Anda di halaman 1dari 11

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI UPAYA

PENINGKATANKEMAMPUAN SISWA SMK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu RizkaAmaliah

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Munif Nor Ahsani


Khoririn Istiani
Lailatul Mumtahanah
Novita Dwi Kristanti
Nurhayati

(140411602977)
(140411603927)
(140411603776)
(140411605723)
(140411601021)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PRODI PENDIDIKAN TATA NIAGA

Desember 2014
PELATIHAN KEWIRUSAAHAAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN SISWA SMK
1. PENDAHULUAN

Pada bagian ini dibahas mengenai: (1) latar belakang, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penulisan sebagaiberikut.

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan berperan sangat penting dalam kehidupan saat ini,
khususnya dalam bidang ekonomi untuk membuka peluang usaha baru serta
mengurangi jumlah pengangguran. Hisrich, Peter & Sheperd (2008:10)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses penciptaansuatu nilaiusaha
menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan,
fisik serta resiko sosial yang menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta
kepuasan dan kebebasan pribadi. Mengacu pada Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa:
kewirausahaan adalah sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur
cipta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan,
kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal. Berdasarkan
pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan memerlukan
pelatihan khusus agar dapat dijalankan dengan maksimal.
Pembelajaran

pada

siswa

SMK,

khususnya

kejuruan

pemasaran

seharusnya difokuskan pada kegiatan praktik langsung. Namun, pada beberapa


SMK di Jawa Timur hal itu belum dimaksimalkan. Contoh SMK yang ada di
Semarang sudah menerapkan metode kegiatan praktik, akan tetapi masih belum
maksimal. Dikarenakan beberapa faktor antara lain: rendahnya kualitas SDM,
sarana dan prasarana, kurikulum dan metode pembelajaran, manajemen
kependidikan, serta bantuan operasional manajemen yang belum optimal, karena
hanya bersumber dari APBD kota danAPBN (Hakim, 2010:1).
Sekolah yang telah memaksimalkan pelatihan kewirausahaan yaitu SMKN
II Surabaya, SMA YPPI Surabaya dan Vita School (SMA Vita)sekolah tersebut
telah mengadakan program Economics For Life (EFL) serta Program Student

Company (PSC) yang bertujuan untuk mengelola sebuah bisnis, mencari peluang
bisnis, menyusun proposal, mengumpulkan modal usaha dan mengelola sumber
daya yang ada (Noviagama, 2012:1).
Pelatihan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengasah kemamuan siswa
SMK agar menguasai dasar-dasar membuka peluang usaha baru yang dibutuhkan,
serta menganalisis peluang pasar. Jika hal itu dimaksimalkan maka akan
menambah banyak dibukanya usaha baru yang bisa menampung aspirasi dari
konsumen serta menyerap tenaga kerja. Menambah jaringan kerjasama pihak
sekolah dengan dunia usaha. Akan tetapi jika hal itu tidak dimaksimalkan akan
menambah keterpurukan dari pihak sekolah karena meminimalisasi ruang gerak
siswanya di dalam dunia kerja. Optimalisasi praktik kewirausahaan menjadi solusi
yang tepat bagi siswa SMK yang akan menambah pengalaman kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun beberapa rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar pelatihan kewirausahaan?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahan?
3. Bagaimana langkah-langkah pelatihan kewirausahaan?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pelatihan kewirausahaan untuk siswa SMK?
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun beberapa tujuan
penulisan sebagai berikut.
1. Menjelaskan konsep dasar kewirausahaan
2. Tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahaan
3. Menjelaskan langkah-langkah dalam pelatihan kewirausahaan
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pelatihan wirausaha untuk siswa SMK

2. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai (1) definisi pelatihan kewirausahaan, (2)
tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahaan. (3) langkah-langkah pelatihan
kewirausahaan, (4) kelebihan dan kekurangan pelatihan kewirausahaan untuk siswa
SMK yang dipaparkan sebagai berikut.
2.1 Definisi Pelatihan Kewirausahaan

Menurut Muryanto (2010:26) mengutip Rye (1996) sebagai berikut.


Definisi Kewirausahaan secara etimologi kewirausahaan (entrepreneur) berasal
dari kata enterprendre (bahasa perancis) atau toundertake (bahasa Inggris) yang
berarti melakukan. Kewirausahaan bukanlah bakat dari lahir atau milik etnis/suku
tertentu. Kewirausahaan melalui proses pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan
magang secara intent. Kewirausahaan sebagai pengetahuan terapan dari konsep
dan teknik manajerial yang disertai resiko dalam mentransformasi sumberdaya
menjadi output yang memiliki nilai tambah (value added).

Definisi kepelatihan kewirausahaan adalah cara atau system untuk


menerapkan tujuan kewirausahaan secara efektif dan efisien. Sehingga
memudahkan siswa untuk mengembangkan skill dan memberikan
bekalberwirausaha ketika diharuskan untuk kembali mengabdi pada masyarakat.
Pengalaman menambah wawasan peserta didik sehingga mengetahui situasi nyata
yang akan dihadapinya. Kepelatihan kewirausahaan menambah motivasi dan
inovasi peserta didik, sehingga tak hanya berkutat pada materi-materi tanpa
praktik.
Konsep dasar Kewirausahaan penting untuk mewujudkan sebuah tujuan
kewirausahaan yang maksimal dan sesuai dengan kebutuhan pasar agar dapat
meningkatkan ekonomi pendapatan pelakunya. Dalam konsep dasar
kewirausahaan terdapat Karakteristik Pelaku Kewirausahaan (Wirausahawan),
Motif Berwirausaha dan Proses Kewirausahaan.
2.1.1Karakteristik Pelatihan
Dengan pelatihan peserta didik akan berusaha memberikan perhatian yang
lebih besar kepada pelatihan yang diikutinya. Dengan demikian peserta didik turut
aktif berpikir, berbuat dan mengambil keputusan, pelatihan dapat melatih
kerjasama peserta didik dengan orang lain yang ada disekitarnya, dapat cepat
tanggap terhadap perubahan situasi dan mengerti yang harus dilakukannya.
Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam metode pelatihan yaitu (1) sesuai
dengan keadaan dan jumlah sasaran, (2) cukup dalam jumlah dan mutu materi, (3)

tepat menuju tujuan pada waktunya, (4) amanat mudah diterima, dipahami dan
diterapkan, dan (5) biaya ringan, Depdikbud (dalam Adman, 20109).
2.1.2Karakteristik Kewirausahaan
Kewirausahaan tidak hanya bisa membuka peluang usaha baru, tetapi juga
harus bisa memanfaatkan peluang pasar secara maksimal. Kewirausahaan
memiliki karakteristik sebagai berikut.
(1) Percaya diri dan Optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak ketergantungan terhadap orang
lain,dan individualistis. Percaya diri penting agar nantinya siswa dapat yakin
dengan apa yang di jalankannya. Optimis dengan hasil yang akan dicapai.
Kedua aspek tersebut dapat menumbuhkan keyakinan terhadap tujuan yang
akan dicapai.
(2) Berorientasi pada tugas dan hasil
Menghasilkan perserta didik yang berprestasi ber orientasi laba, mempunyai
dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekat kerja keras, serta inisiatif. Laba
penting untuk menjadi acuan didirikannya suatu usaha, jika laba yang
dihasilkan lebih besar dari modal awal maka perusahaan bisa dikatakan
mengalami keuntungan.
(3) Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan
(4) Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan
terbukaterhadap saran serta kritik
(5) Keorsinilan yang inovatif, kreatif dan fleksibel
(6) Berorientasi pada masa depan, berarti memiliki visi dan perspektif terhadap
masa depan Meredith (dalam Laksana : 2013).
2.1.3Karakteristik Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan kewirausahaan memiliki peran penting bagi siswa, sehingga
nantinya dapat membuka peluang usaha baru di dunia bisnis. Pada bagian ini
dijelaskan karakteristik pelatihan kewirausahaan sebagai berikut.

(1) Pembangun Sifat Kerja Keras

Siswa selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum
pekerjaan selesai. Siswa mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada
dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan.
(2) Memberikan Motivasi Untuk Keyakinan Diri
Siswa selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam
bertindak, bahkan berkecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung
dalam berbagai situasi dengan optimisme untuk berhasil.
(3) MenanamkanSifat Prestatif
Siswa dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif
dibandingkan dengan hasil yang tercapai sebelumnya.
2.1.4 Motif Berwirausaha
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seseorang tertarik untuk
berwirausaha.
(1) Keuangan, untuk mencari nafkah, ingin menjadi kaya, menambah pendapatan,

jaminan atau tabungan di masa depan.


