Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUSANA ADAT JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
1.      Dhimaz Adhitya Saputra (06)
2.      Muflikhun (19)
3.      Michael Kevin Hermanto (17)
4.      Riyan Verdyanto (29)

SMA NEGRI 1 WELERI


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang
teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada
umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan
menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal
dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang
sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tentu sesuai dengan
keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada
budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Pakaian Adat Jawa
Tengah yang didalamnya membahas tentang berbagai macam pakaian adat khususnya yang
berasal dari daerah Jawa Tengah ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari
betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang ahirnya akan membuat
masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.

Agustus 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Adat jawa sangat melekat di Indonesia,khususnya suku jawa. Pada acara tertetu suku
jawa tak luput dari adat mereka. Begitu juga dengan pakaian adatnya.Saat acara-acara
tertentu adat istiadat jawa harus memenuhi persyaratan adat yang akan di laksanakan.Berikut
melody akan membahas tentang pakaian adat jawa tengah yang di pakai pada saat acar-acara
tertentu.Baik sejarah asal-usul atau asal mula baju adat Jawa Tengah, kelengkapan apa saja
yang di pakai (kostum). Dan bagaimana kostum pernikahan adat Jawa Tengah.
Jenis busana dan kelengkapannya yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya
di lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah adalah baju kebaya, kemben
dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita
bangsawan maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian
upacara. Pada busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem misalnya, baju
kebaya menggunakan peniti renteng dipadukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik,
bagian kepala rambutnya digelung (sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai
seperti subang, cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan.
Untuk busana sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben yang
dipadukan dengan stagen dan kain jarik. Kemben dipakai untuk menutupi payudara, ketiak
dan punggung, sebab kain kemben ini cukup lebar dan panjang. Sedangkan stagen dililitkan
pada bagian perut untuk mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa saja pakaian adat untuk pria ?
2.    Apa saja pakaian adat untuk wanita ?
3.    Jelaskan pakaian resmi adat Jawa Tengah !
4.    Apa saja pakaian adat yang dikenakan dalam pernikahan adat Jawa Tengah ?
C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahu jenis pakaian adat yang dikenakan oleh pria.
2.    Mengetahu jenis pakaian adat yang digunakan oleh wanita.
3.    Menjelaskan pakaian resmi adat Jawa Tengah.
4.    Mengetahui macam pakaiana adat dalam upacara pernikahan sesuai adat Jawa Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN

Masyarakat Jawa Tengah memiliki kebiasaan untuk menggunakan baju adat daerah tidak
hanya pada acara-acara tertentu saja tetapi pada kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat di
Jawa Tengah, fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat bangsawan pakaian
mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik.
Sebagian masyarakat Jawa Tengah masih nyaman menggunakan pakaian daerah Jawa
Tengah baik laki-laki maupun perempuan. Sebagian dari mereka juga menggunakan pakaian
daerah Jawa Tengah namun tidak utuh, dalam artian hanya sebagian yang dipakai misalnya
untuk laki-laki hanya menggunakan penutup kepala saja (Blankon).

A.     Pakaian Adat Pria


Pakaian adat untuk lelaki Jawa Tengah disebut beskap.Pakaian tersebut dilengkapi dengan
blankon di kepala, jarik untuk bagian bawah dan diikat dengan stagen. Dan biasanya juga
dilengkapi dengan aksesoris berupa keris yang diselipkan di bagian belakang punggung.
Secara lengkap pakaian tradisional yang dikenakan oleh laki-laki di Jawa Tengah dari atas
sampai ke bawah terdiri dari :
1.    Udheng
yaitu ikat kepala. Sedangkan jenis udheng yang telah jadi dan tinggal dipakai disebut dengan
blankon.
2.    Kulambi
yaitu pakaian berupa baju. Dikenal baju tradisional di Jawa Tengah yaitu Beskap dan Surjan.
Namun dikalangan Keraton dikenal beberapa jenis Kulambi yaitu Atellah, Beskap, Sikepan,
Langenharjan, Beskap Landhung dan Taqwa.
3.    Sinjang /Dodot
Sinjang atau juga disebut dengan samping yaitu berupa kain batik panjang yang digunakan
untuk menutupi badan bagian bawah.

4.    Setagen
Adalah kain yang berfungsi untuk mengencangkan sinjang yang menempel di pinggang

5.    Sabuk
Dalam hal ini sabuk berfungsi untuk menutup stagen dan juga mengencangkan fungsi stagen
6.    Epek Timang dan Lerep
Merupakan kain beludru dengan lebar sekitar 5 cm dan panjang 120 - 150 cm yang
digunakan dipinggang diluar sabuk.
7.    Dhuwung
Yaitu berupa senjata berupa keris dan kerangkanya
8.      Cenela atau selop
Yaitu alas kaki berupa sendal selop

B.     Pakaian Adat Wanita


Pakaian adat ini merupakan pakaian yang umum dipakai oleh wanita Jawa Tengah. Jenis
busana dan aksesoris yang dipakai oleh wanita Jawa Tengah adalah baju kebaya, kemben,
dan kain tapih pinjung dengan stagen.
Busana adat Jawa Tengah untuk wanita biasa disebut dengan "Wusana Kejawen" yang
memiliki lambang / arti tertentu. Busana Jawa Tengah untuk wanita yang resmi biasanya
terdiri dari baju kebaya, kemben / samping, dan kain tapih yang dikenal dengan stagen.
Selain itu wanita Jawa juga menggunakan sanggul dengan konde dikepala serta alas kaki
berupa selop.
Kebaya sebagai baju adat Jawa Tengah digunakan oleh wanita baik dari kalangan bangsawan
maupun rakyat biasa baik sebagai busana resmi maupun busana sehari-hari. Ketika digunakan
pada acara resmi seperti pada upacara adat yang dikenakan oleh kalangan "garwo dalem"
yaitu kebaya dengan peniti renteng, digabungkan dengan kain sinjang atau kain batik, pada
bagian kepala rambutnya digelung (disanggul) dan dilengkapi aksesoris berupa subang,
cincin, kalung, gelang serta kipas.
Pakaian kaum perempuan adat keraton Surakarta merupakan pakaian tradisional Jawa yang
mencerminkan putri keraton. Istilah putri keraton ini mengisyaratkan adanya makna keibuan,
keanggunan, kelembutan, kesopanan dan sejenisnya. Kelengkapan pakaian putri, meliputi :
1.    Kebaya
Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang
berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya
sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai
lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan
sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua
sisinya.
2.    Kain Tapih Pinjung
Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik digunakan
dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan lilitan,
digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang stagennya.
Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi berwarna
cerah.
3.    Ungkel atau sanggul
Sanggul (konde) adalah rambut tambahan yang diberi dasar berbentuk bulat seperti tatakan
gelas agak kecil, yang dibuat dari kain gaas, kadang-kadang berbentuk oval atau bulat kecil.
Rambut tambahan(palsu) tersebut bisa dibentuk bermacam-macam sanggul yang dikenal oleh
semua ibu-ibu sebagai sanggul tempel.
4.    Setagen
Adalah kain yang berfungsi untuk mengencangkan sinjang yang menempel di pinggang
5.    Kemben
Kemben tradisional digunakan dengan membungkus sepotong pakaian di sekitar batang
tubuh, tepi dilipat dan diamankan, diikat dengan tambahan tali, ditutupi dengan angkin atau
selempang yang lebih kecil di sekitar perut.
6.    Jarik
Jarik adalah kain panjang berwarna latar hitam dengan corak batik warna coklat dengan motif
batik yang beraneka ragam. Kain sebagai khasanah Batik Tradisional Indonesia seringkali
disebut juga jarit. Pada masa lalu nyamping atau jarik yang digunakan biasanya berupa batik
tulis, tetapi untuk saat ini rupanya tidak jarang pula dipergunakan batik cap.
7.    Cunduk Jungkat
8.    Selop

C.     Pakaian Resmi


Pakaian resmi adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep adalah
pakaian pria yang terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk
keperluan adat. Jawi jangkep terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga,
bawahan berupa kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berupa blangkon, serta
aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki). Berikut ini adalah gambar seorang pria
yang mengenakan pakaian Jawi Jangkep tersebut. Sementara kebaya adalah pakaian adat
wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung,
konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang, serta kipas. Dalam
praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial si
pemakainya.
1.    Kebaya
Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang
berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya
sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai
lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan
sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua
sisinya.
2.    Kain Tapih Pinjung
Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik digunakan
dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan lilitan,
digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang stagennya.
Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi berwarna
cerah.

D.     Pakaian Pengantin


Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Selain pakaian resmi, dikenal pula beberapa pakaian
pengantin adat dalam budaya Jawa Tengah. Jenis pakaian pengantin sendiri amatlah beragam
tergantung dari acara apa yang sedang dihadapi. Untuk diketahui, dalam pernikahan adat
Jawa, terdapat beberapa upacara yang harus dijalani oleh sepasang mempelai. Upacara
tersebut antara lain upacara midodareni, upacara ijab, upacara panggih, dan upacara setelah
panggih. Dalam setiap upacara tersebut, pengantin wajib mengenakan beberapa jenis pakaian
yang antara lain sebagai berikut.
1.    Upacara Midodareni
Pada upacara midodareni, pakaian pengantin pria adalah baju Jawi Jangkep yang terdiri atas
baju atela, sikepan, udeng,sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, dan selop.
Sementara wanitanya menggunakan busana sawitan. Busana tersebut terdiri dari kebaya
berlengan panjang, stagen, dan kain jarik bercorak batik.
2.    Upacara Ijab
Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik,
sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria disini
terdiri dari dodot bangun tulak, kuluk matak petak, sabuk dengan timang dan cinde, stagen,
celana panjang berwarna putih, keris warangka ladrang, dan selop.
3.    Upacara Panggih
Dalam upacara panggih, kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa Tengah bernama
busana basahan. Busana ini terdiri dari kemben, dodot bangun tulak (kampuh), selendang
sekar cinde abrit (sampur), dan kain jarik bermotif cinde sekar merah. Selain itu, beberapa
perhiasan juga dilekatkan pada tubuh pengantin. Untuk pria, perhiasan tersebut adalah kalung
ulur, cincin, timang/epek, bros, dan buntal, sementara untuk pengantin wanita yaitu cunduk
mentul, centung, jungkat,kalung, cincin, gelang, bros, subang, dan timang.
4.    Upacara Setelah Panggih Dalam
Upacara setelah panggih, kedua mempelai menggunakan busana kanigaran (wanita) dan
busana kapangeranan (pria). Busana kanigara terdiri dari baju kebaya sebagai atasan, kain
jarik, stagen, dan selop. Sedangkan busana kapangeranan terdiri dari stagen, kuluk kanigoro,
sabuk timang, kain jarik, baju takwo, keris warangka ladrang, dan selop.
Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah banyak mengandung filosofi tentang kesopanan dan
berbagai harapan yang baik bagi kedua mempelai agar langgeng dan bahagia dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga, hal ini sesuai dengan adat budaya masyarakat Jawa
tengah yang penuh dengan tata krama dan etika. Penggunaan Kain batik pada kedua
mempelai pun memiliki makna, agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak dan
tenteram.
Pada umumnya ciri khas dari pakaian pengantin adat Jawa tengah adalah busana dodotan atau
kemben dengan kain batik yang biasanya langsung di balutkan pada tubuh pengantin wanita
tanpa mengenakan kebaya terlebih dulu. Sedangkan, Pengantin pria biasa tak mengenakan
beskap melainkan hanya celana dan kain batik.
Sedangkan Aksesori yang biasa dikenakan oleh kedua mempelai dengan pakaian adat Jawa
Tengah memang terkesan megah dengan untaian melati dan berbagai hiasan keemasan.
Mempelai wanita mengenakan sanggul tradisional dengan tusuk konde berjumlah 9, dan
mempelai pria menyelipkan keris yang juga berhias roncean melati pada bagian belakang
kain yang dikenakan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pakaian Adat adalah pakaian yang memiliki cirikhas tertentu yang dijadikan identitas dari
sebuah daerah. Ciri tersebut dapat berupa warna, motif, bahan, dll. Di Indonesia hampir
setiap wilayah tertentu memiliki pakaian adat yang menjadi identitas masyarakatnya. Tidak
terkecuali daerah Jawa Tengah.
Laki-laki: Pakaian untuk laki-laki disebut beskap . Pakaian ini dilengkapi blangkon di kepala,
jarik untuk bagian bawah dan diikat dengan stagen, serta diselipkan keris dibagian belakang.
Perempuan: pakaian untuk perempuan adalah kain kebaya. Menurut sejarah kebaya dipercaya
berasal dari Tiongkok kemudian menyebar hingga ke nusantara. Sebelum tahun 1600an
kebaya hanya dipakai oleh keluarga kerajaan. Setelah bangsa Eropa(Belanda) masuk, pakaian
kebaya dipakai sebagai pakaian resmi perempuan Eropa. 
Pakaian kebaya biasa dipakai dalam pernikahan atau acara yang bersifat tradisional lainnya.
Pakaian adat Jawa Tengah perlu terus dilestarikan agar cirikhas masyarakatnya tidak pudar.

B.     Saran
Sebagai generasi muda sebaiknya kita ikut serta melestarikan pakaian adat Jawa Tengah
dengan tetap menggunakan baju adat Jawa Tengah dilingkungan sekolah maupun di acara
tertentu misalnya pernikahan khususnya pengantin, membuat acara festival baju adat Jawa
Tengah yang tujuan nya untuk memperkenalkan kepada anak kecil & masyarakat luas bahwa
baju adat Jawa Tengah warisan Indonesia dan perlu d lestarikan, para desaigner baju juga
bisa membuat baju desain baju adat Jawa Tengah yang di modifikasi, agar pelanggan nya tau
baju adat Jawa Tengah bagus untuk di desain & di modifikasi sedemikian rupa.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.azamku.com/pakaian-adat-jawa-tengah/
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-jawa-tengah.html
https://santaidamai.com/pakaian-adat-jawa-tengah/
http://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-jawa-tengah-lengkap.html
https://djokokurniyanto8.wordpress.com/baju-adat-jawa-tengah/

Anda mungkin juga menyukai