Anda di halaman 1dari 14

BOOK REPORT

Book Report ini dibuat untuk memenuhi tugas tambahan Mata Kuliah Seminar Masalah-
Masalah Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Yus Rusyana


Dr. Ujang Cepy Barlian, S.E., M.Si

Diterjemahkan Oleh:

Nizar Zulfriansyah Bahari, S.Pd


NIS.4103810317094

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2018
BOOK REPORT

RR.PK0082-06-2014
PERENCANAAN PENDIDIKAN
(Suatu Pendekatan Komprehensif)
Penulis; Udin Syaefudin Sa’ud, m.Ed., Ph.D. dan
Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A.
Desainer sampul; Iman Taufik
16 x 24 cm - 278 hlm
Diterbitkan atas kerjasama
PPS UPI dengan PT Remaja Rosdakarya
Cetakan 6, 2014
ISBN 979-692-516-8

RESENSI
Perencanaan pendidikan menjadi kunci efektivitas kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun kenyataannya, perencanaan pendidikan
lebih dijadikan faktor pelengkap, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan
tidak tercapai secara optimal. Penyebabnya adalah para perencana pendidikan
masih kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang
lebih komprehensif.

Buku ini memberi penjelasan tentang posisi dan kedudukan perencanaan


dalam konteks administrasi pendidikan dan posisinya dalam mencapai tujuan
pendidikan, baik pada tingkat lokal, regional, dan nasional. Disertai landasan
filosofis, tahap-tahap pelaksanaan dan bagaimana memantaunya sehingga mudah
diaplikasikan.

Apalagi reputasi penulisnya yang sangat luas dan kredibilitasnya sebagai


pakar pendidikan membuat buku ini layak dibaca, terutama para pengambil
kebijakan, para praktisi pendidikan, juga mahasiswa yang menaruh perhatian
terhadap dunia pendidikan nasional.

i
BAGIAN SATU
PERAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PENDIDIKAN

Bab 1: Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan


Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan
menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa
yang akan dilakukan. Kajian mengenai perencanaan selalu terkait dengan konsep
manajemen dan administrasi, karena perencanaan merupakan unsur dan fungsi
yang pertama dan utama dalam konsep manajemen maupun administrasi.
Fungsi perencanaan adalah: (a) sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian, (b) menghindari pemborosan sumber daya, (c) alat bagi
pengembangan quality assurance, dan (d) upaya untuk memenuhi accountability
kelembagaan. Hal-hal yang penting dalam menyusun suatu rencana, yaitu: (a)
berhubungan dengan masa depan, (b) seperangkat kegiatan, (c) proses yang
sistematis, dan (d) hasil serta tujuan tertentu.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengemnbangan
potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya.
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat
keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai
tujuan dengan cara yang optimal dalam pembangunan ekonomi dan sosial secara
menyeluruh dari suatu negara. Empat hal yang menyangkut perencanaan
pendidikan, yaitu: (a) tujuan yang akan dicapai dalam perencenaan, (b) keadaan
yang terjadi sekarang, (c) alternatif pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai
tujuan, dan (d) strategi penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melihat masa depan
dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik
untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilayani
oleh sistem tersebut.
Perencanaan merupakan alat pengubah dan pengendali perubahan,
sedangkan pembangunan artinya mengubah untuk maju dan berkembang menuju

1
arah tertentu. Ini berarti setiap upaya pembangunan memerlukan perencanaan dan
setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan.

Bab 2: Pentingnya Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan


Gagasan mengenai perencanaan pendidikan sudah ada sejak jaman dahulu,
meskipun sifatnya murni spekulatif. Tujuan pendidikan adalah untuk kebahagiaan
individu dan kesejahteraan negara, sedangkan tugas pendidikan adalah untuk
mencapai tujuan ini melalui lembaga-lembaga sosial dimana masing-masing
individu harus menyesuaikan dengan tujuan itu melalui proses seleksi. Pendidikan
adalah suatu alat yang sangat kuat untuk mencapai perubahan dan untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Hal-hal yang harus diperhatikan para
pendidik dan para perencana, yaitu: (a) tenaga kerja, (b) merencanakan dan
menguasai penerimaan murid, kemudian outputlulusan dan hasilnya.

Bab 3: Kondisi Aktual Perencanaan Dalam Sistem Pendidikan Nasional


Salah satu alat kebijakan pemerintah yang terindependensi dengan
kebijkan-kebijakan publik lainnya adalah perencanaan pendidikan. Proses
perencanaan pendidikan di Indonesia diarahkan pada relevensi, efisiensi, dan
efektivitas, namun optimalisasi kinerja manajemen pendidikannya belum berjalan
sesuai dengan harapan. Salah satu bentuk pelaksanaan dari perencanaan pendidikan
di Indonesia adalah berkenaan dengan penerapan desentralisasi pendidikan yaitu
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Melalui penerapan MBS itu akan
berimplikasi dan berdampak pula pada perubahan sistem perencanaan pendidikan
yang ada di Indonesia.

Bab 4: Perencanaan Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional


Perencanaan pendidikan menempati posisi strategis dalam keseluruhan
proses pendidikan. Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam
usaha proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga manajemen usaha pendidikan
akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan demikian seorang
perencana pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan dan wawasan yang luas

2
agar dapat menyusun sebuah rancangan yang dapat dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya. Rancangan tersebut harus mampu
mengidentifikasikan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
(SWOT). Tahapan-tahapan dalam perencanaan pendidikan, yaitu: (a)
mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, (b) analisis bidang
telaahan permasalahan perencanaan, (c) mengkonsepsikan dan merancang rencana,
(d) evaluasi rencana, (f) implementasi rencana, dan (g) evaluasi implementasi
rencana dan umpan baliknya.

3
BAGIAN DUA
PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN

Bab 5: Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan


Gambaran dan rumusan batasan permasalahan pendidikan sangat penting
dan strategis, karena setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses
perencanaan harus diarahkan dalam kerangka pemecahan masalah. Kebutuhan akan
perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan kompleksnya
permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Perencanaan dapat hanya mengacu
kepada persiapan pembelajaran, yang intinya kepedulian terhadap lingkungan dari
komunitas manusia, sehingga seorang perencana harus mengetahui nilai-nilai,
tujuan, dan struktur sosial dari komunitas dengan tujuan untuk melayaninya secara
memadai. Dimensi-dimensi perencanaan pendidikan, yaitu:
(a) significance, (b) feasibillity, (c) relevance, (d) definitiveness,
(e)parsimoniusness, (f) adaptabillity, (g) time, (h) monitoring, (i) Subject matter.
Perencanaan berorientasi pada masa depan dan meliputi analisis yang
menyeluruh (komprehensif) tentang masa kini, dan juga kekuatan-kekuatan sejarah
yang membentuk perkembangannya. Secara umum suatu perencanaan meliputi: (a)
lingkup dan cakupan bidang permasalahan, (b) rentang permasalahan termasuk di
dalamnya perencenanaan penyelesaian, (c) akibat yang ditimbulkan, analisis
permasalahan serta upaya penyelesaiannya, dan (d) perhatian secara umum atas
keberadaan masalah penyelesaiannya. Perencanaan pendidikan diharapkan dapat
memberikan dampak posotif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat,
perubahan sikap kerja, tumbuhnya sinergi dari berbagai lembaga, kemajemukan di
antara kepentingan individu, serta adanya berbagai penyelesaian terhadap masalah-
masalah penduduk yang berada di pinggiran kota.
Perencanaan pendidikan harus berorientasi terhadap program siswa yang
terstruktur dengan kondisi yang relevan dengan lingkungan sekitarnya.
Perencanaan pendidikan dipandang perlu untuk melibatkan berbagai
tingkatan (stakeholders) yang ada di masyarakat.

