Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERMASALAHAN PADA BIDANG PENDIDIKAN DI

INDONESIA

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh :
1. Arista Ajeng Kusumadewi (04)
2. Nithya Atha Aprilia (26)
3. Refin Prayoga Aditama (28)
4. Salma Hanifah (31)

XI IPS 2

SMAN 1 TEGAL
Jalan Menteri Supeno No.16 Tegal, Telepon (0283) 353498
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

 
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmatNya,
sehingga penulisan makalah Geografi ber judul "Masalah Pendidikan di Indonesia " sukses
diselesaikan dengan lancar. Pada kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1.     Ibu Dra. Rosa Herawati, M. Pd selalu Kepala SMAN I Tegal.

2.     Bapak Kasirun Hadisaputro, S. Pd selaku wali kelas XI IPS 2.

3.     Bapak Aziz Iqbal, M. Si selaku guru mata pelajaran Geografi.

4.     Seluruh pihak yang membantu secara langsung atau tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi dunia
pendidikan khususnya di SMA Negeri 1 Tegal.

Tegal, 21 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN............................................................................................................................6

2.1 Masalah – Masalah Yang Ada...........................................................................................6

2.2 Upaya Mengatasi Masalah.............................................................................................11

BAB III.......................................................................................................................................15

PENUTUP..................................................................................................................................15

3.1 Simpulan.........................................................................................................................15

3.2 Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era yang serba canggih ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi
setiap individu. Bahkan pemerintah telah mewajibkan warga negaranya untuk memperoleh
hak pendidikan selama 12 tahun dan disarankan lebih dari itu.Secara sederhana, pendidikan
dapat menjadi sarana individu supaya dapat terhindarkan dari kebodohan. Semakin tinggi
pendidikan maka akan semakin tinggi pula pengetahuan yang akan didapatkan.

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang.


Pendidikan lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup seseorang.
Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu, namun pendidikan tetaplah menjadi
kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan
terasah melalui pendidikan. Pendidikan juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap
orang.

Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa latin
berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan dari luar dari
dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang
berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya guna
mengembangkan kemampuan diri. Menurut Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan. Sedangkan,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui
sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat


yang ada pada anak supaya mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Lalu, menurut Crijns dan
Reksosiswoyo, mendidik adalah pertolongan yang diberikan oleh siapapun yang

1
bertanggung jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat dewasa.
Menurut GBHN 1973, pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup.

Terdapat beberapa konsep dasar mengenai pendidikan, yakni Bahwa pendidikan


berlangsung selama seumur hidup (long life education) Hal tersebut karena usaha
pendidikan sejatinya telah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan ibu sampai
meninggal. Konsep pendidikan berlangsung sepanjang hayat ini seolah memberikan
pengertian bahwa pendidikan tidak identik dengan lingkungan sekolah saja, tetapi juga
dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat; Tanggung jawab pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah; Bagi
manusia, pendidikan merupakan suatu kewajiban karena dari adanya pendidikan, manusia
dapat memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Sehingga dapat disimpulkan
dari pendapat-pendapat tersebut bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang disadari,
bukan suatu perbuatan yang serampangan begitu saja supaya dirinya menjadi manusia
dewasa yang bertanggung jawab dan mandiri.

Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau
program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya
melalui sekolah ataupun universitas. Sedangkan pendidikan non formal ialah pendidikan
yang bisa didapat melalui aktivitas kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga
bentukan pemerintahan, misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui buku
bacaan serta belajar melalui pengalaman orang lain.

Tujuan Pendidikan ada di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara
yang demokratis juga bertanggung jawab.

Fungsi Pendidikan menurut pendapat Horton dan Hunt, lembaga pendidikan


berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifest) yakni, mempersiapkan anggota masyarakat

2
untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan
bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, menanamkan keterampilan yang
perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut, Mengurangi


pengendalian orang tua terhadap anak-anaknya. Melalui pendidikan, sekolah orang tua
melimpahkan tugas serta wewenangnya dalam mendidik anak kepada pihak sekolah;
Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah mempunyai potensi untuk
menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah serta masyarakat tentang sesuatu hal, seperti
pendidikan seks serta sikap terbuka; Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan
sekolah diharapkan bisa mensosialisasikan kepada anak-anak didiknya guna menerima
perbedaan prestise, privilise, serta status yang ada dalam masyarakat. Sekolah pun
diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi ataupun paling
tidak sesuai dengan status orang tuanya; Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah
bisa pula memperlambat masa dewasa seseorang sebab siswa masih tergantung secara
ekonomi kepada orang tuanya.

Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yaitu, transmisi
(pemindahan) kebudayaan, memilih dan mengajarkan peranan sosial, menjamin integrasi
sosial, sekolah mengajarkan corak kepribadian, sumber inovasi sosial.

Landasan Pendidikan Nasional di Indonesia adalah Landasan Ideal (Pancasila),


Landasan Konstitusional (Undang-Undang Dasar 1945), Landasan Operasional (Undang-
Undang Pokok Pendidikan Nasional).

Asas-Asas Pelaksanaan Pendidikan adalah Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu.


Dalam asas ini berarti pendidikan terbuka bagi setiap rakyat negara Indonesia, mencakup
semua jenis dan jenjang pendidikan; Asas pendidikan seumur hidup. Dalam asas ini, setiap
individu harus memperoleh hak dan kesempatan untuk mendapatkan pengajaran dan
belajar kapanpun selama hidupnya; Asas tanggung jawab antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah; Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat; Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan
Nusantara; Asas Bhinneka Tunggal Ika; Asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan;

3
Asas manfaat, adil, dan merata; Asas ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut
wuri handayani; Asas kepastian hukum.

Pada dasarnya, setiap kegiatan yang dilakukan manusia memiliki dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif tentunya merupakan sebuah harapan yang diinginkan oleh
setiap manusia. Dan dampak negatif adalah sesuatu yang dapat menimbulkan masalah bagi
kehidupan manusia. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, penerapan pendidikan yang
berjalan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif. Hal ini merupakan
penghambat bagi suatu proses kelancaran dalam proses belajar mengajar. Dan peristiwa ini
banyak terjadi di dalam dunia pendidikan formal.

Permasalahan demi permasalahan pendidikan di Indonesia dituai tiap tahunnya.


Permasalahan pun muncul mulai dari aras input, proses, sampai output. Ketiga aras ini
sejatinya saling terkait satu sama lain. Input mempengaruhi keberlanjutan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran pun turut mempengaruhi hasil output. Seterusnya,
output akan kembali berlanjut ke input dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi atau
masuk ke dalam dunia kerja, dimana teori mulai dipraktekkan. (Megawanti, 2012)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia


adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di
negara Indonesia. Adapun masalah yang rumit dalam dunia pendidikan seperti; pemerataan,
mutu dan relevansi, dan efisiensi dan efektifitas. Setiap masalah yang dihadapi disebabkan
oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya
masalah tersebut adalah IPTEK, laju pertumbuhan penduduk, kelemahan tenaga pengajar
dalam menangani tugas yang dihadapinya, serta ketidakfokusan peserta didik dalam
menjalani proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di
Indonesia?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Kita diharapkan dapat mengetahui apa saja masalah yang terjadi pada bidang
pendidikan di Indonesia. Kita juga diharapkan dapat mengetahui dan paham bagaimana cara
mengatasi masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Masalah – Masalah Yang Ada
Indonesia adalah negara kepulauan berbentuk Republik dengan jumlah Penduduk
mencapai 275,36 juta jiwa. Saat ini pendidikan di indonesia di atur dalam UU no 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga
jalur utama, yaitu Formal,Non formal, dan Informal. Dalam suatu sistem tentunya akan
selalu saja ada kelebihan serta kekurangan, tetapi kinerja pada sistem akan menghasilkan
kualitasnya seperti apa, jika dijalankan dengan baik tentunya akan banyak sekali hal positif
dan hasil yang baik.

Pendidikan di Indonesia masih belum bisa dikatakan maksimal dalam hal


perancangan sistemnya, pasalnya masih banyak masalah yang terjadi pada Sistem
Pendidikan di Indonesia. Hal tersebut di akibatkan beberapa Faktor yang menunjang baik
buruknya kualitas Pendidikan di Indonesia, karena Faktor tersebut masih belum bisa
berjalan maksimal maka pendidikan di Indonesia masih terbilang salam kualitas rendah.
Berikut beberapa faktor yang menjadi masalah Pendidikan Indonesia:

1. Kurangnya Dana Yang Tersedia Untuk Pendidikan

Mengenai pendanaan, bukan hanya biaya pendidikan pada lembaga formal dan
informal. Juga termasuk biaya untuk membayar properti dan layanan seperti buku, alat tulis,
seragam, dan transportasi. Tidak hanya itu, bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan
ekonomi, mereka lebih memilih bekerja untuk mengatasi biaya hidup yang semakin
meningkat daripada melanjutkan pendidikan.

Bahkan, pemerintah telah mengembangkan rencana pendidikan gratis dan program


wajib belajar 12 tahun untuk mengatasi masalah ini. Namun, permasalahan pendidikan di
Indonesia terkait pendanaan tidak semudah itu untuk di selesaikan. Hal ini di sebabkan tidak
meratanya alokasi dana program pendidikan. Belum lagi menurut HSBC Global Report 2017,
Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya kuliah termahal di dunia.

6
2. Kualitas Pendidik Yang Buruk

Rendahnya kualitas pendidik merupakan salah satu permasalahan pendidikan di


Indonesia. Tidak semua guru mampu mengajarkan materi sesuai dengan kompetensinya
masing-masing. Menurut Global Education Monitoring (GEM) Report 2016 UNESCO,
pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-10 dan terakhir untuk kualitas guru dari 14
negara berkembang.

Selanjutnya, antara 1999 dan 2000, jumlah guru meningkat secara signifikan, atau
382 persen atau lebih dari 3 juta. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah siswa, yaitu
sekitar 17 persen. Di lihat dari jumlah guru, masih ada 52 persen guru yang belum memiliki
sertifikat profesi dan 25 persen tidak memiliki kualifikasi akademik.

3. Mahalnya Biaya Pendidikan

Seperti kita ketahui, masalah pendidikan yang paling mendasar di Indonesia


sebenarnya adalah masalah biaya pendidikan yang cukup mahal. Meskipun pemerintah
telah menyiapkan program gratis, masih ada bagian yang membayar dan program tersebut
tidak merata di pelosok.

4. Kurangnya Materi Belajar Mengajar

Selanjutnya adalah kurangnya bahan ajar. Untuk meningkatkan kualitas


pembelajaran, siswa harus mendapatkan buku teks atau lembar soal untuk latihan. Tidak
adanya perpustakaan atau bahan belajar juga dapat menghambat proses pembelajaran.
Bantuan lebih dalam bentuk bahan ajar harus di berikan ke daerah-daerah dengan
penduduk miskin.

Tidak hanya itu, guru juga membutuhkan bahan ajar dengan bahan yang berkualitas
dan sesuai dengan kurikulum terkini saat ini. Jika pendidik menggunakan bahan ajar yang
sudah ketinggalan zaman, kegiatan mengajar tentunya akan jauh dari optimal. Hal ini akan
mempengaruhi proses penyerapan pengetahuan siswa.

5. Tidak Ada Fasilitas Yang Memadai

Masalah pendidikan di Indonesia selanjutnya yaitu berkaitan dengan fasilitas.


Fasilitas yang di maksud antara lain ruang belajar dengan segala isinya. Tidak hanya lengkap,

7
tetapi juga harus memiliki fasilitas yang memadai. Beberapa contoh fasilitas pendidikan
yang perlu di sediakan misalnya papan tulis, meja, kursi, peralatan laboratorium, atau
perangkat elektronik. Bayangkan jika strukturnya rusak, akan mengganggu proses belajar
mengajar.

Gambar 2.1 Fasilitas Tidak Memadai Sumber : Kompasiana.com

Masalah lain juga terkait dengan kemajuan teknologi. Meski kini siswa bisa belajar
secara digital, namun hanya segelintir kalangan yang bisa mengapresiasinya. Siswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu bahkan belum bisa mendapatkan fasilitas pokok yang
memadai. Masalah seperti ini harus menjadi jantung pemerintah nasional.

6. Kualitas Pendidikan Rendah

Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia juga terletak pada rendahnya


kualitas pendidikan. Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan bisa dari sudut
pandang masyarakat luas. Di mana belajar bukanlah kewajiban atau kesadaran diri yang
merupakan bentuk kewajiban terhadap diri sendiri.

Belajar merupakan kewajiban setiap individu sebagai bekal hidup dan bekal bertahan
dari kelaparan. Sayangnya, menuntut ilmu sebagai kewajiban kini beralih pada mengejar
pangkat, gengsi dan gelar. Di sinilah rendahnya kualitas pendidikan di mulai. Dan terjadinya
kehamilan di luar nikah bisa juga menjadi penyebab rendahnya tingkat kualitas pendidikan
yang menyebabkan orang itu harus putus sekolah

7. Terjadinya Kekerasan Di Dalam Dunia Pendidikan

8
Permasalahan terakhir tentang pendidikan Indonesia yaitu banyaknya aksi kekerasan
yang dilakukan oleh guru kepada murid atau sesama siswa. Adapun kekerasan yang
dimaksud berupa kekerasan seksual, fisik dan pikis. Tentunya permasalahan ini harus segera
diatasi agar bisa menciptakan peserta didik yang berkualitas dan nyaman ketika sedang
belajar mengajar berlangsung.

Gambar 2.2 Kekerasan Pada Pendidikan Sumber : BidikUtama.com

Gambar 2.3 Grafik Jumlah Kekerasan di Sekolah Sumber : databoks

8. Mental Yang Belum Siap

Banyak orang-orang putus sekolah karena tidak kuat dengan tugas-tugas atau
kewajiban seorang pelajar yang harus di selesaikan yang membuat beberapa dari mereka

9
mengakhiri hidupnya sendiri karena sudah tidak sanggup dengan beban-beban yang harus
di selesaikan itu.

Gambar 2.4 Presentase Keinginan Pelajar Ingin Bunuh Dir Sumber : BBC

Gambar 2.5 Pelajar Bunuh Diri Sumber : Keepo.me

10
Gambar 2.6 Depresi Menyebabkan Bunuh Diri Sumber : Detik.com

9. Banyaknya Siswa Yang Putus Sekolah

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka putus sekolah di Indonesia meningkat
pada 2022. Kondisi tersebut terjadi di seluruh jenjang pendidikan, baik Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara rinci, angka
putus sekolah di jenjang SMA mencapai 1,38% pada 2022. Ini menandakan terdapat 13 dari
1.000 penduduk yang putus sekolah di jenjang tersebut.

Persentase tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.


Angkanya juga tercatat naik 0,26% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar
1,12%. Angka putus sekolah di jenjang SMP tercatat sebesar 1,06% pada 2022. Persentase
tersebut juga meningkat 0,16% poin dari tahun lalu yang sebesar 0,90%. Lalu, angka putus
sekolah di jenjang SD sebesar 0,13%. Persentasenya lebih tinggi 0,01% poin dibandingkan
pada 2021 yang sebesar 0,12%.

Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan


(2016-2022)

11
Gambar 2.7 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

2.2 Upaya Mengatasi Masalah


Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pada bidang pendidikan di
Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan yang lengkap dan
merata di setiap daerah.
2. Menggalakkan program beasiswa, pertukaran pelajar, dsb bagi siswa yang
berprestasi.

Gambar 2.8 Pertukaran Pelajar Medan ke Jepang Sumber : Medan Headlines

12
Gambar 2.9 Beasiswa Pendidikan Sumber : Edukasi Kompas
3. Mengembangkan kualitas tenaga pendidik dengan memberdayakan kemampuan
akademik, profesionalisme dan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, serta
mengikuti berbagai pelatihan yang dapat menunjang kualitas tenaga pendidik .
4. Mengadakan pembaharuan sistem pendidikan baik yang menyangkut kurikulum,
sistem, metode dan strategi pengajaran .
5. Menyelenggarakan sistem pendidikan berkarakter dengan tujuan untuk membentuk
karakter individu dari peserta didik agar menjadi pribadi yang bermoral, bertoleran,
tangguh, berakhlak mulia dan berperilaku baik terhadap sesama.
6. Mengadakan program untuk pendekatan kepada warga dan anak-anak atau
memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan di berbagai
daerah, termasuk daerah terpencil sekalipun .

Gambar 2.10 WaJar 12 Tahun Sumber : SIPKUR.NET


7. Menyediakan bangunan- bangunan sekolah gratis (murah) bagi keluarga yang
memiliki keterbatasan dalam perekonomiannya.

13
8. Mengadakan program kejar paket yang lebih memudahkan seorang masyarakat
untuk mendapatkan pelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tingkatannya,hal ini
dapat membantu masyarakat yang sempat tidak melanjutkan pendidikannya.

Gambar 2.11 Para Peserta Didik Kejar Paket Sumber : Tribun


9. Pemerintah dapat menambah penyediaan dana di bidang pendidikan secara merata
di berbagai daerah.

Gambar 2.12 Dana Pendidikan Sumber : Siedoo


10. Memperbaiki kualitas metode dan materi pengajaran dengan selalu mengadakan
evaluasi.
11. Mengadakan pelatihan yang berbasis keterampilan di luar lembaga pendidikan resmi
seperti sekolah dan kampus.
12. Kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan dapat diatasi dengan menyediakan pusat
konseling di sekolah, adanya sosialisasi terkait kasus kekerasan di sekolah, adanya
kesadaran dari masing-masing individu untuk tidak melakukan kekerasan, sehingga
dapat menciptakan lingkungan sekolah yang berkualitas dan nyaman.

14
Gambar 2.13 Sosialisai Kekerasan di Sekolah Sumber : SMA BATIK SURABAYA

Gambar 2.14 Konseling Kepada Siswa Sumber : Ilmu Pendidikan

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan
demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya
dapat menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik. Perlu diakui bahwa tidak
semua manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan dan
diinginkannya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting
dalam mengalami perubahan dan kemajuan di zaman modern ini. Pendidikan merupakan
proses belajar yang tidak akan pernah berhenti sejak seseorang lahir di dunia ini hingga
akhir hayatnya ( long life education).
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II, dapat ditarik
kesimpulan secara umum, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun
lingkungan masyarakat, sama-sama memiliki peran yang penting dalam proses
pembentukan karakter siswa. Lingkungan yang positif akan memberikan kontribusi yang
positif pula terhadap karakter siswa.

3.2 Saran
Makalah ini perlu di sempurnakan lagi dengan metode lebih lanjut untuk
mendapatkan lebih banyak data yang nanti nya akan berguna bagi semua pihak dalam
menangani masalah pendidikan di Indonesia dan cara mengatasi nya bagi semua siswa di
Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-uncategorised/12-pendidikan

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pendidikan/

https://core.ac.uk/download/pdf/200297375.pdf

https://www.kompasiana.com/mayaamelia7019/630b0c4ee099ec177744e132/masalah-pendidikan-
di-indonesia

https://dataindonesia.id/ragam/detail/angka-putus-sekolah-di-indonesia-meningkat-pada-2022

https://gurubelajar.id/masalah-pendidikan-di-indonesia-2022/

https://www.edupost.id/permasalahan-pendidikan-di-indonesia-yang-perlu-diperhatikan/

https://www.kompasiana.com/abdulchalim3110/5d9b6f130d8230438c567ed2/solusi-mengatasi-
masalah-pendidikan-di-indonesia?page=2

https://www.kompasiana.com/utarimalau0944/6215c252dd39430c0b5859f2/peran-pemerintah-
dalam-mengatasi-pembiayaan-pendidikan-bagi-mayarakat-yang-memiliki-keterbatasan-
perekonomian

https://www.kompasiana.com/utarimalau0944/625675de92cb5a36265d2b37/kurangnya-sarana-
dan-prasarana-pendidikan-bagaimana-cara-mengatasinya

https://www.kompasiana.com/mutia1212/60b3c46d8ede484a436d9372/upaya-pembaharuan-
dalam-mengatasi-masalah-pendidikan

https://lingkaran.id/pengetahuan/cara-yang-dapat-dilakukan-untuk-mengatasi-kekerasan-di-dunia-
pendidikan

17

Anda mungkin juga menyukai