Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAIN LURIK JOGJAKARTA SEBAGAI FESYEN MODERN

Azlia Zaafira Disyacitta

1910411138

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ILMU KOMUNIKASI
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

Kata Pengantar ...................................................................................................................... iii

Bab I

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

Bab II

A. Sejarah Singkat Kain Lurik Jogjakarta ............................................................... 2


B. Awal Mula Terkenalnya Kain Lurik Jogjakarta ................................................. 4
C. Contoh Kreasi Fesyen Modern Menggunakan Kain Lurik ................................. 5

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 7

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
saya mendapatkan kesempatan untuk membuat dan menyelesaikan tugas makalah ini dalam
rangka acara Hello FISIP.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana


perkembangan zaman membuat kain lurik menjadi ikon fesyen yang digandrungi oleh
desainer ternama Indonesia. Kain lurik Jogjakarta berpotensi menjadi moif kain populer
selanjutnya seperti bati, tentu saja dengan dukungan dari masyarakat.

Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca. Namun terlepas dari itu, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi.

Jakarta, 25 Agustus 2019

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kain lurik Jogjakarta merupakan salah satu dari sekian banyak produk budaya
yang ada di Indonesia. Walaupun tidak seterkenal batik, kain lurik Jogjakarta
memiliki pesonanya sendiri dan berhasil menarik minat desainer asal Indonesia, Lulu
Lutfi Labibi. Di tangannya, Lulu dapat menyulap kain lurik yang tradisional menjadi
pakaian yang edgy dan modern. Tentu hal tersebut merupakan hal yang patut
dibanggakan dan didukung.
Lulu banyak juga menggunakan ciri khas Nusantara yang lain dalam
karyanya, namun yang paling booming adalah koleksinya yang menggunakan kain
lurik Jogjakarta sebagai bahan baku. Koleksi luriknya ini sudah digunakan oleh
banyak orang, dari masyarakat biasa yang merupakan pecinta fesyen sampai artis dan
model tanah air. Karena larisnya koleksinya ini, label rancangannya sudah sangat
identik dengan ciri khas lurik.
Namun dibalik terkenalnya kain lurik Jogjakarta, masih banyak juga yangf
belum mengetahui asal-usul dan sejarah kain lurik, oleh karena itu kain lurik
Jogjakarta harus dipromosikan lebih lagi tentang sejarahnya sampai
perkembangannya di zaman modern ini.

B. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
kain lurik Jogjakarta, perkembangan kain lurik di zaman modern ini, dan
memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada desainer Indonesia yang belum
banyak diketahui oleh orang banyak yang menurut saya harus didukung karyanya
dalam rangka melestarikan budaya Indonesia.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah asal-usul kain lurik Jogjakarta Jogjakarta?
2. Bagaimanakah awal kain lurik Jogjakarta bisa terkenal sebagai ikon fesyen saat
ini?
3. Seperti apakah contoh kreasi fesyen modern menggunakan kain lurik Jogjakarta?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Kain Lurik Jogjakarta


Kain lurik merupakan kain tenun yang memiliki motif garis-garis searah
panjang kain. Kata lurik diambil dari bahasa jawa “lorek” yang berarti lajur atau garis
dan dapat pula berarti corak. Kain lurik sendiri memiliki nilai sejarah yang sangat
tinggi terutama di wilayah Yogyakarta dan Jawa tengah. Kain tradisional ini
diperkirakan ada sejak jaman kerajaan Mataram yang dibuktikan dengan adanya
prasasti yang mengenakan kain lurik.
Pada dasarnya lurik memiliki 3 motif dasar, yaitu:
1. Motif lajuran dengan corak garis-garis panjang searah sehelai kain
2. Motif pakan malang yang memiliki garis-garis searah lebar kain,
3. Motif cacahan adalah lurik dengan corak kecil-kecil.
Kain lurik terbuat dari bahan serat kapas,serat kayu, serat sutera, dan ada juga yang
menggunakan serat sintetis. Secara tradisional pembuatan kain ini menggunakan alat
tenun. Proses pembuatan benang pun masih tradisional, dengan cara memintal serat
dengan tangan.

Ada dua alat yang digunakan untuk menenun kain lurik yaitu alat tenun bendho dan
alat tenun gendong. Alat tenun bendho terbuat dari bambu atau batang kayu. Alat
tenun bendho biasanya digunakan dengan posisi berdiri. Disebut bendho karena alat
yang digunakan untuk benang pakan berbentuk bendho (golok). Alat tenun bendho
biasanya digunakan untuk membuat stagen. Stagen adalah ikat pinggang dari tenun
benang yang sangat panjang dan biasanya digunakan sebagai pengikat kain bagi para
wanita Jawa.

Alat tenun gendong digunakan untuk membuat bahan pakaian, selendang lebar,
maupun jarik. Disebut alat tenun gendong karena salah satu bagian diletakkan
dibelakang pinggang sehingga tampak seperti digendong.

Ada dua alat yang digunakan untuk menenun kain lurik yaitu alat tenun bendho dan
alat tenun gendong. Alat tenun bendho terbuat dari bambu atau batang kayu. Alat
tenun bendho biasanya digunakan dengan posisi berdiri. Disebut bendho karena alat
yang digunakan untuk merapatkan benang pakan berbentuk bendho (golok). Alat

2
tenun bendho biasanya digunakan untuk membuat stagen. Stagen adalah ikat
pinggang dari tenun benang yang sangat panjang dan biasanya digunakan sebagai
pengikat kain bagi para wanita Jawa.

