Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena dengan rahmat dan kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemerataan Pendidikan di Indonesia” ini dengan
baik.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. sumianti, S.Sos., MM.,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah yang telah memberikan
saran dan arahan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian karya tulis
ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.

Penulis sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini memberi banyak manfaat
bagi para pembaca terutama kepada pihak yang ingin mengetahui kondisi
pendidikan di Indonesia saat ini.

Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua
pihak agar karya tulis ini bisa menjadi lebih baik. Karena penulis menyadari akan
jauhnya kata sempurna dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Batam, 03 Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 3


1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.4 Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pendidikan ............................................................... 5


2.2 Pemerataan Pendidikan ................................................................... 6
2.3 Kondisi Pemerataan Pendidikan di Indonesia ................................. 7
2.4 Upaya Pemerintah Demi Pemerataan Pendidikan........................... 9
2.5 Dampak Tidak Meratanya Pendidikan ............................................ 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 11


3.2 Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur tingkat kemajuan suatu
negara yang akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Jika
dibandingkan dengan negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia masih
berada dibawah yang lainnya. Upaya untuk meningkatkan SDM yang berdaya
saing tinggi, berwawasan iptek serta bermoral dan berbudaya bukanlah
perkara yang mudah. Hal ini disebabkan karena negara ini masih memiliki
permasalahan di dunia pendidikan yang mendasar dan kompleks. Rendahnya
pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus
sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini menjadi faktor rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Banyak masayarakat belum paham mengenai maksud pemerataan
pendidikan
b. Kurangnya wawasan tentang kondisi pemerataan pendidikan di
Indonesia
c. Berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi pendidikan yang belum
merata
d. Besarnya dampak ketidak meratanya pendidikan

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan pemerataan pendidikan?
b. Bagaimana kondisi pemerataan pendidikan di Indonesia?
c. Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pemerataan pendidikan?
d. Apa dampak pendidikan yang tidak merata?

3
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian pemerataan pendidikan
b. Untuk mengetahui kondisi pemerataan pendidikan di Indonesia
c. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pemerataan
pendidikan
d. Untuk mengetahui dampak pendidikan yang tidak merata

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konseop Dasar Pendidikan


Banyak ahli yang memberikan pengertian atau definisi pendidikan,
diantaranya adalah :1
a. Definisi menurut Brubacher
Menurut Brubacher ( Modern Philosophies of Education) dalam Ahmadi
(2014: 33), pendidikan merupakan seutau proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan alam
semesta. Pendidikan juga merupakan pekembangan yang terorganisasi dan
kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual, jasmani
(pancaindra), dan kepribadian individu dan kegunaan masyarakatnya yang
diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut untuk tujuan
hidupnya (tujuan akhir).
b. Definisi pendidikan menurut Combs dan Ahmed
Menurut Combs dan Ahmed yang dikutip Ahmadi (2014: 36) menyatakan
bahwa pendidikan sama dengan belajar, entah di mana, bagaimana, dan
bilakah berlangsung pelajaran itu. Dengan demikian, pendidikan merupakan
suatu proses yang berkesinambungan mulai dari usia anak kecil sampai pada
waktu dewasa, dan karena itu pendidikan memerlukan beraneka ragam cara
dan sumber belajar.
c. Definisi pendidikan menurut Ahmad D Marimba
Menurut Ahmad D Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama ( Hasbullah, 2012:
3).

1
Kholik, Abadul, dkk. 2017. Pengantar Ilmu Pendidikan. Bogor: Unida Press, hal 23-15

5
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 23 Tahun 2003
mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarkat, bangsa, dan Negara.

2.2 Pemerataan Pendidikan


Dalam melaksanakan fungsinya sebagai motor penggerak pembangunan
bangsa dan kebudayaan nasional. Pendidikan diharapkan mampu menyediakan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap warga Indonesia untuk bisa menikmati
pendidikan.
Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu persamaan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keadilan dalam memperoleh
pendidikan yang sama dalam masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang merata
berarti semua penduduk usia sekolah telah memperoleh kesempatan pendidikan,
sementara itu akses terhadap pendidikan telah adil jika antar kelompok bisa
menikmati pendidikan secara sama.
Permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia timbul apabila masih
banyak banyak warga Indonesia khususnya usia anak sekolah yang tidak dapat
ditampung dalam sistem dan lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas
pendidikan yang tersedia. Pada awal mulanya, Undang – Undang No 4 tahun 1950
sebagai dasar – dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17
berbunyi :
“ Tiap – tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama
diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat – syarat yang ditetapkan untuk
pendidikan dan pengajaran pada sekolah dipenuhi. ”2
Kemudian dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10 ayat 1
tentang pendidikan dan pengajaran di sekolah menyatakan: “semua anak yang

2
Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hal 227-
229

6
berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di
sekolah, sedikitnya 6 tahun.”
Masalah pemerataan pendidikan menjadi sangat penting sebab jika anak –
anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada sekolah dasar, maka akan
memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Dengan ini mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai
media massa dan sumber belajar apapun. Dengan demikian mereka tidak menjadi
terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan. Dikarenakan pendidikan
menjadi landasan kuat yang diperlukan untuk dapat bersaing menghadapi era global
yang sarat akan persaingan ketat terlebih lagi sebagai syarat untuk meraih kemajuan
bangsa di masa mendatang.

2.3 Kondisi Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Bisa


dilihat dari data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia
(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa
indeks pengembangan manusia di Indonesia semakin menurun. Di antara 174
negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105
(1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut
survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan
sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Saat ini pendidikan Indonesia sedang mendapat perhatian dari banyak
kalangan masyarakat bukan hanya karena prestasinya tetapi lebih kepada kualitas
dari pendidikan itu dan juga fasilitas yang diberikan pemerintah. Fasilitas yang
diberikan pemerintah tidak merata untuk setiap daerah, terlihat dari pendidikan di

7
kota-kota besar lebih mendapat fasilitas dari pada pendidikan yang terdapat di
daerah-daerah terpencil. Seharusnya semua anak di Indonesia di setiap daerah
berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan fasilitas yang baik dari pemerintah,
karena ini juga untuk masa depan bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumber
daya manusia.
Kondisi pemerataan pendidikan di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan
merata sepenuhnya meskipun berbagai upaya pemerintah telah dilakukan sejak
lama. Sebagi contoh sarana dan prasarana pendidikan di kota-kota besar sangatlah
maju bila dibandingkan dengan pendidikan di desa-desa yang hanya mengandalkan
sarana dan prasarana sederhana. Bahkan di daerah Indonesai Timur dan daerah
pedalaman desa yang terisolir, akses untuk menuju ke sekolah sangatlah jauh dari
kata pantas. Berjam-jam mereka menempuh perjalanan hingga nyawa sebagai
taruhannya hanya demi mengenyam pendidikan dasar. Ditambah lagi kurangnya
tenaga pengajar didaerah tersebut menjadi bukti tidak meratanya pendidikan di
Indonesia sampai saat ini.

Karena hal ini, peningkatan pemerataan pendidikan harus menjadi prioritas


utama pemerintah Indonesia, terutama bagi kelompok masyarakat miskin dan
terpencil yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1984, pemerintah
Indonesia secara formal telah mengupayakan pemerataan pendidikan Sekolah
Dasar, dilanjutkan dengan wajib belajar pendidikan sembilan tahun mulai tahun
1994. Upaya-upaya ini nampaknya lebih mengacu pada perluasan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
5 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11 ayat (1) menyatakan
“Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan,
serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi”. Dalam hal ini Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.

8
2.4 Upaya Pemerintah Demi Pemerataan Pendidikan
Berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan
pemerataan pendidikan sudah diterapkan sejak tahun 1984. Dari pemerataan
pendidikan sekolah dasar, selanjutnya diikuti dengan wajib belajar 9 tahun sejak
mei tahun 1994. Wajib belajar 9 tahun yang direncanakan tuntas pada tahun 2008,
tetapi pada tahun 2006 masih banyak warga Indonesia yang tidak tuntas dalam
menyelesaikan pendidikan dasar.
Berikut berbagai upaya pemerintah dalam memberantas persoalan
pemerataan pendidikan di Indonesia,
1) Pendidikan dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama
(SMP) tidak dipungut biaya.
2) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh sekolah
dengan subsidi dari APBN.
3) Memberikan kepada siswa yang berprestasi dan atau dari keluarga yang
tidak mampu. Agar siswa dapat terus menuntut ilmu tanpa
mempermasalahkan biaya pendidikan.
4) Pengalihan alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah
yang sebagian diperuntukkan bagi sektor pendidikan dan kesehatan.

2.5 Dampak Tidak Meratanya Pendidikan


Banyak peserta didik yang kurang mendapat perhatian pemerintah akan
tidak meratanya pendidikan yang didapatkan, hal ini berdampak pada sebagian anak
bangsa yang menimba ilmu pengetahuan di daerah terpencil menjadi tertinggalan
akan ilmu dibandingkan dengan anak yang belajar di daerah perkotaan. Selain itu
dampak yang ditimbulkan oleh tidaknya merata pendidikan di Indonesia adalah
kerisis ekonomi yang ditanggung oleh orang yang berpendapatan golongan
menengah kebawah, hal ini karena mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk
menunjang proses pendidikan itu. Karena terkadang pemerintah tidak memberikan
beasiswa pada orang yang tepat, maka orang yang membutuhkan uang untuk proses
belajar tidak bisa mengikuti proses belajar lagi. Lebih penting lagi adalah yang

9
berdampak pada negara. Dampak yang akan ditimbulkan karena tidak meratanya
pendidikan adalah berkurangnya penerus bangsa yang cerdas yang akan
menjunjung negara menjadi lebih baik serta menjadi penghambat pembangunan
negera ini.

10
BAB III

3.1 KESIMPULAN
Masalah pemerataan pendidikan yang dirasakan kini belumlah habis jika
masih banyak warga negara Indonesia khususnya usia anak yang tidak dapat
ditampung dalam lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia. Permasalahan biaya, kesulitan akses menuju sekolah, dan terbatasnya
tenaga pengajar di daerah terpencil menjadi acuan pemerintah dalam upaya untuk
mengatasi problem ini. Besarnya dampak dari permasalahan ini yang akan
dirasakan baik oleh individu terdampak maupun negara membuat pemerintah
menjadikan masalah pemerataan pendidikan prioritas utama pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat dan masa depan bangsa.

3.2 SARAN
Pemerintah agar tidak pernah berhenti berupaya untuk menangani
problematika pemerataan pendidikan ini dengan memperhatikan masalah langsung
di lapangan bahwa masih banyak warga yang belum bisa menikmati dunia
pendidikan karena berbagai hal; kemiskinan, sulitnya akses, kurangnya tenaga
pengajar, kurangnya sarana dan prasarana, serta bantuan pendidikan salah sasaran
demi menghapus tidak meratanya pendidikan di berbagai penjuru Indonesia yang
sudah ada sejak dulu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kholik , Abadul, dkk. 2017. Pengantar Ilmu Pendidikan. Bogor: Unida Press

Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Sudiyono. 2009. Regrouping Sebagai Upaya Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan


Pendidikan. Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai