah garis yang
berbeda akan memberikan efek yang berbeda bagi pengamat:
a. Dari garis vertical dapat menjadi model princess, dan semi princess.
b. Dari garis horizontal dapat menjadi model empire, long torso, dan yoke
c. Dari garis lengkung dapat menadi garis pas

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


d. Dari garis diagonal dapat menjadi A simetris

Gambar Garis berbentuk model Secara


umum
garis

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


vertical akan memberikan efek tinggi dan garis horizontal akan
memberika efek pendek. Namun, itu masih ada pengecualian. Garis
vertical bisa jadi terlihat pendek dan gemuk apabila jarak garis tersebut
lebar dan garisnya tebal. Efek yang sama juga berlaku padahorizontal.

Gambar Efek Garis Horizontal dan


Vertical

Apabila pada salah satu garis


yang dominan atau mencolok maka efek sifat garis tersebut yang akan lebih
terlihat. Pada gambar dibawah ini dijelaskan terlihat bahwa garis vertical adalah
yang dominan, si pemakai akan terlihat tinggi dan langsing walapun ada garis
mendatar, garis lengkung, dan garis miris yang ada didalam garis vertical
tersebut.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Garis Dominan

B). Bidang dan Bentuk


Bidang dan bentuk adalah 2 hal yang tidak bisa di pisahkan karena jika
tanpa bidang, bentuk tidak akan mempunya area atau bidang 2 dimensi
(shape) dari garis yang disambungkan oleh bidang.
Sebuah desain busana akan didasarkan pada beberapa bentuk yaitu:
a. Bentuk geometris sama sisi
b. Bentuk geomteris tidak sama sisi

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


c. Bentuk tiga dimensi
Dibawah ini adalah beberapa contoh unsur bentuk dalam penerapan bagian
busana.
Pada Kerah:

Gambar Bentuk Pada Kerah

Pada
Lengan:

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2

Gambar Bentuk Pada Lengan


B). Ukuran
Pada desain busana ukuran dapat digunakan sebagai ukuran panjang atau
pendek busana busana, yaitu: ukuran panjang/pendek dri blus, rok, gaun,
celana, lengan, kerah dan bagian busana lainnya.
Macam-macam ukuran panjang rok:
a. Pemplum : adalah rok yang paling pendek ukuran panjangnya, biasanya
berkisar sampai panggul. Rok pemplum dikombinasikan
dengan bagian atas busana atau dengan rok yang cukup lebih
panjang
b. Micro : adalah rok yang batasnya menutupi panggul
c. Mini : adalah rok yang panjangnya sampai batas pertengahan paha
d. Midi : adalah rok yang panjangnya sampai batas pertengahan betis
e. Knee : adalah rok yang panjangnya sampai pada lutut
f. Maksi : adalah rok yang panjangnya sampai batas di atas kaki
g. Ankle : adalah rok yang panjangnya sampai batas kaki mata kaki
h. Floor : adalah rok yang panjang sampai batas menyentuh lantai

Macam-macam ukuran panjang celana:

a. Short : adalah celana yang panjangnya sampai batas panggul


b. Jamaica : adalah celana yang panjangnya sampai batas pertengahan
paha
c. Bermuda : adalah celana yang panjangnya sampai batas di atas lutut
d. Pedal : adalah celana yang panjangnya sampi batas di bawah lutut
e. Capri : adalah celana yang panjangnya sampai atas mata kaki
f. Full length : adalah celana yang panjangnya sampai batas mata kaki

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


C).

Tekstur
Tekstur terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a. Tekstur kaku
Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau menutupi bentuk badan
seseorang tapi tidak akan menampakkan seseorang kelihatan gemuk atau
bisa dimanfaat untuk menutupi bentuk tubuh yang kurang ideal. Contoh,
tubuh bagian atas kecil, panggul besar jika menggunakan tekstur kaku
maka akan menutup badan kecilnya menjadi seimbang dengan ukuran
panggul. Tekstur kaku tidak cocok untuk orang gemuk karena akan terlihat
semakin gemuk.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


b. Tekstur kasar dan halus
Kain dengan tekstur kasar memberikan tekanan kepada orang yang kurus
menjadi kelihatan gemuk, sedangkan bahan yang lembut atau halus tidak
akan berpengaruh pada ukuran badan, asal tidak mengkilap.
Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas untuk model – model dengan
kerut – kerut, draperi, dan memberi efek yang luwes. Model dengan siluet
H kurang sesuai dari bahan yang bertekstur lemas, dan juga akan berefek
menonjolkan bentuk badan.
c. Tekstur tembus pandang
Kain dengan tekstur tembus pandang kurang cukup untuk menutupi
kelemahan bentuk badan yang dirasa kurang ideal, misalnya terlalu kurus
atau gemuk. Maka kain yang sesuai untuk model badan seperti ini dan
bertekstur tembus padang adanya kerutan atau lipitan, namun tidak cocok
digunakan untuk siluet H.
d. Tekstur berkilau
Kain berkilau membuat si pemakain terkesan lebih gemuk karena tekstur
kilau memantulkan cahaya lebih.
e. Tekstur Kusam atau tidak berkilau
Kain dengan tekstur kusam memberikan memberik kesan lebih kecil, cocok
untuk memiliki bentuk badan gemuk.
f. Tekstur berbulu
Permukaannya timbul dan terkesan tebal.

D). Warna
a. Faktor faktor bahan tekstil yang berperan dalam busana

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Warna adalah salah satu syarat yang harus diperhatikan dalam penampilan
busana. Warna merupakan bagian paling dominan dalam berbusana.
Pilihlah warna – warna terduk seperti abu – abu, biru kaerah hitam atau
warna – warna gelap kontras seperti maroon, hijau lumut, cokelat kopi dan
sejenisnya, yang tentunya disesuaikan dengan warna kulit. Warna – warna
terang dan waran pastel akan membuat tubuh terlihat lebih besar dan
mudah menjadi perhatian orang.
Dalam pemilihan bahan busana warna mempengaruhi beberapa hal,
berdasarkan fungsinya, antara lain:

~ Membuat lebih indah, memperbaiki mutu


~ Memperbanyak rupa tenunan dan rajutan
~ Mempengaruhi suasana atau keadaaan si pemakai (bentuk badan si
pemakai)
b. ~ Warna mempunyai arti sendiri

Warna aksen dalam busana


Aksen merupakan penambahan suatu warna yang berbeda dari panduan –
panduan warna, namun tidak merusak kesatuan warna. Warna aksen
ditentukan setelah melihat warna domain yang digunakan. Dan tidak ada
formula khusus untuk menggunakan warna aksen yang akan digunakan.
Jika warna domain adalah warna netral warna aksen yang dipilih bisa
warna apa saja, karena warna aksen yang akan digunakan tidak akan
merusak komposis harmonis warna yang dikombinasikan bersama dengan
warna netral.
c. Warna Monochormatic dalam busana
Penggunaan warna monokromatik dirasakan lebih “aman” karena dapat
menghindari kesalahan pemilihan warna dan mempermudah dalam
pemilihan komposisi warna. Satu warna yang sama, tapi berbeeda turunan

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


warna (tints, tones, shades). Kombinasi ini menciptakan suasana dengan
persepsi warna dasar yang akan digunakan.
d. Warna netral dalam busana
Warna- warna netral adlaah warna hitam, putih, abu-abu dan termasuk
didalamnya adalah warna coklat, perak, dan emas. Warna tersebut tidak
akan dianggap warna utama dalam padu padan busana karena warna netral
tidak akan pernah salah jika dikombinasikan ke semua hue yang ada dalam
skema warna. Warna netral bisa berdiri sendiri dengan penerapan warna
monokromatic, sehingga warna akan terlihat harmonis dan menyenangkan
mata.
e. Penggunanaan skema warna pada busana
1). Skema warna komplementer
Merupakan warna yang paling terang dan mencolok, menjadikan warna ini
sebagai warna berani untuk melakukan kombinasi color blocking.
Perpaduan warna komplementer biasa dikombinasikan dengan salah satu
warna yang dicampurkan dengan penurunan/penaikan warna (tinits, tone,
shades) untuk menghindari skema warna.

