Anda di halaman 1dari 20

By

Nizar Zulfriansyah B
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan dasar dan pendidikan
1
menengah?

Apa landasan terbentuknya pendidikan dasar dan menengah?


2

Apa saja bentuk-bentuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah?


3

Apa tujuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah?


4

Apa saja syarat pendirian pendidikan dasar dan pendidikan menengah?


5

Bagaimanakah karakteristik dan kurikulum pendidikan dasar dan pendi


6 dikan menengah?
PENDIDIKAN DASAR
Pendidikan dasar adalah pendidikan sembilan tahun dengan pendidikan
enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau satuan pendidikan sederajat.

SD/MI atau sederajat (6 Tahun)

Wajib Belajar 9 Tahun


SMP/MTs atau sederajat (3 Tahun)

Landasan

Pasal 17 UU RI No. 20 tahun 2003 PP No 17 Tahun 2010


Landasan Pendidikan Dasar
A. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 17
berisi:
1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 1 berisi:
“Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang
melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang
sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan
yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk
lain yang sederajat.
PENDIDIKAN MENENGAH
Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang
merupakan lanjutan pendidikan dasar

SMA/SMK atau sederajat MA/MAK atau sederajat

Landasan

Pasal 18 UU RI No. 20 tahun 2003 PP No 17 Tahun 2010 PP No 29 Tahun 1990


Landasan Pendidikan Menengah
I. Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18, berisi:
1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan.
3) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
II. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 1 berisi:
“Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang
merupakan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas, Madrasah
Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain
yang sederajat”.
III. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Menengah, pasal 1, berisi:
“Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan
pendidikan dasar”.
Bentuk Pendidikan
Pendidikan Dasar
Rumpun SD dan SMP
1. SD dan SMP biasa
SD/SMP yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat dalam situasi yang normal.
2. SD dan SMP kecil
yaitu SD/SMP negeri yang diselenggarakan di daerah yang berpenduduk sedikit dan memenuhi
persyaratan berlaku
3. SD dan SMP Pamong
yaitu SD/SMP negeri yang didirikan untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus
SD/SMP dan atau anak lain yang tidak dapat datang secara teratur untuk belajar di sekolah

Rumpun SD dan SMP Luar Biasa


1. SD dan SMP Luar Biasa
2. SDLB,
3. SMPLB
4. SD dan SMP Terpadu
5. SD/SMP negeri yang menyelenggarakan pendidikan untuk anak yang menyandang kelainan fisik
dan mental bersama anak normal dengan mempergunakan kurikulum yang berlaku di sekolah.
Pendidikan Dasar
Rumpun Pendidikan Luar Sekolah
1. Program Kelompok Belajar Paket A dan B ( Kejar Paket A untuk setingkat SD dan kejar Paket B untuk
setingkat SMP)
2. Kursus Persamaan SD dan SMP

Rumpun Sekolah Keagamaan


1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
3. SD/SMP yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat,di
bawah bimbingan Departemen Agama.
4. Pondok Pesantren.
Pendidikan Menengah
Bab III Pasal 4 PP Nomor 29 tahun 1990, bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas :

Sekolah menengah umum

Sekolah menengah Kejuruan

Sekolah menengah Keagamaan

Sekolah menengah Kedinasan

Sekolah menengah Luar Biasa


TUJUAN
TUJUAN PENDIDIKAN DASAR

PP Nomor 28 Tahun 1990 pasal 3

“Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggot umat manusia serta mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan menengah”.

TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH

PP No 29 Tahun 1990 pasal 2 (1)

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
Tujuan Pendidikan Nasional
Ditetapkan dalam GBHN : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan nalar, keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”.
Syarat Pendirian Pendidikan Dasar
PP Nomor 28 tahun 1990 bab VIII pasal 5

1. Pendirian satuan pendidikan dasar oleh Pemerintah atau masyarakat harus memenuhi persyaratan
tersedianya:

– sekurang-kurangnya sepuluh siswa;

– tenaga kependidikan terdiri atas sekurang-kurangnya seorang guru untuk setiap kelas bagi Sekolah
Dasar dan seorang guru untuk masing-masing mata pelajaran bagi Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, serta perbandingan jumlah guru dengan jumlah murid sebanyak-banyaknya 1 : 40;

– kurikulum berdasarkan kurikulum nasional yang berlaku;

– sumber dana tetap yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan dan tidak akan
merugikan siswa;

– tempat belajar;

– buku pelajaran dan peralatan pendidikan yang diperlukan

2. Pendirian Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat
selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus pula memenuhi persyaratan
penyelenggaranya berbentuk yayasan atau badan yang bersifat sosial
Syarat Pendirian Pendidikan Menengah

PP Nomor 29 tahun 1990 bab VIII pasal 6

1. Pendirian sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan masyarakat harus memenuhi
persyaratan tersedianya :

– sekurang-kurangnya duapuluh orang untuk sekolah menengah umum, kejuruan dan kedinasan,
sepuluh orang untuk sekolah menengah keagamaan, dan lima orang untuk sekolah menengah luar
biasa;

– tenaga kependidikan yang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang guru untuk setiap mata
pelajaran;

– kurikulum;

– sumber dana tetap untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan;

– tempat belajar;

– buku pelajaran dan peralatan pendidikan.

2. Pendirian satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh masyarakat selain memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus pula memenuhi persyaratan bahwa
penyelenggaraannya adalah yayasan atau badan yang bersifat sosial.
Sekilas Tentang Wajib Belajar 9 Tahun di Indonesia

compulsory education universal education

“Compulsory education” yaitu konsep pendidikan wajib belajar yang sanksi hukum bagi yang tidak mau
melaksanakan tanggung jawabnya terhadap program wajib belajar, baik pemerintah, pemerintah daerah, orang
tua, maupun peserta didik. (Fajar, 2011).

Ciri-cirinya:

(1) Ada unsur paksaan agar peserta didik bersekolah,

(2) Diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar,

(3) Tolak ukur keberhasilan wajib belajar adalah tidak ada orang tua yang terkena sanksi,

(4) Ada sanksi bagi orang tua yang membiarkan anaknya tidak bersekolah.
“Universal education” artinya program wajib belajar pendidikan dasar ini baru sebatas himbauan tanpa adanya
sanksi hukum. Namun hal ini berimplikasi juga pada pembebasan biaya pendidikan sebagai bentuk tanggung
jawab negara, supaya keluarga tidak perlu memikirkan lagi hal-hal tentang pendanaan pendidikan.

Ciri-cirinya:

(1) pendekatan pesuasif,

(2) tanggung jawab moral orang tua dan peserta didik agar merasa terpanggil untuk mengikuti pendidikan
karena berbagai kemudahan yang disediakan,

(3) pengaturan tidak dengan undang-undang khusus, dan

(4) penggunaan ukuran keberhasilan yang bersifat makro, yaitu peningkatan angka partisipasi pendidikan
dasar.
• Kurikulum Pendidikan Dasar
Menurut PP No.28 Tahun 1990 Bab IV mengenai Kurikulum pada Pasal 14;
1) Isi kurikulum pendidikan dasar merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
dasar.
2) Isi kurikulum pendidikan dasar wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran:
– pendidikan Pancasila;
– pendidikan agama;
– pendidikan kewarganegaraan;
– bahasa Indonesia;
– membaca dan menulis;
– matematika (termasuk berhitung);
– pengantar sains dan teknologi;
– ilmu bumi;
– sejarah nasional dan sejarah umum;
– kerajinan tangan dan kesenian;
– pendidikan jasmani dan kesehatan;
– menggambar;
– bahasa Inggris.
3. Satuan pendidikan dasar dapat menambah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak
menyimpang dari tujuan pendidikan nasional.
4. Satuan pendidikan dasar dapat menjabarkan dan menambah bahan kajian dari mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan setempat.
Kurikulum Pendidikan menengah
Menurut PP No. 29 Tahun 1990 Bab VII pasal 15
1. Isi kurikulum pendidikan menengah merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan menengah dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2. Isi kurikulum pendidikan menengah wajib memuat bahan kajian dan mata pelajaran tentang :
– pendidikan Pancasila;
– pendidikan agama;
– pendidikan kewarganegaraan.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur oleh Menteri.
4. Kurikulum pendidikan menengah yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh Menteri atau Menteri lain
berdasarkan pelimpahan wewenang dari Menteri.
5. Sekolah menengah dapat menjabarkan dan menambah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan
dan ciri khas sekolah menengah yang bersangkutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang berlaku
secara nasional.
6. Sekolah menengah dapat menjabarkan dan menambah bahan kajian dari mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan setempat.
7. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) khusus tentang pendidikan agama diatur
oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Agama.
8. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) diatur oleh Menteri.
Kurikulum 1947 Kurikulum 1952

Kurikulum 1968 Kurikulum 1964

Kurikulum 1975 Kurikulum 1994

KTSP 2006 Kurikulum 2004

Kurikulum 2013
• Tirtarahardja, Umar dan. S.L. La Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan, Penerbit Rineksa
Cipta Jakarta.
• Undang-undang Republik Indonesia No. 20. Tahun 2005. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Fuad. 2005.
• Dasar-dasar Kependidikan Munib, Achmad dkk. 2012. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
• Arianto, Fajar. 2011. Wajib Belajar, Sebuah Dilema Si Miskin. Kompasiana
• Undang-Undang Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Balitbang
Depdiknas
• Undang-Undang Nomor 52. 2009. Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
• Waskito, AA. 2009. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Wahyu Media

Anda mungkin juga menyukai