Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
Pakaian Adat di Nusa Tenggara Barat
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Mulok . Diampu oleh Ibu
Nurul Kemala Dewi, S.Sn.,M.Sn.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

 Gita Qurataini (E1E021225)


 Ilyan Kholis Gofira (E1E021235)
 Intan Hajar Umarah (E1E021238)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (S1)

UNIVERSITAS MATARAM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam
tidak lupa tidak lupa kami curahkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti sekarang ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Mulok dengan judul “Pakaian Adat di Nusa Tenggara
Barat”

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu;

Ibu Nurul Kemala Dewi, S.Sn.,M.Sn.

Akhir kata kami ucapkan permintaan maaf atas segala kesalahan yang terdapata di makalah ini
dan kami berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan
baik untuk penulis khususnya dan masyarakat pada umummnya.

Mataram, 3 Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut (Agustina & Wahyudi, 2015) Indonesia merupakan negara yang mempunyai
beraneka ragam suku & kebudayaannya. Dengan keberagaman yang begitu banyak maka
terbentuklah berbagai macam jenis kebudayaan di setiap masing-masing daerah di Indonesia.
Seperti halnya dengan pakaian adat yang dimilikinya. Dengan perkembangan teknologi saat ini,
seseorang dapat menemukan suatu informasi dengan sangat cepat dan mudah. Seiring
perkembanganya ternyata membuat kepedulian masyarakat generasi muda terhadap kebudayaan
Indonesia menjadi semakin memudar salah satunya tentang pakaian adat yang semakin asing di
lingkungan masyarakat.
Adapun budaya-budaya di provinsi NTB yaitu Budaya SASAMBO (SASAK, SAMAWA,
MBOJO) dengan budayanya yang sangat menarik untuk dikunjungi. Walaupun SUKU
SASAMBO ini belum terlalu terkenal atau masih asing di telinga masyarakat Indonesia tetapi
kelompok kami ingin memperkenal budaya-budaya sasambo ke pada masyarakat Indonesia
bahkan sampai ke Negara lain. Istilah dari nama SASAMBO itu adalah singkatan dari ketiga
etnis yang ada di provinsi NTB yaitu, SASAK-SAMAWA-MBOJO.
Provinsi NTB itu terbagi menjadi dua pulau yaitu pulau Lombok dan Sumbawa. Pulau
Lombok memiliki beberapa kota seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara,
Lombok Selatan dan Kota Mataram sedangkan pada pulau Sumbawa yaitu Kota Sumbawa,
Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Tetapi di setiap daerah itu masing-masing
memiliki kebudayaan masing-masing. SASAMBO memiliki kebudayaan salah satunya pakaian
adat. Pada kesempatan ini kelompok kami akan membahas menganai pakaian adat yang ada di
SASAK, SUMBAWA DAN MBOJO.
Menurut Dalliati dalam skripsi Yulia, (2014:2) Busana tradisi ialah busana
yang digunakan sebagai penutup tubuh manusia yang dikenakan secara turun-
tamurun. Kadang-kadang juga mengandung perlambangan, dan menjadi bagian dari
upacara-upacara tertentu. Busana tradisi pengantin tidak lepas dari estetika, dimana
estetika ini merupakan sebuah keindahan terhadapa warna, corak dan bentuk.
Busana tradisi adalah busana yang memiliki model tersendiri, digunakan
dalam acara-acara khusus, memliki nuansa kedaerahan, warna dan corak spesifik
pula. Busana tradisi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan adat,
kepercayaan, dan kebiasaan yang sering digunakan oleh masyarakat, kemudian
busana tersebut menjadi kebiasaan turun tamurun dari para pendahulu kepada
generasi-generasi mereka untuk senantiasa menggunakannya pada acara-acara
tertentu.

Pada budaya SASAMBO memiliki beragam pakaian adat di antaranya yaitu :


 Budaya SASAK memiliki pakaian adat tersendiri yaitu Lambung dan Pegon. LAMBUNG
merupakan pakaian adat tradisional suku sasak yang digunakan oleh perempuan sedangkan
PEGON merupakan pakaian adat tradisional suku sasak yang digunakan untuk Laki-laki.
Pakaian ini biasanya digunakan pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat tengah
melaksanakan upacara adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol. Pakaian
adat Sasak bagi perempuan disebut Lambung yaitu Baju (tangkong) hitam tanpa lengan
dengan kerah berbentuk huruf V dan sedikit hiasan di bagian giigir baju dan sedikit hiasan di
bagian gigir baju. Pakain adat lambug ini dibuat menggunakan bahan kain pelung. Pegon
merupakan baju yang mendapat pengaruh adat Jawa dan mengadopsi model jas Eropa. Untuk
memudahkan pemakai, biasanya ada celah terbuka di bagian belakang Pegon. Penggunaan
pegon ini bermakna sebagai lambang keagungan seorang pria dan kesopanan sikap kepada
sesame.

 Budaya SUMBAWA memiliki pakaian adat tersendiri yaitu Lamong Pane dan lamung.
Lamong pane merupakan pakian adat perempuan berupa lamung pane untuk bagian atas dan
tembe lompa untuk bagian bawah. Sedangkan lamung merupakan pakian adat yang
digunakan oleh laki-laki. Pakaian ini semacam jas tutup berlengan panjang dan salur belo
merupakan celana panjang polos tanpa menggunakan perhiasan.
Tetapi sumbawa juga memiliki pakian adat tersendiri untuk pakaian adat pengantinnya yaitu
untuk pakaian atas, pengantin wanita golongan bangsawan memakai lamung (naju) berupa
lengan pendek bermodel baju bodo sulawesi sedangkan pengantin Pria memakai Gadu, yaitu
baju berlengan panjang berwarna hitam dan dihiaskan cepa emas.
 Budaya MBOJO memiliki pakaian adat tersendiri. Budaya Mbojo mempunyai beberapa jenis
pakian adat yaitu Rimpu, sambolo, baju Bodo.
Rimpu merupakan pakaian adat bima yang digunakan oleh perempuan. Rimpu ini biasa
menggunakan tembe nggoli (sarung khas bima) mulai dari atas sampai bawah. Rimpu juga
bisa dijadikan sebagai pengganti jilbab. Rimpu dibedakan menjadi 3 yaitu rimpu cili, rimpu
colo dan rimpu ala/gala , tetapi tembe nggoli juga bisa digunakan oleh laki-laki. Fungsinya
biasa digunakan untuk sholat.
Sambolo merupakan pakian adat yang digunakan oleh laki-laki biasanya berbentuk ikatan
kepala. sambolo ini biasa di gunakan dalam acara ataupun kegiatan seperti doa, karnval dan
acara lainnya. Sambolo ini juga terbuat dari kain songke.
Baju bodo merupakan pakian adat bima yang digunakan oleh perempuan. Pakaian ini biasa
digunakan pada saat acara pernikahan untuk pasangan perempuan. Baju ini mempunyai
kemiripan dengan baju adat bugis.
Pasangi merupakan pakaian adat bima yang digunakan oleh pengantin laki-laki pada saat
acara pernikahan. Pakaian ini biasa digunakan dengan berbagai aksesoris dan juga
bawahannya menggunakan celana hitam dihiasi dengan tembe siki(sarung siki).
Baju bunti merupakan pakaian adat bima yang digunakan oleh perempuan. Biasanya baju
bunti ini digunakan oleh remaja pada saat acara
Wa’a coi (antar mahar) dan acara besar lainnya. Baju ini mirip seperti baju bodo tetapi tidak
menggunakan perhiasan lainnya hanya ada percak bunga atau bintang. Baju bunti ini
digunakan dengan bawahan tembe nggoli dan tembe salungka(sarung khas bima).
B. Rumusan Masalah
1. Apa difinisi dan fungsi dari pakaian adat ?
2. Apa saja makna yang terkandung pada masing-masing pakaian adat di NTB?
3. Bagaimana penerapan pakaian adat di NTB?
4. Apa saja manfaat mempelajari tentang budaya pakaian adat?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui difinisi dari pakaian adat sebagai suatu budaya
2. Untuk mengetahui makna masing-masing simbol dari pakaian adat di wilayah
NTB
3. Agar kita mengetahui penerapaan dari pakaian adat di NTB
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari tentang budaya pakaian adat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Difinisi pakaian adat sebagai suatu budaya

Indonesia terdiri dari keberagaman budaya dan adat-istiadatnya di beberapa daerah masih
dipertahankan secara turun temurun. Berbeda adat-istiadat, berbeda juga perilaku serta pakaian
adatnya. Menurut Dharmika ( 1998 : 16 ) Pakaian adat tradisional adalah pakaian yang sudah
dipakai secara turun temurun dan merupakan salah satu identitas yang dapat dibanggakan oleh
sebagian besar pendukung kebudayaan. pakaian dibuat sebagai simbol untuk mengekspresikan
identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Ini juga merupakan pakaian khas yang
menjadi pembeda antardaerah. Bukan hanya di Indonesia, setiap negara di seluruh dunia juga
memiliki baju adatnya masing-masing mewakili kelompok masyarakat mereka. Karena pakaian
adat merupakan baju yang dibuat dengan ciri dan karakteristik khas dari masyarakat daerah
tertentu. Setiap baju khas biasanya terdiri dari beberapa komponen lengkap dari kepala sampai
kaki.

Berikut ini merupakan fungsi pakaian adat dan penjelasannya, antara lain:

1. Untuk Memeringati Perayaan Hari Besar

Salah satu fungsi pakaian adat adalah untuk memeringati perayaan hari besar. Pakaian adat akan
dikenakan dalam setiap perayaan hari besar.Pakaian adat juga menunjukkan atau menentukan
peran seseorang dalam perayaan hari besar di tiap daerah.

2. Penanda Status Sosial

Pakaian adat memiliki fungsi sebagai penanda status sosial. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
daerah di Indonesia menggunakan pakaian adat untuk menandai status sosial.

3. Menjadi Identitas Tiap Daerah

Selain lagu daerah, pakaian adat juga berfungsi sebagai identitas tiap daerah. Melalui pakaian
adat kita bisa mengenal kebudayaan dari daerah tersebut.
Contohnya di wilayah NTB paada suku SASAMBO. Suku sasak memiliki pakaian adat bernama
lambung dan pegon, suku samawa memiliki pakaian adat bernama Lamong Pane dan lamung,
sedangkan MBOJO memiliki pakaian adat bernama Rimpu, sambolo, baju Bodo.

4. Pernikahan

Salah satu acara yang menggunakan pakaian adat adalah pernikahan. Salah satu acara yang
menggunakan pakaian adat adalah pernikahan. Di samping itu, mereka juga mengenakan
aksesoris dan dekorasi untuk memperindah pakaian adat yang dikenakan. Seperti di suku sasak
yang menggunakan pakaian adat pada acara pernikahan yang disebut dengan NYONGKOLAN.

B. Makna masing-masing simbol pakaian adat di NTB

1. LOMBOK -Suku sasak

Baju Lambung, Pakaian Adat Suku Sasak Wanita

Wanita suku Sasak menggunakan pakaian adat yang bernama baju lambung. Model pakaian ini
dari atas sampai bawah sangat simple namun elegan. Ada beberapa bagian dari
baju lambung, semuanya memiliki makna filosofis sendiri-sendiri.

1. Pangkak, sebagai penghias kepala atau mahkota emas berbentuk bunga cempaka atau
mawar yang diselipkan di sela-sela konde.
2. Tangkong, atasan berwarna gelap yang biasanya terbuat dari brokat dan beludru.
Potongan bajunya pendek hampir sama seperti crop top dengan kerah berbentuk V. Baju
ini melambangkan keagungan bagi wanita.
3. Lempot, berupa selendang motif khas Sasak Lombok yang diletakan di pundak.
Selendang ini adalah lambang kasih sayang kepada sesama manusia.
4. Tongkak, merupakan kain panjang yang dililit pada pinggang sebelah kiri. Terbuat dari
kain tenun khas suku Sasak yang  melambangkan pengabdian, diantaranya ketaatan
terhadap tuhan, penghormatan pada orang tua serta pengabdian pada masyarakat.
5. Kereng, kain songket khas Lombok yang dililitkan sampai lutut, untuk wanita yang
memakai kerudung bisa sampai mata kaki. Pemakaiannya melambangkakn kesuburan
dan kesopanan.
6. Endit/pending, merupakan aksesoris pelengkap berupa yaitu berupa rantai perak,
biasanya untuk menghiasi rambut, kuku atau sebagai anting. Serta, ada bros sebagai
pemanis pada baju tangkong. Biasanya ditambahkan juga kalung, gelang tangan dan
gelang kaki dari bahan perak.

Baju Pegon, Pakaian Adat Suku Sasak Pria

Sama seperti baju lambung, baju pegon memiliki model yang sederhana namun menyimpan


banyak makna simbolis. 

1. Sapuk/Capuq, adalah mahkota atau ikat kepala yang melambangkan rasa hormat pada
tuhan. Ikat kepala ini memiliki tujuan untuk melindungi pemakainya dari pikiran kotor.
Kalau dilihat-lihat, bentuk sapuk hampir sama seperti udeng dari Bali. Model sapuk juga
disesuaikan dengan momentum penggunaannya, untuk pemakaian sehari-hari biasanya
menggunakan sapuk bentuk segitiga sama kaki. Sementara untuk acara besar,
menggunakan sapuk yang terbuat dari benang emas.
2. Baju Pegon, merupakan pakaian adat suku Sasak yang mendapat pengaruh budaya Jawa
dan mengadopsi desain jas  Eropa. Desainnya sangat berwarna gelap dan memiliki bagian
yang agak terbuka dibelakang untuk memudahkan pemakai. Pegon memiliki makna
kehormatan dan kesopanan seorang pria.
3. Leang/Dodot adalah bawahan berupa kain songket yang digunakan untuk menyelipkan
keris. Terdapat berbagai motif, mulai dari keker, bintang empet atau subahnale. Kain ini
memiliki makna dan simbol semangat serta pengabdian kepada orang tua dan
masyarakat.
4. Kain wiron, merupakan kain yang jenis kain yang digunakan sebagai bawahan yang
dililitkan dari pinggang hingga mata kaki. Perlu diperhatikan, dalam menggunakan kain
wiron tidak diperkenankan untuk memakai kain polos, melainkan harus motif  khas
Lombok. Makna penggunaan kain ini adalah kerendahan hati yang dimiliki suku Sasak.
5. Keris, merupakan senjata pelengkap. Keris harus diselipkan menghadap kedepan, jika
terbalik makan melambangkan peperangan.
Daftar pustaka

Sama, H., & Liong, B. C. (2021). Perancangan Augmented Reality (AR) Berbasis Android
Sebagai Media Pembelajaran Pakaian Adat Tradisional di Indonesia Untuk Anak Sekolah
Dasar. Journal of Information System and Technology, 2(1), 68-84.

Burhanuddin, B., Hakim, A., & Loka, I. N. (2022). Kajian Etnosain Pakaian Adat “Lambung”:
Identifikasi Konten Kimia Dalam Tradisi Masyarakat Lombok. UNESA Journal of Chemical
Education, 11(1), 65-69.

Amalia,Rizki (2022). “Sebagai identitas, 4 fungsi pakaian adat” Diakses pada tanggal 9 maret
2023 pada https://kids.grid.id/read/473257943/sebagai-identitas-inilah-4-fungsi-pakaian-adat-
dan-penjelasannya?page=all

Anda mungkin juga menyukai