Anda di halaman 1dari 43

Review Buku Filsafat Prof

Dr. Amsal Bakhtiar

Disusun Oleh
Kelompok 3
Our Teams

Adek Trisma Dina Anita Permata Sari Anggita Dwi Kesuma Muhammad Arif

Mutia Nurhaliza Nina Annisa Wimpi Siski Pirari


Topik
Pembahasan I Pendahuluan

II Ringkasan

III Analisis

IV Simpulan
I. Pendahuluan
Buku “Filsafat Ilmu” merupakan karya besar
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, yang membahas
tentang Filsafat dan Ilmu dalam
perkembangannya dan bagaimana ilmu
menjawab persoalan dan tantangan zaman.

Berangkat dari Ruang Lingkup Filsafat Ilmu,


Sejarah Perkembangan Ilmu, Pengetahuan
dan Ukuran Kebenaran, Dasar-Dasar Ilmu,
Sarana Ilmiah, Serta Tantangan dan Masa
Depan Ilmu, yang dijelaskan secara
gamblang, sistematik, mudah dipahami, dan
menggunakan gaya bahasa yang sederhana,
sehingga mampu diserap dengan mudah oleh
pembacanya. Namun, buku ini tetap
menyajikan ide-ide kritis Prof. Amsal terkait
peran dan posisi ilmu untuk menjawab
tantangan zaman.
II. Ringkasan

BAB 1
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
A. ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT

Filsafat sebagai proses berfikir yang


sistematis dan radikal memiliki Objek
Material dan Objek Formal.

Objek Material Objek Formal


Segala yang ada Sudut pandang
mencakup yang yang
tampak (dunia menyeluruh,
empiris) dan radikal dan
tidak tampak rasional tentang
(alam segala yang ada
metafisika)
Cakupan Objek Filsafat lebih luas bila
dibandingkan dengan ilmu. Karena ilmu
hanya terbatas pada persoalan yang
empiris saja, sedangkan filsafat mencakup
yang empiris dan non empiris.

Filsafat oleh para Filosof disebut sebagai


Induk Ilmu. Sebab, dari filsafatlah, ilmu-
ilmu modern dan kontemporer
berkembang, sehingga manusia dapat
menikmati ilmu dan sekaligus buahnya,
yaitu teknologi.
Teoritis
Filsafat awalnya terbagi pada
Teoritis dan Praktis.
Setiap bidang ilmu ini kemudian berkembang dan
menspesialisasi, seperti Fisika berkembang menjadi
Biologi, Biologi berkembang menjadi Anatomi,
Kedokteran terspesialisasi menjadi beberapa bagian.
Filsafat Teoritis mencakup Metafisika,
Fisika, Matematika, dan Logika

Praktis

Filsafat Praktis mencakup Ekonomi,


Politik, Hukum, dan Etika.
B. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Secara pengertian Bahasa Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu
philosophy, dan dalam Bahasa Yunani “Philosophia” yang
terdiri atas dua kata “philos” (cinta) atau “philia”
(persahabatan, tertarik kepada) dan “sophos” (hikmah,
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
praktis, intelegensi). Jadi secara etimologi Filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom).
Orangnya disebut Filosof yang dalam Bahasa Arab disebut
failasuf.

Menurut KBBI, kata Filsafat menunjukkan pengertian,


pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.

D
D D
D
D
Dalam pandangan Sidi Gazalba, Filsafat adalah berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari
kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.

Sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam KBBI adalah,


pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.

Maka dapat disimpulkan bahwa Filsafat Ilmu merupakan kajian


secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu, sehingga filsafat ilmu
perlu menjawab beberapa persoalan berikut:
1. Pertanyaan landasan Ontologis
2. Pertanyaan landasan Epistemologis
3. Pertanyaan landasan Aksiologis
Persamaan Filsafat dan Ilmu
Keduanya berhak memberikan sintesis,
yaitu suatu pandangan yang
bergandengan

Keduanya memberikan pengertian mengenai


hubungan atau koheren yang ada antara
3
kejadian-kejadian yang kita alami dan
mencoba menunjukkan sebab-sebabnya
2 4
Keduanya mempunyai metode dan sistem

Keduanya berhak memberikan


Keduanya mencari rumusan yang
sebaik-baiknya dan menyelidiki objek
selengkap lengkapnya sampai ke akar-
1 5
penjelasan tentang kenyataan
seluruhnya timbul dari hasrat
manusia (objektivitas) akan
akarnya
pengetahuan yang lebih mendasar
Perbedaan Filsafat dan Ilmu:

Objek Material Filsafat bersifat


Universal (umum), sedangkan Objek
Material Ilmu bersifat Khusus dan
Empiris. 1
Objek Formal filsafat bersifat Non
Fragmentaris, sedangkan Ilmu bersifat

Filsafat dilaksanakan dalam suatu


2 Fragmentaris, Spesifik, dan Intensif.

suasana pengetahuan yang menonjolkan


daya spekulasi, kritis, dan pengawasan.
Sedangkan Ilmu haruslah diadakan riset
lewat pendekatan Trial and Error.
3 Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh
dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari,
Filsafat memberikan penjelasan terakhir sedangkan Imu bersifat diskursif, yaitu
yang mutlak dan mendalam sampai menguraikan secara logis, yang dimulai
dari tidak tahu menjadi tahu.
4
mendasar (primary cause), sedangkan
ilmu menunjukkan sebab-sebab yang
tidak begitu mendalam yang lebih dekat
yang sekunder (secondary cause).
5
Tujuan Filsafat Ilmu

Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara


menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat
dan tujuan ilmu.
1 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan
dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga

Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa


2 kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
dalam mendalami studi di perguruan tinggi,
terutama untuk membedakan persoalan yang 3 Mendorong para calon ilmuwan dan iluman
ilmiah dan nonilmiah.
4 untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber
dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada 5
pertentangan.
BAB 2
Sejarah Perkembangan Ilmu
A. LANDASAN ILMU DI PADA
ZAMAN YUNANI

Periode filsafat Yunani merupakan periode


sangat penting dalam sejarah peradaban
manusia karena pada waktu ini terjadi
perubahan pola pikir manusia dari
mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir
mitosentris adalah pola pikir masyarakat
yang mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam.
B. PERKEMBANGAN ILMU
D
D D
ZAMAN ISLMA
D
D

Sejak awal kelahirannya, islam sudah memberikan


penghargaan yang begitu besar pada ilmu.
Sebagaimana sudah diketahui, bahwa Nabi Muhammad
Saw. Ketika diutus oleh Allah sebagai rasul, hidup
dalam masyarakat yang terbelakang dimana panisme
tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat pada
masyarakat Arab masa itu. Kemudian Islam
menawarkan cahaya penerang yang mengunah
masyarakt Arab jahiliyah mejadi masyarakat yang
berilmu dan beradab.
Perkembangan ilmu zaman islam
mempunyai beberapa fase yaitu :
• Penyampaian Ilmu dan Filsafat Yunani ke
Dunia Islam.
• Perkembanagan Ilmu pada Masa Islam
Klasik.
• Perkembangan Ilmu pada Masa Kejayaan
Islam.
• Masa Keruntuhan Ttradisis Keilmuan
dalam Islam.
B. KEMAJUAN ILMU ZAMAN
RENAISANS DAN MODERN
• Masa Renaisans.
• Zaman Modern.
• Ilmu yang berbasis rasionalisme dan
empririsme.
• Perkambangan filsafat pada zaman
modern.
C. KEMAJUAN ILMU ZAMAN
KONTEMPORER
Zaman kontemporer dalam konteks ini
adalah era tahun-tahun terakhir yang kita
jalanin hingga saat sekarang ini hal yang
membedakan pengamatan tentang ilmu di
zaman modern adalah era kontemporer
adalah bahwa zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang berawal sejak
sekitar abad ke15 sedangkan zaman
kontemporer memfokuskan sorotannya
pada berbagai perkembangan terakhir
yang terjadi hingga saat ini
BAB 3
Pengetahuan dan Ukuran
Kebenaran
Bagian ketiga dari buku ini menjelaskan tentang pengetahuan dan ukuran kebenaran.
Banyak defenisi yang dikemukan dalam buku ini. Namun salah satu di antaranya yang
menyatakan: pengentahuan adalah kebenaran. Disepakati bahwa ada empat macam
pengetahuan yaitu pengetahuan biasa (common sense), pengetahuan ilmu (pengetahuan
common sense yang terorganisasi dan sistematis) dan pengetahuan filsafat serta
pengetahuan agama. Secara teori, hakikat pengetahuan dapat diperoleh melalui dua
pandangan yaitu pandangan realisme dan idealisme. Pengetahuan menurut pandangan
realisme adalah gambaran atau copy dari yang sebenarnya ada dalam alam nyata,
artinya pengetahuan adalah benar dan tepat jika sesuai dengan kenyataannya, sementara
ajaran idealisme menegaskan bahwa pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan
kenyataan adalah mustahil, pengetahuan adalah sebuah proses mental/psikologis yang
bersifat subyektif.
Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa ada tiga sumber
pengetahuan yaitu secara empiris yaitu melalui pengalaman.
John Locke adalah bapak empirisme dengan teori tabula
rasanya. Kelemahan dari teori ini terletak pada
kelemahan/keterbatasan indera sebagai pengumpul
pengalaman. Teori yang kedua adalah rasionalisme yang
lebih mengutamakan pada kemampuan akal sebagai dasar
kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal melalui kegiatan menangkap
obyek.Intuisi adalah salah satu sumber pengetahuan yang
merupakan hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi,
demikian yang dikatakan oleh Henry Bergson. Sumber
pengetahuan tertinggi adalah wahyu yang merupakan
penyampaian pengetahuan langsung dari Allah S.W.T
melalui nabi dan rasul-Nya tanpa upaya, tanpa bersusah
payah dan tanpa memerlukan waktu untuk mendapatkannya.
Kebenaran epistemologis adalah
kebenaran yang berhubungan dengan
pengetahuan manusia
Penjelasan tentang ukuran kebenaran juga
merupakan sub-bagian dari bagian ketiga buku kebenaran dalam ontologis adalah
ini. Berpikir adalah suatu proses untuk kebenaran sesebagai sifat dasar yang
memperoleh kebenaran, namun kebenaran melekat pada hakikat segala sesuatu yang
ada atau duadakan
yang didapat adalah kebenaran yang bersifat
relatif. Karena sifat relatifnya itulah maka
kebenaran semantis adalah kebenaran
dibuat 10%
kategari kebenaran dalam tiga jenis
40% yang terdapat dan melekat dalam tutur
yaitu20%kebenaran epistemologis, kebenaran kata dan bahasa.
ontologis dan kebenaran semantis.
30%
Dalam bagian ini yang dijelaskan hanya kebenaran epistemologis saja
dengan anggapan penulis bahwa kebenaran ontologis dan semantis sudah
tercakup didalamnya. Ada empat teori yang menjelaskan tentang kebenaran
epistemologi yaitu
• pertama adalah teori korespondensi, yang menyatakan bahwa kebenaran
adalah kemanunggalan antara subyek (esensi yang diberikan) dengan
obyek (esensi yang melekat pada obyeknya).
• Kedua adalah teori koherensi yang menyatakan bahwa kebenaran
ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-
putusan sebelumnya yang telah diketahui dan diakui kebenarannya
terlebih dahulu. Disebut koheren jika memenuhi empat syarat penegrtian
yang bersifat psikologis, logis, kepastian dan keyakinan tidak dapat
dikoreksi dan kepastian yang dignakan dalam pembicaraan umum.
• Teori kebenaran yang ketiga adalah pragmatisme kebenaran yang
menyatakan bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil semata-mata
bergantung pada azas manfaat (bersifat fungsional bagi manusia) dan
teori terakhir adalah agama sebagai teori kebenaran. Dalam teori ini
sesuatu dinyatakan benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu
sebagai penentu kebenaran mutlak.
Bagian terakhir dari bab ini adalah klasifikasi dan hierarki
ilmu. Al-Farabi, Al-Ghazali, Quthb al-Din dan Muhammada al-
Bahi adalah cendekiawan muslim yang banyak menulis tentang
klasifikasi ilmu. Al-Ghazali adalah salah satunya yang memberikan
pengklasifikasian ilmu yang terdiri dari ilmu syar’iyyah dan
aqliyyah. Ilmu Syar’iyyah meliputi al-ushul yaitu ilmu tauhid,
kenabian, akhirat dan sumber ilmu (Al-Qur’an, Hadist, ijma dan
tardisi sahabat), furu yaitu : ilmu ibadah, muamalah dan
akhlak.Sementara ilmu Aqliyyah meliputi matematik, logika,
fisika, kedokteran, kimia dan ilmu tentang metafisika.
BAB 4
Dasar-Dasar Ilmu (Ontology,
Epistemology, Aksiologi)
A. Ontologi
Ontologi merupakan salah satu lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno. Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan
bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini ? pertama
kali orang dihadapkan pada adanya 2 macam kenyataan, yang pertama
kenyataan yang berupa materi yang kedua kenyataan yang berupa rohani.
Term ontologi pertamakali dikenalkan oleh rodolf goclenius pada tahun 1636
M, untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis,
dalam perkembangannya Rudolf Wolf membagi metafisika menjadi 2 yaitu
metafisika umum dan metafisika khusus, metafisika umum dimaksuidkan
sebagai istilah lain ontology, dengan demikian metafisika umum atau ontology
adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau
paling dalam dari segala sesuatu yang ada, sedang metafisika khusus masih

dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi dan teologi .


EPISTIMOLOGI AKSIOLOGI 2019
Pengertian aksiologi
Epistimologi adalah yang dikutip penulis
cabang filsafat yang berasal dari buku jujun s
berurusan dengan suria sumantri yang
hakikat dan lingkup berarti sebagai teori nilai .
pengetahuan, yang berkaitan dengan
pengandaian dan kegunaan dari
dasar dasarnya serta pengetahuan yang
pertanggung jawaban diperoleh.
Dari definisi mengenai
atas pernyataan
aksiologi, terlihat jelas
mengenai bahwa permasalahan
pengetahuan yang yang utama adalah
dimiliki. Pengetahuan mengenai nilai, niai yang
yang diperoleh oleh dimaksud adalah sesuatu
manusia melalui akal, yang dimiliki manusia
indera dan lain lain untuk melakukan
meiliki metode berbagai pertimbangan
tersendiri dalam teori tentang apa yang dinilai,
pengetahuan teori tentang nilai dalam
filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan
estetika.
Bab 5
Bahasa, Matematika, Statistik dan Logika
Bahasa
Bahasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu dan sekaligus membedakan manusia dengan
ciptaan Tuhan yang lainnya karena bahasa memegang
peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup
dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat
manusia jarang memperhatikan bahasa dan
menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa. Bahasa
sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam
seluruh proses berpikir ilmiah, dimana bahasa
merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang
berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Dalam
penjelasan lebih lanjut, bahasa sebagai simbol dalam
memperoleh pengetahuan.
D
D D
Joseph Broam mengatakan bahwa a language is a structured
D
D

system of arbitrary vocal symbols by means of wich members of


social group interact “bahasa adalah suatu sistem yang
berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang digunakan oleh
para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu
sama lain”.

Penulis mengungkapkan fungsi bahasa secara umum yaitu


koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat, penetapan pemikiran
dan pengungkapan, penyampaian pikiran dan perasaan,
penyenangan jiwa dan pengurangan kegoncangan jiwa, ada pula
menurut Halliday fungsi bahasa adalahfungsi instrumental, fungsi
regulatoris, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik,
fungsi imajinatif dan fungsi representasional.
Matematika
Berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
matematika merupakan salah satu sarana kegiatan
ilmiah, sebagai bahasa matematika yang melambangkan
serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang
bersifat artifisial (buatan) yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu
matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus
yang mati.
Sebagai sarana berpikir deduktif matematika merupakan
cara berpikir dengan menarik kesimpulan yang
merupakan konsekuensi logis dari fakta-fakta yang
mendasarinya. Dalam penalaran deduktif bentuk
penyimpulan yang banyak digunakan adalah sistem
silogisme dan bahkan silogisme ini disebut juga sebagai
perwujudan pemikiran deduktif yang sempurna.
Statistik
Bila ditinjau dari cara berpikirnya, maka ilmu
merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
induktif untuk itu penalaran ilmiah menyandarkan
diri pada proses logika deduktif dan logika induktif,
matematika mempunyai peranan yang penting
dalam berpikir deduktif sedangkan statistik
mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Statistik sebagai sekumpulan metode
untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam
keadaan yang tidak menentu.
Logika
Logika adalah sarana berpikir sistematis valid dan
dapat dipertanggungjawabkan, karena itu berpikir
logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan
berpikir. Cara menggunakan logika adalah berpikir
benar dengan mencintai kebenaran, menyadari
dengan apa yang sedang dilakukan, menyadari
dengan benar apa yang sedang dikatakan,
membuat perbandingan dan pembagian yang
benar, membuat kesimpulan dengan benar.
Dengan demikian bahasa, matematika dan statistik serta logika merupakan sarana
untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan kemampuan kebahasaan akan
terbentang luas cakrawala berpikir seseorang sehingga tiada batas dunia baginya.
Matematika juga merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaian pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika
bersifat artifisial (buatan) yang mempunyai arti tersendiri. Sementara buku ini
mendefenisikan statistik sebagai sekumpulan metode untuk membuat keputusan
yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu. Sarana ilmiah lainnya adalah
logika. Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggung-jawabkan. Untuk mendapatkan sebuah kesimpulan, mungkin
membutuhkan pemikiran yang rumit, panjang dan berliku-liku, sehingga diperlukan
hukum-hukum pikiran beserta mekanisme yang dapat digunakan secara sadar
untuk mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang itu. Buku ini
10%
menyebutkan ada tujuh aturan berpikir dengan benar yaitu : mencintai kebenaran,
40%
menyadari
20% apa yang dikerjakan, menyadari apa yang dikatakan, dapat
membedakan dua hal yang “sama” tetapi tidak “identik”, mencintai definisi yang
tepat,30%
menyadari kenapa membuat kesimpulan demikian dan mampu menghindari
dan mengindentifikasi kesalahan pemikiran.
III. Analis
Kelebihan dan Kekurangan Buku
KELEBIHAN BUKU
Dapat langsung memahami unsur-unsur
pokok ilmu dan memahami sumber,
hakikat tujuan ilmu