Gambar Warna Komplementer, Sumber www.pinterest.com

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


2). Warna warna analogus
Merupakan perpaduan waran teraman untuk tampil menarik tanpa terlihat
membosankan. Warna yang dipadupadankan adalah turunan warna utama
sehingga keseluruhan penampilan busana akan terlihat harmonis. Dalam
permainan kombinasi warna analogus diperlukan intuisi pemahaman warna
desain untuk menentukan warna dominan yang akan menjadi dalam satu
gaya pemanpilan.

Gambar Warna Analogus, Sumber www.pinterest.com

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


3). Kombinasi warna triadic
Warna triadic adalah campuran warna – warni yang berani dan terang.
Akan, tetapi warna ini juga bisa merusak penampilan secara keseluruhan
jika porsi penempatan warna yang dilakukan berlebihan.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Gambar Warna Triadic, Sumber www.pinterest.com

4). Kombinasi warna split complementer


Dengan menggunakan satu warna utama dan dua warna yang
berseberangan dengannya, sehingga terbentuk huruf Y. untuk
mengomposisikan kombinasi warna split complementer, maka sebaiknya
memilih satu warna yang akan dijadikan warna dominasi dan dua lainya
sebagai aksen. Bisa menggunakan baju atasan, bawahan, tas maupun
aksesoris sebagai warna utamanya.

Gambar Warna Split Complomenter, Sumber www.pinterest.com


Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
5). Kombinasi warna tetradic
Kombinasi warna ini sering kali dihindari oleh banyak orang dikarenakan
warna yang digunakan, walaupun terlihat harmonis pada lingkaran warna,
akan tetapi ke 4 warna yang di tampilkan sangat menarik perhatian dan
cenderung dihindari. Warna – warna triadic biasa digunakan pada acara
tertentu atau untuk pemotretan majalah fashion ataupun pagelaran busana.
Warna triadic adalah kombinasi dua warna complementer.
Jika tetep ingin menggunakannya, diusahakan menyeimbangkan komposisi
busana dan aksesoris sehingga terlihat berlebihan.

f.

Gambar Warna Tetradic, Sumber www.pinterest.com

Kombinasi warna pakaian dan rona kulit (undertone)


Inti dari warna mencari warna pakaian yang cocok dengan warna kulit
ialah untuk mendukung intensitas warna secara keseluruhan dan
dampaknya ke penampilan seseorang.
Semua orang memiliki rona kulit asli (undertone). Undertone adalah
lapisan warna dibawah kulit yang memancarkan rona ada permukaan kulit.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Warna kulit bisa berubah karena banyak hal, tetapi undertone tidak akan
pernah berubah. Dnegan memahami undertone, maka bisa mengetahui
warna-warna yang dapat mengimbangi skintone, hasilnya adalah
penampilan yang segar, cerah dan lebih cantik.
Undertone dibagi secara general menjadi tiga, yaitu: cool/pink,
warm/yellow, netral. Ada bebrebapa cara yang digunakan untuk
menganalisis tingkatan warna kulit kita dan penerapan teori warna pun
masih diterpakna untuk mencari undertone.
1). Pembuluh darah
Cara ini merupakan metode yang paling sering digunakan karena tidak
memerlukan alat tambahan untuk menganalisi undertone. Metode ini
melihat darah di pergelangan tangan manusia secara ilmiah adalah warna
biru, disini pernana teori warna diterapkan. Ketiak warna hijau bertemu
dengan warna kuning akan menghasilkan warna biru (warna pembuluh
darah), dan kuning adalah warna warm. Jika pembuluh darah seseorang
yang terlihat adalah biru maka undertone yang dimiliki adalah cool. Jika
tidak ada kecenderungan warna, undertone yang dimiliki adalah netral.
2). Membandingkan dengan perhiasan
Menggunakan perhiasaan berwarna perak dan emas adalah metode yang
cukup disegani. Cukup dengan memakai perhiasan berwarna perah dan jika
perhiasan perak tersebut tersebut mendukung intensitas penampilan
seseorang, maka dipastikan undertone yang dimilikinya adalah cool. Begitu
pula sebaliknya, jika warna emas yang terlihat menarik, undertone-nya
adalah warm. Jika warna emas dan perah terlihat bagus untuk seseorang,
warna yang dimilikinya adalah netral.

F). Nilai gelap terang


Benda hanya dapaat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam
(matahari/bulan) maupun cahaya buatan (lampu). Jika diamata lebih teliti

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


ternyata bahwa bagian – bagian permukaan benda tidak diterpa oleh cahaya
secara merata. Ada bagian yang paling terang, ada bagian yang paling gelap,
dan ada bagian – bagian yang diantara gelap dan terang itu. Sehingga timbul
nulai gelap – terang pada permukaan bend itu. Karena setiap benda berwarna
maka dalam penglihatan mata tampak adanya nada gelap-terang pada waran
dari benda itu.

Gambar Nilai Gelap dan Terang

3. Rangkuman

~ Garis dalam busana meliputi : siluet Lurus, Lonceng, Menonjol. Dalam


huruf siluet meliputi “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
ModulA,I,H,T,Y,L,X,O.
~ Illustration Optic adalah garis unsur aah dengan tujuan memberikan efek
yang berbeda pada pemakai.
4. Tugas
1) Pelajari isi materi kegiatan pembelajaran 2 secara seksama!
2) Lengkapi pengetahuan tentang penerapan unsur-unsur desain pada benda dari
berbagai sumber!
3) Buatlah desain busana dengan penerapan salah satu siluet dengan diliputi unsur
Illustration optic!
4) Konsultasikan hasil penemuan dan tugas desain busana kepada guru
pembimbing!

5. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan illustration optic!
2. Sebutkan 3 macam skema warna pada penerapan busana dan berikan masing-
masing penjelasannya!
3. Terdiri dari berapa macamkah tekstur?
4. Mengapa bidang dan bentuk tidak bisa dipisahkan?
5. Buatlah 1 desain dengan meliputi salah unsur satu unsur warna dan berikan
penjelasanya!

Kerjakan tes formatif tersebut dengan baik, kerjakan sendiri


dan jangan melihat kunci jawaban. Selanjutnya, cocokkan
dengan kunci jawaban. Bila hasilnya bagus maka dapat
dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Bila hasil
penguasaan materi kurang bagus, maka perlu banyak
membaca dan memahami kegiatan belajar 2 dengan baik.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


6. Kunci Jawaban
1) Illustation Optic masuk pada unsur arah, pada umumnya mempunyai arah
horizontal, vertical, dan diagonal. Arah garis yang berbeda akan memberikan
efek yang berbeda bagi pengamat.
2) 3 macam skema warna dalam penerapan busana
o Skema warna komplementer
Merupakan warna yang paling terang dan mencolok, menjadikan warna
ini sebagai warna berani untuk melakukan kombinasi color blocking.
Perpaduan warna komplementer biasa dikombinasikan dengan salah satu
warna yang dicampurkan dengan penurunan/penaikan warna (tinits, tone,
shades) untuk menghindari skema warna.

o Warna warna analogus


Merupakan perpaduan warna teraman untuk tampil menarik tanpa terlihat
membosankan. Warna yang dipadupadankan adalah turunan warna utama
sehingga keseluruhan penampilan busana akan terlihat harmonis. Dalam
permainan kombinasi warna analogus diperlukan intuisi pemahaman
warna desain untuk menentukan warna dominan yang akan menjadi
dalam satu gaya pemanpilan.

o Kombinasi warna triadic


Warna triadic adalah campuran warna – warni yang berani dan terang.
Akan, tetapi warna ini juga bisa merusak penampilan secara keseluruhan
jika porsi penempatan warna yang dilakukan berlebihan.
3) 6 macam
4) Bidang dan bentuk adalah 2 hal yang tidak bisa di pisahkan karena jika tanpa
bidang, bentuk tidak akan mempunya area atau bidang 2 dimensi (shape) dari
garis yang disambungkan oleh bidang.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


5) Ada pada lembar kerja.

7. Lembar Kerja

Nama :
Lembar Kerja 1
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 2
Tugas :
Nama :
Lembar Kerja 2
NIS :
Tugas Kegiatan Belajar 2
Tugas :

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2
EVALUASI

A. Kognitif Skill
Lingkarilah alternatife jawaban dibawah ini yang dianggap benar!
1. Dibawah ini yang bukan merupakan unsur-unsur desain adalah…

a. Garis b. Warna
c. Bentuk d. Illustration Optic

2. Berdasarkan jenisnya bentuk terdiri dari atas bentuk, kecuali….

a. Naturalis b. Geometris
c. Abrasi d. Dekoratif

3. Panjang rok yang sampai pada batas diatas kaki, termasuk macam panjang rok
bagian...

a. Maksi b. Mini
c. Ankle d. Micro

4. Warna murni dalam warna hue adalah..

a. Hitam dan Putih b. Merah, Kuning, Biru


c. Merah, Hijau, Biru d. Ungu, Orange, Coklat

5. Busana dengan mendominasikan 4 warna, termasuk dalam kombinasi warna…

a. Tetradic b. Triadic
c. Sekunder d. Split Comploment

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


1. Jelaskan apa yang dimaksud unsur – unsur pada desain dalam busana!
2. Merupakan model pakaian dengan desain garis leher kecil, bagian atau bahu
lebar dan lurus kebawah, adalah satu dari Siluet?
3. Sebutkan contoh unsur bentuk dalam penerapan busana!
4. Jelaskan apa yang dimaksud illustration optic!
5. Termasuk dalam macam tekstur apakah jika kain yang mampu menutupi
kelemahan bentuk badan kurang ideal dengan menonjolkan bentuk badan ,
efek luwes dan biasa dibuat draperi?

B. Psikomotor Skill
Buatlah portofolio 1 desain busana pesta dengan ketentuan, antara lain..
1. Menggunakan siluet bustle silhouette
2. Menerapkan motif bentuk dekoratif
3. Menggunakan warna triadic
4. Besertakan pola berskala 1:4

C. Attitude Skill
Nama :
NIS :

No Keterangan Skor
1 Disiplin (mengumpulkan tugas tepat
waktu)
2 Ketekunan (tidak pantang menyerah
meskipun mengalami kendala)
3 Aktif (bertanya bila ada yang dirasa
susah atau tidak paham)
4 Tanggung Jawab (menuntaskan tugas
yang diberikan sampai dengan
selesai)
5 Kejujuran (mengerjakan tugas

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


sendiri tanpa dikerjakan dari teman
atau orang lain)
Total Skor

Keterangan :
Skala Penilaian sikap dibuat dengan rentang anatar 1 s.d 5
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standar


Untuk melengkapi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang telah kalian
miliki. Buatlah satu proyek yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
Proyek merupakan kegiatan terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.
Proyek dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan laporan. Projek yang di
maksud berupa produk yang bermanfaat dan penerapan dari materi yang telah
dipelajari selama ini. diharapkan peserta didik dapat menerapkan teknik-teknik
dasar desain dan kontruksi pola dan pecah pola dama pembuatan produk.
Adapun komponen penilaian terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan dan laporan
dalam bentuk berikut ini:

Nama :
NIS :

No Aspek Skor
1 Perencanaan :

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan :
a. Performans
b. Presentasi/Penguasaan
Total

E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan


Membuat benda produk sesuai kriteria memerlukan waktu untuk
menyelesaikannya. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan benda tersebut
yaitu 12 jam @45 menit. Pelaksanaan dimulai dari diberikannya tugas proyek dari
guru kepada peserta didik.

F. Kunci Jawaban
a. Soal 1
1. D
2. C
3. A
4. B
5. A

b. Soal 2

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


1. Dalam desian busana. Unsur desain haruslah menjadi perhatian, dengan
memperhatikan unsur desain, seorang pembuat atau perancang busana
akan dapat melihat wujud dari desain yang dibuatnya. Karena itu, seorang
pembuat atau perancang busana haruslah memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai unsur – unsur desain yang bersifat visual.
2. Siluet T
3. Pada Kerah, lengan, dan saku
4. Illustration Optic adalah Tipuan mata yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang diinginkan seseorang, dimana Di dalam unsur – unsur
desain optical illusion digunakan untuk merancang busana bagi orang
yang ingin memanipulasi bentuk tubuh, bisa kurus, gemuk, tinggi,
pendek. Garis ini sering di kombinaskan ke dalam desain untuk
“membentuk” sebuah siluet panah, dan huruf
5. Tesktur Halus

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan
dan perhitungan seorang desainer yang dituangkan dalam bentuk gambar. Unsur
desain terdiri dari garis, bidang, bentuk, ukuran tekstur dan warna.
Garis dalam sebuah rancangan busana adalah hasil goresan satu titik ke titik
lainya atapaun hasil dari gerakan satu titik ke titik lainnya sesuai dengan arah dan
tujuannya Garis terbagi menjadi 2 jenis yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:
garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus ada 3 arah utama, yaitu horizontal,
vertical, dan diagonal.
Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau
bidang dua dimensi (shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam satu ruang,
maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau from. Semua raut memiliki ukuran.
Ukuran itu nisbi (relatif) jika kita berbicara tentang besar dan kecil , tetapi dapat
juga diukur dengan pasti. Besar kecilnya ukuran tubuh manusia tentu busana
yang dipakai haruslah sesuai dengan ukuran tersebut.
Tekstur ada 2 yaitu tekstur alam dan tekstur buatan. Warna memiliki 3
dimensi yaiut hue, silturasi dan gelap terang. Dalam warna ada color wheel yang
terdiri dari monokromatik, analogus, 3 komploment (komploment tunggal,
ganda, terbelah). Nilai gelap terang merupakan unsur gambar yang menonjolkan
nuansa benda secara visual.

B. Penutup
Melalui pembelajaran berbasis modul, diharapkan akan membantu peserta
didi k dapat belajar secara mandiri, mengukur kemampuan diri sendiri, dan
menilai dirinya sendiri. Tidak terkecuali dalam memahami konsep dasar

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


pemograman dan implementasinya. Semoga modul ini dapat digunakan sebagai
referensi tambahan dalam proses pembelajaran pada kegiatan pembelajaran, baik
teori maupun praktik. Peserta didik lebih mendalami materi lain di samping
materi yang ada di modul ini melalui berbagai sumber, jurnal, maupun internet.

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2


DAFTAR PUSTAKA

Mengeskpresikan Unsur dan Prinsip Desain. Di akses pada 01 Maret 2020 melalui
(http://psbtik.smkn1cms.net/busana.mengeskprediksn _unsur_unsur_desain.pdf)
Meilani. Teori Warna: Penerapan Lingakaran Warna Dalam Berbusana (2013).
Jurusan Desain Komunikasi Visual, School Of Design Binus University.
Riyanto, Arifah. Bahan Ajar Dasar Desain Mode BUS13 (2009). Jurusan PKK
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejujuran Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Surmayanti, Catri, beserta staff. Dasar Desain II (2013). Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
www.pinterest.com (diakses pada 18 Maret 2020)

Modul “unsur-unsur pada desain dalam penerapan desain busana” 2

Anda mungkin juga menyukai