Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BUSANA DAERAH

Busana Daerah Kalimantan Barat

Dosen Pengampu:

Dra. Yuliarma, M.Ds

Disusun oleh:

FEBRI ANITA SARI

200705010

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas segala limpahan kesehatan
dan kesempatan yang diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.

Tidak lupa pula saya menghaturkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Busana daerah, yang telah memberi banyak sekali ilmu, baik dalam pemilihan
materi yang saya sajikan, dan penataan materi di dalam makalah ini. Saya sebagai penulis,
pun tidak luput dari adanya kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik dalam
penyampaian materi, pemilihan kalimat, ataupun penyusunan materi. Untuk itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang ditujukan kepada makalah saya, demi perbaikan
kedepannya.

Akhir kata, saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca
dan penyimak makalah ini, yang semoga dapat mengambil manfaat dari pemaparan materi
saya.

16 Februari 2022

FEBRI ANITA SARI


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................
C. TUJUAN ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................

A. PENGERTIAN BUSANA DAEAH....................................................................


B. SEJARAH BUSANA DAERAH KALIMANTAN BARAT...............................
C. KARAKTERISTIK BUSANA DAERAH KALIMANTAN BARAT...............

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

A. KESIMPULAN ..................................................................................................
B. SARAN ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam suku dan kebudayaan.
Ragam kebudayaan dan kesenian yang ada di Indonesia tersebut salah satunya adalah
busana tradisional dari setiap daerah di Indonesia. Busana tradisional merupakan
suatu hasil budaya dan simbol yang menandai perkembangan dan akulturasi dari
daerah yang memiliki ciri khas tersendiri dan merupakan identitas dan karakter
budaya dari suatu kelompok daerah tersebut. Busana bukan hanya sekedar kain,
melainkan rekam-jejak sejarah, pemikiran, juga keyakinan suatu kelompok sosial dan
berfungsi untuk menunjukkan unsur kekentalan budaya masing-masing daerah.
Busana setiap daerah menunjukkan ciri dari satu daerah yang dapat dilihat
dari model busana, penggunaan jenis kain dan corak kain, serta penggunaan aksesoris
dan milineris dan biasanya digunakan pada upacara adat setempat. Busana daerah
adalah busana yang tidak digunakan setiap hari melainkan sesuai dengan tata cara
yang telah dibuat oleh adat setempat. Sebagaimana daerah lain di Indonesia,
kalimantan barat juga memiliki baju adat tradisional sendiri yang namanya adalah
king baba dan king babingge.
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari busana daerah?
2. Bagaimana dengan sejarah busana daerah kalimantan barat?
3. Bagaiamana karakteristik busana daerah kalimantan barat?
4. Serta bagaimana dengan desain serta gambar dari busana daerah kalimantan barat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari busana daerah
2. Untuk mengetahui sejarah busana daerah kalimantan barat
3. Untuk mengetahui karakteristik busana daerah kalimantan barat
4. Untuk mengetahui desain serta gambar dari busana daerah kalimantan barat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian busana daerah


Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam suku dan kebudayaan.
Ragam kebudayaan dan kesenian yang ada di Indonesia tersebut salah satunya
adalah busana tradisional dari setiap daerah di Indonesia. Busana tradisional
merupakan suatu hasil budaya dan simbol yang menandai perkembangan dan
akulturasi dari daerah yang memiliki ciri khas tersendiri dan merupakan identitas
dan karakter budaya dari suatu kelompok daerah tersebut. Busana bukan hanya
sekedar kain, melainkan rekam-jejak sejarah, pemikiran, juga keyakinan suatu
kelompok sosial dan berfungsi untuk menunjukkan unsur kekentalan budaya
masing-masing daerah.
Busana tradisional juga disebut dengan busana etnik. Pengertian busana
etnik menurut CY Thambun (dalam Mally Maeliah dan Pipin Tresna P, 2010,
hlm. 2) mengemukakan bahwa “Busana etnik disebut juga busana tradisional
yaitu suatu busana daerah yang telah dipakai secara turun temurun yang
merupakan salah satu identitas dan dapat dibanggakan oleh sebagian besar
pendukung kebudayaan.”
Busana setiap daerah menunjukkan ciri dari satu daerah yang dapat dilihat
dari model busana, penggunaan jenis kain dan corak kain, serta penggunaan
aksesoris dan milineris dan biasanya digunakan pada upacara adat setempat.
Busana daerah adalah busana yang tidak digunakan setiap hari melainkan sesuai
dengan tata cara yang telah dibuat oleh adat setempat.
Pakaian adat, (juga pakaian rakyat, busana daerah, busana nasional, atau
pakaian tradisional) adalah kostum yang mengekspresikan identitas, yang
biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah.
Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.
Jika kostum dikenakan untuk mewakili budaya atau identitas kelompok etnis
atau suku bangsa tertentu, biasanya dikenal sebagai busana adat suku (juga
pakaian etnis, busana etnis, atau pakaian etnis tradisional). Kostum seperti itu
sering terdiri atas dua jenis: satu untuk acara sehari-hari, yang lainnya untuk
festival tradisional, atau sebagai pakaian formal untuk upacara-upacara adat.