(2) Sosial, untuk memperoleh status yang lebih tinggi/gengsi, dihormati
(3) Banyak orang, dan mengenal dan dikenal banyak orang.
(4) Pelayanan, untuk membahagiakan orang tua/orang terdekat, memberikan
lapangan pekerjaan bagi orang lain, memakmurkan dan mensejahterakan
Indonesia secara tidak langsung.
(5) Kepribadian, untuk melatih diri manjadi pribadi yang tanggung jawab, mandiri,
tidak bergantung kepada orang lain, inovatif, kreatif, produktif.
(6) Berprestasi, untuk mencapai kepuasan terbaik dengan cara terbaiknya, menurut
Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003:32).
2.1.5 Proses Pelatihan Kewirausahaan
Menurut Bygrave (dalam Noore, 2002:3) proses kewirausahaan diawali
dengan adanya inovasi. Sebuah inovasi dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman. Contoh
faktor eksternal nya adalah aktivitas, peran,dan peluang. Oleh karena itu,
perkembangan inovasi menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi
lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001:34).

1 Tahap memulai, yaitu seseorang yang berniat untuk melakukan usaha


mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri/manufaktur/produksi atau jasa.
2 Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap jalan, tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3 Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang
telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4 Mengembangkan usaha, jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.
2.2 Tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahaan
Tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahaan sangat penting bagi siswa.
Berikut ini dijabarkan tujuan dan manfaat pelatihan kewirausahaan bagi siswa.
(1) Siswa berfikir kritis, kreatif, sistemik, ilmiah berwawasan luas dan memiliki

kecakapan kerja. Siswa diharapkan mempunyai kemampuan berwirausaha


yang tinggi dan memiliki kecakapan dalam mengelola peluang usaha.
(2) Siswa memiliki semangat berwirausaha dan jiwa bisnis yang unggul dalam
hal berwirausaha.
(3) Memiliki keinginan dan keberanian.Untuk memulai berwirausaha
Diperlukan keinginan dan keberanian yang kuat, siap mental, fisik dan psikis.
Karena ini adalah langkah awal menuju sebuah kesuksesan.

(4)

Memiliki intuisi
Intuisi dapat diperoleh dengan cara saling berbagi pengalaman siswa, ataupun
dengan cara mempelajari pengalaman kerja orang yang telah sukses dalam
hal berwirausaha.

(5) Berani mengambil resiko

Segala sesuatu yang diperbuat pasti memiliki resiko. Seorang wirausawan


harus siap untuk sukses dan harus siap gagal, terlebih lagi jika ia belum
memiliki pengalaman apapun mengenai berwirausaha.
(6) Bersikap optimis
Sikap optimis sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan, karena optimisme
merupakan dorongan dalam diri untuk terus maju.
2.3Langkah-langkah Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan Kewirausahaan pada siswa SMK mengacu pada sistem kurikulum
yang diberlakukan. Bukan hanya teori yang dijadikan tumpuan penerapan Pelatihan
Kewirausahaan tetapi Pelatihan Kewirausahaan merupakan realisasi dari standar
kompetesi pada siswa kelas XII, contoh standar kompetensi kewirausahaan untuk
siswa SMK kelas XII yang dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi
1.Mengaktualisasikan sikap dan
perilaku wirausaha

Kompetensi Dasar
1. 1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku
wirausahawan
1. 2 Menerapkan sikap dan perilaku kerja
prestatif
1. 3 Merumuskan solusi masalah
1. 4 Mengembangkan semangat wirausaha
1. 5 Membangun komitmen bagi dirinya
dan bagi orang lain
1. 6 Mengambil resiko usaha
1. 7 Membuat keputusan

2. Menerapkan jiwa
kepemimpinan

2. 1 Menunjukkan sikap pantang menyerah


dan ulet
2. 2 Mengelola konflik
2. 3 Membangun visi dan misi usaha

3. Merencanakan usaha
kecil/mikro

3. 1 Menganalisis peluang usaha


3. 2 Menganalisis aspek-aspek pengelolaan
usaha
3. 3 Menyusun proposal usaha

4. Mengelola usaha kecil/mikro

4. 1 Mempersiapkan pendirian usaha


4. 2 Menghitung resiko menjalankan usaha
4. 3 Menjalankan usaha kecil
4. 4 Mengevaluasi hasil usaha

Kompas (2013: 6) menarik kesimpulan sebagai berikut.


Penerapan pembelajaran pada siswa SMK untuk saat ini adalah 60%
teori dan 40% praktik. Yang terhitung kurang efektif, SMK yang
seharusnya mengasah kemampuannya dalam pembuka lapangan kerja
baru dan memaksimalkan potensi yang telah ada. Sedangkan untuk
pengoptimalisasian praktik dalam system pembelajaran di SMK
seharusnya berupa 40% teori dan 60% praktik. Agar siswa SMK siap
untuk menghadapi lingkungan bisnis yang ada dalam masyarakat.
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Kepelatihan Kewirausahaan
Pelatihan kewirausahaan memiliki kekurangan dan kelebihan dalam
penerapannya. Berikut dijelaskan kekurangan dan kelebihan pelatihan
kewirausahaan.

Kekurangan
(1) Masih kurang minat untuk berwirausaha
(2) Kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah
(3) Kurangnya pemberian motivasi untuk pelatihan wirausaha dari guru
2.4.1

Kelebihan
(1) Siswa SMK termotivasi untuk berwirausaha
(2) Mempunyai etos kerja yang tinggi
(3) Siswa dapat menciptakan lapangan kerja
2.4.2

3. PENUTUP

Pada bagian ini akan di bahas mengenai (1) kesimpulan, (2) saran yang di
paparkan sebagai berikut.

3.1 Kesimpulan
Siswa termotivasi untuk berwirausaha, mempunyai etos kerja dan siswiswa
dapat kewirausahaan adalah cara untuk menerapkan tujuan secara efektif dan
efisien. Pelatihan kewirausahaan memiiliki ujuan upya siswa dapat berfikir kritis,
kreatif, dan sistematis, serta meiliki semangat berwirausaha ,memiliki keinginan,
keberanian untuk memulai usaha baru.
Tujuan dan manfaat dapat tercapai apabila setiap langkah-langkah pelatihan
kewirausahaan dilaksanaka dengan tepat.
Kelebihan dalam melakukan pelatihan kewirausahaan siswarta dapat termotivasi
untuk berwirausaha, mempunyai etos kerja dan siswa dapat menciptakan lapangan
kerja. adapun kekurangan dari pelatihan kewirausahaan yaitu masih kurangnya minat
siswa untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan serta sarana dan rasarana yang
masih kurang mendukung sehingga dalam penerapann pelatihan kewirausahaan
masih kurang maksimal, untuk memaksimalkan pelatihan kewirausahaan guru di
tuntut untuk bisa mengajar secara profesiona agar dalam penerapan elatihan
kewirausahaan bisa secara maksimal.
3.2 Saran
Pelatihan kewirausahaan akan sangat membantu apabila dilaksanakan dengan
baik, pemerintah seharusnya membantu sekolah untuk memaksimalkan pelatihan
kewirausahaan dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana yang memadai

DAFTAR PUSTAKA
Adman. 2009. Karakteristik Pelatihan. (online), (https://www.google.com/search?
q=karakteristik+pelatihan+kewirausahaan+menurut+para+ahli&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozila:en-US:official&client=firefoxa&channel=np&source=hp#safe=active&rls=org.mozila:enUS:official&channel=np&q=karakteristik+pelatihan+menurut+para+ahli), diakses
10 Oktober 2014.

Hakim, Abdul. 2010. Model pengembangan kewirausahaan sekolah menengah


kejuruan (SMK) dalam menciptakan kemandirian sekolah. (online),
(http://eprints.uny.ac.id/7988/3/BAB%202-084044244017.pdf),
diakses
29
September 2014.
Hisrich, Peter dan Sherped. 2008. Definisi Kewirausahaan. (online),
(http://www.scribd.com/doc/183726944/DEFINISI-KEWIRAUSAHAAN:docx),
diakses 9 Oktober 2014.
Laksana, Wira Bhakti. 2013. Pelatihan Kewirausahaan. (online),
((http://www.go.microsoft.com/fwlink/?LinkID=219472&clcid=0x409), diakses
9 September 2014.
Noviagama, Vitis Rakhma. 2012. Surabaya Student Gathering Day 2012.
(online), (http://www.academia.edu/AddAffiliation), diakses 9 September 2014.
Rye.
2001.
Definisi
Kewirausahaan.
(http://www.slideshare.net/Rye/14708453), diakses 9 September.

(online),

Suryana.
2003.
Wirausaha.
(http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Suryana,
%20/Wirausaha.pdf), diakses 11 Oktober 2014.

(online),

Suryana. 2001. Pelatihan Kewirausahan Menurut Para Ahli. (online),


(http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Suryana,
%20/Kewirausahaan%20menurut%20para%20ahli.pdf),
diakses 11 Oktober
2014.
Sardjono,
Agung.
2014.
Contoh
Kurikulum
SMK.
(online),
(http://www.tirman.wordpress.com/contoh-kurikulum-smk-ap/),
diakses 13
Oktober 2014.
Kompas. 27 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai