Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN SISTEM AMONG KI HAJAR DEWANTARA

DI SMA HARAPAN BANGSA KALORAN

LAPORAN PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan dan Pembelajaran

Disusun Oleh:

Agus Triwantoro (162021012)

Matias Angga Galih P. (162021013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul “PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN SISTEM AMONG KI HAJAR
DEWANTARA DI SMA HARAPAN BANGSA KALORAN” ini dengan baik. Laporan
penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar Pendidikan dan
Pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian yang telah penulis lakukan tidak
lepas dari masalah-masalah baik yang terkait dengan persiapan, pengambilan data, pengolahan
data, maupun dalam hal penyusunan makalah ini serta hal-hal lain, akan tetapi semua itu dapat
penulis atasi dengan bantuan, dukungan, kerjasama, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Destri Sambara Sitorus selaku dosen mata kuliah pengantar pendidikan dan
pembelajaran, yang telah membimbing penulis dalam pembuatan laporan penelitian ini.
2. Bapak Bangun Widodo selaku Kepala Sekolah yang telah menijinkan penulis untuk
melakukan penelitian di SMA Harapan Bangsa Kaloran.
3. Para narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam proses wawancara.
4. Guru dan Staff SMA Harapan Bangsa Kaloran, yang telah mengijinkan penulis untuk
mengumpulkan data sebagai bahan penulisan laporan penelitian.
5. Orang tua terkasih, serta saudara tersayang, yang selalu mendoakan dan memfasilitasi
penulis selama ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut membantu dan
memberikan dukungan selalu dalam penelitian ini.

Salatiga, 4 Desember 2022


Penulis,

Agus Triwantoro
Matias Angga G. P

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN ................................................................. 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ............................................................ 8
4.2 HASIL PENELITIAN .................................................................................... 8
4.3 PEMBAHASAN ............................................................................................. 10
BAB V PENUTUP
5.I KESIMPULAN ............................................................................................... 13
5.2 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
Lampiran 1 ............................................................................................................ 15
Lampiran 2 ............................................................................................................ 16
Lampiran 3 ............................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Apalagi saat ini perkembangan
teknologi tejadi dengan begitu cepat memaksa kita semua harus bisa mengikuti
perkembangan zaman jika tidak ingin menjadi orang yang tertinggal. Sehingga
pendidikan menjadi hal yang cukup krusial bagi semua orang. Dalam hal ini, setiap
orang memiki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Dalam UU SISDIKNAS
No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yaitu tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, artinya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya (Ki
Hajar Dewantara). Dengan begitu adanya pendidikan diharapkan dapat membimbing
serta menuntun seseorang menjadi lebih baik secara fisik atau jasmani, maupun secara
kejiwaan. Adapun dalam peraturan taman siswa, pendidikan sebagai usaha kebudayaan
yang dimaksudkan untuk memberi bimbingan hidup dan tumbuh kembangnya jiwa raga
anak didik, supaya dalam menjalani garis kodrat pribadi serta menghadapi pengaruh
lingkungannya, anak didik mendapat kemajuan hidup.
Di dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 tercantum juga fungsi pendidikan
nasional Indonesia, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Bukan hanya itu, pendidikan berfungsi pula sebagai lembaga yang
berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifest) meliputi mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan
pribadi dan bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, dan menanamkan
keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 67
ayat 2 juga menyebutkan bahwa pendidikan termasuk sekolah berfungsi untuk
mengembangkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai keimanan, akhlak mulia,
dan kepribadian luhur yang telah dikenalinya, serta mengembangkan, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air yang telah dikenalinya.
Suatu pendidikan tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan secara
intelektual atau kognitif peserta didik saja, akan tetapi membentuk watak, karakter, dan
kepribadian peserta didiknya pula. Sama halnya dengan konsep pendidikan pada taman
siswa yang mana mementingkan 3 konsep berikut, ngerti (mengerti), ngrasa
(memahami), dan nglakoni (melakukan). Penerapannya dilakukan secara menyeluruh

1
tidak hanya berfokus pada satu aspek. Anak diperkenalkan dalam tahap mengetahui,
dan selanjutnya dengan mengetahui dapat merangsang pemahaman. Kemudian,
pemahaman inilah yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dengan begitu, akan berdampak pada budi pakerti anak.
Namun demikian, pendidikan budi pakerti saat ini seperti mengalami
penurunan, yang dapat dilihat dengan banyaknya kasus bolos sekolah, hilangnya sopan
santun serta tradisi yang semakin luntur sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, salah satu
cara mengatasi hal tersebut ialah dengan sistem pendidikan yang mampu
mengintegrasikan pembentukan budi pakerti anak. Sistem itu adalah sistem among
yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Sistem among ini, memusatkan
pembelajaran pada anak didik, dan pendidik hanya sebagai fasilitator yang memantau
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, pendidik memberikan kebebasan serta
kemerdekaan kepada anak didik untuk berkembang sesuai kodrat alamnya, dengan hal
yang mereka sukai tanpa adanya paksaan.
Adapun salah satu sekolah yang menerapkan kebebasan dan kemerdekaan
belajar kepada anak didiknya, yakni di SMA Harapan Bangsa Kaloran. Sekolah yang
terletak di Dsn Porot, Ds. Getas, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung, Jawa Tenggah ini
menerapkan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang disebut sistem among.
Dalam sistem pembelajaran ciri khas tamansiswa ini guru berperan mengemong anak
didik. Di mana para anak didik diberikan kebebasan berekspresi dalam berargumentasi,
namun mereka juga diberi tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan.
Dari hasil pra observasi, guru SMA Harapan Bangsa Kaloran memberikan
kebebasan kepada anak didik untuk melakukan hal yang disukai dan diminati, akan
tetapi hal tersebut disalahgunakan, misalnya dalam hal merokok. Merokok merupakan
hak asasi manusia, namun hal tersebut tidak baik dilakukan oleh seorang pelajar,
terlebih lagi dilingkup sekolah. Selain itu, masih ada siswa yang membolos, berbicara
kasar dan kurangnya sikap sopan santun.
SMA Harapan Bangsa Kaloran sangat memperhatikan perkembangan anak
didiknya. Perilaku anak didik merupakan bentuk dari pengaruh lingkungan pergaulan
yang salah, keluarga yang broken home, dan teman sepermainan, sehingga pamong
lebih menekankan mendidik perilaku anak daripada akademiknya. Dalam hal ini,
sekolah menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensi ajaran-ajaran Ki
Hadjar Dewantara salah satunya sistem among. Dalam penelitian ini penulis meneliti
tentang penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa kaloran, dikarenakan sistem
tersebut mendidik anak dengan berdasarkan kebebasan, sehingga cocok pada sifat dasar
anak remaja. Oleh karena itu, penelitian yang terkait dengan penerapan sistem among
menjadi hal yang sangat penting. Harapannya dengan menerapkan sistem among
tersebut, guru sebagai pendidik dapat lebih memahami anak didiknya dalam
pembelajaran di kelas.
Berangkat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN SISTEM AMONG
KI HAJAR DEWANTARA DI SMA HARAPAN BANGSA KALORAN”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut.

2
1.3.1 Bagaimana konsep pendidikan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
1.3.2 Bagaimana penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
1.3.3 Apa saja kendala-kendala dalam penerapan sistem among di SMA Harapan
Bangsa Kaloran?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan konsep pendidikan sistem among di
SMA Harapan Bangsa Kaloran.
1.3.2 Untuk mengetahui penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran.
1.3.3 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kendala-kendala dalam penerapan
sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN

2.1 Kajian Pustaka


Jurnal yang berjudul “KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS SISTEM
AMONG DALAM PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA (TELAAH
PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA)” ini menunjukan bahwa penerapan sistem
among merupakan konsep pendidikan yang berdasar atas kemerdekaan dan juga kodrat
alam peserta didik. Hal ini memiliki keterkaitan dengan penelitian penulis, yakni
berkaitan tentang penerapan konsep pendidikan sistem among di sekolah.
Sistem among dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah sistem among
taman siswa yang terdiri dari tiga pedoman pamong, yaitu Ing Ngarso Sung tuladho Ing
madya Magun Karsa, Tut Wuri Handayani. Sedangkan semboyannya tertuang pada
“Dengan Suci Hati Berhamba Pada Sang Anak”. Pamong merupakan guru yang berarti
membimbing anak dengan penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan anak, maka
dengan itu anak dapat berkembang menurut kodratnya, sehingga hubungannya dengan
siswa seperti keluarga konsep sistem among inilah yang ditanamkan Ki Hajar
Dewantara dalam pembelajaran. Dengan sistem among ini jika digunakan secara
menyeluruh maka anak dapat terbimbing baik akal maupun tindakan. Bagi pamong
hendaknya wajib bagi dirinya memberi contoh membimbing, dan mengajarkan ilmu
pengetahuan dan juga ilmu budi pekerti kepada siswa, dan sesuai dengan semboyannya
bahwasanya seorang pamong atau guru berhamba kepada sang anak, hal ini selaras
dengan pembelajaran.
Berdasarkan jurnal tersebut dapat kita pahami bahwa penerapan sistem among
ini dalam pendidikan didasari oleh kemerdekaan atau kebebasan dan kodrat alam siswa.
Sehingga peran guru atau pamong di sini bukan untuk memaksa anak didik, melainkan
memberikan kebebasan kepada anak didik untuk memilih kegiatan yang sesuai bakat
dan minatnya. Bagi para pendidik memahami bakat anak adalah hal sanggat penting,
kodrat merupakan dasar dari seorang siswa yang berhak mengembangkan dirinya sesuai
dengan kodratnya atau bakatnya. Dalam pelaksanaan among kodrat merupakan hal
yang harus diterapkan, namun pamong haruslah mengarahkan siswa terhadap
perkembanagan dan kodrat yang dimilikinya.
Setelah memahami jurnal di atas terdapat kesamaan yang ada dalam penerapan
konsep pendidikan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran, yaitu penerapan
kemerdekaan bagi para siswa untuk barargumen maupun kebebasan siswa untuk
menentukan kegiatan yang diminati. Sehingga siswa diharapkan dapat berkembang
sesuai dengan kodratnya dan bakat serta minatnya.
2.2 Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian penulis adalah :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Marselina Tri Widisaputri yang berjudul
“PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
TENTANG SISTEM AMONG DI SMP TAMAN DEWASA KUMENDAMAN
YOGYAKARTA”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam penerapan
konsep pendidikan sistem among, terdapat kendala-kendala yang meliputi, kendala
internal (dalam) dan kendala eksternal (luar). Kendala internal yaitu: 1) fasilitas

4
yang kurang memadai. 2) pamong yang sebagian bukan dari Tamansiswa. 3) peserta
didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Dari faktor lingkungan,
keluarga, pendidikan, ekonomi. Sedangkan kendala eksternal (luar) yaitu: 1)
Orangtua peserta didik yang tidak peduli. 2) Lingkungan pergaulan peserta didik
yang kurang dipantau secara intensif.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang penulis teliti terletak pada objek
penelitian yang sama-sama meneliti implementasi atau penerapan sistem among
serta kendalanya di Lembaga pendidikan (sekolah). Perbedaannya terletak pada
sudut pandang informasi yang didapat. Jika dalam penelitian terdahulu sudut
pandang data berdasarkan pada pendidik, berbeda halnya dengan penelitian penulis
yang sudut pandang data juga berasal dari siswa.
b. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Ida Fauziatun Nisa dan Zaini Miftah
yang berjudul “IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI
HAJAR DEWANTARA DI SMP NEGERI 2 BOJONEGORO”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa SMP Negeri 2 Bojonegoro memiliki komitmen yang tinggi
dalam menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter. Implementasi konsep
pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara dilaksanakan denegan pembiasaan nilai-
nilai yang baik setiap aktivitas di sekolah baik dari guru, siswa, dan semua
masyarakat sekolah.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang penulis teliti terletak pada
pengaruh penerapan konsep pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara terhadap karakter
anak didik. Perbedaanya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya tidak meneliti
kendala yang dihadapi dalam proses implementasi, sedangkan penelitian penulis
meneliti pula kendala yang dihadapi dalam penerapan konsep pendidikan oleh Ki
Hajar Dewantara.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdan
dan Taylor (1975), mengartikan bahwasanya penelitian kualitatif juga termasuk
metodologi yang dimanfaatkan untuk prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif. Data deskriptif adalah data yang ditulis menggunakan kata-kata secara
mendetail. Penelitian kualitatif akan menjawab hipotesis penelitian dengan data
deskriptif yang dijelaskan secara kausalitas. Peneliti akan melihat bagaimana
penerapan konsep pendidikan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran.

3.2 Subjek Penelitian


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat SMA Harapan Bangsa
Kaloran. SMA Harapan Bangsa Kaloran merupakan sekolah yang terletak di
Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah 3 orang. 1 kepala sekolah, 1 guru, dan 1 siswa SMA Harapan Bangsa
Kaloran.

3.3 Bentuk Data


1. Data Penerapan Konsep Pendidikan Sistem Among
Data penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran berupa data
kualitatif yang diperoleh melalui kegiatan wawancara. Data ini akan digunakan
untuk mengetahui dan melihat kendala serta implementasi konsep pendidikan
sistem among oleh Ki Hajar Dewantara di SMA Harapan Bangsa Kaloran.

6
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Pra penelitian ini telah dilaksanakan pada hari Senin, 28 November 2022.
Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada Jumat, 2 Desember 2022. Dalam
penelitian ini, tempat yang dipilih oleh penelti adalah SMA Harapan Bangsa Kaloran.

3.5 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penerapan konsep pendidikan sistem among di SMA
Harapan Bangsa Kaloran dilakukan dengan kegiatan wawancara. Pihak-pihak
yang diwawancarai meliputi, kepala sekolah, 1 guru, dan 1 siswa. Kegiatan
wawancara digunakan untuk menggali secara detail informasi berkaitan dengan
penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti berbentuk
pedoman wawancra dam pedoman observasi. Instrumen pengumpulan data
akan membantu penulis mendapatkan informasi serta data yang berkaitan
dengan penerapan konsep pendidikan sistem among di SMA Harapan Bangsa
Kaloran.

7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Harapan Bangsa Kaloran Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Bangunan sekolah menghadap ke
barat memiliki halaman yang tidak begitu luas. Gedung yang dimiliki SMA Harapan
Bangsa Kaloran terdiri dari 4 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakan, 1
ruang lab. Komputer. Jumlah siswa SMA Harapan Bangsa Kaloran pada tahun ajaran
2022/2023 berjumlah 46. SMA Harapan Bangsa Kaloran, didukung oleh 15 tenaga
pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 8 guru mata pelajaran, 2 orang guru
Agama, 1 orang guru Olah Raga, 1 orang bidang administrasi, 1 orang bendahara dan
ditambah 1 orang penjaga sekolah. Minimnya tenaga pendidik menyebabkan beberapa
guru mengajar lebih dari satu mata pelajaran.
4.2 Hasil Penelitian
Peneliti melakukan teknik wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data
penerapan konsep pendidikan sistem among oleh Ki Hajar Dewantara.
4.2.1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Nama Narasumber : Bangun Widodo, S. Pd.
Hari/ Tanggal : Jumat/ 2 Desember 2022
Waktu : 08.45 WIB
• Bagaimana SMA Harapan Bangsa Kaloran mendukung penerapan sistem
among? Fasilitas apa saja yang disediakan untuk membantu para siswa
mengembangkan bakat dan minatnya?
“Sistem among di SMA ini kami dukung dengan pemberian kebebasan
kepada peserta didik. Setiap anak di sini boleh menyampaikan usulan dan
pendapatnya. dan jika usulan itu terlihat baik untuk dilakukan kami
langsung tindak lanjuti. Seperti minggu lalu, ada usul dari para siswa untuk
mengadakan gelar pentas seni dan itu langsung kita fasilitasi dengan
menyewa panggung, lalu menyewa alat musik gamelan, dan juga sound
sistem. Karena bukan sekolah dengan keuangan yang besar, untuk
pengembangan bakat minat siswa, SMA Harapan Bangsa Kaloran menjalin
hubungan dengan masyarakat sekitar. Seperti halnya tadi penyewaan alat
gamelan maupun panggung berasal dari masyarakat setempat. Dan kami
juga mengadakan ekstrakulikuler. Namun berbeda dengan sekolah yang
lain, di mana kegiatan ekstra disediakan atau sudah ditentukan oleh pihak
sekolah, di sini (SMA Harapan Bangsa Kaloran) kegiatan ekstra ditentukan
oleh siswa itu sendiri. Jadi nanti kami harapkan, melalui kegiatan tersebut
para siswa dapat mengembangkan bakat serta minatnya masing-masing”.
• Teladan apa yang ditekankan oleh SMA Harapan Bangsa Kaloran, sehingga
bisa membentuk pelajar yang berkarakter dan berbudi pakerti?
“Untuk teladan sendiri, SMA Harapan Bangsa Kaloran sangat menekankan
sikap kebersamaan/ kekeluargaan. Yang artinya tidak ada jarak antara guru
dan siswa. Jadi dengan akan merubah paradigma lama yang berpikir bahwa
guru adalah sosok yang ditakuti menjadi pemikiran baru bahwa guru adalah
teman dekat kita sendiri”.

8
• Kendala apa saja yang dihadapi oleh SMA Harapan Bangsa Kaloran dalam
penerapan sistem among?
“Kendala yang kami hadapi saat ini, seperti yang saya katakan tadi bahwa
ini adalah sekolah kecil, sekolah yang ada di kampung, sehingga secara
fasilitas kami juga cukup tertinggal dengan sekolah yang lain dan ini
menjadi kendala bagi kami. Adapun krisis percaya diri pada siswa juga
menjadi kendala tersendiri untuk kami karena dengan begitu akan
menghambat serta menghalangi pemikiran kreatif mereka, yang lama
kelamaan jika dibiarkan bisa membuat mereka merasa kehilangan
kebebasan ataupun kemerdekaan berpikir, berargumen, dan bertindak.
Mungkin itu yang menjadi kendala bagi kami saat ini”.
4.2.2 Hasil Wawancara dengan Guru Mapel
Nama Narasumber : Sijaka, S. Pd.
Guru Mapel : Pkn
Hari/ Tanggal : Jumat/ 2 Desember 2022
Waktu : 09.15 WIB
• Bagaimana implementasi guru di SMA Harapan Bangsa Kaloran berkaitan
dengan sistem among menurut Ki Hajar Dewantara?
“Ya, untuk implementasi dari sistem among di sini yaitu dengan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengusulkan kegiatan. Dan
kami juga memberikan kebebasan pada siswa untuk menentukan sendiri
ekstrakurikuler yang akan diadakan. Artinya bahwa, pengadaan kegiatan
ekstra bukan ditentukan secara sepihak oleh sekolah dan siswa harus
memilih. Namun, kami memberikan kertas untuk diisi oleh para siswa yang
nantinya ditulisi kegiatan ekstra apa yang mereka inginkan. Sehingga
dengan begitu,kami yakin bahwa ekstra yang ada bisa diikuti oleh para
siswa bukan karena keterpaksaan, tapi dengan penuh semangat sebab sesuai
dengan minat mereka.”
• Setiap pendidikan bukan hanya fokus pada kemampuan intelektual peserta
didik saja, melainkan juga berfokus pada pengembangan karakter.
Bagaimana SMA Harapan Bangsa Kaloran mengembangkan karakter serta
budi pakerti anak didik yang berdasar atas konsep among?
“Dalam hal pengembangan karakter kita sudah berusaha semaksimal
mungkin memberikan teladan yang baik, memberikan motivasi, dan selalu
mendukung kedisiplinan tata tertib di sekolah. Peran guru di sini berdasar
atas konsep tri logi pendidikan, diantaranya Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing
Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Kami di depan memberikan
teladan untuk ramah, untuk disipin. Lalu kami ditengah aktif memberikan
semangat motivasi kepada para siswa, dan di belakang kami memberikan
dukungan dan arahan. Sehingga di sini tidak ada paksaan namun kami sebut
sebagai teguran untuk mengarahkan perilaku siswa.”
• Kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan konsep pendidikan sistem
among di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
“Kendala yang ada adalah kurangnya dukungan fasilitas, dan mungkin ini
sudah disampaikan oleh bapak kepala sekolah tadi. Namun kesulitan bagi
kami (guru) dalam penerapan sistem ini adalah minimnya motivasi belajar

9
dari siswa kami. Masih banyak yang belum mampu menunjukan
kemerdekaan yang diberikan, siswa seringkali pasif di dalam kelas. Dan
lebih sulitnya lagi, kita sebagai pamong tidak dapat memaksa anak-anak
untuk aktif.”
4.2.3 Hasil Wawancara dengan Siswa
Nama Narasumber : Dian Nugroho
Siswa Kelas : XII (dua belas)
Hari/ Tanggal : Senin/ 28November 2022
Waktu : 14.30 WIB
• Bagaimana anda memandang dan menyikapi kemerdekaan atau
kebebasan dalam sistem pendidikan di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
“Kemerdekaan di sekolah ini menurut saya terlalu bebas. Sehingga
terdapat beberapa siswa yang menyalah gunakan kebebasan itu sendiri.
Ada memanfaatkannya untuk merokok, tidak memasukan baju, dan
berkata-kata kasar. Padahal kalau menurut saya dengan penerapan
kemerdekaan di sini sangatlah baik untuk mendukung perkembangan
bakat dan minat saya sebagai pelajar.”
• Teladan apa saja yang kamu dapatkan dari guru-guru di SMA Harapan
Bangsa Kaloran? Bagaimana hubungan para siswa dengan para guru?
“Teladan yang saya dapat dari guru-guru di sini ialah selalu
membudayaakan 3S (senyum, sapa, salam). Selain itu, kami juga
diberikan teladan untuk saling menghormati orang lain dengan kata-kata
yang positif, meskipun beberapa siswa masih ada yang berkata kasar.
Untuk hubungan kami dengan guru itu terjalin seperti hubungan dengan
teman dekat. Tidak ada jarak yang seperti memperlihatkan strata sosial
kami. Sehingga kami di sini cukup nyaman dengan para guru.”
• Kesulitan apa yang dihadapi dalam penerapan kemerdekaan/ kebebasan
yang diberikan oleh para guru?
“Terkadang saya merasa malu karena konsep kebebasan ini berarti berani
berbeda dengan yang lain. Penyediaan fasilitas juga masih kurang dari
buku, sarana, hingga prasarana yang belum cukup membantu kami para
siswa dalam menyalurkan bakat dan minat kami.”

4.3 Pembahasan
4.2.1 Konsep Pendidikan Sistem Among di SMA Harapan Bangsa Kaloran
SMA Harapan Bangsa Kaloran menerapkan ajaran-ajaran Ki Hajar
Dewantara. Sekolah ini mengutamakan budi pekerti peserta didik sesuai dengan
norma yang berlaku. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suparto Rahardjo
(2015:63) menjelaskan tujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak
didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas, dan berketerampilan, serta
sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri
dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya. Berkaitan dengan konsep sistem among ini bersendikan atas 2, yaitu

10
kemerdekaan dan kodrat alam dengan pendekatan peserta didik yang bersifat
kekeluargaan.
Sebagaimana yang diterapkan di SMA Harapan Bangsa Kaloran,
kemerdekaan identik dengan kebebasan. Pamong/ guru di sini meminimalisir
paksaan kepada peserta didik. Yang mana terlihat pada kegiatan ekstrakurikuler.
Pengadaan kegiatan ekstrakrikulier di SMA Harapan Bangsa Kaloran tidak
ditentukan oleh pihak sekolah. Namun, para anak didik diberikan kebebasan
untuk menentukan ekstra apa yang diminati dan sesuai dengan bakatnya.
Terdapat pula kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah, namun berasal dari
usulan para siswanya, salah satunya acara gelar pentas seni siswa SMA Harapan
Bangsa Kaloran. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kebebasan serta
kemerdekaan peserta didik mampu diterapkan.

4.2.2 Penerapan Sistem Among di SMA Harapan Bangsa Kaloran


Penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran diwujudkan
pamong dalam mengajar dengan tidak membentak-bentak dan selalu
memberikan kebebasan kepada peserta didik, serta memberikan kesempatan
peserta didik untuk menyampaikan pendapat. Penulis juga mendapati bahwa
kebebasan serta kemerdekaan anak didik benar-benar diterapkan. Hal tersebut
dibuktikan dengan beberapa kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah dimana
ide tersebut berasal dari kemauan atau usulan siswa sendiri, salah satunya ialah
acara gelar pentas seni beberapa hari lalu. Adapun guru-guru di SMA Harapan
Bangsa Kaloran telah berusaha semaksimal mungkin memberikan motivasi
kepada anak didiknya. Sehingga diharapkan para anak didik bersemangat dalam
menjalani kegiatan pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Bukan hanya itu, SMA Harapan Bangsa Kaloran tidak hanya berfokus pada
kemampuan intelektual saja, melainkan juga berfokus pada pembentukan
karakter anak didiknya. Dengan membudayakan 3S (senyum, salam, sapa) di
lingkungan sekolah merupakan salah satu bentuk bahwa SMA Harapan Bangsa
Kaloran berusaha untuk mengembangkan karakter anak didik. Namun meski
begitu, penulis juga masih mendapati bahwa fasilitas yang diberikan belum
cukup untuk menunjang kemerdekaan dan kebebasan anak didik, terkhusus
dalam kegiatan bakat serta minat, baik dari segi tenaga pendidik, sarana,
prasarana, maupun peralatan. Dalam hal ini, terdapat beberapa guru yang tidak
menetap di SMA Harapan Bangsa Kaloran. Mereka memiliki tanggungjawab
mengajar di sekolah lain yang mengakibatkan double job.
Di sisi lain, penulis juga mengamati bahwa sopan santun peserta didik
bisa dikatakan masih rendah. Terdapat beberapa anak berkata kasar dan tidak
sedikit pula yang melanggar tata tertib sekolah yang berlaku, salah satunya tidak
memasukan baju. Namun di sini guru tidak membentak peserta didik. Hal ini
merupakan bentuk membebaskan perserta didik.

4.2.3 Kendala-kendala dalam Penerapan Sistem Among di SMA Harapan Bangsa


Kaloran.
Kendala dalam penerapan sistem among SMA Harapan Bangsa Kaloran
ini terdapat dua kendala, yaitu: kendala internal (dalam) dan kendala eksternal

11
(luar). Dalam hal ini kendala internal yaitu kendala yang menghambat dalam
penerapan sistem among dari faktor dalam sekolah, yang meliputi a) fasilitas.
Fasilitas tersebut adalah sarana prasarana laboratorium, buku-buku
perpustakaan, lapangan sekolah, dan tempat parkir. Selain itu, terkendala juga
dalam fasilitas lapangan sekolah. b) motivasi belajar siswa yang rendah. c)
terdapat beberapa guru yang tidak menetap di SMA Harapan Bangsa Kaloran.
Ada total 3 guru yang mengajar di sekolah lain. Hal tersebut yang kemudian
mempersulit dalam hal memberikan teladan ketepatan waktu. Sebab menjadikan
guru tersebut terkadang berangkat di siang hari akibat double job. Selain itu,
untuk kendala eksternal (luar) yaitu lingkungan pergaulan peserta didik.
Lingkungan teman sepermainan mempunyai kekuatan tinggi dalam
mempengaruhi satu sama lain.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan peneitian di atas, menunjukan bahwa penerapan konsep
pendidikan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran berfokus pada 2 poin
penting yaitu kemerdekaan dan kodrat alam. Adapun guru sebagai pamong juga
melaksanakan tri logi pendidikan yang meliputi Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing Madya
Mangun Karsa, Tutu Wuri Handayani. Namun, di samping itu terdapat pula kendala
dalam penerapan sistem among di SMA Harapan Bangsa Kaloran yang dibagi menjadi
kendala, yaitu kendala internal (dalam) dan kendala eksternal (luar). Kendala internal
yaitu: 1) fasilitas yang kurang memadai. 2) motivasi belajar siswa yang rendah.
Sedangkan kendala eksternal (luar) yaitu lingkungan pergaulan peserta didik.
Lingkungan teman sepermainan mempunyai kekuatan tinggi dalam mempengaruhi
satu sama lain.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1) Bagi Sekolah, sekolah diharapkan mengadakan evaluasi secara intensif agar ajaran-
ajaran Ki Hajar Dewantara dapat berjalan secara optimal dan mengadakan
pendampingan khusus untuk meningkatkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
anak didiknya.
2) Bagi Pamong/ guru, pamong diharapkan memahami ajaran-ajaran Ki Hajar
Dewantara dan lebih memahami karakter peserta didik dalam pembelajaran.
3) Bagi peserta didik, peserta didik diharapakan dapat menaati peraturan-peraturan
sekolah guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Indayanti, Ina. 2018. KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS SISTEM AMONG DALAM


PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA (TELAAH PEMIKIRAN KI HAJAR
DEWANTARA. Diakses pada 3 Desember 2022 di http://e-
theses.iaincurup.ac.id/138/1/Konsep%20Pembelajaran%20Berbasis%20Sistem%
20Among%20Dalam%20Penanaman%20Pendidikan%20Karakter%20Siswa%20
%28Telaah%20Pemikiran%20Ki%20Hajar%20dewantara%29.pdf pukul 15.11
WIB
Nisa, Ida Fauziatun. 2021. IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI
HAJAR DEWANTARA DI SMP NEGERI 2 BOJONEGORO. Diakses pada 3
Desember 2022 di https://ejournal.sunan-giri.ac.id/index.php/at-
tuhfah/article/view/546 pukul 20.45 WIB
Salmaa. 2021. Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian Menurut Ahli, Jenis-Jenis, dan
Karakteristiknya. Diakses pada 3 Desember 2022 di
https://penerbitdeepublish.com/metode-penelitian-kualitatif/ pukul 13.15 WIB
Tanpa pengarang, Tanpa Tahun. BAB II LANDASAN TEORI. Diakses pada 3 Desember 2022 di
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/32362/6.%20Bab%20II.pd
f?sequence=6&isAllowed=y pukul 11.36 WIB
Tanpa pengarang, Tanpa Tahun. BAB II LANDASAN TEORI. Diakses pada 3 Desember 2022
di http://repository.iainpare.ac.id/2711/3/16.1100.076%20BAB%202.pdf pukul
11.36 WIB
Widisaputri, Marselina Tri. 2021. PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR
DEWANTARA TENTANG SISTEM AMONG DI SMP TAMAN DEWASA
KUMENDAMAN YOGYAKARTA. Diakses pada 3 Desember 2022 di
https://eprints.uny.ac.id/58454/ pukul 17.30 WIB

14
Lampiran I
Pedoman Observasi

Observasi
No. Pedoman Observasi

Ya Tidak

1. Pojok Literasi V

2. Fasilitas perpustakaan V

3. Fasilitas Laboratorium V

4. Lapangan olahraga lengkap V

5. Fasilitas wifi V

6. Siswa berperilaku tertib dan tidak berkata kotor V

7. Pengadaan ekstrakurikuler untuk pengembangan bakat serta minat V


anak didik

15
Lampiran II
Pedoman Wawancara

No. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah


1. Bagaimana SMA Harapan Bangsa Kaloran mendukung penerapan sistem among? Fasilitas apa
saja yang disediakan untuk membantu para siswa mengembangkan bakat dan minatnya?
2. Teladan apa yang ditekankan oleh SMA Harapan Bangsa Kaloran, sehingga bisa membentuk
pelajar yang berkarakter dan berbudi pakerti?
3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh SMA Harapan Bangsa Kaloran dalam penerapan sistem
among?

No. Pedoman Wawancara Guru


1. Bagaimana implementasi guru di SMA Harapan Bangsa Kaloran berkaitan dengan sistem
among menurut Ki Hajar Dewantara?
2. Setiap pendidikan bukan hanya fokus pada kemampuan intelektual peserta didik saja,
melainkan juga berfokus pada pengembangan karakter. Bagaimana SMA Harapan Bangsa
Kaloran mengembangkan karakter serta budi pakerti anak didik yang berdasar atas konsep
among?
3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan konsep pendidikan sistem among di SMA
Harapan Bangsa Kaloran?

No. Pedoman Wawancara Siswa


1. Bagaimana anda memandang dan menyikapi kemerdekaan atau kebebasan dalam sistem
pendidikan di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
2. Teladan apa saja yang kamu dapatkan dari guru-guru di SMA Harapan Bangsa Kaloran?
Bagaimana hubungan para siswa dengan para guru?
3. Kesulitan apa yang dihadapi dalam penerapan kemerdekaan/ kebebasan yang diberikan oleh
para guru?

16
DOKUMENTASI

17
18

Anda mungkin juga menyukai