Alat tenun gendong digunakan untuk membuat bahan pakaian, selendang


lebar, maupun jarik. Disebut alat tenun gendong karena salah satu bagian diletakkan
dibelakang pinggang sehingga tampak seperti digendong.

Pada awalnya, motif lurik masih sangat sederhana dan warnanya pun masih
hitam dan putih atau kedua warna ini di kombinasikan. Dahulu kain lurik ini banyak
digunakan masyarakat sebagai pakaian sehari-hari. Untuk wanita biasanya dibuat
kebaya, sedangkan untuk pria biasanya hanya sebagai bahan baju pria seperti sorjan.
Disisi lain kain lurik juga dibuat sebagai bahan selendang yang berfungsi untuk
menggendong tenggok. Selain untuk itu, lurik juga digunakan dalam upacara yang
berkaitan dengan kepercayaan misalanya seperti labuhan, mitoni, dll.

Motif dan corak lurik berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan
permintaan pasar yang sedang disukai atau trend. Beberapa corak lurik adalah corak
klenting kuning, sodo sakler, lasem, tuluh watu, lompong keli, kinanti, kembang telo,
kembang mindi, melati secontong, ketan ireng, ketan salak, dom ndlesep, loro-pat,
kembang bayam, daun dawuk, kijing miring, kunang sekebon, dan sebagainya.

Sedangkan beberapa motif lurik antara lain ketan ireng, gadung mlati,
tumenggungan, dan bribil. Dan beberapa motif – motif baru seperti yuyu sekandang,
sulur ringin, lintang kumelap, polos abang, polos putih, motif hukan gerimis, mimi,
dan sebagainya.

Selain motif tersebut, keraton Yogyakarta mampunyai motif sendiri yang


disebut motif keraton. Antara lain motif telu-pat, motif mantrijero, motif
patangpuluhan, motif jogo-karyo, dan motif ketanggungan. Motif-motif ini dulunya
hanya dipakai oleh prajurit keraton ketika hendak menghadiri pisowanan (menghadap
raja).

3
B. Awal Mula Terkenalnya Kain Lurik Jogjakarta

Dengan semakin berkembangnya dunia fashion, sentuhan modern pada lurik


juga ikut berkembang tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya. Jika dahulu
lurik hanya digunakan sebagai kemben atau sorban, sekarang lurik dapat dimodifikasi
menjadi outer untuk digunakan ke acara-acara penting ataupun hanya untuk
digunakan ke kantor.

Juga dengan dimodifikasinya kain lurik dan digabungkan dengan bahan-bahan


yang lebih modern oleh banyak perancang busana menjadikan berbagai karya dari
kain lurik yang sangat menarik. Selain itu dengan berbagai modifikasi hasil
penggabungan budaya tradisional dan modern pada lurik, saat ini kain lurik juga
menjadi komoditas bisnis yang berkembang dan menjanjikan di kalangan pengusaha
tekstil.

Pada tahun 2007 silam, Lulu Lutfi Labibi –atau biasa dipanggil Lulu-
memiliki ide untuk menjadikan lurik sebagai busana yang siap dipakai untuk sehari-
hari karena saat itu belum ada yang membuat kreasi dengan kain lurik. Menurut Lulu
juga, kain lurik itu memiliki keistimewaan, karena memiliki makna kesederhanaan.
Dari motifnya yang bergaris-garis dan kain lurik dipakai oleh semua golongan
masyarakat, dari tukang andong sampai orang-orang keraton, seperti tidak memilih-
milih siapa yang akan memakainya.

Lulu tau bahwa idenya tidak mudah untuk direalisasikan, tetapi ia tetap yakin
atas idenya dan yakin rancangannya dapat diterima masyarakat dan memiliki target
market tersendiri. Beberapa tahun setelahnya kerjakeras dan keyakinannya terwujud,
bahkan lebih dari yang ia bayangkan. Rancangan busana dari lurik karyanya kini
banyak dipakai oleh sejumlah selebriti, mulai dari Dian Sastrowardoyo, Titi Kamal,
Andien, Nadine Chandrawinata, dan masih banyak lagi.

Pemasaran busana rancangannya berpusat di butik miliknya di Kotagede,


Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembeli dari penjuru Indonesia maupun mancanegara
selalu ramai mengunjungi butiknya, terlebih saat waktu liburan. Busana rancangan
Lulu juga dijual secara online, namun tidak didalam website milik brand Lulu dan

4
hanya tersedia dengan kuantitas yang sangat sedikit agar busana Lulu tetap orisinil
dan limited.

C. Contoh Kreasi Fesyen Modern Menggunakan Kain Lurik

Tangan ‘ajaib’ Lulu dapat mengubah kain lurik menjadi busana fesyen yang
istimewa. Dalam rancangannya kebanyakan Lulumenggunakan teknik draping ala
Jepang, Lulu menambahkan aksen desainnya dengan tali dan kain yang dililit,
ditumpuk dan juga diikat.

Berikut adalah foto dari beberapa koleksi busana kain lurik Jogjakarta karya
Lulu :

5
6
DAFTAR PUSTAKA

1. https://bloggunungkidul.wordpress.com/2015/08/17/mengenal-kain-lurik-khas-
yogyakarta-dan-sejarahnya/
2. http://www.kain-lurik.com/artikel/6-sejarah-lurik
3. https://www.instagram.com/lululutfilabibi
4. https://griyatenun.com/blog/mengenal-lebih-dekat-kain-lurik-kain-tradisional-yang-
cantik-bergaris-khas-dari-jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai