Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
1.5 Keutamaan Penelitian................................................................................. 4
1.6 Luaran Penelitian ....................................................................................... 4
1.7 Temuan yang di Targetkan......................................................................... 4
1.8 Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan Sejarah....................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 7
3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 7
3.2 Tahapan Penelitian ..................................................................................... 7
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................... 7
3.4 Luaran Penelitian ....................................................................................... 7
3.5 Indikator Pencapaian yang Terukur ........................................................... 7
3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 8
3.7 Analisis Data .............................................................................................. 8
3.8 Cara Penafsiran .......................................................................................... 8
3.9 Kesimpulan Hasil Penelitian ...................................................................... 8
BAB. 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 9
4.1 Biaya Kegiatan ........................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
Lampiran 1 ....................................................................................................... 11
Lampiran 2 ....................................................................................................... 17
Lampiran 3........................................................................................................ 18
Lampiran 4........................................................................................................ ` 19

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sariyatun (2018:23), menjelaskan bahwa abad XXI ditandai dengan
enam kecenderungan penting, salah satu diantaranya yaitu: berlangsungnya
revolusi digital yang semakin luar biasa yang mengubah sendi-sendi
kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan
(Kemendikbud, Konsep Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017).
Senada diungkapkan (Prayogi & Danial, 2016:62), pergeseran nilai-
nilai budaya dalam masyarakat terjadi seiring pengaruh dari globalisasi dan
pengaruh budaya lain. Perkembangan cyber space, internet, informasi
elektronik dan digital, ditemui dalam kenyataan sering terlepas dari sistem
nilai dan budaya. Perkembangan ini sangat cepat terkesan oleh generasi muda
yang cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru yang
merangsang. Hal ini disebabkan kebudayaan hasil dari adanya masyarakat,
sehingga tidak akan adanya kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang
mendukungnya dan tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan.
Salah satu upaya untuk dapat mengurangi permasalahan memudarnya
karakter bangsa tersebut adalah pendidikan. Dalam konteks universal
pendidikan karakter muncul dan berkembang awalnya dilandasi oleh
pemikiran bahwa sekolah tidak hanya bertanggung jawab agar peserta didik
menjadi sekedar cerdas, tetapi juga untuk memberdayakan peserta didik agar
memiliki nilai-nilai moral yang memandunya dalam kehidupan sehari-hari
(Samani & Hariyanto, 2013:10).
Astuti (2016:70), menjelaskan bahwa pendidikan sejarah mempunyai
peranan dalam upaya pembentukan karakter bangsa dan menanamkan nilai
budaya. Tujuan pendidikan sejarah harus mengandung materi berupa
pengetahuan, kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik, dan nilai yang
terkandung dalam setiap peristiwa sejarah dapat bermakna sehingga dapat
mengembangkan jati diri bangsa untuk menghadapi tantangan di masa yang
akan datang (Hasan, 2012:67). Selanjutnya, Leo Agung dan Wahyuni dalam
Nanda (2013:23) yang menyatakan bahwa pembelajaran sejarah berfungsi
untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan
masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta
kesadaran sejarah dalam menemukan, dan memahami, suatu peristiwa.
Dalam konteks itulah, menurut Alwasilah dkk (2009:16), lahir
pendidikan bermakna deliberatif, yaitu “setiap masyarakat berusaha
mentransmisikan gagasan fundamental yang berkenaan dengan hakikat dunia,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianutnya”. Hal inilah yang kemudian
2

melahirkan istilah Etnopedagogi, yaitu praktek pendidikan berbasis kearifan


lokal.
Kuntoro (2012:6), mengatakan bahwa kata kearifan lokal digunakan
untuk mengindikasikan adanya suatu konsep bahwa dalam kehidupan sosial-
budaya lokal terdapat suatu keluhuran, ketinggian nilai-nilai, kebenaran,
kebaikan dan keindahan yang dihargai oleh warga masyarakat sehingga
digunakan sebagai panduan atau pedoman untuk membangun pola hubungan
di antara warga atau sebagai dasar untuk membangun tujuan hidup mereka
yang ingin direalisasikan. Dengan demikian membangun pendidikan karakter
melalui kearifan lokal sangatlah tepat. Hal ini dikarenakan pendidikan
berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik
untuk selalu dekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi sehari-hari.
Dalam konteks ini, Nasution dalam Dewi Ratih (2015:48) menyatakan
bahwa tradisi adalah suatu informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini,
suatu tradisi dapat punah. Salah satunya daerah yang memiliki tradisi yakni
Ciamis. Ciamis merupakan daerah yang mempunyai keanekaragaman budaya
baik benda (tangible) ataupun tak benda (intangible). Warisan budaya
tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan agar tetap menjadi kekayaan
yang utuh bagi kebudayaan Jawa Barat khususnya Ciamis. Salah satu tempat
di Kabupaten Ciamis yang mempunyai warisan budaya tak benda adalah
Cimaragas yang memiliki tradisi misalin.
Misalin secara harfiah berarti melakukan pergantian menuju
kesejahteraan hidup lahir dan batin. Misalin merupakan penggabungan 2 kata,
terdiri dari kata „mi‟ yang berarti melakukan kegiatan yang ada perubahan
dan kata „salin‟ yang berarti mengganti. Jadi misalin ini suatu kegiatan
berganti dari yang buruk ke arah yang lebih baik. Tradisi misalin ini
mengandung arti pembersihan diri menyambut bulan suci Ramadan, baik
secara lahir juga batin. Dinas Pariwisata dalam Dewi Ratih (2019:50)
menyatakan bahwa pada tradisi ini, masyarakat bergotong royong
membersihkan makam leluhur, sekaligus berdoa di tempat tersebut, untuk
menyucikan diri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali, menemukan,
menjelaskan pembelajaran sejarah dalam menerapkan nilai-nilai kearifan
lokal pada siswa. Kemudian, Wibowo dan Gunawan dalam Noviana Afiqoh
(2015:44) menyatakan bahwa penggalian kearifan lokal sebagai konten
pembentukan karakter peserta didik yang nantinya bisa disisipkan dalam
pembelajaran yang merupakan upaya revitalisasi (proses menghidupkan
kembali) kearifan lokal, sehingga peserta didik menghayatinya karena itu
tidak jauh dari budaya mereka. Maka dilakukan penelitian dengan judul
“Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Melalui Tradisi Misalin
Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Cimaragas Ciamis”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Nilai-nilai luhur apa saja yang terdapat pada tradisi misalin untuk
dikembangkan sebagai pembentukan karakter siswa?
2. Bagaimana proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Cimaragas selama ini,
dalam pendidikan karakter berbasis kearifan lokal?
3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Cimaragas
dengan memanfaatkan kearifan lokal melalui tradisi misalin dalam
pembelajaran sejarah?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, penyusun mempunyai
beberapa tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan nilai-nilai karakter pada tradisi misalin.
2. Mendeskripsikan proses pembelajaran sejarah yang berlangsung selama ini
di SMA Negeri 1 Cimaragas Ciamis, khususnya mengenai pendidikan
karakter berbasis kearifan lokal.
3. Menganalisis pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1
Cimaragas Ciamis dengan memanfaatkan kearifan lokal melalui tradisi
misalin dalam pembelajaran sejarah.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun
praktis. Manfaat secara teoritis adalah pengembangan ilmu yang relevan
dengan masalah penelitian. Secara khusus penelitian ini sangat berguna bagi
beberapa pihak antara lain:
1. Bagi pemerintah, memberikan kebijakan dan gagasan untuk
mengembalikan dan melestarikan budaya Sunda dalam aspek kehidupan
masyarakat Sunda.
2. Bagi pendidik, menambah wawasan mengenai integrasi nilai-nilai kearifan
lokal dalam kurikulum.
3. Bagi siswa, merepresentasikan pendidikan karakter berbasis pada tradisi
misalin siswa dapat melakukan internalisasi makna nilai dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Bagi masyarakat, tradisi budaya sebagai warisan leluhur mengandung
kearifan lokal (local wisdom) yang dapat dimanfaatkan dalam
pemberdayaan masyarakat untuk membentuk kedamaian dan
meningkatkan kesejahteraan.
4

1.5 Keutamaan Penelitian


Pentingnya Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Melalui
Tradisi Misalin dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Cimaragas
Ciamis didasarkan pada asumsi bahwa:
1. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian
dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
kebudayaan, waktu, atau agama yang sama dan masih dilakukan sampai
sekarang.
2. Tradisi misalin memiliki makna beralih dari perilaku buruk ke perilaku
baik ketika memasuki bulan suci ramadhan hati kita dalam keadaan suci.
3. Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi misalin adalah
menumbuhkan rasa gotong royong masyarakat, nilai religi, seni, sejarah,
dan ekonomi yang relevan sepanjang masa sehingga bermanfaat bagi
generasi yang akan datang dalam menghadapi globalisasi.

1.6 Luaran Penelitian


Luaran dari penelitian ini adalah laporan kemajuan, artikel ilmiah
pada Jurnal Artefak Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas
Galuh, laporan akhir dan produk bahan ajar yang disesuaikan dengan hasil
penelitian dan kurikulum sekolah.

1.7 Temuan yang ditargetkan


Temuan yang ditargetkan yaitu pendidikan karakter yang terkandung
dalam tradisi misalin mengandung hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya. Dan
diimplementasikan ke dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah.
Targetnya akan menemukan model pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal melalui tradisi misalin dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Cimaragas Ciamis.

1.8 Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan Sejarah


Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Pendidikan Sejarah untuk dijadikan reverensi mata kuliah
Sejarah Lokal.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Hatamar Rasyid. (2015). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam


Pengembangan Pendidikan Karakter Di Era Global. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa kearifan lokal dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-
nilai yang luhur bagi maksud tersebut. Pembentukan karakter merupakan salah
satu tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pendidikan nasional.
Perbedaannya dalam penelitian ini pada pengembangan karakter di era global.
Adapun persamaannya dalam penelitian ini membahas nilai-nilai kearifan lokal
untuk mengembangkan pendidikan karakter.
Muhammad Priyatna. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa nilai karakter yang bisa diambil
dari kearifan masyarakat kampung adat Pulo di Garut. Hasil dari proses
internalisasi nilai adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri,
demokratis, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial,
serta tanggung-jawab. Kearifan masyarakat adat Pulo bukan hanya dapat
melestarikan tradisi dan nilai-nilai yang terbentuk dalam masyarakat tetapi juga
diaplikasikan terhadap pendidikan karakter yang bisa di terapkan pada masyarakat
luas. Perbedaan penelitian ini lebih berfokus kepada nilai kearifan lokal pada
masyarakat adat Pulo, sedangkan penelitian ini pada nilai kearifan lokal melalui
tradisi misalin. Persamaannya dalam penelitian ini pada aspek pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal.
Fiani Yulistia dkk. (2017). Tradisi Ngejot Di Desa Lenek, Aikmel, Lombok
Timur (Potensinya Sebagai Media Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran
Sejarah Di SMA Negeri 2 Aikmei). Hasil penelitian ini menyimpulkan
pemanfaatan tradisi ngejot kepada media pendidikan ini digunakannya sebagai
sumber dari buku paket, LKS, serta lingkungan. Pemanfaatan pembelajaran
lingkungan ini siswa terlibat mengikuti tradisi ini yang diharapkan dapat
menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi dan lingkungan sekitarnya. Perbedaan
berfokus pada tradisi ngejot di Lombok potensinya sebagai media pendidikan
karakter. Persamaan dalam penelitian ini pada aspek pendidikan karakter dalam
pembelajaran sejarah.
I Wayan Sapta Wigunadika, (2018). Pendidikan Karakter Berbasis
Kearifan Lokal Masyarakat Bali. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
pendidikan yang ada di Bali telah menerapkan nilai-nilai karakter yang telah di
implementasikan dalam pembelajarannya. Hal tersebut untuk membangun
karakter siswa yang mencintai kebudayaan daerahnya sendiri. Terlebih di Bali
cara hidup berkembang masyarakatnya yang diwariskan secara turun termurun
sehingga dicapainya kehidupan yang bahagia dan harmonis. Dalam pendidikan
lebih membangun nilai karakter kearifan lokal setempat bukan mengadopsi dan
mengembangkan budaya Barat pada pendidikan di Indonesia. Karena tumbuhya
rasa cinta terhadap budaya lokal itu ketika kita mengenal dan memahami budaya
6

lokal itu sendiri. Perbedaan penelitian ini lebih berfokus kepada pendidikan
karakter masyarakat Bali, sedangkan peneliti membahas tentang pendidikan
karakter berbasis kearifan lokal melalui tradisi misalin dalam pembelajaran
sejarah. Persamaannya dalam penelitian ini pada aspek pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal.
Noviana Afiqoh dkk. (2018). Penanaman Nilai Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Sejarah Pokok Bahasan Perkembangan Islam Di Indonesia Pada
Siswa Kelas X IPS Di SMA Negeri 1 Pamotaan Tahun Ajaran 2017/2018. Hasil
penelitian ini menjelaskan penerapan kearifan lokal dilakukan melalui
pembelajaran sejarah mengenai materi akulturasi kebudayaan Islam pada materi
kelas X yang berfokus kepada budaya Rembang. Penanaman nilainya dengan cara
memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Interaksi
yang dilakukan peserta didik dengan lingkungan sekitar menjadikan peserta didik
jauh lebih paham mengenai apa yang ada disekitarnya. Dalam menanamkan nilai
kearifan lokal dilakukan dengan kegiatan ekstrakulikuler dengan mengikuti
kegiatan yang berfokus kepada kebudayaan. Perbedaannya dalam penelitian ini
lebih berfokus kepada penanaman nilai kearifan lokal rembang. Persamaannya
penanaman nilai kearifan lokal dalam pembelajaran sejarah.
Dewi Ratih. (2019). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Misalin Di
Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa tradisi ini dilaksanakan sebelum datangnya bulan suci ramadhan, dimana
masyarakat membersihkan lingkungan dan membersihkan diri dengan saling
memaafkan antar masyarakat. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam
tradisi misalin antara lain nilai religi, gotong royong, seni, sejarah, dan ekonomi.
Nilai-nilai kearifan lokal tersebut relevan sepanjang masa sehingga bermanfaat
bagi generasi yang mendatang. Perbedaan berfokus pada nilai-nilai lokal tradisi
misalin tidak diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah. Persamaannya
membahas nilai kearifan lokal dalam tradisi misalin.
7

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cimaragas Ciamis dengan
menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif eksploratif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab
atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dan dipakai manakala kita
belum mengetahui. Metode penelitian kualitatif eksploratif adalah penelitian
yang bertujuan untuk memetakan suatu objek secara relatif mendalam
(Moleong, 2008:37). Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan keadaan sesuatu yang terjadi dalam masyarakat.

3.2 Tahapan Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini akan ditempuh melalui tahap-tahap sebagai
berikut: 1). Tahap Persiapan. 2). Tahap Orientasi. 3). Tahap Eksplorasi. 4).
Tahap Member check. 5). Tahap Triangulasi.

3.3 Prosedur Penelitian


(1) Persiapan: mengurus perizinan penelitian, meninjau lokasi
penelitian, menyusun pedoman pengumpulan data serta jadwal kegiatan
secara rinci. (2) Pengumpulan data: mengumpulkan data di lokasi penelitian,
melakukan review dan pembahasan berbagai data yang terkumpul dengan
melakukan refleksinya, mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan
analisis. (3) Analisis data: melakukan analisis awal bila data sudah cukup,
verifikasi, pengayaan dan pendalaman, merumuskan simpulan akhir sebagai
temuan penelitian, merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari
pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian. (4) Penyusunan laporan
akhir: penyusunan laporan awal, perbaikan laporan dan disusun sebagai
laporan akhir, perbanyak laporan sesuai kebutuhan.

3.4 Luaran Penelitian


Luaran dari penelitian ini adalah laporan kemajuan, artikel ilmiah
pada Jurnal Artefak Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas
Galuh, laporan akhir dan produk bahan ajar yang sesuai dengan hasil
penelitian dan kurikulum sekolah.

3.5 Indikator Pencapaian yang Terukur


Pertama, pemahaman terhadap kearifan lokal pada tradisi misalin
sebagai nilai-nilai budaya luhur bangsa dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pembentukan karakter bangsa. Kedua, Jenis nilai-nilai karakter pada tradisi
misalin yang ditanamkan kepada siswa. Ketiga, pengembangan karakter
berbasis kearifan lokal pada tradisi misalin dengan mengintegrasikan ke
8

dalam materi dan strategi pembelajaran sejarah. Keempat, model pendidikan


karakter berbasis kearifan lokal pada tradisi misalin dalam pembelajaran
sejarah.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) Observasi:
mengamati secara langsung yang dilakukan guru berkenaan dengan kegiatan
belajar mengajar terutama interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
serta untuk mengamati guru dalam media pembelajaran dan alat evaluasi. (2)
Wawancara: teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dan
pandangan tentang kearifan lokal pada tradisi misalin sebagai sumber
pendidikan karakter siswa. (3) Dokumentasi: kurikulum pendidikan sejarah,
silabus dan RPP, daftar hadir dan daftar nilai siswa, dan arsip-arsip lain yang
berkaitan dengan pembelajaran yang ada di sekolah.

3.7 Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah (1) Reduksi data: peneliti
melakukan pengumpulan data dengan melalui berbagi sumber. (2) Penyajian
data: peneliti membuat sajian data berupa cerita secara sistematis dengan
komponen dan peralatan yang mendukung. (3) Verifikasi: peneliti mulai
menarik simpulan dengan verifikasinya yang berdasarkan semua hal yang ada
dalam reduksi data dan sajian data verifikasi atau penarikan simpulan
dilakukan secara berkelanjutan sampai diperoleh simpulan yang mantap
(Sugiyono, 2012: 247-249).

3.8 Cara Penafsiran


Pertama, Kekurang pahaman mengenai pentingnya nilai budaya
merupakan faktor utama kenapa kearifan lokal tidak mendapat perhatian
dalam pembangunan. Kedua, bangsa yang berhasil membangun kesejahteraan
rakyatnya adalah bangsa yang membangun berbasis budayanya. Ketiga, guru
tidak semuanya memiliki kompetensi yang baik dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Keempat, model pendidikan
karakter berbasis kearifan lokal pada tradisi misalin dikembangkan dengan
menerapkan prinsip integratif, kompak, dan konsisten.

3.9 Kesimpulan Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dalam
mengembangkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dan
diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah, sehingga peserta didik
memiliki pengetahuan, sikap dan berperilaku berpedoman pada nilai-nilai
kearifan lokal yang terkandung pada tradisi misalin.
9

BAB. 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Kegiatan


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang Rp. 300.000

2. Bahan Habis Pakai Rp. 480.000

3. Perjalanan Rp. 5.680.000

4. Lain-lain Rp. 1.740.000

Jumlah Rp. 8.200.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
penelitian
2. Observasi
3. Pembuatan
usulan penelitian
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Pengolahan data
6. Laporan
kemajuan
7. Monitoring dan
evaluasi berkala
8. Penyusunan
laporan akhir
9. Artikel ilmiah
10. Produk bahan
ajar
10

DAFTAR PUSTAKA

Afiqoh, Noviana, dkk. 2018. “Penanaman Nilai Kearifan Lokal Dalam


Pembelajaran Sejarah Pokok Bahasan Perkembangan Islam Di Indonesia
Pada Siswa Kelas X IPS di SMA Negeri 1 Pamotaan Tahun Ajaran
2017/2018”. Indonesian Jurnal of history Education. VI, (1), Hlm. 43-46.
Alwasilah, Chaedar. 2009. Etnopedagogi: Landasan Praktek Pendidikan dan
Pendidikan Guru. Bandung: PT Kiblat. Buku Utama.
Astuti, Wigi. 2016. “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah pada
Sekolah Menengah Atas”. Pendidkan Sejarah. IV, (1). Hlm. 70-73.
Hariyanto, Samani, Muchlas. (2013) Konsep Dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdaya Karya. Cetakan: 2.
Hasanah, Aan. 2012. “Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal Pada Masyarakat Minoritas (Studi Atas Kearifan Lokal Masyarakat
Adat Suku Baduy Banten)”. Analisis. XII, (1). Hlm. 212-214.
Kuntoro, 2012. “Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal”. Jurnal
Pendidikan Karakter. VI, (1), Hlm. 132.
Lexy, J, Moelong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung, Hlm. 37.
Permana, Nanda, Dkk. 2017. “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kesadaran
Sejarah pada Mata Pelajaran Sejarah terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa
di SMA Negeri 1 Muara Bungo/ Jambi”. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol
VI, (2), Hlm. 1.
Prayogi, Ryan, dkk. 2016. “Pergeseran Nilai –Nilai Budaya Pada Suku Bonai
Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darusalam Kabupaten Rokan
Hulu Provinsi Riau”. Humanika. XXIII. (1), Hlm. 63.
Priyatna, Muhammad. 2016. “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal”.
Jurnal Pendidikan Islam. V, (1), Hlm. 1321-1324.
Rasyid, Hatamar. 2015. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pengembangan
Pendidikan Karakter Di Era Global”. Edugama.Vol.1, (1), Hlm. 13-17.
Ratih, Dewi. 2019. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Misalin Di
Kecamatn Cimaragas Kabupaten Ciamis”. ISTORIA. XV, (1), Hlm. 49-50.
Sariyatun. 2018. “Pantulan Budaya Lokal Makna Filosofis Dan Simbolis Motif
Batik Klasik Untuk Menguatkan Pendidikan Karakter”. Jurnal Pendidikan
Sejarah Indonesia, Vol. I, (1), Hlm. 23.
Sirnayatin, Titin Ariska. “Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran
Sejarah”, Jurnal SAP, 1, (3), Hlm. 313-315.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfa Beta, Hlm. 247-249.
Wigunadika, I Wayan Sapta. 2018. "Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal Masyarakat Bali". Purwadita, II, (1), Hlm. 94-97.
Yulistia, Fiani, dkk. (Tt) . "Tradisi Ngejot Di Desa Lenek , Aikmel ,Lombok
Timur (Potensinya Sebagai Media Pendidikan Karakter Melalui
Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 2 Aikmel"). Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha
11
11
12
13
11
12
13
12
13
11
12
13
11
14
12
13

A. Identitas Diri Dosen Pendamping


1. Nama Lengkap Sri Pajriah S.Ag., S.Pd., M.Pd.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Pendidikan Sejarah
4. NIK 01.3112770301
5. Tempat, Tanggal Lahir Ciamis, 29 Maret 1977
6. E-mail sripajriah@yahoo.co.id
7. Nomor tlp/HP 081313725230

B. Riwayat Pendidikan
Gelar
Sarjana/S1 Sarjana/S1 S2/Magister S3/Doctor
Akademik
Universitas
IAIN Sunan
Nama Universitas Pendidikan
Kalijaga -
Institusi Galuh Ciamis Indonesia
Jogjakarta
Bandung
Sejarah
Pendidikan Pendidikan
Jurusan Kebudayaan -
Sejarah Sejarah
Islam
Tahun
1995-2000 2006-2008 2010-2013 -
masuk-lulus

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Prasejarah Indonesia Wajib 2
2 Sejarah Asia Barat Daya Wajib 2
3 Sejarah Peradaban Islam Wajib 2
4 Sejarah Kebudayaan Nasional Wajib 2
5 Sejarah Indonesia Masa Hindu-Budha Wajib 2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Model Dual Coding Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam
1 DIKTI 2015
Pembelajaran Sejarah di SMA
Informatika Ciamis
Kabupaten Ciamis dalam Sudut Pandang Pemerintah Daerah
2 2015
Sejarah dan Nilai Budaya Kabupaten Ciamis
15
11
12
13

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Pada


Industri Batik Ciamisan Sebagai Sumber
3 LPPM 2015
Belajar Sejarah Lokal Di SMA
Informatika Ciamis
Model Pembelajaran Berbasis Audio
Visual Situs Kerajaan Galuh Di Ciamis
4 DIKTI 2016
Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah
di SMA Negeri 1 Ciamis
Nilai-nilai Patriotisme Bupati Galuh
5 R.A.A Kusumadiningrat (1839-1886) Mandiri 2016
dalam Pembelajaran Sejarah Lokal
Pemanfaatan Museum Galuh Pakuan
6 Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di Mandiri 2016
SMK Taruna Bangsa Ciamis
Analisis Penyebab Terjadinya
Kemiskinan Di Desa Pasirlawang
7 Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis LPPM 2017
Melalui Pendekatan Cultural dan
Structural.
Nilai-Nilai Karakter Berbasis Kearifan
8 Lokal Pada Prasasti Kawali Dalam Mandiri 2018
Pembelajaran Sejarah

C.3. Pengabdian ke Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada masyarakat Penyandang Dana Tahun
SaresehanKesejarahanMemahamiArtiPen
1 tingSitusBersejarahDalamPengembangan Mandiri 2014
KekayaansejarahLokal
“Pemberdayaan Masyarakat Miskin
dalam Bidang Pendidikan di Desa
Gunungcupu Kecamatan Sindangkasih
2 LPPM 2016
Melalui Penyuluhan Tentang Arti Penting
Pendidikan untuk Meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia”
Penyuluhan Kawasan Rumah Pangan
3 Lestari Bagi Masyarakat Pra-Sejahtera Di LPPM 2017
Desa Purwadadi
16
11
12
13
17
11
12
13

LAMPIRAN 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan
1.Jenis Perlengkapan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
- Buku 4 Rp 75.000 Rp 300.000
Sub total (Rp) Rp 300.000
Harga Satuan
2.Bahan Habis Volume Nilai (Rp)
(Rp)
- Kertas A-4 80gr 1 Rp 70.000 Rp 70.000
- Bollpoint 3 Rp 3.000 Rp 9.000
- Map cabinet 2 Rp 10.000 Rp 20.000
- Pulpen biru 1 Rp 10.000 Rp 10.000
- Tinta print 2 Rp 150.000 Rp 300.000
- Spidol 2 Rp 10.000 Rp 20.000
- Kertas mika 6 Rp 1.500 Rp 9.000
- Lakban hitam 1 Rp 15.000 Rp 15.000
- Isi streples 1 Rp 5.000 Rp 5.000
- Kertas cover warna 6 Rp 2.000 Rp 12.000
- Amplop 1 dus Rp 10.000 Rp 10.000
Sub total (Rp) Rp 480.000
3.Perjalanan
- Survey ke sekolah 3 Rp 250.000 Rp 750.000
- Survey ke dusun Bojongsalawe 250.000 Rp
3 Rp 750.000
Ciamis
- Pembelian bahan 1 Rp 30.000 Rp 30.000
- Observasi ke sekolah 6 Rp 250.000 Rp 1.500.000
- Observasi siswa 25 Rp 6.000 Rp 150.000
- Observasi ke Dusun
1 Rp 250.000 Rp 250.000
Bojongsalawe Ciamis
- Akomodasi (hari) 9 Rp 250.000 Rp 2.250.000
Sub total (Rp) Rp 5.680.000
4.Lain-lain
- Biaya penggandaan dan laporan 6 Rp 100.000 Rp 600.000
- Biaya pengolahan data 1 Rp 400.000 Rp 400.000
- Biaya percetakan bahan ajar 6 Rp 40.000 Rp 240.000
- Biaya publikasi artikel 1 Rp 250.000 Rp 250.000
- Biaya Seminar 1 Rp 250.000 Rp. 250.000
Sub total (Rp) Rp 1.740.000

Total keseluruhan Rp 8.200.000


18
11
12
13

LAMPIRAN 3: Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Uraian Tugas
Waktu
Ajeng Febya
Anindita Pendidikan Pendidikan
1. 6 Ketua Peneliti
Hartanto Sejarah Sejarah
2105170018
Mencatat dan
Fica Fauziyyah Pendidikan Pendidikan
2. 6 mengumpulkan
2105180017 Sejarah Sejarah
data
Mengkoordinir
Tono Hartono Pendidikan Pendidikan
3. 6 penelitian di
2105190040 Sejarah Sejarah
lapangan
11
19
12
13

Anda mungkin juga menyukai