Anda di halaman 1dari 10

KAPITA SELEKTA IPS

Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Mengimplementasikan Karya Miniatur


Baju Bodo Bugis-Makassar pada Pembelajaran IPS
Dosen Pengampu : Hasni, S.Pd., M.Pd

Nama : Muthmainnah Mashuddin


Nim : 200604501008

PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
1
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
2.1 Kajian Teori ............................................................................................. 5
2.2 Penelitian Relevan ................................................................................... 6
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 7
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 8
3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 8
3.2 Alokasi Waktu Penelitian ........................................................................ 8
3.3 Metode Penelitian .................................................................................... 8
3.4 Sumber Data ............................................................................................ 8
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 8
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal
(daerah) yang mengandung kebijakan hidup, memiliki nilai, ide, penuh kearifan,
pandangan lokal yang bijak, nilai baik yang tidak bisa dipisahkan dari bahasa
masyarakat. Kearifan lokal ialah suatu pengetahuan yang diperoleh dengan adanya
penduduk setempat dari daerah tertentu yang memiliki pemahaman tentang budaya
dan kondisi suatu tempat.
Kearifan lokal berbeda-beda sesuai dengan daerah di Indonesia. Sulawesi
Selatan sendiri memiliki kearifan lokal seperti lagu, peribahasa, permainan rakyat,
dan budayanya. Salah satu contohnya adalah baju adat tredisional yang dikenal
dengan sebutan Baju Bodo. Baju adat tersebut merupakan baju adat yang dikenal
sebagai salah satu busana tertua didunia. Baju bodo merupakan baju yang
dikenakan para perempuan Sulawesi Selatan yang dipakai sebagai pakaian
kebesaran setiap acara, seperti acara mappettuada (acara yang membahas mengenai
tanggal pernikahan, mahar dan lain-lain) dan acara pernikahan. Dalam dunia
pendidikan, baju adat Bugis-Makassar ini ada di setiap sekolah. Baju bodo dipakai
untuk menari di acara pembukaan sekolah, ajang lomba, maupun festival.
Dengan seiring berkembangnya zaman, gaya berpakaian telah mengalami
perubahan. Begitu pula dengan pakaian adat tradisional yang telah dimodifikasi
kembali dengan gaya yang unik dan lebih modern. Untuk itu, siswa diharapkan
mampu lebih mengenal pakaian baju adat daerah mereka. Dengan menggunakan
metode inquiri, siswa dapat mengembangkan kreativitas mereka dengan membuat
miniatur baju-bodo ala mereka sendiri, tanpa menghilangkan keaslian dari baju
bodo tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara agar baju adat tradisional Bugis-Makassar dapat
meningkatkan minat belajar siswa?
2. Bagaimana peran pembelajaran IPS dalam pelestarian baju bodo terhadap

3
siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan pemahaman tentang kelebihan dan keistimewaan dari
baju bodo untuk meningkatkan minat belajar siswa.
2. Untuk mengembangkan pembelajaran IPS dalam mendukung pelestarian
kearifan lokal
3. Untuk memberikan pengetahuan mengenai budaya lokal dalam bentuk baju
adat daerah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai media peningkatan kreativitas dan kewirausahaan siswa dalam
membuat karya miniatur baju bodo.
2. Sebagai referensi pembelajaran bagi masyarakat terutama siswa dalam hal
mencintai pakaian adat daerah sendiri.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
A. Baju Bodo sebagai Pakaian Adat Bugis-Makassar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pakaian atau busana adalah
barang yang dipakai. Berfungsi sebagai melindungi dan menutupi bagian tubuh.
Selain untuk itu, pakaian juga berfungsi memenuhi kebutuhan budaya, adat istiadat
serta pandangan hidup yang beragam. Pakaian adat hanya dipakai pada hari upacara
adat, karena dinilai kurang praktis. (Soerjono; 1975:250) bahwa orang-orang
Indonesia pada dewasa ini, pada umumnya lebih memilih pakaian adat, karena lebih
praktis. Jarang ada yang memakai pakaian tradisional, kecuali pada kesempatan-
kesempatan tertentu.
Pakaian adat atau pakaian tradisional adalah pakaian atau kostum yang
mengekspresikan identitas masing-masing daerah yang ada di Indonesia, yang
biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah.
Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.
Salah satu dari banyaknya pakaian adat adalah pakaian adat Bugis-Makassar
yang biasa dikenal dengan nama baju bodo. Baju bodo merupakan pakaian
tradisional perempuan Bugis yang terkenal sebagai salah satu busana tertua di
dunia. Baju bodo(baju pendek) adalah penamaan Makassar,sedangkan dalam
bahasa Bugis disebut Waju Ponco. Adapun pandangan lain mengatakan dalam suku
Bugis, Baju bodo sering disebut Waju Tokko, karena sebelum dipakai, baju harus
ditokko dalam artian harus dikanji kemudian dibentuk. Baju bodo memiliki bentuk
segi empat dan memiliki lengan sampai siku lengan.
Dalam bahasa Bugis-Makassar kata “Bodo” berarti pendek. Artinya adalah
lengan baju yang setali dengan bagian badan dan berlengan pendek, pada bawah
lengan biasanya dililit dengan sima taiya. Panjang baju bodo di bedakan menjadi :
(1) Baju bodo pendek sampai pinggang, dipakai oleh remaja, penari-penari, dan
juga oleh pengantin perempuan; (2) Baju bodo panjang sampai di bawah betis
umumnya dipakai oleh orang dewasa. Baju bodo sudah dikenal oleh masyarakat
Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX (sembilan). Pernyataan tersebut

5
diperkuat dari sejarah kain Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar baju
bodo.
B. Pelestarian Baju Adat Daerah dalam Pembelajaran IPS
Pelesrarian baju adat daerah adalah salah satu bentuk dukungan untuk
mencegah tejadinya westernisasi. Westernisasi adalah gaya yang ke barat-baratan.
Dengan bertambahnya tahun, cara berpakaian terus berkembang seiring
berkembangnya kehidupan sosial. Baju adat tradisional sudah dimodifikasi dengan
bentuk yang lebih modern dan modis. Baju bodo jarang dipakai lagi pada
pernikahan, para mempelai wanita lebih memilih pakaian yang mengikuti zaman
sekarang ini. Pelestarian sendiri yang dimaksud adalah proses bagaimana cara agar
menghindari dari kata kemusnahan. Baju adat tradisional yaitu baju bodo adalah
salah satu pakaian adat yang harus dijaga keberadaannya, dengan cara lebih
mengenalkan pakaian tersebut kepada anak-anak dan remaja saat ini.
Pengenalan baju adat daerah diupayakan untuk bisa mengembangkan rasa
keingintahuan yang lebih kepada daerahnya sendiri. Siswa diharapkan untuk
melibatkan kemampuan untuk menyelidiki, mencari secara sistematis, aktif, dan
kreatif.
IPS yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk menjadi wadah dalam
mengembangkan pengetahuan, sikap, kreatifitas dan keterampilan untuk
memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam mengembangkankan
keterampilan yang berguna bagi dirinya. Integritas pembelajaran IPS dengan
melestarikan baju adat daerah, yaitu baju bodo dimaksudkan agar siswa dapat
meningkatkan minat dalam belajar, dengan membuat karya miniatur baju bodo.
Disamping dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas, serta minat dala belajar, IPS
juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk berwirausaha sesuai dengan konsep IPS.
Memasukkan unsur berwirausaha dapat menigkatkan minat belajar siswa dalam
mempelajari dan mengetahui baju adat daerah mereka sendiri, dengan menuangkan
ketrampilan yang mereka miliki, sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang
menjadi penemuannya dan menjadi karya sendiri dengan penuh keyakinan.

6
2.2 Penelitian Relevan
Pada beberapa karya ilmiah maupun proposal yang terkait dengan judul
penelitian ini akan menjadi referensi antara lain:
1. Hariana, Dosen Jurusan Kriya FATEK Universitas Negeri Gorontalo
dengan judul karya ilmiah TINJAUAN PAKAIAN ADAT SULAWESI
SELATAN (Studi Komparatif Baju Bodo Suku Bugis-Makassar-Mandar)
2.3 Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini ialah melihat perkembangan
pengetahuan mengenai baju adat daerah yang diaplikasikan dalam pembelajaran
berbasis kearifan lokal yang dimana siswa belajar untuk berkaya dan berwirausaha
sendiri dengan membuat baju bodo dengan ukuran yang kecil,yaitu bentuk minitur
baju bodo. Selain untuk sebagai penerapan metode inquiry dalam Pembelajaran IPS
yang di kaitkan dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat khususnya pada
budaya masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal dengan pakaian adat
daerahnya sebagai warisan leluhur yang masuk sebagai busana tertua didunia. Jika
di gambarkan maka gambar kerangka berpikir dari penelitian ialah sebagai berikut:

Metode Pembelajaran Inquiry dalam


Pembelajaran IPS

Implementasi terhadap siswa yang


berbasis kearifan lokal dan kewirausahaan

Keberhasilan Inquiry dalam pelestarian


baju adat daerah yang bernilai karakter

7
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang akan saya lakukan yaitu berlokasi di SMPN
2 Unggulan Maros Jalan Allepolea, Kec. Lau, Jl. Dr. Ratulangi No. 68A. Kec. Lau,
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
3.2 Alokasi Waktu Penelitian
Alokasi waktu penelitian yang akan saya lakukan ialah kurang lebih selama
2 bulan, terhitung sejak bulan Mei 2021.
3.3 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
3.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Yaitu teknik pengumpulan data dengan instrumenpengamatan, wawancara,
catatan lapangan. Data yang diperoleh langsung dengan teknik wawancara, dan
sumber langsung.
2. Sumber Data Sekunder
Yaitu dengan menggunakan data primer melalui studi kepustakaan,
dokumentasi, buku, majalah, arsip. Sumber sekunder akan membantu
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data-data dan menganalisis hasil
dari penelitian yang nantinya dapat memperkuat temuan dan menghasilkan
penelitian yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

8
1. Library Research; yaitu teknik pengumpulan data atau penyelidikan melalui
perpustakaan seperti membaca buku-buku dan karya ilmiah yang
berhubungan dengan baju adat daerah Bugis-Makassar.
2. Field Research; tim melakukan penelitian lapangan dengan mengambil
sampel wawancara melalui orang-orang yang dianggap lebih tahu mengenai
hal yang akan diteliti tentang pemehaman siswa akan baju adat daerah
mereka, seperti Guru Mata Pelajaran IPS di SMPN 2 Unggulan Maros dan
juga siswa-siswa SMPN 2 Unggulan Maros.
3. Survey, membagikan angket penelitian kepada Siswa-Siswi SMP Kartika
Makassar untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka mengenai baju
adat daerah mereka.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif analisis.
(Muhajir, 1999) Analisis kualitatif adalah upaya untuk mengumpulkan,
mengklasifikasi, menginterpretasi data-data melalui pendekatan yang digunakan
sehingga memperoleh hasil dari pada penilaian ini. Metode ini lebih mudah
menyesuaikan diri dengan kondisi kenyataan di lapangan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Hariana. 2010. TINJAUAN PAKAIAN ADAT SULAWESI SELATAN (Studi
Komparatif Baju Bodo Suku Bugis-Makassar-Mandar). Karya Ilmiah : Dosen
Jurusan Kriya FATEK Universitas Negeri Gorontalo.
https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/40/tinjauan-pakaian-adat
sulawesi-selatan-studi-komparatif-baju-bodo-suku-bugis-makassar-
mandar.html

legaligopos. Sejarah Baju Bodo, Salah Satu Deasain Baju tertua di Dunia.
http://www.google.com/amp/lagaligopos.com/read/sejarah-baju-bodo-salah-
satu-desain-baju-tertua-di-dunia/amp/

Wikipedia. Pakaian Adat, Kostum yang Mengekspresikan Identitas.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pakaian_adat#:~:text=Pakaian%20adat%2C
%20(juga%20pakaian%20rakyat,sosial%2C%20perkawinan%2C%20atau%
20agama.

10

Anda mungkin juga menyukai