Anda di halaman 1dari 12

ASAS-ASAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
yang dibimbing oleh Yunawati Sele, S.Pd

Kelompok 6
Kelas 1A
1. APRIANI WILLISHA NENABU (33230044)
2. ELISABETH ELVARA TEME (33230045)
3. FRANSILDA CLAUDYA TALYA BANI (33230046)
4. FRANSISKUS NULE (33230047)
5. MARIA FEBIOLA HOAR (33230048)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA TIMOR (UNIMOR)
KEFAMENANU 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Tanpa berkat dan petunjuk dari-Nya makalah ini dapat
dirampungkan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata
kuliah Dasar Dasar Pendidikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
”Asas Asas Pendidikan”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan
sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang Asas Asas Pendidikan. Juga merupakan
harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam proses
perkuliahan pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.

Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan
kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik
Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata, semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan
dapat bermanfaat, amin.

Kefamenanu, 30 November 2023


Penyusun,

Kelompok 6 Kelas 1A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

2. Tujuan.................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN


1. Asas Pokok Pendidikan......................................................................................... 2

2. Macam-Macam Asas Pendidikan........................................................................... 2

a. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu............................................................ 2

b. Asas Pendidikan Seumur Hidup........................................................................ 3

c. Asas Tanggung Jawab Bersama......................................................................... 5

d. Asas Manfaat, Adil, dan Merata........................................................................ 5

e. Asas Tut Wuri Handayani.................................................................................. 6

f. Asas Kemandirian dalam Belajar....................................................................... 7

BAB III. PENUTUP


1. Kesimpulan............................................................................................................. 8
2. Saran....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus
komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang
Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang
berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus
informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang
bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi
bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan
teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan
suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual,
pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ),
yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi
tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya
telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang
bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang
belajar sepanjang hayat (Life Long Learning).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian asas-asas pendidikan?

2. Ada berapa asas asas pendidikan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui asas-asas pendidikan dan macam-macam asas pendidikan.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Asas Pokok Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas
tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia
maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya
pendidikan di Indonesia. Diantara asas tersebut adalah Asas semesta menyeluruh
dan terpadu, Asas Belajar Sepanjang Hayat, Asas tanggung jawab bersama, Asas
Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Asas
Kemandirian dalam Belajar. Asas-asas itu dianggap sangat relevan dengan upaya
pendidikan, baik masa kini maupun masa datang. Oleh karena itu, setiap tenaga
kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat
menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

B. Macam-Macam Asas Pendidikan

1. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu.

Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh rakyat


Indonesia. Menyeluruh maksudnya, pendidikan harus mencangkup semua jenis dan
jenjang pendidikan. Terpadu artinya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan pembangunan Bangsa.

Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu, yang berarti bahwa pendidikan nasional
terbuka bagi setiap manusia Indonesia, mencakup semua jenis dan jenjang pendidikan,
dan merupakan satu kesatuan usaha sadar yang tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan usaha pembangunan bangsa.

2
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai hak untuk memperoleh
pendidikan yang sama dengan anak normal. Hal tersebut telah dinyatakan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 tentang hak dan kewajiban warga
negara, bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapat kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat termasuk Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa menunjukkan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik. Karena, karakteristik dan hambatan yang dimiliki anak
berkebutuhan hidup memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing anak. Anak
berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan
kekhususannya masing-masing.
Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti pembelajaran yang dirancang khususnya
untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik. Pendidikan luar biasa
akan sesuai apabila kebutuhan siswa tidak dapat diakomodasikan dalam program
pendidikan umum. Secara singkat pendidikan luar biasa adalah program pembelajaran
yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa.

2. Asas Pendidikan Seumur Hidup

Artinya, setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang sepanjang


hidupnya dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat
menciptakan situasi yang menantang untuk belajar.
Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang harus :
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.

b. Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan penyempurnaan

3
secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
meningkatkan kondisi hidupnya.

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment)


setiap individu.

d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.

e. Mengakui konstribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi


termasuk yang formal, nonformal, dan informal.

Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus


dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi sebagai berikut :
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi disamping keterkaitan
dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus pula terkait dengan
kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dimensi vertikal diantara lain :

1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.

2) Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan

3) “the forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdasarkan


suatu prognosis.

4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.

5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab.

6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.

7) Dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkan dengan tetap mengikuti


pendidikan.

b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara


pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah, antara lain :

1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.

4
2) Memperluas kegiatan belajar keluar sekolah.

3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Asas Tanggung Jawab Bersama.

Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi menerima


pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain. Tanggung jawab
sangat berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang
dilakukan. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa adanya tanggung
jawab akan terjadi secara tidak terarah dan cenderung asal-asalan saja dan bahkan
dapat menimbulkan masalah yang lain lagi.
Kegiatan dalam proses pendidikan haruslah selalu didasarkan pada asas tanggung
jawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan
untuk mencapai tujuan yakni membimbing dan mendidik para siswa agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tanggung jawab dalam proses
pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan penetapan
materi, metode, strategi, pelaksanaan, hubungan antara guru dengan siswa, sampai
pada evaluasi, harus berfokus pada pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran itu.
4. Asas Manfaat, Adil, dan Merata.

Yang memandang manusia Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi antara


rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan lain-
lain.
Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan pribadi
setiap manusia indonesia.

5. Asas Tut Wuri Handayani.

Asas tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas) yang
merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini bersumber dari asas Taman

5
Siswa. Asas ini dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Asas tut wuri handayani ini
bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman
kepada tata tertib kehidupan yang umum. Asas ini merupakan inti dari sistim among
dari perguruan tinggi itu yang merupakan asas pertama. Asas yang dikumandangkan
oleh Ki Hajar Dewantara ini mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P.
Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa).
Terdapat dua semboyan untuk melengkapinya agar menjadi satu kesatuan asas, yakni :

a. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan, seorang
guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para
muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. Dalam posisi ini ia
membimbing dan memberi teladan. Akhirnya, dengan filosofi semacam ini, siswa
(dengan bantuan guru dan teman-temannya) mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri di antara pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh banyak orang
termasuk oleh para ahli.

b. Ing Madya Mangun Karsa

Ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan kehendak) diterapkan


dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu untuk mengambil
keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk memperkuat motivasi.
Dan, guru maju ke tengah- tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan,
memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti pengetahuan yang
telah dimilikinya itu sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal,
lebih jelas, dan lebih banyak manfaatnya.

6
6. Asas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas ; tut wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta
didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.
Pengembangan kemandirian dalam belajar ini sebaiknya dimulai dalam kegiatan
intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler atau untuk latar perguruan tinggi. Dimulai dalam
kegiatan tatap muka dan dikembangkan lalu dimantapkan dalam kegiatan terstruktur
dan kegiatan mandiri. Kegiatan intrakurikuler berfungsi membentuk konsep-konsep
dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar, yang menjadi dasar
pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan terstruktur
dan mandiri atau kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

7
BAB III. PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah asas pendidikan.
Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang pelopor
pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam kegiatan pendidikan yang
masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri handayani, asas ing ngarso
sung tolodo, dan asas ing madyo mangun karso.
Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan
sistem pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan
nasional daripada kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri
Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari
semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

2. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya
untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syahril, dan Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina


http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/, diakses
15 September 2014

H.Zahara Idris, dan H.Lisma Jamal.1992. Pengantar Pendidikan 2. Jakarta : PT.Gramedia


Widiasarana Indonesia Suardi.2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Ja

Anda mungkin juga menyukai