Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

PARADOKS PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM MENGHADAPI ERA


REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA
Oleh:
Nizar Zulfriansyah Bahari, S.Pd
PPS Manajemen Pendidikan
NIS/4103810317094
nizarzulfriansyahbahari@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan artikel ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
bentuk tantangan yang dihadapi pendidikan kejuruan di era revolusi
industry 4.0 artikel ilmiah ini berfokus pada pendidikan kejuruan di
Indonesia dengan pertimbangan adanya prediksi Indonesia akan
mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040, yaitu penduduk
dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk non
produktif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, dan
penelaahan dokumen tertulis. Analisis data diggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penulisan ini menunjukkan bentuk tantangan
pendidikan kejuruan diera revolusi industry 4.0 yaitu1) masalah keamanan
teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas mesin produksi; 3)
kurangnya keterampilan yang memadai; 4) keengganan untuk berubah
oleh para pemangku kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan
karena berubah menjadi otomatisasi. Untuk menghadapai tantangan
tersebut, pemangku kepentingan perlu menjalankan keseluruhan
fungsinya dan mendukung revitalisasi pendidikan agar pendidikan
kejuruan mampu menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di era revolusi
industry 4.0.

Keywords: Paradoks pendidikan, pendidikan kejuruan, Revolusi Industri


4.0

A. Pendahuluan menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan


Sejarah revolusi industri dimulai dari cyber fisik dan kolaborasi manufaktur (Hermann
industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase et al, 2015; Irianto, 2017). Istilah industri 4.0
industri merupakan real change dari perubahan berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh
yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi pemerintah Jerman untuk mempromosikan
produksi untuk menunjang efektifitas dan komputerisasi manufaktur.
efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan Lee et al (2013) menjelaskan, industri 4.0
oleh produksi massal dan standarisasi mutu, ditandai dengan peningkatan digitalisasi
industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1)
dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan peningkatan volume data, kekuatan komputasi,
robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir dan konektivitas; 2) munculnya analisis,
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3) terjadinya sistem fisik maya untuk membuat keputusan
bentuk interaksi baru antara manusia dengan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin.
mesin; dan 4) perbaikan instruksi transfer digital Paradoks di bidang pendidikan,
ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. khususnya pendidikan menengah terlalu
Lifter dan Tschiener (2013) menambahkan, mengkotak-kotakan dalam aspek pengajaran dan
prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan pembelajaran disekolah. SMA terlihat lebih
mesin, alur kerja, dan sistem, dengan menerapkan berfokus dalam aspek teori sedangkan SMK lebih
jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses menekankan pada aspek praktek. Fenomena ini
produksi untuk mengendalikan satu sama lain adalah tantangan bagi pendidikan di Indonesia.
secara mandiri. Khususnya pendidikan kejuruan. Pendidikan
Hermann et al (2016) menambahkan, ada kejuruan seharusnya memberi porsi seimbang
empat desain prinsip industri 4.0. Pertama, antara aspek praktek maupun teori. Sehingga
interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan lulusan dari Pendidikan kejuruan mampu
mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk bersaing dalam era industry 4.0. Tujuan penulisan
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain jurnal ilmiah ini memaparkan tentang tantangan
melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of pendidikan kejuruan di era revolusi industri 4.0.
People (IoP). Prinsip ini membutuhkan
kolaborasi, keamanan, dan standar. Kedua, Tantangan dan Peluang Pendidikan Kejuruan
transparansi informasi merupakan kemampuan di Era Revolusi Industri 4.0
sistem informasi untuk menciptakan salinan Revolusi digital dan era disrupsi
virtual dunia fisik dengan memperkaya model teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0.
digital dengan data sensor termasuk analisis data Disebut revolusi digital karena terjadinya
dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan teknis proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan
yang meliputi; (a) kemampuan sistem bantuan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era
untuk mendukung manusia dengan disrupsi teknologi karena otomatisasi dan
menggabungkan dan mengevaluasi informasi konektivitas di sebuah bidang akan membuat
secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja
dan memecahkan masalah mendesak dalam menjadi tidak linear. Salah satu karakteristik unik
waktu singkat; (b) kemampuan sistem untuk dari industri 4.0 adalah pengaplikasian
mendukung manusia dengan melakukan berbagai kecerdasan buatan atau artificial intelligence
tugas yang tidak menyenangkan, terlalu (Tjandrawinata, 2016). Salah satu bentuk
melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi bantuan pengaplikasian tersebut adalah penggunaan robot
visual dan fisik. Keempat, keputusan untuk menggantikan tenaga manusia sehingga
terdesentralisasi yang merupakan kemampuan lebih murah, efektif, dan efisien.
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

Industri 4.0 sebagai fase revolusi kehidupan masyarakat, salah satunya adalah
teknologi mengubah cara beraktifitas manusia permasalahan pengangguran. Work Employment
dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan and Social Outlook Trend 2017 memprediksi
transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. jumlah orang yang menganggur secara global
Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian pada 2018 diperkirakan akan mencapai angka 204
(uncertainty) global, oleh karena itu manusia juta jiwa dengan kenaikan tambahan 2, 7 juta.
harus memiliki kemampuan untuk memprediksi Hampir sama dengan kondisi yang dialami negara
masa depan yang berubah sangat cepat. Tiap barat, Indonesia juga diprediksi mengalami hal
negara harus merespon perubahan tersebut secara yang sama. Pengangguran juga masih menjadi
terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut tantangan bahkan cenderung menjadi ancaman.
dengan melibatkan seluruh pemangku Tingkat pengangguran terbuka Indonesia pada
kepentingan politik global, mulai dari sektor Februari 2017 sebesar 5, 33% atau 7, 01 juta jiwa
publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat dari total 131, 55 juta orang angkatan kerja
sipil sehingga tantangan industri 4.0 dapat (Sumber: BPS 2017).
dikelola menjadi peluang. Data BPS 2017 juga menunjukkan,
Wolter mengidentifikasi tantangan jumlah pengangguran yang berasal dari Sekolah
industri 4.0 sebagai berikut; 1) masalah keamanan Menengah Kejuruan (SMK) menduduki
teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas peringkat teratas yaitu sebesar 9, 27%.
mesin produksi; 3) kurangnya keterampilan yang Selanjutnya adalah lulusan Sekolah Menengah
memadai; 4) keengganan untuk berubah oleh para Atas (SMA) sebesar 7, 03%, Diploma III (D3)
pemangku kepentingan; dan 5) hilangnya banyak sebesar 6, 35%, dan universitas 4, 98%.
pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi. Diidentifikasi, penyebab tingginya kontribusi
Selain itu Irianto (2017) pendidikan kejuruan terhadap jumlah
menyederhanakan tantangan industri 4.0. pengangguran di Indonesia salah satunya
Dianataranya; (1) kesiapan industri; (2) tenaga disebabkan oleh rendahnya keahlian khusus dan
kerja terpercaya; (3) kemudahan pengaturan soft skill yang dimiliki.
sosial budaya; dan (4) diversifikasi dan Permasalahan pengangguran dan daya
penciptaan lapangan kerja dan peluang industri saing sumber daya manusia menjadi tantangan
4.0 yaitu; (1) inovasi ekosistem; (2) basis industri yang nyata bagi Indonesia. Tantangan yang
yang kompetitif; (3) investasi pada teknologi; dan dihadapi Indonesia juga ditambah oleh tuntutan
(4) integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan perusahaan dan industri. Bank Dunia (2017)
kewirausahaan. melansir bahwa pasar kerja membutuhkan multi-
Pemetaan tantangan dan peluang industri skills lulusan yang ditempa oleh satuan dan
4.0 untuk mencegah berbagai dampak dalam
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

sistem pendidikan, baik pendidikan menengah di lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek-
maupun pendidikan tinggi. aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; 4) tolok
Indonesia juga diprediksi akan ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah;
mengalami bonus demografi pada tahun 2030- 5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja;
2040, yaitu penduduk dengan usia produktif lebih 6) memerlukan sarana dan prasarana yang
banyak dibandingkan dengan penduduk non memadai; dan 7) adanya dukungan masyarakat.
produktif. Jumlah penduduk usia produktif Pendidikan kejuruan juga perlu adanya
diperkirakan mencapai 64% dari total penduduk peningkatan kemandirian individu dalam
Indonesia yang diperkirakan mencapai 297 juta berwirausaha sesuai dengan kompetensi yang
jiwa. Oleh sebab itu, banyaknya penduduk dimiliki. Menurut Sudira (2012), Penyiapan
dengan usia produktif harus diikuti oleh beberapa kompetensi harus dilakukan karena
peningkatan kualitas, baik dari sisi pendidikan, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
keterampilan, dan kemampuan bersaing di pasar menengah yang mempersiapkan peserta didik
tenaga kerja. terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu dan
menyiapkan lulusannya yang mampu dan mau
Peran Pemerintah Dalam Menjawab bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.
Tantangan Era Industri 4.0 Bagi Pendidikan Berdasarkan asumsi-asumsi yang ada,
Kejuruan pendidikan kejuruan merupakan jenis pendidikan
Peranan pemerintah dalam menghadapi yang unik karena bertujuan untuk
Era industri 4.0 begitu sangat penting dan mengembangkan pemahaman, sikap dan
strategis. Pemerintah perlu meninjau relevansi kebiasaan kerja yang berguna bagi individu
antara pendidikan kejuruan dan pekerjaan untuk sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial,
merespon perubahan, tantangan, dan peluang era politik, dan ekonomi sesuai dengan ciri yang
industri 4.0 dengan tetap memperhatikan aspek dimiliki. Pendidikan dan pelatihan kejuruan
kemanusiaan (humanities). Tantangan merupakan pendekatan pendidikan yang
pendidikan kejuruan semakin kompleks dengan menekankan pada kebutuhan industri sehingga
industri 4.0. peningkatan dan pengembangan individu dapat
Menjawab tantangan industri 4.0, Bukit dilakukan di industri (Zaib & Harun, 2014).
(2014) menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan Berdasar teori yang ada, pendidikan kejuruan
(Vocational Education) sebagai pendidikan yang berpeluang untuk menjawab tantangan industri
berbeda dari jenis pendidikan lainnya harus 4.0.
memiliki karakteristik sebagai berikut; 1)
berorientasi pada kinerja individu dalam dunia Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam
kerja; 2) justifikasi khusus pada kebutuhan nyata menghadapi era industri 4.0
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

Tantangan tersebut harus dijawab dengan satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah
cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap adalah gerakan literasi baru sebagai penguat
peningkatan pengangguran. Pemerintah berupaya bahkan menggeser gerakan literasi lama. Gerakan
merespon tantangan industri 4.0, ancaman literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga
pengangguran, dan bonus demografi dengan literasi utama yaitu, (1) literasi digital, 2) literasi
fokus meningkatkan kualitas sumber daya teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2017).
manusia melalui pendidikan kejuruan di tahun Tiga keterampilan ini diprediksi menjadi
2018. Pemerintah melalui kebijakan lintas keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa
kementerian dan lembaga mengeluarkan berbagai depan atau di era industri 4.0.
kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah Literasi digital diarahkan pada tujuan
adalah revitalisasi pendidikan kejuruan peningkatan kemampuan membaca,
Indonesia. Dukungan dari pemerintah harus menganalisis, dan menggunakan informasi di
mencakup, 1) sistem pembelajaran, 2) satuan dunia digital (Big Data), literasi teknologi
pendidikan, 3) peserta didik, dan 4) pendidik dan bertujuan untuk memberikan pemahaman pada
tenaga kependidikan juga dibutuhkan. cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan
Revitalisasi sistem pembelajaran literasi manusia diarahkan pada peningkatan
meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu
2) bahan pembelajaran berbasis teknologi desain (Aoun, 2017). Literasi baru yang diberikan
informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) diharapkan menciptakan lulusan yang kompetitif
penyelarasan, dan (5) evaluasi. Satuan pendidikan dengan menyempurnakan gerakan literasi lama
meliputi, 1) unit sekolah baru dan ruang kelas yang hanya fokus pada peningkatan kemampuan
baru, 2) ruang belajar lainnya, 3) rehabilitasi membaca, menulis, dan matematika.
ruang kelas, 4) asrama siswa dan guru, 5) Menghadapi industri 4.0, bukan hanya
peralatan, dan 6) manajemen dan kultur sekolah. tanggung jawab pemangku kebijakan dalam hal
Elemen peserta didik meliputi, 1) pemberian ini Pemerintah, akan tetapi stakeholder dan
beasiswa dan (2) pengembangan bakat minat. seluruh elemen masyarakat perlu memberikan
Elemen pendidik dan tenaga kependidikan dukungan terhadap dunia pendidikan. Shan, Liu,
meliputi, 1) penyediaan, 2) distribusi, 3) & Li, (2015), Shavit & Müller (2000)
kualifikasi, (4) sertifikasi, 5) pelatihan, 6) karir menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan
dan kesejahteraan, dan 7) penghargaan dan membutuhkan dukungan dan pengakuan serta
perlindungan. tidak terlepas dari kepentingan masyarakat. Hal
Penguatan empat elemen yang ada dalam ini akan meningkatkan kepercayaan diri lulusan
sistem pendidikan membutuhkan gerakan pendidikan kejuruan sehingga lulusannya merasa
kebaruan untuk merespon era industri 4.0. Salah aman sebagai pekerja yang terampil karena
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

adanya dukungan dan pengakuan dari berupa efektifitas dan efisiensi sumber daya dan
masyarakat. Pada dasarnya pendidikan kejuruan biaya produksi meskipun berdampak pada
dapat disediakan atau difasilitasi oleh masyarakat pengurangan lapangan pekerjaan. Industri 4.0
dan pemerintah untuk mempersiapkan dan membutuhkan tenaga kerja yang memiliki
merubah individu secara cepat dalam memenuhi keterampilan dalam literasi digital, literasi
tuntutan dunia kerja dan perubahan zaman teknologi, dan literasi manusia. Pendidikan
termasuk fase industri 4.0. kejuruan harus mampu membekali lulusan
dengan ketiga literasi tersebut melalui revitalisasi
Simpulan dan Saran chronosystem yang meliputi sistem
Industri 4.0 banyak membawa perubahan pembelajaran, satuan pendidikan, pendidik dan
dalam kehidupan manusia. Industri 4.0 secara tenaga kependidikan, peserta didik, stakeholder
fundamental telah mengubah cara beraktivitas dan Elemen masyarakat lainnya.
manusia dan memberikan pengaruh yang besar
terhadap dunia kerja. Pengaruh positif industri 4.0
Brown, A., Kirpal, S., & Rauner, F. (2007).
Daftar Pustaka Identitas at work. Netherlands: Springer.
Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher education
in the age of artificial intelligence. US: MIT Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi
Press. pendidikan kejuruan dari kompetensi ke
kompetisi. Bandung: Alfabeta.
Afwan, M. (2013). Leadership on technical and
vocational education in community college Edmon, A., & Oluiyi, A. (2014). Re-engineering
[Versi elektronik]. Journal of Education and technical vocational education and training
Practice, 4 (21), 21-23. toward safety practice skill needs of sawmill
workers against workplace hazards in
Baur, C. & Wee, D. (2015). Manufacturing's Next Nigeria [Versi elektronik]. Journal of
Act? McKinsey & Company. Education and Practice, 5 (7), 150-157.

Brofenbrenner, U. (1989). Ecological system Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016).
theory. In r. Vasta (Ed). Annals of Child Design Principles for Industrie 4.0
Development (Vol 6). Greenwich: CT, JAI Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian
Press. International Conference on Systems
Science.
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

Irianto, D. (2017). Industry 4.0; the Challenges Education and Training (ICVET), di
of Tomorrow. Disampaikan pada Seminar Universitas Negeri Yogyakarta.
Nasional Teknik Industri, Batu-Malang.
Kagermann, H., Wahlster, W., & Helbig, J. Murgor, T.K. (2013). Relationship between
(2013). Recommendations for Implementing Technical and Vocational Acquired Skills
the Strategic Initiative Industrie 4.0. and Skills Required in Job Market: Evidence
Industrie 4.0 Working Group, Germany. from TVET institutions, Uasin Gishu County,
Kenya [Versi elektronik]. Journal of
Kennedy, O.O. (2011). Philosophical and Education and Practice, 4 (19), 77-83.
sociological overview of vocational-
technical education in Nigeria [Versi Prosser, C.A., & Quigley, T. (1950). Vocational
elektronik]. Journal of Academic Research in Education in A Democrazy. Chicago USA:
Business and Social Sciences, 1, 167-175. American Technical Society.
Shan, H., Liu, Z., & Li, L. (2015). Vocational
Kuswana, W.S. (2013). Filsafat teknologi, vokasi Training for Liushou Woman in Rural China:
dan kejuruan. Bandung: Alfabeta Bandung. development by design [Versi elektronik].
Journal of Vocational Educational &
Kohler, D, & Weisz, J.D. (2016). Industry 4.0: Training, 67 (1), 11-25.
the challenges of the transforming
manufacturing. Germany: BPIFrance. Shavit, Y., & Müller W. (2000). Vocational
Secondary Education [Versi elektronik].
Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H., (2013). Journal European Societies, 29-50.
Recent Advances and Trends in Predictive
Manufacturing Systems in Big Data Sudira, P. (2012). Filosofi & Teori Pendidikan
Environment. Manuf. Lett. 1 (1), 38–41. Vokasi dan Kejuruan. Yogyakarta: UNY
Press.
Liffler, M., & Tschiesner, A. (2013). The Internet
of Things and the Future of Manufacturing. Sung, T.K. (2017). Industri 4.0: a Korea
McKinsey & Company. perspective. Technological Forecasting and
Social Change Journal, 1-6.
Lomovtseva, N.V. (2014, Mei). Roles of VET in
generating a new entrepreneur increative Tjandrawina, R.R. (2016). Industri 4.0: Revolusi
economy sector. Makalah disajikan dalam industri abad ini dan pengaruhnya pada
3rd International Conference on Vocational
Jurnal Ilmiah | Manajemen Pendidikan

bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal Yahya, M. (2015). Analisis wawasan kejuruan
Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi April. mahasiswa jurusan pendidikan teknik
otomotif Universitas Negeri Makassar.
Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21st-century Journal Mekom (Media Komunikasi
skills: learning for life in our times. US: Pendidikan Kejuruan), 2 (1), 1-9.
Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Zaib, Z., & Harun, H. (2014). Leadership in
Usman, H. (2016). Kepemimpinan pendidikan technical and vocational education: Toward
kejuruan. Yogyakarta: UNY Press. excellence human capital [Versi elektronik].
Journal of Education and Practice, 5 (23),
132-135.

Anda mungkin juga menyukai