Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BUSANA DAERAH JAWA TENGAH


Dosen Pengampu : Dra. Kapti Asiatun, M.Pd

Oleh :

Rifadah Qoribah Salsabila (19513244009)

PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“Busana Daerah Jawa Tengah”

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai busana adat atau busana daerah yang ada
di Jawa Tengah. Diharapkan makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat bermanfaat bagi kami demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Surakarta, 26 Februari 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adat jawa sangat melekat di Indonesia,khususnya suku jawa. Pada acara tertentu suku
Jawa tak luput dari adat mereka. Begitu juga dengan pakaian adatnya.Saat acara-acara
tertentu adat istiadat jawa harus memenuhi persyaratan adat yang akan di laksanakan.Berikut
akan dibahas tentang pakaian adat jawa tengah yang di pakai pada saat acar-acara tertentu.
Baik sejarah asal-usul atau asal mula baju adat Jawa Tengah, kelengkapan apa saja yang di
pakai (kostum). Dan bagaimana kostum pernikahan adat Jawa Tengah.

Jenis busana dan kelengkapannya yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di
lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah adalah Baju kebaya, kemben dan
kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan
maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara. Pada
busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem misalnya, baju kebaya
menggunakan peniti renteng dipadukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik, bagian
kepala rambutnya digelung (sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai seperti
subang, cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan. Untuk busana
sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben yang dipadukan dengan stagen
dan kain jarik. Kemben dipakai untuk menutupi payudara, ketiak dan punggung, sebab kain
kemben ini cukup lebar dan panjang. Sedangkan stagen dililitkan pada bagian perut untuk
mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pakaian adat untuk pria ?


2. Apa saja pakaian adat untuk wanita ?
3. Jelaskan pakaian resmi adat Jawa Tengah !
4. Apa saja pakaian adat yang dikenakan dalam pernikahan adat Jawa Tengah ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahu jenis pakaian adat yang dikenakan oleh pria.
2. Mengetahu jenis pakaian adat yang digunakan oleh wanita.
3. Menjelaskan pakaian resmi adat Jawa Tengah.
4. Mengetahui macam pakaiana adat dalam upacara pernikahan sesuai adat Jawa Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat Jawa Tengah memiliki kebiasaan untuk menggunakan baju adat daerah
tidak hanya pada acara-acara tertentu saja tetapi pada kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat
di Jawa Tengah, fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat bangsawan pakaian
mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik. Sebagian masyarakat Jawa
Tengah masih nyaman menggunakan pakaian daerah Jawa Tengah baik laki-laki maupun
perempuan. Sebagian dari mereka juga menggunakan pakaian daerah Jawa Tengah namun
tidak utuh, dalam artian hanya sebagian yang dipakai misalnya untuk laki-laki hanya
menggunakan penutup kepala saja (Blankon).
A. Pakaian Adat Pria
Pakaian adat untuk lelaki Jawa Tengah disebut beskap.Pakaian tersebut dilengkapi
dengan blankon di kepala, jarik untuk bagian bawah dan diikat dengan stagen. Dan biasanya
juga dilengkapi dengan aksesoris berupa keris yang diselipkan di bagian belakang punggung.
Secara lengkap pakaian tradisional yang dikenakan oleh laki-laki di Jawa Tengah dari atas
sampai ke bawah terdiri dari :
1. Udheng
Adalah ikat kepala. Sedangkan jenis udheng yang telah jadi dan tinggal dipakai
disebut dengan blankon.
2. Kulambi
Yaitu pakaian berupa baju. Dikenal baju tradisional di Jawa Tengah yaitu Beskap dan
Surjan. Namun dikalangan Keraton dikenal beberapa jenis Kulambi yaitu Atellah, Beskap,
Sikepan, Langenharjan, Beskap Landhung dan Taqwa.
3. Sinjang /Dodot
Sinjang atau juga disebut dengan samping yaitu berupa kain batik panjang yang
digunakan untuk menutupi badan bagian bawah.
4. Setagen
Adalah kain yang berfungsi untuk mengencangkan sinjang yang menempel di pinggang
5. Sabuk
Dalam hal ini sabuk berfungsi untuk menutup stagen dan juga mengencangkan fungsi stagen
6. Epek Timang dan Lerep
Merupakan kain beludru dengan lebar sekitar 5 cm dan panjang 120 - 150 cm yang
digunakan dipinggang diluar sabuk.
7. Dhuwung
Yaitu berupa senjata berupa keris dan kerangkanya
8. Cenela atau selop
Yaitu alas kaki berupa sendal selop
B. Pakaian Adat Wanita
Pakaian adat ini merupakan pakaian yang umum dipakai oleh wanita Jawa Tengah.
Jenis busana dan aksesoris yang dipakai oleh wanita Jawa Tengah adalah baju kebaya,
kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Busana adat Jawa Tengah untuk wanita biasa
disebut dengan "Wusana Kejawen" yang memiliki lambang / arti tertentu. Busana Jawa
Tengah untuk wanita yang resmi biasanya terdiri dari baju kebaya, kemben / samping, dan
kain tapih yang dikenal dengan stagen. Selain itu wanita Jawa juga menggunakan sanggul
dengan konde dikepala serta alas kaki berupa selop.
Kebaya sebagai baju adat Jawa Tengah digunakan oleh wanita baik dari kalangan
bangsawan maupun rakyat biasa baik sebagai busana resmi maupun busana sehari-hari.
Ketika digunakan pada acara resmi seperti pada upacara adat yang dikenakan oleh kalangan
"garwo dalem" yaitu kebaya dengan peniti renteng, digabungkan dengan kain sinjang atau
kain batik, pada bagian kepala rambutnya digelung (disanggul) dan dilengkapi aksesoris
berupa subang, cincin, kalung, gelang serta kipas. Pakaian kaum perempuan adat keraton
Surakarta merupakan pakaian tradisional Jawa yang mencerminkan putri keraton. Istilah putri
keraton ini mengisyaratkan adanya makna keibuan, keanggunan, kelembutan, kesopanan dan
sejenisnya. Kelengkapan pakaian putri, meliputi :
1. Kebaya
Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang
berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya
sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai
lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan
sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua
sisinya.
2. Kain Tapih Pinjung
Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik
digunakan dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan
lilitan, digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang
stagennya. Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi
berwarna cerah.
3. Ungkel atau sanggul
Sanggul (konde) adalah rambut tambahan yang diberi dasar berbentuk bulat seperti
tatakan gelas agak kecil, yang dibuat dari kain gaas, kadang-kadang berbentuk oval atau bulat
kecil. Rambut tambahan(palsu) tersebut bisa dibentuk bermacam-macam sanggul yang
dikenal oleh semua ibu-ibu sebagai sanggul tempel.
4. Setagen
Adalah kain yang berfungsi untuk mengencangkan sinjang yang menempel di pinggang
5. Kemben
Kemben tradisional digunakan dengan membungkus sepotong pakaian di sekitar
batang tubuh, tepi dilipat dan diamankan, diikat dengan tambahan tali, ditutupi dengan
angkin atau selempang yang lebih kecil di sekitar perut.
6. Jarik
Jarik adalah kain panjang berwarna latar hitam dengan corak batik warna coklat
dengan motif batik yang beraneka ragam. Kain sebagai khasanah Batik Tradisional Indonesia
seringkali disebut juga jarit. Pada masa lalu nyamping atau jarik yang digunakan biasanya
berupa batik tulis, tetapi untuk saat ini rupanya tidak jarang pula dipergunakan batik cap.
7. Cunduk Jungkat
8. Selop
C. Pakaian Resmi
Pakaian resmi adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep
adalah pakaian pria yang terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk
keperluan adat. Jawi jangkep terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga,
bawahan berupa kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berupa blangkon, serta
aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki). Berikut ini adalah gambar seorang pria
yang mengenakan pakaian Jawi Jangkep tersebut. Sementara kebaya adalah pakaian adat
wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung,
konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang, serta kipas. Dalam
praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial si
pemakainya.
1. Kebaya
Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang
berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya
sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai
lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan
sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua
sisinya.
2. Kain Tapih Pinjung
Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik
digunakan dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan
lilitan, digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang
stagennya. Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi
berwarna cerah.
D. Pakaian Pengantin
Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Selain pakaian resmi, dikenal pula beberapa
pakaian pengantin adat dalam budaya Jawa Tengah. Jenis pakaian pengantin sendiri amatlah
beragam tergantung dari acara apa yang sedang dihadapi. Untuk diketahui, dalam pernikahan
adat Jawa, terdapat beberapa upacara yang harus dijalani oleh sepasang mempelai. Upacara
tersebut antara lain upacara midodareni, upacara ijab, upacara panggih, dan upacara setelah
panggih. Dalam setiap upacara tersebut, pengantin wajib mengenakan beberapa jenis pakaian
yang antara lain sebagai berikut.
1. Upacara Midodareni
Pada upacara midodareni, pakaian pengantin pria adalah baju Jawi Jangkep yang
terdiri atas baju atela, sikepan, udeng,sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, dan
selop. Sementara wanitanya menggunakan busana sawitan. Busana tersebut terdiri dari
kebaya berlengan panjang, stagen, dan kain jarik bercorak batik.
2. Upacara Ijab
Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain
jarik, sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria
disini terdiri dari dodot bangun tulak, kuluk matak petak, sabuk dengan timang dan cinde,
stagen, celana panjang berwarna putih, keris warangka ladrang, dan selop.
3. Upacara Panggih
Dalam upacara panggih, kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa Tengah
bernama busana basahan. Busana ini terdiri dari kemben, dodot bangun tulak (kampuh),
selendang sekar cinde abrit (sampur), dan kain jarik bermotif cinde sekar merah. Selain itu,
beberapa perhiasan juga dilekatkan pada tubuh pengantin. Untuk pria, perhiasan tersebut
adalah kalung ulur, cincin, timang/epek, bros, dan buntal, sementara untuk pengantin wanita
yaitu cunduk mentul, centung, jungkat,kalung, cincin, gelang, bros, subang, dan timang.
4. Upacara Setelah Panggih Dalam
Upacara setelah panggih, kedua mempelai menggunakan busana kanigaran (wanita)
dan busana kapangeranan (pria). Busana kanigara terdiri dari baju kebaya sebagai atasan,
kain jarik, stagen, dan selop. Sedangkan busana kapangeranan terdiri dari stagen, kuluk
kanigoro, sabuk timang, kain jarik, baju takwo, keris warangka ladrang, dan selop.
Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah banyak mengandung filosofi tentang kesopanan
dan berbagai harapan yang baik bagi kedua mempelai agar langgeng dan bahagia dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga, hal ini sesuai dengan adat budaya masyarakat Jawa
tengah yang penuh dengan tata krama dan etika. Penggunaan Kain batik pada kedua
mempelai pun memiliki makna, agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak dan
tenteram.
Pada umumnya ciri khas dari pakaian pengantin adat Jawa tengah adalah busana
dodotan atau kemben dengan kain batik yang biasanya langsung di balutkan pada tubuh
pengantin wanita tanpa mengenakan kebaya terlebih dulu. Sedangkan, Pengantin pria biasa
tak mengenakan beskap melainkan hanya celana dan kain batik.
Sedangkan Aksesori yang biasa dikenakan oleh kedua mempelai dengan pakaian adat
Jawa Tengah memang terkesan megah dengan untaian melati dan berbagai hiasan keemasan.
Mempelai wanita mengenakan sanggul tradisional dengan tusuk konde berjumlah 9, dan
mempelai pria menyelipkan keris yang juga berhias roncean melati pada bagian belakang
kain yang dikenakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pakaian Adat adalah pakaian yang memiliki cirikhas tertentu yang dijadikan identitas
dari sebuah daerah. Ciri tersebut dapat berupa warna, motif, bahan, dll. Di Indonesia hampir
setiap wilayah tertentu memiliki pakaian adat yang menjadi identitas masyarakatnya. Tidak
terkecuali daerah Jawa Tengah.
Laki-laki: Pakaian untuk laki-laki disebut beskap . Pakaian ini dilengkapi blangkon di
kepala, jarik untuk bagian bawah dan diikat dengan stagen, serta diselipkan keris dibagian
belakang.
Perempuan: pakaian untuk perempuan adalah kain kebaya. Menurut sejarah kebaya
dipercaya berasal dari Tiongkok kemudian menyebar hingga ke nusantara. Sebelum tahun
1600an kebaya hanya dipakai oleh keluarga kerajaan. Setelah bangsa Eropa(Belanda) masuk,
pakaian kebaya dipakai sebagai pakaian resmi perempuan Eropa.
Pakaian kebaya biasa dipakai dalam pernikahan atau acara yang bersifat tradisional
lainnya. Pakaian adat Jawa Tengah perlu terus dilestarikan agar cirikhas masyarakatnya tidak
pudar.

B. Saran
Sebagai generasi muda sebaiknya kita ikut serta melestarikan pakaian adat Jawa
Tengah dengan tetap menggunakan baju adat Jawa Tengah dilingkungan sekolah maupun di
acara tertentu misalnya pernikahan khususnya pengantin, membuat acara festival baju adat
Jawa Tengah yang tujuan nya untuk memperkenalkan kepada anak kecil & masyarakat luas
bahwa baju adat Jawa Tengah warisan Indonesia dan perlu d lestarikan, para desaigner baju
juga bisa membuat baju desain baju adat Jawa Tengah yang di modifikasi, agar pelanggan
nya tau baju adat Jawa Tengah bagus untuk di desain & di modifikasi sedemikian rupa.

Anda mungkin juga menyukai