B. Sejarah busana daerah kalimantan barat


Dalam perihal berpakaian, pakaian adat Kalimantan Barat banyak didasarkan
dari kebudayaan kedua suku tersebut, karena provinsi ini letaknya berbatasan
langsung dengan negara bagian Serawak Malaysia, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat
Karimata dan Semenanjung Malaysia.Menurut e-modul Sosiologi SMA/MA Kelas
XII oleh Drs. Puji Raharjo, M.M., dijelaskan bahwa pada zaman dahulu, suku Melayu
Sambas merupakan bagian dari sebuah kesultanan yang ada bersamaan dengan
kerajaan Islam lainnya di Pulau Kalimantan.
Suku Melayu Sambas juga masih tergolong satu rumpun dengan suku Melayu
yang ada di Malaysia. Pada sensus yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), menyatakan bahwa suku ini adalah sub suku dari Suku Dayak.
Namun, kedua suku yang mendominasi wilayah Kalimantan Barat tersebut,
mempunyai banyak perbedaan pakaian adat, baik itu dari segi model, bahan, dan lain-
lain karena pada dasarnya memiliki karakteristik masing-masing.
Dalam pemakaian baju adat Kalimantan untuk laki-laki dan perempuan akan
dicirikan dengan beberapa hal.Mengutip dari buku "Pintar 34 Provinsi di Indonesia"
yang ditulis oleh Kurniawan Dinihari, biasanya laki-laki menggunakan baju tanpa
lengan, celananya yang sebatas lutut, dan juga kain yang berfungsi sebagai ikat
pinggang.Tidak hanya itu, tambahan tutup kepala yang dihias dari bulu burung
Enggang, dan juga perhiasan.

Sedangkan pada perempuan bajunya berlengan dengan kain yang menutupi


pada bagian dadanya. Penggunaan perhiasan yang dipakai di kepala, dan juga
aksesoris berupa kalung, manik manik, ataupun gelang.

C. Karakteristik busana daerah kalimantan barat

Suku Dayak yang menetap di Kalimantan Barat memiliki banyak keunikan, mulai
dari keunikan upacara adat hingga keunikan pakaian adat Kalimantan Barat.

Dilansir dari buku Kreasi Plastisin: Pakaian Adat Nusantara, Dougal Dixon,
(2009:32), suku Dayak yang menghuni Kalimantan Barat memiliki 2 jenis pakaian
adat, yaitu yang terbuat dari kulit dan yang terbuat dari kain.

Pakaian Adat Kalimantan Barat dari Kulit

Zaman dahulu kala, suku Dayak menggunakan bahan kulit untuk membuat pakaian
yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan:

 King Baba dan king bibinge


Di dalam bahasa Dayak, kata 'king' berarti pakaian dan kata 'baba' berarti laki-laki.
Pakaian laki-laki Dayak yang terbuat dari kulit kayu tumbuhan endemik Kalimantan ini
mengandung serat yang tinggi. Bentuk dari King Baba adalah rompi tanpa tangan dan
celana panjang yang umumnya dipakai bersama senjata mandau dan perisai.
King Baba merupakan pakaian adat untuk laki-laki Suku Dayak yang menempati
Kalimantan Barat. Sementara itu pakaian adat untuk perempuan adalah King Bibinge.
Pakaian adat King Baba berbentuk seperti rompi yang menggunakan kain khas terbuat
dari kulit kayu kapuo serta dihiasi manik-manik berwarna jingga dan merah. Sedangkan
untuk pakaian adat perempuan King Bibinge terbuat dari bahan yang sama tapi menutupi
hingga bagian dada dan pundak. Dikutip dari buku Pakaian Adat Tradisional Daerah
Provinsi Kalimantan Barat (1990), pakaian adat laki-laki disebut King Baba dan untuk
perempuan disebut King Bibinge. Pengertian King pada King Baba dimaksudkan adalah
cawat, sementara King pada King Bibinge artinya hampir sama dengan pengertian rok.
Pakaian adat tersebut terbuat dari kulit kayu yaitu kayu gantiingan dan kayu talong.
Cara mengerjakan kulit kayu tersebut dengan dipukul-pukul di atas kayu dan dalam
air. Alat pukulnya juga memakai kayu yang biasanya berbentuk bulat. Kulit kayu yang
dipukul-pukul tersebut dilakukan agar kayu yang keras menjadi lunak dan lemah.
Sehingga dapat digulung atau dilipat sebagaimana melipat atau menggulung kain biasa.
Setelah dipukul sampai lunak baru dikeringkan di panas matahari hingga kering betul.
Kulit kayu yang sudah selesai proses pembuatannya disebut kapua atau ampuro. Ampuro
berasal berasal dari kulit kayu gantiingan berwarna putih, sedangkan ampuro dari kulit
kayu talong yang warnanya coklat tua. Kapua atau ampuro kemudian dibuat celana,
cawat, baju, dan selimut.

Pakaian adat tersebut sudah dipakai secara turun temurun dan menjadai identitas
masyarakat Dayak. Hingga sekarang pakaian adat tersebut masih terus dipergunakan
dalam berbagai kegiatan, seperti upacara sosial atau keagamaan masyarakat.

dikenakan bersama dengan ikat kepala yang terbuat dari bulu burung Enggang Gading
yang memiliki warna indah. Tidak hanya itu saja tapi juga memakai senjata tradisional
Kalimantan Barat bernama mandau. Pakaian adat King Baba dikenal juga sebagai baju
perang suku Dayak. Untuk pakaian adat perempuan King Bibinge dalam pemakaiannya
mengenakan hiasan manik-manik. Di mana susunannya dibuat dengan rapi dan cantik.
Baca juga: Keunikan Pakaian Adat Suku Rote NTT Selain itu juga dilengkapi aksesoris
ikat kepala dan perhiasan. Ikat kepala untuk perempuan pembuatannya sama
menggunakan bulu burung Enggang Gading. Untuk perghiasan yang dipakai seperti,
gelang yang disebut jarat tangan terbuat dari akar tanaman serta kalung yang terbuat dari
tulang hewan dan akar tanaman. Dilansir dari jurnal Dayak Asal Usul dan Penyebaran di
Bumi Borneo (2016) karya Hamid Darmadi, jarat tangan yang terbuat dari pintalan akar
tanaman dikenakan di tangan sebagai penolak bala. Sedangkan kalung yang terbuat dari
tulang hewan sebagai penangkal gangguan roh-roh halus. Biasanya sering digunakan
pada bayi. Ada beragam jenis gelang, seperti tajuk bulu tantawan, tajuk bulu area, kalung
manik lawang, galling gading, galang pasan manik, atau galang pasan.

Istilah King Baba bagi laki-laki dan King Bibinge untuk perempuan biasa digunakan
sebagai sebutan pakaian adat tradisional Kalimantan Barat. Baju ini terbuat dari kulit
kayu Kapuo bercorak khas wilayah tersebut Selain itu, terdapat hiasan gelang tangan
yang terbuat dari pintalan akar tanaman. King Baba berbentuk seperti rompi berwarna
jingga dan merah.Sedangkan bagi King Bibinge, desainnya lebih tertutup dan bagian atas
dirapatkan untuk menutup bagian dada. Selain itu, pakaian kedua ini dilengkapi dengan
aksesoris berupa ikat kepala dari bulu burung Enggang.

Pakaian Adat Kalimantan Barat dari Kain

Seiring perkembangan zaman, suku Dayak pun mendapatkan informasi tentang


pembuatan pakaian dengan bahan kain, sehingga pakaian berbahan kulit kayu tidak
pernah dibuat lagi. Sejak itu pula, keunikan pakaian adat Kalimantan Barat terus
berkembang, antara lain:

 Bulang Kuurung
Sejak suku Dayak mengenal kain, pakaian adat inilah yang dibuat pertama kali.
Bulang kuurung memiliki beberapa model, yaitu bulang kuurung dokot tangan (berlengan
pendek), bulang kuurung langke tangan (berlengan panjang), dan bulang kuurung sapek
tangan (tanpa lengan).

 Bulang Manik dan King Manik

Bulang Manik dan King Manik adalah pakaian adat yang terbuat dari manik bokok
yang biasanya terdapat di Serawak, Malaysia. Manik-manik akan dirangkai dengan
benang khusus, hingga menjadi lembaran yang akan dilekatkan ke kain sampai
menyerupai pakaian adat.

 Indulu Manik

Pakaian indulu manik menyerupai king manik, yaitu dibuat dari manik boko atau
manik halus yang dianyam, lalu ditempelkan ke lembaran kain dengan panjang yang
sama dengan anyaman manik.

 King Tompang

Pakaian adat ini terbuat dari kain polos hitam atau biru yang dijahit menjadi sarung.
Sisi atas, bawah, dan kirinya diberikan pita berwarna merah. Di antaranya ada sulaman
berbentuk ukiran khas suku Dayak.

Makna Warna Pakaian Adat Suku Dayak

Pakaian adat Kalimantan Barat, terlebih Bulang Manik dan King Manik memadukan
aneka warna yang ternyata memiliki makna tertentu, antara lain:

1. Warna merah melambangkan persatuan


2. Warna hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran
3. Warna kuning melambangkan keagungan dan kejayaan
4. Warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian jiwa
5. Warna hitam melambangkan kedewasaan atau aktivitas berkabung

Aksesoris Pakaian Adat Kalimantan Barat

Pakaian adat Kalimantan Barat dilengkapi dengan aneka macam aksesoris etnis sebagai
berikut:

1. Kalong manik kalabe khusus untuk perempuan muda


2. Kalong manik lawang yang bisa dipakai perempuan maupun laki-laki
3. Kalong atau manik perak untuk memperindah leher bermakna bahwa pemakainya
mampu bermasyarakat
4. Poosong untuk menghiasi lubang telinga perempuan dan memperindah lubang besar
telinga
5. Isi amas atau gigi emas untuk memperindah gigi dan menandakan bahwa pemakainya
berasal dari keluarga berada
6. Tangkalai atau sumpae menghiasi lengan laki-laki dan perempuan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Busana tradisional merupakan suatu hasil budaya dan simbol yang
menandai perkembangan dan akulturasi dari daerah yang memiliki ciri khas
tersendiri dan merupakan identitas dan karakter budaya dari suatu kelompok
daerah tersebut. Busana bukan hanya sekedar kain, melainkan rekam-jejak
sejarah, pemikiran, juga keyakinan suatu kelompok sosial dan berfungsi untuk
menunjukkan unsur kekentalan budaya masing-masing daerah.
Salah satu pakaian adat Kalimantan Barat suku dayak adalah King baba (untuk
laki-laki) dan King Bibinge (untuk perempuan). Sedangkan, dalam suku
Melayu pakaian adatnya disebut Pakaian Sambas.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat menambha wawasan saya sebagai penulis
serta kepada pembaca sebagai rakyat indonesia yang baik tentu kita harus tau
berbagai macam budaya adat di indonesia termasuk pakaian adat kalimantan barat.
Daftar pustaka

https://kumparan.com/berita-update/keunikan-pakaian-adat-kalimantan-barat-beserta-
aksesoris-dan-maknanya-1wWVNNooPKm/full

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5857732/mengenal-3-pakaian-adat-kalimantan-
barat-khas-suku-dayak-dan-melayu

https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat

https://www.google.com/search?q=pakaian%20adat%20kalimantan%20barat&tbm=isch&cli
ent=firefox-b-
d&hl=id&sa=X&ved=0CB0QtI8BKABqFwoTCPCm8oSjjfYCFQAAAAAdAAAAABA5&b
iw=1349&bih=643 https://kearifanlokal.com/karakteristik-pakaian-adat-kalimantan-barat/

Anda mungkin juga menyukai