Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMPETENSI GURU SMK DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

DI BENGKEL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompetensi Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Dr. RIYADI, S.T., M.T

Disusun Oleh :

Aziz Yudha Nugraha 5315162680

Iskandarsyah Wicaksono 5315163058

Chairul Badaruzaman 5315162533

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala nikmat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, karena hanya karunia-Nya
penyusun makalah tentang “Kompetensi Guru SMK Dalam Pembelajaran
Abad 21 di Bengkel” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini dikerjakan dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Kompetensi Pembelajaran dengan
Dosen Pengampu yaitu Dr. Riyadi, S.T., M.T.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data – data yang kami
peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam, tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Kompetensi Pembelajaran atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dan


segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Jakarta, 7 Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Dasar Teori ........................................................................................... 3
2.2 Kompetensi Guru .................................................................................. 4
2.2.1 Kompetensi Pedagogik .................................................................... 4
2.2.2 Kompetensi Kepribadian .................................................................. 5
2.2.3 Kompetensi Profesional ................................................................... 5
2.2.4 Kompetensi Sosial ........................................................................... 6
2.3 Pembelajaran Produktif......................................................................... 6
2.3.1 Strategi Pembelajaran Produktif ...................................................... 7
2.3.2 Aspek Utama Pembelajaran Produktif ............................................. 7
2.1.3 Syarat Teknik yang Harus Dipenuhi Bengkel Produktif ................... 8
2.4 Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran di Bengkel .............................. 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
III.I Kesimpulan ......................................................................................... 11
III.II Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-
abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa
disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang Information and
Communication Technology (ICT) yang serba canggih (sophisticated)
membuat dunia ini semakin sempit, karena kecanggihan teknologi ICT
ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses
dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun,
komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah
kapan saja dan di mana saja.
Perubahan-perubahan tersebut semakin terasa, termasuk
didalamnya pada dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi
tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru
menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang
lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga
tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu
dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi
kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills).

Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21,


yaitu :
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang
memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk
mengkonstruksi makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan
pandangan baru mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, guru dituntut
mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini.
guru harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang
timbul dari dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan
zaman berdampak baik, dampak negatif juga harus diperhitungkan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Guru?
2. Kompetensi apa yang harus dimiliki oleh guru?
3. Bagaimana pembelajaran produktif ?
4. Bagaimana penerapan kompetensi guru dalam pembelajaran di
bengkel?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari kompetensi guru
2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
3. Untuk mengetahui pembelajaran produktif
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan kompetensi guru di
bengkel

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan,


pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam
melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai.
Kesuksesan yang didapat pegawai adalah hasil dari peningkatan kompetensi
pegawai selama bekerja di perusahaan.
Sudarmanto (2009:45) mengutarakan bahwa kompetensi merupakan
suatu atribut untuk melekatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
unggul. Atribut tersebut adalah kualitas yang diberikan pada orang atau
benda, yang mengacu pada karakteristik tertentu yang diperlukan untuk dapat
melaksanakanpekerjaan secara efektif. Atribut tersebut terdiri atas
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian atau karakteristik tertentu.

Beberapa ahli mengutarakan gugus dan dimensi kompetensi. Menurut


Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2009:70) membagi gugus dan dimensi
kompetensi, terlihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Gugus dan Dimensi Kompetensi

No Gugus Kompetensi Kelompok Dimensi Kompetensi


a) Semangat untuk berpartisipasi dan untuk mencapai
target kerja.
Berorientasi Perstasi
1 b) Perhatian terhadap kualitas dan ketelitian kerja
dan Tindakan
c) Proaktif dan Inisiatif
d) Mencari informasi
Membantu dan a) Empati
2
Melayani orang lain b) Berorientasi pelanggan
Kemampuan a) Luasnya dampak dan pengaruh
3 Mempengaruhi dan b) Kesadaran berorganisasi
Menciptakan Dampak c) Membangun hubungan Kerja
a) Mengembangkan orang lain
b) Kemampuan mengarahkan/memberikan perintah
4 Kemampuan Manajerial
c) Kerja sama kelompok
d) Memimpin kelompok
a) Berpikir analisis
5 Kemampuan Kognisi b) Berpikir konseptual
c) Keahlian teknikal / profesional / manajerial
a) Pengendalian diri
Kemampuan efektivitas b) Percaya diri
6
pribadi c) Fleksibilitas
d) Komitmen Organisasi

3
2.2 Kompetensi Guru

Profesi guru dalam melaksanakan tugasnya perlu memiliki beberapa


skill dan kemampuan yang harus dikuasai karena peran vital seorang guru
dalam pendidikan teramat penting, beberapa kompetensi yang harus dikuasai
oleh seorang guru yaitu :

A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian,
dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi
memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar
dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar
(setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran
yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang
meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode,menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan
memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan
memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakademik

4
B. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak
sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir
dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki
perilaku yangh disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur,
ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.

C. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung pelajaran yang dimampu
2 Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu
3 Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara
kreatif.
4 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
5 Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan
diri.

5
D. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
1 Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan
masyarakat.
3 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang
memiliki keragaman sosial budaya.
4 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan

2.3 Pembelajaran Produktif

Pembelajaran produktif adalah proses pembelajaran dalam rangka


pembentukan kompetensi peserta didik/ siswa melalui praktik yang
diselenggarakan di bengkel praktik atau di laboratorium, dengan fasilitas
praktik yang memadai dan bimbingan instruktor yang kompeten pada
bidangnya. Artinya pembelajaran produktif dapat membentuk kompetensi
peserta didik/siswa jika ditunjang dengan kelengkapan fasilitas yang baik dan
layak, sistim instruksional yang tepat, pengelolaan kelas yang baik, dan
guru/instructor yang kompeten pada bidangnya.

Dalam keseharian atau dalam situasi tertentu pembelajaran produktif


juga disebut sebagai pembelajaran praktik, karena berprosesnya di bengkel
praktik, menggunakan berbagai jenis fasilitas praktik dan materi
pembelajarannya dipandu dengan job sheet. Di sisi lain pengelolaan bengkel
praktik yang baik akan membawa dampak terhadap kecepatan penguasaan
kompetensi peserta didik/siswa. Pengelolaan tersebut menyangkut beberapa
aspek yaitu pengelolaan: bahan, fasilitas, pembelajaran, peserta didik,
guru/teknisi, perawatan fasilitas, keselamatan kerja, biaya praktik, dan
kepemimpinan seorang kepala bengkel praktik ( Thomas Sukardi, 2008: 207-
2012). Aspek-aspek yang ada di bengkel praktik tersebut harus dikelola
secara terpadu sehingga semua aspek berjalan secara simultan beriringan
dan saling membantu. Sandy Weinberg (2007:167-168) menyebutkan bahwa,
“In the case of a good laboratory practices (GLP) inspection, controlling the
process is a simple combination of a few self-regulation principles and the
application of a GLP checklist”.

Pendapat tersebut menyiratkan betapa pentingnya mengelola


laboratorium sehingga menjadi laboratorium yang berpredikat baik, sistim

6
pengecekan fasilitas harus berjalan rutin, ada sistim pengawasan selama
laboratorium dipakai untuk proses kerja, dan ada aturan – aturan lain yang
harus diterapkan demi amannya laboratorium.

A. Strategi Pembelajaran Produktif


Sesuai dengan prinsip pembelajaran produktif/ praktik bahwa,
tujuan akhir pembelajaran adalah penguasaan kompetensi pada diri
peserta didik, maka prinsip pembelajaran produktif yang digunakan
dapat mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dan
kurikulum berbasis produksi.
Untuk menanamkan keterampilan yang harus dikuasai oleh
peserta didik, maka proses pembelajaran pada pendidikan kejuruan
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi belajar
yang penggunaannya dapat dipilih atau digabung sesuai dengan
bidang keahlian/kejuruan masing-masing. Berbagai strategi yang
dapat digunakan tersebut yaitu :
1. mastery learning, yaitu belajar tuntas yakni peserta didik
diberikan waktu yang cukup untuk menguasai setiap kompetensi
yang dipelajari;
2. learning by doing, yaitu belajar melalui aktivitas – aktivitas yang
dapat memberikan pengalaman belajar bermakna;
3. individualized learning, yaitu belajar dengan memperhatikan
keunikan setiap individu;
4. group learning, yaitu belajar secara berkelompok;
5. learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan
menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari
fenomena yang terdapat dalam lingkungannya;
6. learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik
menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang
bermakna, dan lain sebagainya.

B. Aspek Utama Pembelajaran Produktif


Beberapa aspek yang terkait dengan pembelajaran produktif
dan perlu dipersiapkan dengan cermat adalah aspek:
1. Bahan : direncanakan guru secara tim berdasarkan jumlah job,
persiapan bahan dilakukan teknisi, distribusi bahan dilakukan
oleh guru dan teknisi, jenis bahan sesuai dengan standar
industri, bon bahan dilakukan secara tercatat.
2. Fasilitas praktik :pengelompokan fasilitas praktik berdasar jenis
kompetensi, kecukupan dan keragaman fasilitas praktik sesuai
dengan kompetensi, fasilitas praktik dijaga selalu siap pakai.
3. Siswa : siswa wajib memakai pakaian kerja, memakai alat
keselamatan kerja, membuat persiapan kerja, bekerja dengan

7
aman, wajib melakukan perawatan fasilitas praktik, menjaga
kebersihan lingkungan praktik, dan bertanggung jawab pada
fasilitas yang digunakan.
4. Guru : datang tepat waktu, memakai pakaian kerja, melakukan
pembimbingan, pendampingan dan pengawasan, sebagai
teladan bagi siswa, mampu bekerja sama secara tim, dan
melakukan penilaian secara obyektif.
5. Teknisi : mempersiapkan bahan praktik, melayani bon bahan,
membantu guru, melayani peminjaman alat, melayani fasilitas
untuk kegiatan maintenance, bertanggung jawab terhadap
alat/fasilitas praktik, mengecek kelayakan alat/fasilitas praktik.
6. Perawatan : ada perencanaan dan penjadwalannya, berprinsip
“maintenance berbasis siswa” dan guru wajib peduli.
7. Keselamatan kerja : siswa dan guru wajib mematuhi
keselamatan kerja, membudayakan keselamatan kerja, fasilitas
praktik dilengkapi rambu pengaman.

C. Syarat Teknis yang Harus Dipenuhi Bengkel Produktif


Syarat teknis yang harus dipenuhi oleh bengkel produktif/praktik
guna menunjang terlaksananya pembelajaran produktif dengan
baik dan lancer adalah:
1. Fasilitas praktik jumlah minimum 35 unit mesin utama. Untuk
jumlah dan keragaman jenis mesin utama tersebut berprinsip
pada kelipatan 4 dengan rincian, 16 unit Mesin Bubut, 8 unit
Mesin Frais, 4 unit Mesin Sekrap/Ketam, dan 4 unit Mesin
Gerinda (silindris, datar, dan alat potong), serta 3 unit mesin
umum sebagai pelengkap.
2. Luas bengkel untuk fasilitas praktik minimum 30 x 15 meter.
3. Tersedia peralatan potong bahan praktik.
4. Tersedia peralatan keselamatan kerja untuk siswa, guru, teknisi
dan mesin.
5. Tersedia peralatan dan suku cadang untuk perawatan mesin,
bahan-bahan lain untuk perawatan mesin seperti oli lumas, oli
pelindung korosi, oli pendingin mesin, dan gemuk lumas.
6. Bahan praktik: menggunakan bahan-bahan standar industri
pemesinan seperti baja lunak, besi tuang, baja paduan, dan
logam-logam non ferro baik yang murni maupun paduan.
7. Kelengkapan regulasi/peraturan – peraturan yang dipakai di
dalam bengkel.

8
2.4 Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran di Bengkel

Target utama dalam pembelajaran produktif/praktik di bengkel praktik


adalah ketercapaian kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta
didik/siswa. Kompetensi minimal ini adalah capaian standar kompetensi
sekolah, yang secara umum adalah derajat kesiapan kerja siswa setelah lulus
(sesuai dengan kisi-kisi kompetensi harapan dari sekolah). Untuk itu desain
pembelajaran produktifnya harus difokuskan pada penguasaan kompetensi.
Dalam pembelajaran produktif/praktik guru harus berperan secara utuh,
artinya harus membimbing siswa jika ada kesulitan praktik dengan tekun,
harus mendampingi siswa selama kerja praktik dengan penuh perhatian, dan
harus melakukan pengawasan dengan penuh tanggung jawab selama siswa
praktik ( Thomas Sukardi, 2012: 18).

Guru dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting, lancarnya
proses pembelajaran, tercapainya tujuan pembelajaran, dan tingkat
penguasaan kompetensi siswa semata-mata tergantung dari guru/instructor
itu sendiri. Pembelajaran praktik tidak boleh berpusat pada guru melainkan
harus berpusat pada peserta didik/siswa, peserta didik/siswa harus dibuat
mengerti, memahami, dan dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
Seperti yang dikemukakan oleh Gerald B. Leighbody (1966: 7) seorang ahli
pendidikan kejuruan bahwa, “telling is not teaching, listening is not learning,
watching is not learning”. Pendapat tersebut memberikan arti bahwa
pembelajaran produktif/praktik harus dikelola dengan baik, terutama yang
terkait dengan: metode mengajar, media pembelajaran, fasilitas
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan isi pembelajarannya (dalam hal
ini job sheet). Kaidah-kaidah penguasaan keterampilan harus dikuasai guru
dengan baik, guru harus mengerti bagaimana mendidikkan keterampilan,
untuk itu guru perlu mengerti dan menguasai tentang bagaimana mengelola
kelas praktik yang baik.

Pada pembelajaran kompetensi peranan guru/instruktor sangat


menentukan sekali, artinya guru/instruktor harus menyadari fungsi dan tugas
pokoknya. Menurut rambu-rambu mengajar praktik yang dikeluarkan oleh
AusAID (2001: 48) ada tiga fungsi utama yang harus dilakukan oleh
guru/instruktor dalam mengajarkan kompetensi yaitu:

1. guru sebagai instruktor (as an instructor), yang berperan sebagai seorang


ahli dalam isi materi pembelajaran yang harus mampu memberi petunjuk-
petunjuk dan arahan dalam menyelesaikan masalah siswa;
2. guru sebagai fasilitator (as a facilitator), artinya guru harus mampu
berperan sebagai jembatan antara siswa dan proses belajarnya,
mengetahui problematika yang dialami siswanya; dan
3. guru sebagai mekanik (as a mechanism), dalam hal ini guru harus lebih
fokus pada proses pembelajaran dari pada isi pembelajaran, artinya guru

9
harus banyak memberi petunjuk, cara-cara, ide-ide dan contoh-contoh
nyata kepada para siswa dengan melakukan demonstrasi langsung.

Menurut Leighbody dan Kidd (1966) ada berbagai hal yang harus
dicermati dan dilakukan oleh guru/instruktor dalam rangka menanamkan
keterampilan pada pembelajaran praktik di bengkel kerja yaitu:

1. memilih dan menentukan isi materi praktik lengkap dengan tujuan


pembelajarannya;
2. memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang akan dipakai
untuk membantu siswa dalam mempelajari keterampilan baru;
3. memilih dan menentukan metode untuk memberikan keterampilan baru;
4. membantu siswa dalam mempelajari keterampilan baru;
5. menentukan metode untuk memberikan informasi dan penjelasan
mengenahi keterampilan baru, misal dengan job sheet atau information
sheet;
6. menentukan jenis tes untuk uji keterampilan ataupun pengetahuan yang
didapat siswa;
7. memahami tentang kegiatan kelas, kelompok maupun individu;
8. melakukan pendataan dan pembuatan laporan tentang kemajuan siswa.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan
kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman
dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh
pegawai. Kesuksesan yang didapat pegawai adalah hasil dari
peningkatan kompetensi pegawai selama bekerja di perusahaan.
Lembaga yang paling berat tanggung jawabnya adalah lembaga
pendidikan, lembaga pendidikan dituntut mampu mendidik tenaga kerja
yang mampu bersaing di tingkat dunia. Lembaga pendidikan yang
bertanggung jawab mendidik tenaga kerja adalah lembaga pendidikan
kejuruan, salah satu bentuknya sekolah menengah kejuruan.
Kurikulum sekolah menengah kejuruan menggunakan basis
kompetensi dan basis produksi, tujuannya untuk menyiapkan tenaga
kerja yang handal. Pembelajaran produktif khususnya teknik
pemesinan, didesain sesuai dengan kebutuhan dunia industri, baik itu
fasilitas, bahan, isi dan strategi pembelajaran, pengelolaan
pembelajaran, maupun sumber daya manusia. Pelaksanaan
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik jika fasilitas dan sumber
daya manusianya memenuhi persyaratan baku yang telah ditentukan.

3.2 Saran

Guru yang berkompeten dan berakhlak merupakan harapan


bagi semua siswa, karena akan berpengaruh pada kemampuan
akademik dan juga pada budi perkerti luhur siswa, sehingga dapat
menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan kelak berguna bagi
nusa dan bangsa di kemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, Thomas. Model Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan.


Pendidikan teknik Mesin FT-UNY
Syamsuir, Andi Sukri, dkk. GURU, GENERASI Z, DAN PEMBELAJARAN
ABAD 21.
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45217/Chapter%20III-
IV.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai