DISUSUN
OLEH:
HAERIANA :200208502005
MARDIANTI SABIL :1828041029
Contents
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar belakang masalah 4
1.2 Rumusan masalah 4
1.3 Tujuan Permasalahan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Busana adat Irian 5
2.2 Pakaian Nusa Tenggara 10
BAB III 22
PENUTUP 22
3.1 Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Papua sendiri memiliki pakaian adat yang sangat khas, sehingga ia tak hanya terkenal
di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.Berbagai macam pakaian adat ini juga
berbeda-beda dan disesuaikan dengan fungsinya.Pakaian adat Papua yang masih
sangat tradisional ini masih melekat erat dalam kehidupan masyarakatnya tanpa
adanya kontaminasi meski perkembangan teknologi sudah semakin
maju.Bahkan, keunikan baju adat Papua ini memberikan daya tarik tersendiri
sehingga kerap digunakan oleh para menteri dan orang penting lainnya.Terutama saat
acara pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta setiap tanggal 17
Agustus.
2. Jenis-jenis pakaian adat Irian
Pakaian baju adat merupakan pakaian atau baju tradisional yang dikenakan dari
generasi ke generasi.Baik itu digunakan untuk pakaian sehari-hari, acara upacara
keagamaan maupun acara pernikahan dan acara-cara tertentu yang dilakukan di
wilayah tersebut.
1) Pakaian Adat Papua Koteka Laki-Laki
Hampir semua masyarakat Indonesia mengenal pakaian adat Papua yang satu
ini. Koteka cukup terkenal, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, namun
kotek juga dikenal dunia loh karena keunikannya.Suku Dani adalah suku asli
Papua yang tinggal di provinsi Papua dan Papua Barat. Kaum pria dari suku
Dani kerap menggunakan pakaian Koteka atau juga disebut pakaian
Holim.Pakaian Koteka atau Holim berfungsi untuk menutupi area kemaluan
kaum pria suku Dani.
Holim adalah pakaian yang umum dan normal dikenakan disana Selain suku
Dani, pakaian koteka juga digunakan oleh suku papua lain, namun tentu saja
bentuknya berbeda-beda dan namanya pun berbeda sesuai dengan
sukunya.Beberapa suku Papua menyebut pakaian koteka dengan sebutan
Bobbe, Hilon serta Harim.Yang menjadikan unik dari pakaian ini adalah bahan
pembuatannya yaitu menggunakan kulit labu air. Pakaian ini dikenakan untuk
pakaian sehari-hari maupun untuk acara tertentu seperti upacara adat.
Cara menggunakan pakaian ini pun sangat unik yaitu cukup dengan
mengikatkan tali ke pinggang. Untuk koteka yang digunakan sehari-hari
ukurannya lebih pendek serta tanpa ukuran.Sedangkan koteka yang dikenakan
untuk upacara adat dibuat lebih panjang dan dilengkapi dengan ukiran etnik
yang khas dengan Papua.
Kita sering melihat gambar atau video pria papua bertelanjang dada dan
menggunakan rok yang berbentuk rumbai. Rok tersebut adalah pakaian adat
Papua yang disebut sebagai Rok Rumbai Pria.Rok Rumbai Pria terbuat dari
dari daun sagu yang dikeringkan dan disusun menjadi rok yang dikenakan
sebagai pakaian kaum laki-laki Papua. Untuk panjang rok rumbai pria
biasanya hanya sebatas lutut.Selain rok rumbai, pria papua juga menggunakan
aksesoris berupa kalung dan gelang yang dibuat dari taring babi hutan atau
gigi anjing. Selain itu, ada juga yang menggunakan burung cenderawasih yang
melambangkan pria sejati.Di era modern ini, kamu pria Papua menggunakan
celana pendek baru menggunakan rok rumbai tersebut
.
3) Pakaian Adat Papua Sali Wanita
Pakaian Sali adalah pakaian adat Papua yang dikenakan oleh kaum wanita
yang masih lajang. Baju adat Papua Sali ini sangat unik karena terbuat dari
kulit pohon.Pohon yang dipilih untuk pembuatan pakaian sali ini adalah kulit
pohon yang berwarna coklat. Pakaian baju adat Sali ini dikenakan untuk
sehari-hari oleh wanita papua yang masih gadis atau lajang.
Tidak hanya kaum pria saja yang menggunakan rok rumbai, kaum wanita
papua juga memiliki rok rumbai loh.Sama seperti rok rumbai milik kaum pria,
rok rumbai wanita juga terbuat dari daun sagu yang dikeringkan lalu disusun
menjadi rok rumbai yang dapat digunakan sebagai pakaian.Rok rumbai untuk
kaum wanita umumnya lebih panjang yaitu mencapai lutut bahkan ada yang di
bawah lutut.Dulunya rok rumbai wanita hanya untuk menutupi bagian bawah
tubuh saja, namun seiring berjalannya waktu, rok rumbai dibuat untuk
menutupi bagian atas dan bawah tubuh wanita papua.
5) Pakaian Adat Papua Yokai Wanita
Pakaian adat Papua Yokai adalah pakaian tradisional untuk kaum wanita yang
sudah menikah atau wanita yang sudah berkeluarga. Pakaian yokai merupakan
pakaian tradisional suku pedalaman Papua, khususnya Papua barat.Yokai
adalah pakaian adat papua yang tidak diperjualbelikan atau dijadikan souvenir,
karena pakaian yokai adalah simbol dari masyarakat Papua.Pakaian adat
Papua Yokai memiliki makna filosofi kedekatan masyarakat dengan alam. Ini
terlihat dari warnanya yang coklat agak kemerahan yang menyatu dengan
alam. Pakaian ini terbuat dari kulit pohon yang berwarna coklat agak
kemerahan.Yang menjadikan pakaian Yokai unik yaitu pembuatannya, yang
mana dibuat dengan cara di anyam, dikeringkan lalu cara pakainnya yaitu
dengan dililitkan memutari area tubuh wanita papua.Yokai adalah pakaian
bagian atas yang dipadukan dengan rok rumbai untuk pakaian bawahnya.
3. Macam-macam aksesoris
1) Tato
Jika kita perhatikan tubuh masyarakat Papua dihiasi oleh berbagai macam tato.
Ternyata salah satu fungsi tato tersebut adalah untuk menutupi tubuh yang tidak
menggunakan pakaian. Biasanya terdapat di bagian atas tubuh. Diperkirakan
masyarakat Papua sudah mengenal tato sejak 3000 tahun yang lalu. Mereka membuat
tato dengan menggunakan arang yang dicampur dengan getah. Untuk mengukur tato
biasanya menggunakan duri pohon sagu atau siapu. Tato biasanya terletak di tubuh
bagian pipi, dada, kelopak mata, betis, dan pinggul. Biasa masyarakat Papua akan
membuat tato di tubuh mereka menjelang pernikahannya. Motif yang digunakan pun
berbagai macam seperti ornamen, binatang, ataupun simbol-simbol suku. Tato ini juga
digunakan baik perempuan maupun laki-laki namun di Waropen lebih banyak
dilakukan oleh wanita.
2) Mahkota Kasuari
Ketika melihat orang-orang Papua mengenakan pakaian adat mereka biasa tak
tertinggal hiasan di atas kepala mereka yang mirip seperti mahkota.Aksesoris tersebut
terbuat dari bulu binatang dan kulit kayu yang kering. Bulu yang digunakan adalah
bulu kasuari dan bulu kambing atau buku kelinci yang ditempelkan pada mahkota
bagian atas. Mahkota ini memiliki arti penting bagi masyarakat Papua. Bagi mereka
ini adalah simbol kehormatan sehingga letaknya pun di atas kepala. Tak selalu pakai
bulu binatang, mahkota ini juga terkadang menggunakan rumput ilalang.
3) Gigi Babi
Tak hanya bagian kepala, leher ataupun lengan saja yang mendapat aksesoris.
Masyarakat Papua juga kerap menambahkan aksesoris pada hidung mereka. Aksesoris
tersebut umumnya terbuat dari gigi hewan yakni babi. Namun aksesoris ini hanya
digunakan oleh mereka yang merupakan anggota perang atau seorang prajurit.
4) Koyonoo
Sama seperti aksesoris pada poin sebelumnya koyonoo juga terbuat dari gigi binatang
yakni gigi anjing. Namun gigi tersebut tidak diletakkan pada hidung melainkan
dijadikan kalung. Kalung ini memiliki nilai jual sesuai dengan kondisinya apabila gigi
masih alami yakni tanpa cat dan masih utuh maka harganya semakin mahal. Bahkan
koyonoo juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran denda di beberapa suku.
orami.co.id
Suku Rote menjadi suku asli yang menempati pulau Rote Nusa Tenggara
Timur dan beberapa pulau di sekitarnya.Sebelum warga mengenal kapas,
masyarakat di Pulau Rote sudah menggunakan serat gewang untuk ditenun
dan menjadikannya bahan pakaian.Kini tenun ikat asal Rote sudah mengalami
berbagai perubahan seperti menggunakan kapas sebagai bahan dasarnya, dan
menggunakan pewarna tekstil dari industri. Sehingga, corak dan warna tenun
ikat Rote pun jadi semakin beragam.Bukan hanya hiasan dan corak, motif
yang terdapat pada kain tenun juga menunjukkan daerah asal penghasil
tenunan.
a) Pakaian pria
Pakaian tradisional yang lazimnya dipakai oleh kaum pria suku Rote
berupa kemeja lengan panjang dengan warna putih polos.Sebagai
pelengkap, untuk busana bagian bawah, pria Rote akan mengenakan
sarung tenunan warna gelap.Sarung tenun tersebut dikenakan hingga
menutupi separuh bagian betis dan sebilah golok akan disisipkan pada
bagian depan pinggang. Pada bahu, akan disampirkan kain tenun
berukuran kecil. Tak lupa pria Rote akan mengenakan topi yang
dikenal dengan nama Ti’i langga.
● Aksesoris
➢ Topi Ti'i langga
eastnusatenggara.id
Masih di NTT untuk mengupas busana adat yang ada di sana. Kali ini adalah
penjelasan pakaian adat Suku Sabu yang telah menempati Pulau Sawu dan
Pulau Raijua, Nusa Tenggara Timur.Suku Sabu mempunyai tenun ikat khas
yang diolah menjadi sarung. Oleh mereka kain tenun ikat ini sebut hii hawu
atau higi huri.Motif kain tenunan Sabu yang populer adalah flora, fauna, dan
motif geometris. Lalu untuk warna yang sering digunakan untuk kain tenun
ikat mereka adalah warna cokelat, merah dan biru.
a) pakaian adat pria
Baju adat sehari-hari kaum pria suku Sabu hampir sama dengan yang
dipakai pria Suku Rote.Pakaian mereka terdiri dari kemeja putih
lengan panjang, kain tenun sebagai pelengkap bagian bawah, dan kain
tenun dengan ukuran lebih kecil yang disampirkan di bahu.
● Aksesoris pria
➢ Untuk hiasan kepala, pria suku Sabu akan mengenakan destar
dan mahkota yang terbuat dari emas yang memiliki tiga tiang.
Aksesoris pelengkap lain yakni berupa kalung, sabuk dengan
dua buah kantong, dan gelang emas.
pinhome.id
Suku Helong adalah salah satu penduduk asli Pulau Timor di Nusa Tenggara
Barat. Suku Helong mempunyai busana adat yang unik dan akan Mamikos
paparkan di bagian ini.
a) Pakaian adat suku Helong yang dipakai pria adalah kemeja atau baju
bodo. Lalu untuk bawahannya adalah kain yang diikatkan ke pinggang
dan berbentuk selimut.
● Aksesoris
➢ Ikat kepala
➢ Kalung atau habas
Busana adat Rimpu merupakan nama dari pakaian adat Suku Dompu.Pakaian adat
Suku Dompu ini khusus dikenakan oleh kaum perempuan setempat dan dibedakan
fungsi serta statusnya dalam kehidupan sosial di masyarakat.Jika perempuan yang
memakai pakaian telah menikah, maka ia akan memakai Rimpu Colo. Sedangkan
para perempuan yang belum menikah akan memakai pakaian adat Rimpu
Mpida.Rimpu adalah pakaian yang menyerupai jilbab khas Dompu yang terdiri
atas dua lembar kain sarung. Pakaian adat khas Suku Dompu ini, secara filosofis
dapat dipahami sebagai kain untuk menjaga diri, kehormatan diri dan dan
menutup aurat.
Pakaian adat NTB berikutnya yang Mamikos jabarkan di sini berasal dari Suku
Sasak yang akan dipakai khusus kaum perempuan. Kebaya yang terbuat dari kain
tenun ini lah yang disebut dengan Lambung.Pakaian adat khas NTB Suku Sasak
ini adalah kebaya sepanjang pinggang dengan lengan pendek dan longgar. Warna
dasar pakaian ini adalah hitam dengan kerah berpotongan ‘V’ yang menjadi ciri
khasnya.Untuk bagian bawa, pakaian adat Lambung ini akan dilengkapi dengan
sarung. Mayoritas sarung yang dipakai bermotif flora. Sabuk Anteng akan dipakai
untuk mengikat sarung tersebut.
● Aksesoris
a. Anting
b. Gelang
Pakaian adat Pegon akan dipakai oleh kaum pria Suku Sasak. Pada bagian atas
busana, pakaian ini mendapat pengaruh dari budaya Jawa dan gaya berbusana
Eropa.Pada bagian bawah, pria Suku Sasak ini akan memakai kain songket yang
dililit dan dikenal dengan istilah Leang atau Dodot yang diselipkan sebuah
keris.Lalu untuk bawahannya akan ditutup dengan kain Wiron yang panjangnya
sampai mata kaki. Kain yang dililitkan tersebut memiliki motif campuran. Filosofi
dari pakaian adat NTB Suku Sasak ini menyimbolkan sifat rendah hati.
● Aksesoris
⮚ Kain songket
⮚ Keris
4) Pakaian adat khas NTB adalah Poro Rante dan Pasangi Masyarakat Bima
Pakaian adat khas NTB selanjutnya adalah Poro Rante dan Pasangi yang
merupakan pakaian khas yang digunakan pada upacara pernikahan masyarakat
Bima.
o Pakaian yang dipakai oleh kaum wanita berupa pakaian dengan warna
merah yang dilengkapi hiasan cepa atau bunga emas pada permukaan baju.
Untuk bawahannya kaum perempuan akan mengenakan sarung dari
songket.-
Tambahan aksesoris yang digunakan adalah pasapu atau sapu tangan,
anting-anting/giwang, dan gelang. Rambut yang disanggul akan diberi
hiasan 6
● Aksesoris
⮚ Anting-anting/ giwang
o Lalu untuk kaum pria atau pengantin pria Bima ini akan memakai pakaian
yang dikenal dengan nama pasangi yaitu baju berlengan panjang dan
berwarna hitam, cokelat atau merah.Lalu untuk kaum pria atau pengantin
pria Bima ini akan memakai pakaian yang dikenal dengan nama pasangi
yaitu baju berlengan panjang dan berwarna hitam, cokelat atau merah.
Pakaian yang dipakai juga memiliki hiasan dari benang emas yang khas.
Untuk busana bawahannya pengantin pria ini akan memakai celana
panjang yang disebut sarowa dondo.
Celana yang dipakai akan dipadukan dengan sarung songket yang dihiasi
sebilah keris di sebelah kiri depan dan diselipkan pada ikat pinggang yang
dipakai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pakaian adat, (juga pakaian rakyat, busana daerah, busana nasional,
atau pakaian tradisional) adalah kostum yang mengekspresikan identitas, yang
biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah.
Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.Jika
kostum dikenakan untuk mewakili budaya atau identitas kelompok etnis atau suku
bangsa tertentu, biasanya dikenal sebagai busana adat
suku (juga pakaian etnis, busana etnis, atau pakaian etnis tradisional). Kostum seperti
itu sering terdiri atas dua jenis: satu untuk acara sehari-hari, yang lainnya
untuk festival tradisional, atau sebagai pakaian formal untuk upacara-upacara
adat.Dengan keberagaman suku dan budayanya, Indonesia memiliki berbagai macam
adat yang berbeda-beda. Cara berpakaiannya pun tentu berbeda. Pakaian
adat biasanya digunakan untuk merayakan acara-acara istimewa seperti pernikahan,
hari besar, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://perpustakaan.id/pakaian-adat/papua/
https://kids-grid-id.cdn.ampproject.org/v/s/kids.grid.id/amp/472930844/mengenal-pakaian-ad
at-dari-papua-ciri-khas-dan-fungsinya?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQ
ArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16768081741715&referrer=htt
ps%3A%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fkids.grid.id%2Fread%2F4
72930844%2Fmengenal-pakaian-adat-dari-papua-ciri-khas-dan-fungsinya
https://mamikos.com/info/pakaian-adat-ntt-dan-ntb-pljr/