Anda di halaman 1dari 17

Perlindungan Hukum

Profesi Guru

Dr (c). H. Amsori, S.H., M.H., M.M.


T: 0812.8151.0165
E: amsori.sh@gmail.com
“PAHLAWAN NUSANTARA”
GURU SE-INDONESIA
Tri Pusat Pendidikan
EKOSISTEM SEKOLAH
MELAHIRKAN PEMIMPIN BANGSA
KDSP

TINDAK
KEKERASAN

KONDISI DUNIA PENDIDIKAN


SAAT INI
84% anak Indonesia mengalami
BULLYING kekerasan di sekolah (Plan Int dan PELECEHAN
International Center for Research
on Women/ICRW) fisik/psikis dan
korban memilih diam

TAWURAN
PELAJAR
Istilah
 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

 Perlindungan hukum adalah upaya melakukan


perlindungan hukum dari tindakan kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil
dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik,
masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

 Bantuan hukum adalah jasa konsultasi hukum yang


diberikan kepada guru dalam bentuk litigasi dan non-litigasi
oleh Organisasi Bantuan Hukum (OBH).
Dasar Hukum
 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
- Pasal 39 : “Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi
profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
Perlindungan ini meliputi: perlindungan hukum, perlindungan
profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.”

 PP No. 19 Tahun 2017 jo PP No. 74 tahun 2008 Tentang Guru


- Pasal 40 ayat (1): Guru berhak mendapatkan perlindungan dalam
melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan
keselamatan dari Pemerintah, pemerintah daerah, satuan
pendidikan, organisasi profesi guru, dan/atau masyarakat sesuai
dengan kewenangan masing-masing.

 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


- Pasal 40 ayat (1) huruf d : “Pendidik dan tenaga kependidikan
berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual”

- Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan


Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan.
Organisasi Profesi
a. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Pasal 41, Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen;
berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan
pengabdian kepada masyarakat

Guru wajib menjadi anggota suatu organisasi profesi.

Pasal 42, Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan: menetapkan dan


menegakkan kode etik guru, memberikan bantuan hukum kepada guru,
memberikan perlindungan profesi kepada guru yang menjadi anggota,
melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru yang menjadi
anggota dan memajukan pendidikan nasional.

Pasal 43, Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas sebagai tenaga profesional, organisasi profesi guru
membentuk kode etik, yang berisi norma dan etika yang mengikat.

a. PP No 19 tahun 2017, Pasal 1 butir 7: Organisasi Profesi Guru adalah


Perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh Guru
untuk mengembangkan profesionalitas Guru.
Batasan

 Pasal 40 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional mengatur bahwa : “Pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban :
 menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
 mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
dan
 memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.

 Pasal43 UU No. 14 Tahun 2005, Kode Etik Guru mengatur


bahwa :
 Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode
etik;
 Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Pihak Pelapor

Pengaduan atas pihak yang diduga melakukan pelanggaran hukum yang


merugikan guru dapat dilakukan oleh:
a. Guru atau ahli waris yang bersangkutan;
b. Sekelompok guru yang mempunyai kepentingan yang sama;
c. Organisasi Bantuan Hukum (OBH) atas dasar surat kuasa dari guru/ahli waris yang
bersangkutan, masyarakat; dan
d. Pemerintah dan/atau organisasi profesi/instansi terkait apabila pelanggaran hukum
yang dilakukan mengakibatkan kerugian besar dan/ atau korban yang tidak sedikit.
PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA
ZAMAN NOW
Filosofi Pendidikan
Penutup

 Indonesia adalah negara hukum, tetapi


bukan berarti setiap masalah harus selalu
diselesaikan secara hukum. Jika masih bisa
diupayakan penyelesaian secara damai
(kekeluargaan), tetapi bukan berarti
diselesaikan dengan cara pelaku
memberikan “uang damai”

 Sekiandan Terima Kasih..!


Wassalam

Anda mungkin juga menyukai