AQIDAH ISLAM
Peta Konsep:
Kata Kunci:
Aqidah
Syahadat
Tauhid
Kitab Suci
Malaikat
Akhirat
Malaikat
A. Pengertian
Aqidah menurut arti bahasa berarti ikatan, atau sesuatu yang mengikat.
Seseorang diikat oleh sesuatu yang paling mendasar dari dirinya yang
memberikan dampak kepada seluruh aspek hidupnya. Sesuatu yang mengikat
secara mendasar itu berupa keyakinan. Bagian yang paling mendasar dalam
agama adalah keimanan.
Aqidah merupakan bagian mendasar dari ajaran agama. Ia menjadi
fondamen dari seluruh hukum agama yang berada di atasnya. Aqidah Islam adalah
tauhid, yakni mengesakan Tuhan yang diungkapkan dalam syahadat pertama,
yaitu laa ilaah illa allahu (tidak ada Tuhan selain Allah). Sebagai fondamen,
tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang
muslim, baik iideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya.
Kata Tauhid berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari kata wahhada,
yuwahhidu yang secara etimologis, berarti keesaan. Yakni percaya bahwa Allah
itu satu.
Mempelajari tauhid, menurut para ulama, hukumnya wajib bagi setiap
muslim. Rasulullah saw. sendiri diperintahkan oleh Allah SWT mengajaknya
umat manusia kepada ajaran tauhiad. Firman Allah:
Ajaran tauhid ini oleh Allah tidak hanya diturunkan tidak hanya kepada
nabi Muhammad, melainkan juga kepada nabi/rasul terdahulu. Mulai dari Nabi
Adam as. sampai nabi Isa as.
Syahadat adalah keyakinan dan persaksian akan keesaan Allah. Kata ilah
dalam syahadat berarti tuhan, yaitu sesuatu yang mendominasi diri sehingga
seseorang tergantung kepadanya. Ilah sebagai sesuatu yang dominan pada diri
seseorang bisa berbentuk apa saja, baik orang maupun barang, jika memiliki sifat
dominan dan menjadikan orang tergantung kepadanya, maka ia berubah menjadi
ilah atau tuhan. Dalam syahadat, seorang muslim hanya bertuhankan Allah, tidak
ada yang dominan pada dirinya selain Allah.
Tauhid dapat dibagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid
Uluhiyah dan Tauhid Asma dan Sifat.
a.Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah di dalam
perbuatan-perbuatan-Nya. Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya:
1. Pencipta seluruh makhluk, hal ini sesuai dengan firmanNya:
ٌ ٰ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َو ِﻛ
(٦٢) ﯿﻞ اﷲﱠُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء
ۖ َو ُﻫ َﻮ َﻋﻠَﻰ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Allah memelihara segala sesuatu.” (QS.
Az Zumar: 62)
2. Pemberi rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya, hal ini sesuai
dengan firmanNya:
ﻨﺰ ُع اﻟْ ُﻤﻠْ َﻚ ِﻣ ﱠﻤﻦ َﺗ َﺸﺎ ُء َوُﺗ ِﻌ ﱡﺰ َﻣﻦ َﺗ َﺸﺎ ُء َوُﺗ ِﺬ ﱡل َﻣﻦ َْ ْ ْ ْ َ
ِ ﻗ ِﻞ اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َﻣﺎﻟِﻚ اﻟ ُﻤﻠ ِﻚ ُﺗ ْﺆِﺗﻲ اﻟ ُﻤﻠﻚ َﻣﻦ َﺗ َﺸﺎ ُء َوَﺗ
ُ ﱠ
ِ ﺎر ِﻓﻲ اﻟﻠﱠﯿ
ۖ
ْﻞ َ ﺎر َوُﺗﻮﻟِ ُﺞ اﻟﱠﻨ َﻬ َﱠ
ِ ( ُﺗﻮﻟِ ُﺞ اﻟﻠﯿْﻞ ِﻓﻲ اﻟﱠﻨ َﻬ٢٦) ﯾﺮ ٌ ٰ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﻗ ِﺪ ْﺮ إِﱠﻧ َﻚ َﻋﻠَﻰُ ۖء ِﺑَﯿ ِﺪ َك اﻟْ َﺨﯿ
ۖ ُ َﺗ َﺸﺎ
(٢٧) ﺎب ٍ ْﺮ ِﺣ َﺴ ﱢﺖ ِﻣ َﻦ اﻟْ َﺤ ﱢ
ۖ
ِ ﻲ َوَﺗ ْﺮ ُز ُق َﻣﻦ َﺗ َﺸﺎ ُء ِﺑ َﻐﯿ َ ﱢﺖ َوُﺗ ْﺨ ِﺮ ُج اﻟْ َﻤﯿ
ِ َوُﺗ ْﺨ ِﺮ ُج اﻟْ َﺤ ﱠﻲ ِﻣ َﻦ اﻟْ َﻤﯿ
“Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya
'Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab, "kepunyaan Allah.” Katakanlah,
"Maka apakah kamu tidak bertaqwa?' Katakanlah: "Siapakah yang di
tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi
tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka
akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, “(Kalau demikian), maka dari
jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al Mu'minun: 86-89).
ۖ
ض َ ْ ِ ﺎو َﻗﺎﻟَ ْﺖ ُر ُﺳﻠُ ُﻬ ْﻢ أَ ِﻓﻲ ﱠ
ِ اﷲِ َﺷ ﱞﻚ َﻓ
ِ ات َواﻷ ْر َ اﻟﺴ َﻤ
ﺎﻃ ِﺮ ﱠ
c. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyahadalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatan-
perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka tagorub dan ibadah seperti berdoa,
bernadzar, menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Baqarah: 163).
ْ ﱠﺎي َﻓ
َ اﺣ ٌﺪ َﻓِﺈﯾ َٰ ِۖ إِﱠﻧ َﻤﺎ ُﻫ َﻮ إ ْ ٰﻫﯿ َ ُ َُ َ ﱠ
ِ ﺎر َﻫﺒ
(٥١) ُﻮن ِ ل ٌه َو ْﻦ ِ َ ۞و َﻗﺎل اﷲ َﻻ َﺗﱠﺘ ِﺨﺬوا إِل
ِ ْﻦ اﺛَﻨﯿ
"Allah berfirman: Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya Dialah
Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.” (QS. An
Nahl: 51)
َ ﺎن ﻟَ ُﻪ ِﺑ ِﻪ َﻓِﺈﱠﻧ َﻤﺎ ِﺣ َﺴﺎُﺑ ُﻪ ِﻋﻨ َﺪ َرﱢﺑ ِﻪۚ إِﱠﻧ ُﻪ َﻻ ﯾ ُْﻔﻠِ ُﺢ اﻟْ َﻜﺎ ِﻓ ُﺮ
(١١٧) ون ْ آﺧ َﺮ َﻻ ﺑ
َ ُﺮ َﻫ َ ٰﻫﺎ َو َﻣﻦ َﯾ ْﺪ ُع َﻣ َﻊ ﱠ
ً اﷲِ إِ َل
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak
ada sesuatu dalilpun baginya tentang itu maka sesungguhnya perhitungannya di
sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir tiada beruntung.” (QS. Al
Mu'minun: 117).
Tauhid inilah yang dituntut harus ditunaikan oleh setiap hamba sesuai
dengan kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka tentang
Rububiyah dan kesempurnaan nama dan sifat Allah. Kemurnian Tauhid Uluhiyah
akan didapatkan dengan mewujudkan dua hal mendasar yaitu seluruh ibadah
hanya diperuntukkan kepada Allah bukan kepada yang lainnya dan dalam
pelaksanaan ibadah tersebut harus sesuai dengan perintah dan larangan Allah.
Ketiga macam tauhid di atas memiliki hubungan yang tidak bisa
dipisahkan, dimana keimanan seseorang kepada Allah tidak akan utuh sehingga
terkumpul pada dirinya ketiga macam tauhid tersebut. Tauhid Rububiyah
seseorang tak berguna sehingga dia bertauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah,
serta Tauhid Uluhiyah seseorang tak lurus sehingga dia bertauhid asma dan sifat.
Singkatnya, mengenal Allah tak berguna sampai seorang hamba beribadah hanya
kepada-Nya. Dan beribadah kepada Allah tidak akan terwujud tanpa mengenal
Allah.
Lawan dari tauhid adalah syirik, yaitu mentuhankan yang lain selain Allah
atau mengakui tuhan yang lain di samping mentuhankan Allah. Adapun orang
yang menuhankan selain Allah itu disebut musyrik
Implikasi dari syahadat bagi seorang muslim adalah taat dan tunduk hanya
kepada Allah, tidak kepada selain Dia. Ini berarti seorang muslim tidak taat dan
tunduk kepada selain Allah atau aturan-aturan yang bertentangan dengan hukum
Allah. Sebaliknya ia harus tunduk dan taat kepada Allah dan kepada aturan-aturan
yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan Allah.
Sebagai bagian yang paling mendasar dari ajaran Islam, syahadat
berimplikasi terhadap seluruh aspek kehidupan serta membentuk perilaku hidup
muslim, baik ieiologi, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. |
Ilmu yang mempelajari ihwal akidah atau teologi Islam atau tauhid disebut
Ilmu Kalam. Ruang lingkup pembahasan ilmu tauhid adalah :
1. hal-hal yang berkaitan dengan Allah swt, di antaranya masalah takdir.
2. hal-hal yang berkaitan dengan utusan Allah sebagai penghubung antara
manusia dengan Allah, ialah Malaikat, Nabi/ Rasul dan Kitab- Kitab Suci.
3. hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang termasuk masalah
surga dan neraka.
Definisi ilmu tuhid sangat beragam, dan tidak ada kesepakatan di antara
para ahli dalam hal ini. Akan tetapi secara sederhana, ilmu tauhid adalah
pengetahuan yang membahas ihwal ke-esa-an Tuhan dan sifat-sifatnya.
Ilmu tauhid berkaitan dengan kehidupan yang akan datang pembahasan
yang ditonjolkan, di antaranya sebagai berikut :
1. Dinamakan ilmu tauhid oleh karena pokok bahasannya dititikberatkan kepada
keesaan Allah swt.
2. Dinamakan pula ilmu ushuluddin karena pokok bahasan utamanya dasar-dasar
agama yang merupakan masalah esensi dalam Islam.
3. Dinamakan ilmu kalam karena bahasan utamanya tentang keberadaan Tuhan
dan segala sesuatu yang berkaitan denganNya dengan menggunakan
argumentasi-argumentasi filosofis dan logika.
Ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid adalah:
1. Hal-hal yang berkaitan dengan Allah SWT (mabda) diantaranya masalah
takdir.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah utusan Allah sebagai penghubung
antara manusia dengan Allah, ialah Malaikat, Nabi/ Rasul, dan Kitab-kitab
Suci.
3. Hal-hal yangberkaitandengan kehidupan yangakan datang, termasuk masalah
syurga dan neraka.
Sebagai suatu Ilmu, tauhid dibagi menjadi:
1. tauhid rububiyah, yaitu kepercayaan orang-orang muslim bahwa alam semesta
dan seisinya ini diciptakan oleh Allah swt serta senantiasa diawasi dan
dipelihara olehNya.
2. tauhid uluhiyah atau ubudiyah yaitu tekad orang-orang muslim dalam
meniatkan ibadah, pujian dan amal perbuatannya semata-mata guna mengabdi
kepada Allah swt, sebagaimana terucap dalam doa Iftitah ketika shalat
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
pemelihara semesta alam"
3. tauhid sifat, yaitu pemahaman dan penghayatan orang-orang muslim terhadap
sifat-sifat Allah swt.
4. tauhid qauli dan amali, yaitu tauhid tidak hanya diyakini dalam hati, melainkan
juga harus diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Sumber kajian ilmu kalam adalah Alguran dan alhadis. Dalam kajian ilmu
kalam terdapat beberapa pendekatan yang dikemukakan para pemikir Islam yang
melahirkan beberapa madzhab ilmu kalam. Madzhab-madzhab ilmu kalam yang
terkenal antara lain: Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah.
Qodariyah, Jabariyah, Allusunnah Waljamaah, Syi'ah, Salafiyah dan Wahabiah.
Perbedaan yang ada di antara madzhab tersebut terletak pada penempatan wahyu
dan akal.
B. Kemahaesaan Allah
Allah adalah esa: satu dalam dzat, sifat dan karya-nya. Keesaan Allah
merupakan gambaran kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa dan
siapapun, sebab selain Dia adalah ciptaan-Nya belaka.
Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah, yaitu keyakinan bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah. Keyakinan akan keesaan Allah merupakan ciri
utama dari agama Islam yang berbeda dengan agama- agama lainnya di dunia.
Keesaan Allah dalam ajaran Islam berbeda dengan keyakinan monoteistik pada
agama Yahudi dan Nasrani. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah
yang meniadakan segala unsur yang lain. Satu bukanlah terdiri dari unsur-unsur
atau bagian dari bilangan, tetapi satu yang utuh.
Keesaan Allah dalam keyakinan muslim bukan hanya berupa pengetahuan
dan pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk perilaku dan sikap tauhid
yang diawali dengan persaksian melalui syahadat. Syahadatain berbunyi:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah Rasulullah.
Dengan demikian dua kalimat syahadat dalam ajaran Islam tidak bisa
dipisah-pisahkan karena keduanya saling berkaitan. Demikian pula rukun iman
yang enam, masing-masing adalah rangkaian sistemik yang masing-masing
berurutan dan berkaitan. Informasi segala sesuatu tentang Allah diberikan kepada
manusia melalui perantaraan malaikat dalam bentuk frman-Nya yang tertulis
secara lengkap dalam kitab dan diberikan kepada Rasul untuk dipertanggung
jawabkan oleh manusia pada hari kiamat sebagai ketentuan (takdir) Allah yang
telah digariskan atas manusia.
Syahadat dan rukun iman bukanlah sebatas pengetahuan melainkan
keyakinan (iman) yang mendorong pembentukan sikap dan perilaku manusia.
Sikap yang paling utama dari keimanan itu adalah menerima aturan dan ketentuan
Allah secara utuh dan konsekuen. Apabila sikap tersebut telah terwujud dalam
bentuk pelaksanaan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka manusia
akan mencapai tujuan yang hakiki. Tujuan hakiki tersebut adalah kebahagiaan
yang sesungguhnya selama hidup di dunia dan berlanjut sampai di akhirat kelak.
(lihat gambar 5)
ٌ ۗ َو َوﯾ
ْﻞ ْ ﺎﺳَﺘ ِﻘﯿ ُﻤﻮا إِﻟَ ْﯿ ِﻪ َو
اﺳَﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮو ُه ْ اﺣ ٌﺪ َﻓ
ِ ل ٌه َو ُ ﻰ إِﻟَ ﱠﻲ أَﱠﻧ َﻤﺎ إِ َل
َٰ ِٰﻫ ُﻜ ْﻢ إ َ ُﻗ ْﻞ إِﱠﻧ َﻤﺎ أََﻧﺎ َﺑ َﺸ ٌﺮ ﱢﻣ ْﺜﻠُ ُﻜ ْﻢ ﯾ
ُٰﻮﺣ
(٦) ﯿﻦ َ ﻟﱢﻠْ ُﻤ ْﺸ ِﺮ ِﻛ
(٤) ﻰ
ُٰﻮﺣ ٰ ﻨﻄ ُﻖ َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻬ َﻮ
َ ( إِ ْن ُﻫ َﻮ إِﱠﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ﯾ٣) ى ِ ( َو َﻣﺎ َﯾ٢) ى ُ ﺎﺣﺒ
ٰ ُﻜ ْﻢ َو َﻣﺎ َﻏ َﻮ ِ ﺻَ ﺿ ﱠﻞ
َ َﻣﺎ
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya ini
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS.Al-Najm,53:2-4)
Dengan demikian, Nabi dan Rasul memiliki peranan untuk
memberitahukan kepada manusia siapa Tuhan itu dan bagaimana rencana Tuhan,
termasuk keinginan-keinginan Tuhan atas manusia yang semua datang dari Tuhan
sendiri.
Para Nabi dan Rasul memiliki 4 (empat) sifat wajib dan empat sifat
mustahil serta satu sifat jaiz, sebagai berikut :
1. Shiddiq (benar), mustahil ia kizib (dusta).Artinya Nabi dan Rasul bersifat
benar baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yaitu sesuai dengan ajaran
Allah swt. Ditegaskan oleh Allah swt dalam firmannya “Kami anugerahkan
kepada mereka sebagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur
yang baik dan tinggi” (OS. Maryam, 50)
2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil khianat (curang). Artinya para Nabi dan
Rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah swt, serta memelihara
keutuhannya dan menyampaikanya kepada umat manusia sesuai dengan
kehendakNya. Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atas
ajaran Allah swt.
3. Tabligh (menyampaikan wahyu kepada manusia), mustahil kitman
(menyembunyikan wahyu). Artinya para Nabi atau Rasul itu pasti
menyampaikan seluruh ajaran Allah swt sekalipun mengakibatkan jiwanya
terancam.
4. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil jahlun (bodoh), Artinya, para Nabi atau
Rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan dan perbuatannya atas
dasar kecerdasanya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi
oleh orang lain.
B. Bahan Diskusi
1. Keimanan seorang muslim perlu dididik sejak dini, sebab banyak kejadian
yang berpindah agama akibat diiming-iming oleh harta (uang). Akibat
rapuhnya iman, telah menjadikan keyakinan mereka terjual sehingga rela
mengorbankan keyakinannya untuk berpindah agidah. Bagaimana sikap anda
ketika keadaan ekonomi keluarga anda benar-benar susah, kemudian ada
seorang kaya raya menjamin kehidupan anda tetapi dengan syarat anda harus
pindah aqidah!
2. Setiap manusia telah ditentukan nasib, rizki, pasangan hidup, kematiannya, dan
kebahagiannya sebelum manusia itu dilahirkan. Jika anda mempunyai cita-cita
kemudian anda tidak berhasil meraih cita-cita anda, tapi anda tetap berusaha
keras sampai beberapa kali. Pada kenyataannya, anda tetap tidak bisa meraih
apa yang anda cita-citakan tersebut. Bagaimana anda menyikapi masalah yang
anda hadapi seperti itu!
Jawaban
A. Jawaban Uraian
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
BAB VI
SYARIAH, IBADAH, DAN MUAMALAH
Peta Konsep:
Kata Kunci:
Syariah
Muamalah
Ibadah
Abdun
Khalifah
A. Syariat Islam
Syariat menurut bahasa berarti jalan, secara terminologis berarti sistem
norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Syariat Islam adalah
hukum-hukum Allah yang tersirat dan tersurat dalam Alguran dan Sunnah. Syariat
Islam yang sudah dikodifikasi secara sistematik dan mudah dipahami disebut
fikih. Syariat Islam bersifat global dan berlaku universal, sedangkan fikih bersifat
khusus dan temporal, karena itu syariat Islam akan tetap abadi sedangkan fikih
dapat berubah dari masa ke masa berdasarkan kebutuhan umat Islam terhadap
detil- detil aturan syariat Islam sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya
manusia. Kehidupan sosial budaya manusia yang berubah dari waktu ke waktu
menuntut adanya perkembangan dalam fikih Islam. Misalnya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut adanya reinterpretasi terhadap
produk-produk hukum fikih yang telah ditetapkan oleh para ulama masa lalu.
Karena itu fikih Islam bersifat dinamis dan fleksibel serta senantiasa aktual dan
terbuka. Oleh karena relatifitas fikih, maka terbuka pula terhadap kemungkinan
adanya perbedaan-perbedaan (ikhtilaf) di kalangan umat Islam dalam masalah
fikih.
Syariat Islam berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, baik
dalam kaitan individu maupun sosial. Tujuan syariat adalah mewujudkan
kehidupan individu dan sosial menuju kebahagiaan abadi dunia akhirat.
Beberapa prinsip dasar syariat Islam adalah sebagai berikut.
1. Syariat Islam itu berdasarkan kepada kemampuan manusia, tidak ada aturan
Islam yang di luar kemampuan manusia
3. Syariat Islam mengatur secara rinci dan jelas pada hal-hal yang bersifat tetap,
tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu seperti masalah ubudiyah
(ritual-peribadatan). Sedangkan untuk hal-hal terpengaruh oleh ruang dan
waktu syariat Islam mengaturnya dalam bentuk global dan garis besar,
sehingga memungkinkan umat untuk melakukan ijtihad setiap waktu, seperti
masalah politik, ekonomi, budaya dan sebagainya.
Syariat itu diturunkan guna memelihara agama (hifdzu al din) , jiwa (hifdzu
al-nafs), akal (hifdzu al aql), harta (hifdzu al mal), dan keturunan (hifdzu al nasl) .
Syariat Islam bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan jiwa, dengan
jalan mengenal Allah dan beribadat kepada-Nya, mengokohkan hubungan antar
manusia serta menegakkannya di atas landasan kasih sayang, persamaan dan
keadilan, hingga tercapailah kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Syariat Islam merupakan suatu ketetapan Allah swt, oleh karenanya
memilki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Umum. Dengankata lain syariat Islam berlaku bagi segenap umat Islam di
seluruh penjuru dunia. Tanpa memandang tempat, ras dan warna
kulit.Berbeda dengan hukum buatan manusia yang pemberlakuanya terbatas
pada suatu tempat karena pembuatanya berdasarkan faktor kondisional dan
memihak kepada kepentingan penciptanya.
ً ﺎر ُﻧ ُﺸ
(٤٧) ﻮرا َ ﺎﺳﺎ َواﻟﱠﻨ ْﻮ َم ُﺳَﺒﺎًﺗﺎ َو َﺟ َﻌ َﻞ اﻟﱠﻨ َﻬ َ َو ُﻫ َﻮ اﻟﱠ ِﺬي َﺟ َﻌ َﻞ ﻟَ ُﻜ ُﻢ اﻟﻠﱠﯿ
ً ْﻞ ﻟَِﺒ
“Dialah yang menjadikan untukmu malam sebagai pakaian dan tidur untuk
istirahat dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha” (OS. Al Furqaan,47)
Pada bagian sebelumnya (Bab II) telah sedikit diuraikan ihwal
hukum-hukum yang terdapat dalam syariat Islam, yang terdiri dari Wajib, Sunnat,
Haram, Makruh dan Mubah. Pengertian masing-masing sudah sedikit diuraikan,
pada bagian ini akan diuraikan lebih jauh, khususnya hukum wajib dan Sunnat .
Wajib (fardhu) merupakan suatu keharusan yakni segala perintah Allah swt yang
harus kita kerjakan, hukum wajib dapat dibagi menjadi 9 sebagai berikut :
1. Wajib Syar'i, adalah suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan
pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan terhitung dosa.
2. Wajib Akli, adalah suatu ketetapan hokum yang harus diyakini kebenaranya
karena masuk akal atau rasional.
3. Wajib ‘Aini, adalah suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap
muslim, antara lain shalat lima waktu, puasa ramadhan, shalat jum'at dan lain
sebagaianya
4. Wajib Kifayah, adalah suatu ketetapan yang apabila sudah dikerjakan oleh
sebagian orang muslim, maka muslim lainya terlepas dari kewajiban tersebut,
akan tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah semuanya.
6. Wajib Mukhayyar, adalah suatu kewajiban yang boleh dipilih-salah satu dari
bermacam pilihan yang telah ditetapkan untuk dikerjakan, misalnya denda
dalam sumpah, boleh memilih antara memberi makan 10 orang miskin atau
memberi pakaian 10 orang miskin.
B. Ibadah
Ibadah berhubungan dengan tugas manusia sebagai Abdullah di muka
bumi. Konsep ‘Abd mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba
Allah. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah dengan
penuh keihlasan. Hal ini terungkap dalam Q.S, Adz Dzariat ayat 56 yang artinya
sebagai berikut:
َو َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘ ُﺖ اﻟْ ِﺠ ﱠﻦ َو ْاﻹ َ ﱠ
ِ ﻧﺲ إِﻻ ﻟَِﯿ ْﻌُﺒ ُﺪ
(٥٦) ون ِ
"Dan tidak Aku ciptakan jin manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada
Ku"
Pemenuhan fungsi ini memerlukan penghayatan agar seorang hamba
sampai pada tingkat religiusitas dimana tercapainya kedekatan diri dengan Allah
swt. Bila tingkat ini berhasil diraih, maka seorang hamba akan bersikap tawadhu',
tidak arogan dan akan senantiasa pasrah pada semua titah perintah Allah swt
(tawaqqal).
Secara luas, konsep 'abd sebenarnya meliputi seluruh aktivitas manusia
dalam kehidupannya. Islam menggariskan bahwa seluruh aktivitas seorang hamba
selama ia hidup dapat dinilai sebagai ibadah manakala aktivitasnya ditujukan
hanya semata-mata untuk mencari ridha Allah swt. Belajar adalah ibadah
manakala dilakukan dengan niat mencari ridha Allah swt. Bekerja juga adalah
ibadah manakala dilakukan untuk mencari ridha Allah. Semua aktivitas seorang
hamba dalam seluruh dimensi kehidupan adalah ibadah manakala itu benar-benar
dilakukan untuk mencari ridha Allah semata.
Kemudian, agar manusia mampu melaksanakan tugas dan fungsi
penciptaanya, manusia dibekali Allah swt dengan berbagai potensi atau
kemampuan. Potensi atau kemampuan itu disebut oleh Hasan Langgulung sebagai
sifat-sifat Tuhan yang tersimpul dalam Al guran dengan nama-nama yang indah
(Asma ul Husna) . Dalam falsafah Islam, sifat-sifat Tuhan hanya dapat diberikan
kepada manusia dalam bentuk dan cara yang terbatas, sebab kalau tidak demikian
manusia akan mengakui dirinya sebagai Tuhan. Dalam kontek ini, manusia harus
memahami bahwa sifat- sifat itu diberikan Tuhan adalah sebagai amanah, yaitu
tanggung jawab besar yang pada suatu saat akan diminta pertangggung
jawabannya di hadapan Allah swt. Untuk itu manusia harus mendayagunakan
potensi yang dianugerahkan kepadanya secara bertanggung jawab dalam rangka
merealisasikan tujuan dan fungsi penciptaanya di alam ini, baik sebagai abd'
maupun sebagai khalifah fil ardl.
Ibadah berarti perhambaan, yaitu memperhambakan diri kepada Allah
sesuai dengan tuntunan-Nya. Ibadah ada yang dilakukan secara langsung antara
seseorang dengan Allah disebut pula dengan istilah ibadah mahdhah atau ibadah
ritual. Ada pula ibadah yang dilakukan melalui hubungan antar manusia yang
sering disebut ibadah ghair mahdhah atau muamalah.
Ibadah mahdhah berkaitan dengan bentuk-bentuk ritual yang khas, seperti
shalat, puasa, haji dan sebagainya. Peraturan mengenai pelaksanaan ibadah ini
telah ditetapkan secara pasti melalui Alquran dan dioperasionalkan oleh contoh
Rasulullah yang tercantum dalam As-sunnah. Disepakati di kalangan para ahli
(ulama) bahwa untuk melaksanakan ibadah, seorang muslim harus
melaksanakannya sesuai dengan perintah Allah dan contoh yang diberikan oleh
Rasulullah. Pengamalan ibadah yang tidak sesuai dengan perintah dan contoh
tersebut dinyatakan tidak sah atau batal dan haram untuk dilakukan. Berdasarkan
pandangan tersebut ditetapkan kaidah yang berkaitan dengan ibadah khusus,
yaitu: semua haram kecuali yang diperintahkan Allah atau dicontohkan
Rasulullah. Di luar kaidah itu apabila dilakukan, maka ibadah itu dinyatakan tidak
sah atau bid'ah.
Ketentuan ibadah ritual itu disebabkan ibadah semata-mata sebagai bukti
ketundukan dan ketaatan seseorang terhadap Tuhannya. Kata ibadah sendiri
berarti perhambaan yang memiliki implikasi tunduk dan taat tanpa reserve.
Karena itu ibadah-ibadah ritual, seperti salat, puasa, haji tersebut tidak berubah
bentuk pelaksanaannya sepanjang masa sebagai bukti ketundukkan seorang
muslim sepanjang zaman. Apakah gerakan-gerakan ritual itu dipahami atau tidak
dipahami tetap menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Ibadah adalah bukti ketundukan seseorang kepada Allah dengan cara
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah khusus ditetapkan oleh Allah atau
Rasul-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.