Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar.
Hal ini disebabkan karena gaya mengajar guru yang monoton sehingga membuat
siswa bosan untuk belajar. Dengan anggapan itu akhirnya berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa.

Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa guru menentukan keberhasilan


belajar siswa. Kemampuan guru dalam melaksanakan poses belajar mengajar sangat
bepengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model
pembelajaran konvensional dan metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan
materi pelajaran. Melalui model pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah,
siswa akan lebih banyak pengetahuan, namun pengetahuan itu hanya diterima dari
informasi guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna karena ilmu
pengetahuan yang didapat oleh siswa mudah terlupakan.

Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiki strategi agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru harus menguasi teknik teknik
penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Setiap materi yang akan
disampaikan harus menggunakan metode yang tepat, karena dengan metode belajar
yang berbeda akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran.

Dari uraian di atas maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru
adalah menerapkan pembelajaran- pembelajaran inovatif. Pembelajaran-
pembelajaran inovatif membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan

1
situasi dalam kelas, sehingga siswa lebih tertarik dan tertantang untuk menerima atau
mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung secara alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan
dari guru ke siswa. Melalui pembelajaran- pembelajaran inovatif dapat diketahaui apa
makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaiman mencapai. Diharapkan yang dipelajari
siswa berguna bagi hidupnya. Dengan demikian siswa akan memposisikan dirinya
sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diidentifikasi dalam
makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran BBL ?
2. Bagaimana tahapan model pembelajaran BBL ?
3. Apa yang dimaksud model pembelajaran LCBT ?
4. Bagaimana tahapan model pembelajaran LCBT ?
5. Apa yang dimaksud model pembelajaran ICARE ?
6. Bagaimana tahapan odel pembelajaran ICARE ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran BBL, LCBT, dan ICARE
?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tantang model pembelajaran BBL
2. Untuk mengetahui tahapan model pembelajaran BBL
3. Untuk mengetahui tantang model pembelajaran LCBT
4. Untuk mengetahui tahapan model pembelajaran LCBT
5. Untuk mengetahui tantang model pembelajaran ICARE
6. Untuk mengetahui tahapan model pembelajaran ICARE
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran BBL,
LCBT, dan ICARE

2
BAB II
ISI

2.1 Model Pembelajaran BBL (Brain Based Learning)


Setiap manusia memiliki otak dengan potensi yang sama luar biasanya,
namun setiap orang menjadi berbeda bergantung pada bagaimana orang tersebut
mengoptimalkan otaknya. Agar otak optimal diperlukan suatu model pembelajaran
yang sesuai dengan struktur dan cara kerja otak diantaranya brain based learning.
Brain based learning adalah suatu model pembelajaran yang berasal dari satu
pemahaman tentang otak. Brain based learning merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada struktur dan cara kerja otak dirancang secara alamiah untuk belajar.
Pembelajaran ini mempertimbangkan bagaimana otak belajar dengan optimal
(Jensen, 2011 : 5-6).
Adapun prinsip-prinsip brain based learning menurut Caine dan Caine
(Rehman dan Bokhari, 2011: 355) adalah:
a. Otak adalah prosesor pararel
b. Belajar melibatkan seluruh alat tubuh
c. Pencarian makna adalah bawaan
d. Pencarian makna terjadi melalui pembuatan pola
e. Setiap otak memproses keseluruhan dan bagian-bagian secara serentak
f. Emosi sangat penting untuk pembuatan pola
g. Belajar melibatkan baik pemusatan perhatian maupun persepsi sekeliling
h. Belajar selalu melibatkan baik proses sadar maupun tak sadar
i. Kita memiliki (paling sedikit) dua jenis sistem memori, yaitu spasial dan
hafalan
j. Otak mengerti dan memngingat paling baik ketika fakta-fakta dan
keterampilan tertanam dalam memori secara alami
k. Pembelajaran ditingkatkan oleh tantangan dan dihambat oleh ancaman

3
l. Setiap otak adalah unik.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan prinsip
brain based learning karena akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran,
yaitu:
1. Gerakan fisik
Gerakan fisik bisa melakukan beberapa hal untuk otak. Pertama,
meningkatkan sirkulasi sehingga saraf-saraf bisa mendapatkan lebih banyak nutrisi
dan oksigen. Kedua, bisa memacu produksi faktor pertumbuhan saraf, hormon yang
meningkatkan fungsi otak. Ketiga, gerakan repetitive gross motor dapat merangsang
produksi dopamin, salah satu neuro transmiter yang meningkatkan suasana hati
(mood). Bila dilakukan dalam jumlah yang memadai gerakan fisik dapat
meningkatkan produksi sel baru di otak (Jensen, 2011: 50). Sehingga gerakan fisik
memang diperlukan dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sebaiknya bukan
hanya duduk dan mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru saja.
2. Relaksasi
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada Stanford Universitys School of
Medicine, para periset menetapkan bahwa satu kursus pelatihan memori itu lebih
efektif bila siswa-siswa dalam keadaan rileks (Jensen, 2011: 68). Untuk
mmendapatkan kinerja otak terbaik, perlu ada istirahat. Jeda untuk melakukan
istirahat ini tidak perlu dilakukan dalam waktu yang lama, cukup beberapa menit
untuk menghilangkan ketegangan atau stres dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
Jensen (2011: 68) pembelajar yang hidup di bawah beberapa jenis stres, kecemasan
atau berada terus menerus berada dalam ancaman atau tidak mendapatkan
istirahatotak yang dibutuhkan untuk fungsi optimal berakibat pada pembelajaran dan
pemikiran yang menjadi lemah. Oleh karena itu pada saat pembelajaran di kelas,
sebaiknya diberikan waktu kepada siswa untuk melakukan relaksasi agar mereka
merasa nyaman dan tidak jenuh sehingga diharapkan otak mereka bekerja secara
optimal.

4
3. Lingkungan
Kondisi lingkungan mempengaruhi proses pembelajaran. Otak menyerap
informasi dari lingkungan sekeliling, baik pada level sadar maupun tidak sadar. Otak
memprioritaskan rangsangan seperti pencahayaan, unsur-unsur dekoratif, suara dan
bau. Penerangan di dalam kelas harus cukup terang tetapi tidak menyilaukan. Selain
itu, sirkulasi udara di kelas juga harus baik agar terdapat cukup oksigen untuk
pasokan kedalam otak setiap siswa dan juga guru. Unsur-unsur ini harus
dipertimbangkan dalam perencanaan lingkungan pembelajaranyang optimal. Hanya
dengan instruksi langsung, ingatan akan cepat merosot, tetapi dengan tambahan
lingkungan sekitar, bisa dihasilkan ingatan tanpa perlu banyak usaha dan bertahan
lama (Jensen, 2011: 77).
4. Musik
Musik mendatangkan tanggapan emosional, mendorong keadaan reseptif atau
agresif dan merangsang sistem limbik. Sistem limbik dan wilayah subkortikal dari
otak terlibat dalam mendorong respon musikal dan emosional dan juga memediasikan
memori jangka panjang. Ini berarti bahwa ketika informasi diberi imbuhan musik,
ada kemungkinan lebih besar bahwa otak akan mengkodefikasinya dalam memori
jangka panjang (Jensen, 2011: 102).
Riset terbaru mengemukakan bahwa musik menjadi alat yang hebat dalam
membangun kekuatan penalaran, memori dan intelegensi. Guru dapat menggunakan
musik untuk membantu siswa melakukan pendinginan atau pemanasan, menandai
satu momen atau kesempatan penting atau melakukan penyemangat. Musik juga
dapat meningkatkan kenyamanan siswa dan memberikan rasa bahwa ruang kelas
mereka adalah tempat yang menyenangkan (Jensen, 2011: 103).
5. Emosi
Menurut Jensen (2011: 109-110) kemampuan berpikir sangat tergantung pada
suasana hati dan keadaan emosional. Siswa belajar paling baik ketika pikiran, hati,
dan tubuh mereka terlibat.Pengaruh emosi terhadap perilaku itu besar. Emosi yang

5
baik membuat otak lebihteraktivasi dan terstimulus secara kimia yang membantu
untuk mengingat segala sesuatu secara lebih baik.
6. Nutrisi
Otak mempunyai proporsi seperempatpuluh dari total berat tubuh orang
dewasa. Namun demikian, ia menggunakan kira-kira seperlima sirkulasi darah,
seperlima pasokan glukosa yang tersedia dan seperlima oksigen yang kita hirup
(Stemberg, 2008: 51). Oleh karena itu, guru perlu menanamkan kesadaran kepada
siswa agar mereka senantiasa memperhatikan asupan nutrisi tubuh mereka. Selain itu,
untuk memenuhi kebutuhan air, siswa sebaiknya memiliki akses air minum selama
pembelajaran. Siswa bisa membawa botol air minum ke kelas dan minum selama
proses pembelajaran.
7. Motivasi
Semua orang memiliki dua sumber motivasi yang berbeda, yaitu yang timbul
dari dalam (intrinsik) dan yang didorong dari luar (ekstrinsik).Siswa memiliki
mekanisme motivasi yang sudah tertanam yang tidak menuntutmasukan atau
manipulasi guru supaya bisa berfungsi.Jika guru menggunakan motivasi dan
keingintahuan alamiah mereka, diharapkan siswa dapat belajar lebih baik dan lebih
menyenangkan (Jensen, 2011: 161).
8. Pilihan
Menawarkan pilihan kepada siswa dapat mempengaruhi keterlibatan mereka
secara keseluruhan dan pemahaman tentang materi. Misalnya siswa diberikan
kebebasan untuk memilih teman dalam kelompok.
Menurut Sapaat (2009) ada tiga strategi utama yang dapat dikembangkan
dalam implementasi brain based learning, yaitu:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa.
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-
soal materi pembelajaran yang memicu kemampuan berpikir siswa.

6
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan.
Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak nyaman
dan tidak senang terlibat di dalamnya.
3. Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa.
Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk
dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif yang mereka
lakukan sendiri.

2.2 Tahapan dalam Model Pembelajaran BBL


Adapun tahap-tahap pembelajaran berdasarkan prinsip brain based learning menurut
Jensen (2011 : 296-299) adalah sebagai berikut:
1. Pra-paparan
Tahap ini memberikan kepada otak suatu tinjauan atas pembelajaran
baru.sebelum benar-benar digali. Pra-paparan membantu otak mengembangkan peta
konseptual yang baik.
2. Persiapan
Ini adalah tahap dimana guru menciptakan keingin tahuan atau kegembiraan.
3. Inisiasi dan akuisisi
Guru memberikan proyek yang memfasilitasi siswa untuk membangun
pengetahuandan pemahaman tentang suatu materi pelajaran berdasarkan pengalaman
belajar yang mereka alami sendiri.
4. Elaborasi
Merupakan tahap pengolahan yang menuntut pemikiran. Tahap ini merupakan
waktu dimana pembelajaran menjadi bermakna.
5. Inkubasi dan pengkodean memori
Tahap ini menekankan pentingnya waktu tanpa kegiatan (downtime) dan
waktu tinjauan.

7
6. Verifikasi dan pengecekkan kepercayaan.
Pada tahap ini siswa dievaluasi mengenai materi yang telah dipelajari dan
kemudian siswa menuliskanpendapat mereka tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
7. Selebrasi dan integrasi.
Pada tahap ini sangatlah penting untuk melibatkan emosi. Suasana harus
dibuat menyenangkan, ceria dan menggembirakan.

2.3 Model Pembelajaran LCBT (Lateral Computer Base Tutorial)


Model Pembelajaran LCBT merupakan salah satu temuan model
pembelajaran yang berbasis atas berfikir Lateral. Dani darmawan, dkk. (2003:89)
menjelaskan bahwa LCBT sangat penting membantu kecepatan dan melatih berpikir
kritis siswa dan dapat memberikan pengalaman berpikir kritis pada guru dalam
pengembangan stimulus-stimulus pembelajaran yang mampu merangsang siswa
berpikir cepat, tepat, dan bermakna selama pembelajaran. Model pembelajaran ini
menerapkan prinsip model latihan dan tutorial dengan melalui penerapan berpikir
lateral atau loncatan berpikir yang didukung oleh kemampuan visual dalam
memahami informasi pembelajaran dari layar komputer.
Model Pembelajaran Lateral Computer Base Tutorial, pada dasarnya
menerapkan prinsip model latihan dan tutorial dengan melalui penerapan berpikir
lateral atau loncatan berpikir yang mendukung kemampuan visual dalam memahami
pembelajaran dari layar computer. Program tutorial pada dasarnya sama dengan
program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar dapat
mencapai hasil belajar secara optimal. Kegiatan tutorial ini memang sangat
dibutuhkan sebab siswa yang dibimbing melaksanakan kegiatan mandiri yang
bersumber dari modul-modul dalam bidang studi tertentu. Itu sebabnya kegiatan ini
sering dikaitkan dengan program pembelajaran modular. Model pembelajaran ini

8
direalisasikan dalam bentuk, yakni pusat belajar modular, program pembinaan jarak
jauh dan sistem belajar jarak jauh.
Program tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran dengan menggunakan software berupa program computer yang berisi
materi pelajaran dan soal-soal latihan.
Adapun fungsi dari tutorial adalah sebagai berikut:
1. Kurikuler, yaitu sebagai pelaksana kurikulum sebagaimana telah dibutuhkan
bagi masing-masing modul dan mengkomunikasikan kepada para siswa.
2. Pembelajaran, yaitu melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif
belajar mandiri melalui program interakif yang telah dirancang dan
diterapkan.
3. Diagnosis bimbingan, yaitu membantu para siswa yang mengalami kesalahan,
kekeliruan, kelambanan, masalah dalam pembelajaran berbasis computer
berdasarkan hasil penelitian, baik formatif maupun sumatif, sehingga siswa
mampu membimbing diri sendiri.
4. Administrative, yaitu melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian dan
teknis administrative lainnya.
5. Personal, yaitu memberikan keteladanan kepada siswa seperti penguasaan
mengorganisasikan materi, cara belajar, sikap dan perilaku yang secara tak
langsung menggungah motivasi belajar mandiri dan motif pretasi yang tinggi.
Sedangkan tujuan pembelajaran tutorial yaitu:
1. Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang
dimuat dalam software pembelajaran, melakukan usaha-usaha pengayaan
materi yang relevan.
2. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang cara
memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan agar mampu
membimbing diri sendiri.

9
3. Untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri dan
menerapkannya.
2.4 Tahapan Model Pembelajaran LCBT
Adapun tahapan atau langkah-langkah pada model pembelajaran LCBT adalah
sebagai berikut :
1. Penyajian informasi (persentasion of information), yaitu berupa materi
pelajaran yang akan dipelajari siswa.
2. Pertanyaan dan respon (question of responses), yaitu berupa soal-soal yang
harus dikerjakan oleh siswa.
3. Penilaian respons (judging of responses), yaitu computer akan memberikan
respons atas jawaban yang diberikan siswa.
4. Pemberian balikan respons (providing feedback about responses), yaitu
setelah selesai, program akan memberikan balikan. Apakah telah sukses atau
berhasil atau harus mengulang.
5. Pengulangan (remediation).
6. Segmen pengaturan pelajaran ( sequencing lesson segment).

2.5 Model Pembelajaran ICARE


Dalam penyusunan perangkat pembelajaran tiap pelajaran untuk belajar aktif,
digunakan satu kerangka yang sangat sederhana yang disebut ICARE. Konsep sistem
ICARE diperkenalkan oleh Decentralized Basic Education (DBE) yang
dikembangkan oleh United States Agency International Development (USAID) pada
tahun 2006 dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Sistem ICARE
mancakup lima elemen kunci suatu pengalaman belajar yang baik, yang dapat
diterapkan terhadap peserta didik. Oleh karena itu, sistem ICARE sangat baik untuk
diterapkan dalam proses belajar di sekolah. ICARE adalah singkatan dari:
Introduction, Connection, Application, Reflection, dan Extension. Penggunaan sistem
ICARE sangat memberi peluang kepada peserta didik untuk memiliki kesempatan

10
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam pelatihan. Namun juga harus
diingat bahwasanya perangkat tersebut harus memenuhi aturan sesuai dengan standar
proses yang terdapat dalam Permendiknas no 41 tahun 2007. Dalam Permendiknas
tersebut terdapat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. ICARE sebagai sebuah model
sistem pembelajaran tentunya membutuhkan tahapan-tahapan dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai evaluasi.

2.6 Tahapan Model Pemblajaran ICARE

Adapun tahapan perencanaan adalah mempersiapkan materi pelajaran


berdasarkan kurikulum yang ada, analisis kebutuhan di kelas, serta perkembangan
dunia usaha dan dunia industri. Sedangkan pelaksanaan ICARE dipaparkan sebagai
berikut:

I = Introduction
Pada tahap pengalaman pembelajaran ini, para guru atau fasilitator
menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran/sesi kepada para peserta. Bagian
ini harus berisi penjelasan tujuan pelajaran/sesi dan apa yang akan dicapai hasil
selama pelajaran/sesi tersebut. Introduction (pendahuluan) harus singkat dan
sederhana.

C = Connection
Sebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian dengan satu kompetensi
yang dikembangkan berdasarkan kompetensi sebelumnya. Oleh karena itu, semua
pengalaman pembelajaran yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui,
dapat dilakukan oleh peserta, dan mengembangkannya. Pada tahap connection dari
pelajaran/sesi, anda berusaha menghubungkan bahan ajar yang baru dengan sesuatu
yang sudah dikenal para peserta dari pembelajaran atau pengalaman sebelumnya.
Anda dapat melakukan hal ini dengan mengadakan latihan brainstorming yang
sederhana untuk memahami apa yang telah diketahui para peserta, dengan meminta

11
mereka untuk memberitahu anda apa yang mereka ingat dari pelajaran/sesi
sebelumnya atau dengan mengembangkan sebuah kegiatan yang dapat dilakukan
peserta sendiri. Sesudah itu, anda dapat menghubungkan para peserta dengan
informasi baru. Ini dapat dilakukan melalui presentasi atau penjelasan yang
sederhana. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi seharusnyatidak terlalu lama
dan paling lama hanya berlangsung selama sepuluh menit.

A = Application
Tahap ini adalah yang paling penting dari pelajaran/sesi. Setelah peserta
memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka perlu
diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta
kecakapan tersebut. Bagian application harus berlangsung paling lama dari
pelajaran/sesi di mana peserta bekerja sendiri, tidak dengan instruktur, secara
pasangan atau dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan nyata atau
memecahkan masalah nyata menggunakan informasi dan kecakapan baru yang telah
mereka peroleh.

R = Reflection
Bagian ini merupakan ringkasan dari pelajaran/sesi, sedangkan peserta
Memiliki kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas
intruktur adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi
atau ringkasan dapat melibatkan diskusi kelompok dimana instruktur meminta peserta
untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari.
Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana peserta menulis
sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis
singkat dimana instruktur memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran/sesi. Poin
penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa instruktur perlu

12
menyediakankesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa yang telah
mereka pelajari.

E = Extend
Karena waktu pelajaran/sesi telah selesai, bukan berarti semua peserta yang
telah mempelajari dapat secara otomatis menggunakan apa yang telah mereka
pelajari. Kegiatan bagian Extension adalah kegiatan dimana fasilitator menyediakan
kegiatan yang dapat dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir untuk
memperkuat dan memperluas pembelajaran. Disekolah, kegiatan extension biasanya
disebut pekerjaan rumah. Kegiatan Extension dapat meliputi penyediaan bahan
bacaan tambahan, tugas penelitian atau latihan.

2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran BBL, LCBT dan ICARE

I. Kelebihan
a. Kelebihan dari model pembelajaran brain based learning adalah:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
3. Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa (active
learning).
b. Kelebihan dari model pembelajaran LCBT adalah:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara
individual
2. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi
3. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam
4. Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
5. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik
6. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan

13
7. Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan
mudah dipahami oleh siswa.
8. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat
9. Memberi umpan balik secara langsung
10. Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran
11. Siswa dapat melakukan evaluasi dir
Selain itu, Wankat & Oreonovicz (dalam Wena, 2011:205) mengatakan
bahwa pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim
belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.
2. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya
animasi grafis, warna dan musik.
3. Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan
dengan tingkat kemampuan.
c. Kelebihan dari model pembelajaran ICARE adalah:
1. Pemetaan struktur isi yang seimbang antara teori dan praktek bagi guru dan
siswa
2. Memiliki pendekatan berbasis life skill
3. Memungkinkan sekolah melakukan monitoring dan evaluasi yang terbuka
kepada gurunya
4. Memberikan peluang bagi sekolah untuk memformulasikan kembali struktur
kurikulum yang ada dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi
lingkungan yang ada
5. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan apersepsi pada setiap
pembelajaran yang akan dilakukan dengan mudah.

14
II. Kekurangan
a. Kekurangan dari model pembelajaran brain based learning adalah:
1. Memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami (mempelajari)
bagaimana otak kita bekerja dalam memahami suatu permasalahan,
2. Memerlukan fasilitas yang memadai dalam mendukung praktek pembelajaran,
dan memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang baik bagi otak.
3. Dalam penerapan brain based learning tersebut hendaknya bisa diselaraskan
dengan semua tahapan dalam pembelajaran brain based learning.
4. Penerapan brain based learning menjadikan guru menggunakan strategi
pembelajaran yang berdasar kepada pengoptimalan potensi otak. Sehingga
untuk penenerapan dalam bidang biologi brain based learning bisa digunaan
dalam penelitian atau pengamatan suatu jaringan, morfologi, maupun
anatomi. Karena hal tersebut membutuhkan potensi otak yang cukup optimal.
Dengan metode brain based learning tersebut anak lebih cepat untuk
memahaminya.
b. Kekurangan model pembelajaran LCBT adalah:
1. Komputer cenderung mengisolasi.

Komputer dianggap merupakan media yang mengisolasi pengguna dengan


orang lain. Media ini cenderung individualis. Belajar dengan komputer berarti
melakukan kegiatan secara mandiri. Padahal, orang belajar paling baik bukan dengan
menyendiri, melainkan lewat interaksi dengan orang lain dalam konteks dunia nyata.

2. Komputer cenderung membuat orang pasif secara fisik.

Orang yang menyusun program pembelajaran berdasarkan-teknologi sekarang


ini cenderung masih menganggap pembelajaran bersifat verbal, linear, rasionalistis,
dan hanya merupakan kerja "otak". Mereka tampaknya tidak tahu tentang segala
penelitian atas peranan tubuh dalam pembelajaran. Dengan tidak mengajak orang

15
terlibat secara fisik, LCBT hanya memanfaatkan sebagian dari seluruh sumber daya
seseorang.

3. Komputer cenderung hanya cocok dengan satu gaya belajar.

Sebagian orang memang dapat duduk dan belajar melalui komputer dengan
tenang. Namun, kebanyakan orang yang merupakan pembelajar kinestetis, bersifat
fisik, dan nonlinier sering menganggap bentuk pembelajaran berdasar komputer itu
lamban, membosankan, dan tidak efektif.

4. Komputer cenderung berdasar media dan bukan berdasar pengalaman.

LCBT cenderung didorong oleh teknologi itu sendiri. Pembelaran model ini sering
menggantikan pembelajaran melalui pengalaman. Dengan demikian, metode
pembelajaran ini menganggap dunia maya lebih penting daripada dunia nyata.

Menurut Wena (2011:205) mengemukakan beberapa kelemahan pembelajaran


berbasis komputer, yaitu:

1. Hanya efektif jika digunakan satu orang atau kelompok kecil. Kelemahan ini
sudah diatasi karena saat ini pengadaan komputer sangat mudah.
2. Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya
merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran melalui
media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
(siswa cepat bosan).
3. Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat
merancang pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja sama
dengan ahli program komputer grafis, juru kamera dan teknisi komputer.
c. Kekurangan model pembelajaran ICARE adalah:
1. Menuntut kemampuan analisa yang menyeluruh terhadap deskripsi dan
struktur kurikulum

16
2. Memerlukan pemahaman guru terhadap semua panduan kebijakan
implementasi kurikulum secara utuh
3. Menuntut guru untuk selalu otomatis dalam melakukan analisa komponen
model (termasuk model ICARE) berdasarkan topic materi yang akan
diajarkan
4. Menuntut sekolah dan guru dalam melakukan analisa kebutuhan dan trend
pemanfaatan bidang ilmu dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam proses inovasi pembelajaran dihasilkan tiga model pembelajaran yang


merupakan proses pembelajaran inovatif, yaitu:

1. Model pembelajaran BBL (Brain Based Learning) yaitu model pembelajaran


yang berorientasi pada struktur dan cara kerja otak dirancang secara alamiah
untuk belajar. Pembelajaran ini mempertimbangkan bagaimana otak belajar
dengan optimal
2. Model pembelajaran LCBT (Lateral Computer Based Learning) yaitu prinsip
model latihan dan tutorial dengan melalui penerapan berpikir lateral atau
loncatan berpikir yang mendukung kemampuan visual dalam memahami
pembelajaran dari layar computer
3. Model pembelajaran ICARE yaitu konsep sistem pembelajaran yang
diperkenalkan oleh Decentralized Basic Education (DBE) yang
dikembangkan oleh United States Agency International Development
(USAID) pada tahun 2006 dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa.

3.2 Saran

Diharapkan guru menerapkan pembelajaran dengn model inovatif pada siswa


agar siswa tidak cenderung jenuh dan bosan pada pembelajaran yang bersifat
monoton.

18
DAFTAR PUSTAKA

Afsheen, Nay adibe. 2014. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran.


(http://nayadibaafsheen.blogspot.co.id/2014/12/inovasi-kurikulum-dan-
pembelajaran.html) [diakses 21 Maret 2017].

Herdiyanti. 2015. Inovasi kurikulum dan Pembelajaran.


(http://hertidayani.blogspot.co.id/2015/12/inovasi-kurikulum-dan-
pembelajaran.html) [diakses 21 Maret 2017].

Putu Yuli Krisnawati. Maret 2014. Penerapan Model Pembelajaran ICARE.


(http://eprints.stainkudus.ac.id/121/5/5.%20Bab%202.%20pdf.pdf) [diakses 21
Maret 2017].
Saputra, Adi. 2012. PENDEKATAN ICARE.
http://www.oasepembelajaran.com/2012/05/pendekatan-icare.html [diakses 21
Maret 2017].

Saud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembangan MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Raja


Grafindo Persada.

Wulansari, Seftine. 2013. Brain Based Learning.


(http://seftinewulansari.blogspot.co.id/2013/12/brain-based-learning.html)
[diakses 21 Maret 2017].

Yumiati, Endang Wahyuningrum. September 2015. PEMBELAJARAN ICARE


(INRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) DALAM
TUTORIAL ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA UT
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDI
KAN/195402061978031.pdf) [diakses 21 Maret 2017].

19
Zaensyachrullah. 2015. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.
(https://zaensyachrullah.wordpress.com/2015/06/18/model-pembelajaran-
berbasis-komputer/) [diakses 21 Maret 2017].

http://eprints.stainkudus.ac.id/121/5/5.%20Bab%202.%20pdf.pdf [diakses 21 Maret


2017].

http://eprints.radenfatah.ac.id/122/1/Mustopa.pdf [diakses 21 Maret 2017].

http://eprints.uny.ac.id/9555/1/bab%201%20-%2005103241017.pdf [diakses 21
Maret 2017].

20

Anda mungkin juga menyukai