4
Bab 6: Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan
Pendidikan merupakan suatu system yang terbentuk dari sub-sub system
yang disebut dengan lingkungan pendidikan yang merupakan bidang telaahan
masalah perencanaan pendidikan komprehensif. 4 (empat) system dalam
lingkungan pendidikan, yaitu: (a) system aktivitas pendidikan, (b) system
komunikasi pendidikan (c)csistem fasilitas pendidikan, (d) system operasi
pendidikan.
Pengumpulan data merupakan bagian penting dalam perencanaan karena
harus di laksanakan pada waktu yang tepat. Metode pengumpulan data, meliputi (a)
penggunaan angket atau kuesioner, (b) interview atau wawancara. Proses tabulasi
data harus akurat, sehingga diperlukan adanya survey tahunan untuk riset dan
penelitian yang ada guna mendapatkan data yang terbaru. Tabulasi data sangat
diperlukan dalam perencanaan pendidikan untuk berbagai analisis data.
Teknik peramalan pendidikan menggunakan beberapa metode pendidikan
dengan memperhatikan berbagai aspek dan system pendidikan secara menyeluruh.,
yaitu : (a) metode cohort Survival, (b) metode Migration and Natural, (c) metode
Least Square, (d) metode Matrix.

Bab 7: Mengkonsepsikan dan Merancang Rencana


Perencanaan pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar jika dapat
menilai efektivitas berbagai program yang di tandatanginya. 4(Empat) bidang
perhatian perencanaan pendidikan, yaitu : (a) sejumlah aktivitas yang tercakup
dalam lembaga pendidikan, (b) kebutuhan manusia akan lembaga pendidikan, (c)
perencanaan fasilitas fisik yang berkaitan dengan proses dan tekhnik, dan (d)
administrasi gedung dan peralatan sekolah.
Pekerjaan perencanaan pendidikan memerlukan interpretasi ringkas
mengenai kebutuhan masyarakat dan cara memenuhinya. Perencanaan haruslah
bersifat komprehensif dan seorang perencana harus menyeimbangkan sesuatu yang
diinginkan dengan suatu yang memungkinkan terjadi. Dalam mengindentifikasi
kecendurungan umum, maka perlu untuk mengkaji antara lain: (a) latar belakang
perencanaan (b) pola kecendurungan umum pada manusia, (c) pola dan

5
kecendurungan yang menonjol pada tempat, (d) pengaruh fisik (e) kewilayahan
tempat, (f) peran persepsi, (g) pola dan kecendurungan umum pada pergerakan, (h)
pola dan kecendurungan umum pada aktivitas, (j) beberapa kecendurungan
perencanaan pendidikan. Setelah mengidentivikasi kecendurungan umum, maka
langkah selanjutnya dalam mengkosepsikan dan meancang rencana, yaitu
menentukan tujuan dan sasaran untuk kemudian merancang rencana (designing
plans) pendidikan.

Bab 8: Mengevaluasi Rencana-Rencana


Simulasi perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau
visualisasidari prilaku sebuah system dengan tujuan untuk memberikan suatu
metode dalam mengamati (visualisasi) berbagai prilaku komponen perencanaan. 3
(Tiga) model utama simulasi yang dapat dioperasikan, yaitu: (a) Model Perubahan
kelanjutan (continuously Changing Model), (b) Model Periode Tertentu ( Fixed
Periode Model), (c) Model Peristiwa Terpisah-pisah (Discrete Event Model). 4
(Empat) factor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam mensimulasikan
sebuah perencanaan, yaitu (a) perenan perencanaan (b) model, (c) pengukuran
keefektifan model, (d) kriteria-kriteria keputusan. 6 (Enam) hal yang menjadi
pertimbangan dalam proses pembuatan model, yaitu: (a) tingkat agregasi, (b)
perlakuan terhadap waktu, (c) dampak-dampak perubahan, (d) penggunaan
variabel-variabel, (e) pengoperasian model, dan (f) menentukan parameter. Model
yang dipakai dalam simulasi, yaitu: (a) model simulasi untuk dimensi orang-orang,
(b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c) model simulasi untuk pergerakan-
pergerakan, (d) model simulasi untuk kegiatan,dan (e) model simulasi yang
digunakan dalam ekonomi. Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi
perencanaan pendidikan, yaitu: (a) matriks yang dipilih, (b) pemetaan peringkat, (c)
pembobotan sejumlah besar sasaran, (d) skala penilaian ordinal, (e) matriks
evaluasi, (f) metode pemeringkatan dan pembobotan.
Setiap perencanaan hendaknya mencapai tujuannya dengan memdukan
semua unsure, sehingga tujuan itu tercapai dan hasilnya harus menunjukan imbalan
yang berkaitan dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan pendidikan yang

6
komprehesif harus melibatkan unsure-unsur fisik, social, dan Ekonomi yang saling
berkaitan hendaknya diperlakukan sebagai system yang terpadu. Bagian penting dri
suatu perencanaan pendidikan yang komprehensif adalah proses fisik, social dan
administrative menunjukan perlunya koordinasi. Fleksibiitas, dan pemilihan waktu
komitmen dan berbagai fungsi.

Bab 9: Menspesifikasikan Rencana


Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan
yang komprehensif. Perencanaan muncul sebagai aktivitas keikutsertaan dari orang
yang akan dilayani oleh lingkungan dan yang akan dipengaruhi oleh lingkungan
yang memiliki hak dan kewajiban untuk ikutserta dalam merencanakan modivikasi
atau pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan
rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang di
inginkan. Jenis-jenis perencanaan pendidikan, yaitu: (a) perencanaan pendidikan
adaptif, (b) perencanaan pendidikan kontingensi, (c) perencanaan pendidkan
komplusif, (d) perencanaan pendidikan manipulative, (e) perencanaan pendidikan
indikatif, (f) perencanaan pendidikan bertahap, (g) perencanaan pendidikan
otonomi, (h) perencanaan pendidikan perbaikan/pemulihan, (i) perencanaan
pendidikan normative, (j) perencanaan pendidikan fungsional, (k) Pemograman
Pendidikan.

Bab 10: Mengimplementasikan Rencana


Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangaan pedoman
umum tindakan oleh sekelompok orang tertentu. Perencanaan program pendidikan
menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur
untuk diterapkan ornganisasi atau institusi administrasi pendidikan yang ada.
Trencana pendidikan akan mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan
memperhatikan pengembangan program-program pendidikan dan alat-alat yang
dibutuhkan untuk menjalankannya.
Perencanaan pendidikan yang komprehensif merupsksn konstitusi yang
tidak permanen dan merupakan kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental.

7
Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unuk, sehingga tidak
ada satu bentuk perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang
akan menjamin efektifitas agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit operasional
perencanaan pendidikan memiliki ketrampilan metodologis, berupaya menjangkau
seluruh kepentingan pendidikan dengan kriteria yang objektif dan rasional.
Sebuah perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku dan kerja
sama untuk mencapai tujuan dan sarana pendidikan, yang dibutuhkan dalam
perencanaan adalah kerja sama dam kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut di
mulai, variasi situasi kerja sama dapat diinterprestasikan dalam lima kerja sama,
yaitu: (a) kerja sama antara orang, (b) bekerja sama berkaitan dengan tempat), (c)
bekerja sama berkaitan dengan perubahan atau gerakan, (d) kerja sama berkaitan
dengan ekonomi, dan (e) kerja sama berkaitan dengan aktivitas
Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan
konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasikan kegiatan yang berbeda
dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan
pendidikan yang komprehensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan
perencanaan pendidikan yang komprehansif ke dalam program-program praktis.

Bab 11: Memantau Pelaksanaan Rencana Dan Umpan Balik Bagi


Perencanaan
Monitoring perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan suatu
alat pengendalian yang baik dalam seluruh implementasi. Penjadwalan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi setiap aktivitas yang dilaksanakan dengan
pendekatan komprehensif. Teknik penjadwalan antara lain: (a) CPM (Critical Path
Method), dan (b) PERT (Program Evaluation Researh Task). Diagram
penjadwalan yang digunakan untuk aktivitas monitoring, yaitu: (a) Diagram Grant,
(b) Diagram PERT, dan (c) Precedence diagram.
Evaluasi merupakan suatu aktivitas pengendalian yang memungkinkan
intervensi yang positif. Evaluasi memeriksa arah yang diambil dan mengevaluasi
hasil atau penyimpangnnya dari perencanaan sebelumnya. Evaluasi harus bersifat
komprehensif dan terbuka terhadap berbagai kritikan. Lima faktor penting dalam

8
setiap aktivitas pendidikan, yaitu: (a) tempat aktivitas yang dilakukan, (b) waktu
aktivitas dilakukan, (c) orang yang terlibat dalam aktivitas, (d) sumber daya yang
diperlukan untuk aktivitas tersebut, dan (e) proses pelaksanaan aktivitas.

9
BAGIAN TIGA
BEBERAPA ALTERNATIF PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN

Bab 12: Pendekatan Kebutuhan Sosial


Alternatif pendekatan perencanaan pendidikan dalam Pendekatan
Kebutuhan sosial ini lebih menekankan pada pemerataan kesempatan atau
kuantitatif dibandingkan dengan aspek kualitatif. Pendekatan Kebutuhan Sosial ini
adalah pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan
lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk
memasukkan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada
pemenuhan keinginan murid dan orang tuanya secara bebas. Dalam model
kebutuhan sosial ini, tugas perencanaan pendidikan adalah ahrus menganalisa
kebutuhan pada masa yang akan datang dengan menganalisa: (a) pertumbuhan
penduduk, (b) partisipsi dalam pendidikan, (c) arus murud, dan (d) keinginan
masyarakat.

Bab 13: Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan


Alternatif pendekatan perencanaan pendidikan dalam Pendekatan
Kebutuhan Ketenagakerjaan mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem
pendidikan dengan tuntunan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor
pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu
diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik
sehingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki.
Tekanan dalam Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan ini adalah
relevansi program pendidikan dalam berbagai sektor pembangunan dilihat dari
pemenuhan ketenangan. Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan ini bertujuan
mengarahkan kegiatan-kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi
kebutuhan nasional akan tenaga kerja sehingga diharapkan dapat memberikan
keyakinan penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar-benar didasarkan
atas perkiraan kebutuhan tenaga kerja.

10
Bab 14: Pendekatan Efesiensi Biaya
Alternatif pendekatan perencanaan pendidikan dalam Pendekatan Efesiensi
Biaya ini bersifat ekonomi, karena memiliki pandangan pendidikan memerlukan
investasi yang besar dan karena itu keuntungan dari investasi tersebut harus dapat
diperhitungkan bilamana pendidikan itu memang mempunyai nilai ekonomi.
Pendekatan Efesiensi Biaya merupakan penentuan besarnya investasi dalam dunia
pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan atau efektivitas yang akan diperoleh.
Pendekatan efisiensi biaya mempunyai implikasi sesuai dengan prinsip
ekonomi yaitu program pendidikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
menemmpati urutan atau prioritas penting, karena pendekatan untung rugi
mempunyai keterkaitan dengan pendekatan ketenangan.

Bab 15: Pemanfaatan AHP Untuk Perencanaan Pembangunan Daerah


Good Govermance sebagai suatu penyelengaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaanlegal and political frame work bagi tumbuhnya akativitas
usaha, yaitu: (a) participation, (b) rule of law, (c) transparency, (d) responsiveness,
(e) consensus orientation , (f) equaty, (g) afficiency and (h) effectiveness, (I)
accountability, dan (j) strategy vision.Perubahan struktur anggaran dimaksudkan
untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik sehingga
memperjelas besarnya surplus atau defisit anggaran strategi pembiayaan.
Siklus perencanaan dan pengendalian terdiri dari lima tahapan aktivitas,
yaitu: (a) perencanaan tujuan dasar dan sasaran, (b) perencanaan operasional, (c)
penganggaran, (d) pengendalian dan pengukuran, (e) pelaporan, analisis dan umpan
balik.

11
12

Anda mungkin juga menyukai