Anda di halaman 1dari 3

Apakah kalian pernah mendengar atau membaca kalimat “pemuda adalah elemen utama dalam

proses pembangunan karakter bangsa”? Ya, generasi muda adalah penentu eksistensi suatu bangsa
yang dapat dilihat dari karakter yang dimilikinya. Di era globalisasi yang semakin ketat ini,
derasnya arus informasi membuat kaum muda semakin mudah dalam menyerap berbagai
informasi, salah satunya yang berhubungan dengan budaya bangsa lain. Begitu pula dengan negara
lain, mereka juga dapat dengan mudah menyerap semua informasi dari negara kita, terutama
mengenai budaya kita. Di sinilah karakter bangsa sangat diperlukan dan menjadi satu hal yang
sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa.
Maka dari itu, diciptakanlah pembelajaran yang mengarah ke pembentukan karakter yang disebut
pendidikan karakter. Sebelumnya, para pemuda, khususnya yang masih duduk di bangku sekolah
harus mengetahui tentang pendidikan karakter mulai dari pengertian pendidikan karakter,
pentingnya pendidikan karakter, bagaimana cara mengimplementasikannya di Indonesia, maupun
di luar negeri. Faktanya, banyak pemuda telah mengalami krisis karakter, seperti tawuran,
penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain. Itu adalah bukti nyata bahwa peran
pendidikan nasional belum berhasil dalam memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran.
Selain itu, perlunya dukungan pendidikan karakter di Indonesia juga dapat membesarkan nama
bangsa. Seperti yang kita tau, sebutan negara koruptor, negara teroris, negara yang sering terjadi
kericuhan antara etnis, sudah hampir mencerminkan bangsa kita. Sudah waktunya untuk
menghentikan itu semua. Generasi mudalah yang memiliki peran besar dalam hal ini.
Menurut sebuah artikel, terdapat faktor linkungan dalam pembentukan karakter dan memiliki
peran yang sangat penting bagi perubahan perilaku peserta didik yaitu menggunakan pembentukan
melalui rekayasa lingkungan yang mencakup lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen
sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekayasa
faktor lingkungan dapat dilakukan melalui strategi :
Keteladanan
Intervensi
Pembiasaan yang dilakukan secara Konsisten
Penguatan
Dengan kata lain, perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan
keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-
menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus
dibarengi dengan nilai-nilai luhur. (pndkarakter.wordpress.com)
http://www.kukikol.com
Menurut Mochtar Buhori, seorang pakar perencaan pendidikan, pendidikan karakter seharusnya
membawa seseorang ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Dengan pendidikan karakter seorang pemuda
semestinya akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam
mempersiapkan pemuda menyongsong masa depannya. Karena dengan itu, seseorang akan dapat
berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara
akademik maupun non akademik. Hal ini dikuatkan dengan pandangan Daniel Goleman, tokoh
psikolog kontemporer, bahwa keberhasilan seseorang di masyarakat ternyata 80% dipengaruhi
oleh kecerdasan emosi (EQ) dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Seseorang yang
mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan
tidak dapat mengontrol emosinya. Sebaliknya para pemuda yang berkarakter atau mempunyai
kecerdasan emosi tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh pemuda
lainnya seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
Dunia pendidikan juga tidak luput dari pengaruh globalisasi. Beberapa negara maju telah
menerapkan pendidikan karakter di sekolah-sekolahannya seperti Amerika, Finlandia, Inggirs,
Denmark, dll. Berkat pengaruh informasi dari globalisasi, Indonesiapun sudah mulai membangun
pendidikan karakter. Namun, implementasi pendidikan karakter itu masih belum optimal. Itu
karena pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghapal materi soal ujian berikut teknik-
teknik menjawabnya, melainkan sebagai pembiasaan untuk berbuat baik, berlaku jujur, malu
berbuat curang, malu bersikap malas, dan sebagainya. Tidak hanya itu, tujuan pendidikan karakter
di Indonesia juga agar pemuda lebih menggali potensi, berani untuk mengembangkan kreasi,
menanamkan jiwa luhur dan berbudi, serta memiliki sikap yang baik.
Banyak cara yang dapat diberikan kepada generasi muda agar dapat melihat pendidikan karakter
menjadi suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Banyak cara yang bisa dilakukan agar proses
pembelajaran seperti itu di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan titik terang
untuk menyongsong bangsa Indonesia beserta masyarakatnya terlihat berkarakter baik di mata
dunia. Tentunya yang kita semua harapkan adalah tidak hanya Indonesia yang terus-menerus
mendapat pengaruh dari negara lain, tetapi negara lainpun bisa mendapat pengaruh baik dari
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai