Disusun oleh:
FISSILMI KAFFA
20050404068
FAKULTAS TEKNIK
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya
dapat menyampaikan tugas makalah yang berjudul “ pakaian pengantin tradisional mojokerto”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari makalah ini saya untuk memenuhi tugas Sejarah Mode Busana. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai identitas dan penyajian unsur
dalam busana pengantin Mojoputri bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Inty Nahari,S.Pd., M.Ds. selaku Dosen mata kuliah
Sejarah Mode Busana yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Fissilmi Kaffa
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..6
B. Saran ……………………………………………………………………..6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal tersebut membuat Indonesia kaya akan sumberdaya alam, sumberdaya alam manusia
dan sumberdaya alam budaya yang sangat melimpah. Bangsa Indonesia merupakan Negara yang
multi, baik multi di dalam hal budaya, agama, bangsa, bahkan sudah banyak budaya indonessia
yang telah di pertontonkan atau diperlihatkan hingga ke mancaanegaraa.
Sehubung dengan hal tersebut penulis memaparkan informasi tentang kebudayaan busana
tradisional Indonesia khusunya adalah busana Mojoputri yaitu busana tradisional yang berasal
dari daerah Mojokerto. Penulis tertarik membahas tentang busana tradisional khususnya busana
Mojoputri di dalam hal busana ini agar bias mengajak pembaca ikut berpartisipasi melestarikan
dan memperkenalkan busana tersebut kepada daerah lain bahkan ke mancanegara.
1.3 TUJUAN
Untuk memenuhi tugas Sejarah Perkembangan Mode an sekaligus dapat menambah
wawasan pembaca terutama dalam hal busana tradisional.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika kostum di kenakan untuk mewakili budaya atau identitas kelompok etnis atau suku
bangsa tertentu, biasanya di kenal sebagai busana adat suku (juga pakaian etnis, busana etnis,
atau pakaian etnis tradisional). Kostum seperti ini sering terdiri atass dua jenis: satu untuk acara
sehari-hari, yang lain untuk festival tradisional, atau sebagai pakaian formal untuk upacara-
upacara adat.
Di daerah di mana aturan aturan berpakaian barat sudah di adopsi menjadi kebiasaan
baku, pakaian tradisional sering di gunakan di acara-acara istimewa atau perayaan tertentu.
Khususnya yang berhubungan dengan tradisi budaya, warisan, untuk menggambarkan identitas
kebanggaan nasional atau jati diri keddaerahan.acara internasional dapat mengakomodasi peserta
Non-Barat dengan kode pakaian lebih beraneka ragam seperti “setelan bisnis atau busana
nasional”
Di zaman modern ini, ada beberapa contoh pakaian tradisional yang di wajibkan oleh
undang-undang perlindungan. Misalnya di Bhutan, semua warga wajib mengenakan pakaian gho
dan kera gaya tradisional Tibet untuk pria serta kira dan toego untuk wanita di Arab Saudi kaum
perempuan wajib mengenakan abaya di depan umum.
Di Indonesia sendiri pakaian adat atau pakaian tradisional di kenakan pada saat acara-
acara tertentu atau dalam keadaan tertentu dengan berbagai jenis dan juga corak yang tergantung
daerah masing-masing.
2
BAB III
PEMBAHASAN
. Busana pengantin Mojokerto terdiri dari elemen-elemen masa kejayaan Majapahit dan
modifikasi busana tempo dulu. Penutup kepala berbentuk blangkon meruncing ke depan/ke atas
(model serban), bagian belakang terdapat dua pelipitan yang posisinya menjorok ke bawah
(samping kiri-kanan) dengan dasar motif gringsing.
Baju takwa dengan potongan leher tegak berlengan panjang dan bersaku tiga, dihias
kancing emas berlambang surya Majapahit.Celana panjang model potongan biasa/kolor (dari
mata kaki sampai pinggang). Kain sinjang batik gringsing yang digunakan sebagai pelengkap
busana khas pria, dipakai dari pinggang sampai di atas lutut, dilipat tanpa diulur ke bawah dan
lipatannya agak’dilebihkan ke kanan serta memakai sabuk otok. Alas kaki
berupa selop/cripu (sepatu polos).
Busana pengantin Pria
Busana pengantin pria adalah tutup kepala berupa kupluk dengan motif garudha mungkur
warna dasar kuning emas, dihiasi peru (putih, hijau, kuning), sumping motif bunga cempaka,
kalung bersusun kelat bahu dengan motif ceplok bunga teratai atau simbar dengan warna
kuning emas. Cincin 2 buah salah satu dipakai di jari telunjuk, kain penutup badan berupa baju
beskap lengan panjang dengan potongan kerah berd dibagian tengah terbuka dihiasi benang
emas, berkancing sinar berlambang surya Majapahit.
3
Celana panjang agak komprang dipakai di bagian dalam dan ditutup dengan kain
kampuh/dodot terdiri dua lapis dengan motif bat gringsing yang warna emas dengan motif
bunga-bunga sebagai, ciri khas Mojokerto. Wastra atau bebed motif sulur bunga cempak dengan
warna emas, dapat dikombinasi warna hijau pandan. Ikat pinggang/sabuk pendhing motif
gringsing dari kain sutra atau liner bagian tepi diberi warna kuning emas. Senjata berupa keris
disesuaikan: warna kuning pada sarung kerisnya, dipakai di bagian depan, lilitai bulat di bagian
depan dan panjang di sisi samping kanan/kiri dihias benang/monte warna emas. Alas kaki, selop
dengan warna disesuaikan dan dihias dengan monte/benang warna emas.
4
5
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Busana pengantin Paes Mojoputri ini merupakan salah satu ikon kota Mojokerto yang
banyak di kenal oleh masyarakat Mojokerto. Busana ini terinspirasi dari busana pada masa
kejayaan majapahit, seiring dengan perkembangan zaman yang ada banyaknya budaya asing
masuk ke masyarakat secara tidak langsung membuat beberapa masyarakat lebih tertarik dengan
busana pengantin ayang lebih ke Barat-baratan di banding busana khas sendiri.
4.2 SARAN
Demikianlah isi makalah yang dapat saya sampaikan saya sebagai penulis masih jauh dari
kata sempurna. Semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dan melestarikan busana
pengantin tradisional Paes Mojoputri ini
6
DAFTAR PUSTAKA
Soetrisno R., Ensiklopedia Seni Budaya Jawa timur; Pendekatan Kajian Budaya,Surabaya
Intelektual Club(SIC), Surabaya, 2008, hlm. 79-81