Di tulis dengna runtut sehingga Dapat menjadi pedoman bagi para dosen dan
pembaca dapat memahami dengan jelas mahasiswa dalam mendalami studi diperguruan
apa yang terdapat dalam buku tersebut tinggi, terutama untuk membedakan persoalan
yang ilmiah dan non ilmiah

Buku bermanfaat membantu para


mahasiswa dan dosen dalam Memahami sejarah pertumbuhan,
perkuliahan perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang khususnya bidang ilmu
Bahasa dan sastra Indonesia, sehingga
Buku berguna terutama untuk kita mendapat gambaran tentang proses
menyelami dan memperluas wawasan ilmu kotemporer secara historis.
tentang hakikat dan makna filsafat
ilmu secara filosofis.
KEKURANGAN BUKU
Penulis mendapatkan banyak kesalahan dalam penulisan
kaidah Bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)Misalnya penulisan huruf besar dan huruf kecil.

Halaman 58
Berdasarkan teori Gravitasi dan perhitungan-
perhitungan yang di lakukan Newton, dapat
diterangkanlah dasar dari semua lintasan planet
dan bulan, pengaruh pasar air Samudra dan lain-
lain peristiwa astronomi, justru dalam lapangan
astronomilah, ketepatan teori Gravitasi makin
meyakinkan, sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya Gravitasi ini

Berdasarkan teori gravitasi dan perhitungan-


perhitungan yang di lakukan Newton, dapat
diterangkanlah dasar dari semua lintasan planet
dan bulan, pengaruh pasar air Samudra dan lain-
lain peristiwa astronomi, justru dalam lapangan
astronomilah, ketepatan teori gravitasi makin
meyakinkan, sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya gravitasi ini
KEKURANGAN BUKU
Penulis mendapatkan banyak kesalahan dalam penulisan
kaidah Bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)Misalnya penulisan huruf miring.

Halaman 183
Dengan demikian, jika hal tersebut dikaitkan
dengan berfikir ilmiah, sarana ilmiah
merupakan alat bagi cabang-cabang
pengetahuan untuk mengembangkan materi
pengetahuan berdarsakan metode ilmiah.

Dengan demikian, jika hal tersebut dikaitkan


dengan berfikir ilmiah, sarana ilmiah
merupakan alat bagi cabang-cabang
pengetahuan untuk mengembangkan materi
pengetahuan berdarsakan metode ilmiah.
IV. Kesimpulan
KESIMPULAN
Jadi filsafat dalam buku ini adalah
semua ilmu, namun pada
Buku ini
perkembangannya filsafat menjadi membahas
bagian dari ilmu itu sendiri,
dengan perkembangan yang sangat
sejarah
pesat ilmu semakin jauh dari perkembangan
induknya bahkan telah
mengakibatkannya munculnya
ilmu. Obyek,
arogansi dan kompartementalisasi metode, dan
antara satu bidang ilmu dengan
ilmu lainnya
tujuan ilmu,
. serta hakikat
. sumber
pengetahuan
dan kriteria
kebenaran.
LANJUTAN
Dan pokok pembahasan dalam buku ini
adalah hakikat ilmu dan pengetahuan dan
sumber pengetahuan, teori kebenaran.
Disamping itu, filsafat ilmu juga
membahas persoalan objek, metode, tujuan
ilmu, yang tidak kalah pentingnya adalah
sarana ilmu..

Anda mungkin juga menyukai