Anda di halaman 1dari 74

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Integrasi Penguatan Pendidikan


Karakter, Literasi dan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Pembelajaran
LATAR BELAKANG

• PEMBANGUNAN SDM GERAKAN PENDIDIKAN DI


BERLANGSUNGNYA REVOLUSI SEBAGAI FONDASI SEKOLAH UNTUK MEMPERKUAT
DIGITAL PEMBANGUNAN BANGSA KARAKTER SISWA MELALUI
HARMONISASI OLAH HATI (ETIK),
PERUBAHAN PERADABAN • GENERASI EMAS 2045 OLAH RASA (ESTETIK), OLAH
MASYARAKAT YANG DIBEKALI PIKIR (LITERASI), DAN OLAH
KETERAMPILAN ABAD 21 RAGA (KINESTETIK) DENGAN
SEMAKIN TEGASNYA • MENGHADAPI KONDISI
FENOMENA ABAD DEGRADASI MORAL, DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK
KREATIF ETIKA, DAN BUDI DAN KERJA SAMA ANTARA
PEKERTI SEKOLAH, KELUARGA, DAN
MASYARAKAT YANG
MERUPAKAN BAGIAN DARI
GERAKAN NASIONAL REVOLUSI
MENTAL (GNRM)
OUTPUT: GENERASI EMAS 2045
YANG DIBEKALI KETERAMPILAN ABAD 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa

1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks

• Religius • Literasi baca tulis • Berpikir kritis


• Nasionalis • Literasi berhitung • Kreativitas
• Mandiri • Literasi sains • Komunikasi
• Integritas • Literasi teknologi • Kolaborasi
• Gotong royong informasi dan komunikasi
• Toleransi • Literasi finansial
• Tanggungjawab • Literasi budaya dan
• kewarganegaraan
Kreatif
• Peduli lingkungan

Sumber: Kemendikbud 2016


KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi pekerti)
Penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan
nasional
Jaminan hidup yang memadai bagi para guru khususnya di
daerah terpencil
Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan
pendidikan

“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter sebagai
fondasi dan ruh utama
pendidikan.”
7
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Sikap Spiritual
Esa
Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis
Sikap Sosial
serta bertanggung jawab
Pengetahuan Berilmu
Keterampilan Cakap dan kreatif

.... memanusiakan manusia ......


TUJUAN

a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai poros
utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di
seluruh wilayah Indonesia

b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan
dengan keterampilan abad 21

c. Mengembalikan pendidikan karakter melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi), dan olah raga (kinestetik)

d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, komite sekolah,
pengawas, dan dinas) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter

e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah

f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).

9
Rasional
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”

b. Agenda Nawacita No. 8


Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.

c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.

d. RPJMN 2015-2019
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral,
akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”

e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045


yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.

f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.

10
Tantangan Pendidikan

a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis


melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)

b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak


antara sekolah, orang tua dan masyarakat

d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal bangsa

e. Terbatasnya pendampingan orang tua


Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya

f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur


Keterbatasan prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut),
sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.

11
Religius
 Ajaran agama dan  Iman, ajaran agama,
kepercayaan yang keyakinan, tata cara
diwujudkan dalam cara beribadah
berelasi dengan sesama
 Toleransi, tolong
menolong, rukun,  Harmoni dengan
damai, menghormati alam, menjaga
perbedaan agama dan keutuhan ciptaan
kepercayaan,  Bersih, menjaga
persahabatan, membela lingkungan
dan melindungi yang
lemah
Sumber: Ilza M. 2016. Revolusi Mental dalam
Pendidikan
Nasionalis
 Sikap untuk mampu mengapresiasi, menjaga,
mengembangkan kekayaan budaya bangsa sendiri
(kebijaksanaan, keutamaan, tradisi, nilai-nilai, pola
pikir, mentalitas, karya budaya) dan mampu
mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga
semakin memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
 TeksBerprestasi, rela berkorban, mengutamakan
kepentingan bangsa, cinta tanah air, mengutamakan
produk Indonesia, taat hukum, disiplin

 teks

Sumber: Ilza M. 2016. Revolusi Mental dalam


Pendidikan
Mandiri

 Sikap percaya pada


kemampuan, kekuatan,
bakat dalam diri sendiri,
tidak tergantung pada
orang lain
 Profesional, kreatif,
sehat, tahan banting,
semangat kerja, berani,
teguh dalam prinsip,
pembelajar sepanjang
hayat

Sumber: Ilza M. 2016. Revolusi Mental dalam


Pendidikan
Gotong Royong
 Kemampuan bekerjasama satu sama lain dalam rangka
memperjuangkan kebaikan bersama bagi masyarakat luas, terutama
bagi mereka yang sangat membutuhkan perhatian karena miskin,
tersingkir, dan terabaikan di dalam masyarakat.
 Kerjasama, solidaritas, terlibat dalam komunitas, berorientasi pada
kemaslahatan bersama

Sumber: Ilza M. 2016. Revolusi Mental dalam


Integritas
 Mampu menyelaraskan
pemikiran, perkataan dan
perbuatan yang
merepresentasikan perilaku
bermoral yang kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional.
 Keteladanan, sopan, kejujuran,
cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, sportif,
tanggungjawab, antikorupsi.

Sumber: Ilza M. 2016. Revolusi Mental dalam


Pendidikan
IMPLEMENTASI KONSEP PPK

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS


BUDAYA SEKOLAH
Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
Keteladanan pendidik
Ekosistem sekolah
Norma, peraturan, dan tradisi sekolah

17
Input : Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan dengan Intrakurikuler,
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Nonkurikuler di Sekolah

1. Intra-kurikuler:
• Seluruh Mata Pelajaran.
2. Ko-Kurikuler:
• Studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman budaya, madrasah
diniyyah, komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
• Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Olah Raga, dsb.
4. Non-Kurikuler:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah, Membaca Buku, Berdoa Bersama,
Membersihkan Lingkungan, Latihan Memimpin di Kelas
Variasi Metode Pembelajaran:
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
Metode pembelajaran melalui penemuan/ pencarian/penelitian
(inquiry/discovery learning)
Dsb

Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
(Etika) Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
(Kinestetika) (Literasi) Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
(Estetika) Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter


Ki Hajar Dewantara Kristalisasi Nilai-Nilai

*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah 19
SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Penguatan Nilai Utama:
Waktu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu
Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi.

Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan PPK


Kegiatan Belajar – Mengajar bersama orang tua:
Waktu
Interaksi dengan
Belajar*
orang tua dan
lingkungan / sesama
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua &
masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa, Sastra, KIR,
Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama.

*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah 20


** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK

Menghargai religiusitas dan Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai Persatuan Indonesia dengan mencintai
keberagaman (Yayasan Sultan Iskandar mandiri, kerja keras dan gotong royong. dan menghormati keberagaman budaya
Muda, Medan) di Indonesia.

Upacara bendera
Ujian sebagai setiap hari Senin di
pembiasaan sekolah menjadi
nilai-nilai salah satu
integritas. aktualisasi nilai-
nilai
nasionalisme.

Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara, Tempo


21
MANFAAT DAN IMPLIKASI
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa 1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat
dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah 2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan non
dengan pengawasan guru kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni
budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta keagamaan

3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan kewajiban 3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru
jam mengajar Guru sebagai inspirator PPK dan pelatihan secara berkelanjutan

4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah 4. Dukungan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
dan partisipasi masyarakat dalam penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku,
peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring
kolaborasi pelibatan publik

5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) 5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi
hari infrastruktur dan keberagaman kultural daerah/wilayah

6. Mengembalikan evaluasi pembelajaran siswa menjadi hak dan 6. Kajian Pelaksanaan moratorium Ujian Nasional (UN)
wewenang guru baik secara pribadi maupun kolektif

7. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat 7. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang
pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya transparan dan akuntabel 22
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Tujuan
Tujuan pelatihan pada Modul 3 adalah agar peserta:
1. Memahami pentingnya PPK dalam proses belajar mengajar di
kelas
2. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui
mata pelajaran maupun tema
3. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui
metode mengajar yang dipilih
4. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui
pengelolaan kelas
5. Mampu memodelkan proses belajar mengajar yang sekaligus
menguatkan pendidikan karakter siswa melalui mata pelajaran
atau tema, metode mengajar, dan pengelolaan kelas
BASIS PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK
3 Basis Pendekatan PPK
 Teks

Komunitas Religius 1
5 Nilai Utama Nasionalis 2
Revolusi
Mental  Teks Kultur Sekolah Mandiri 3
Gotong Royong 4
 teks
Kelas Integritas 5
Pertanyaan Refleksif

“Selama para guru mengajar adakah


kesempatan bagi mereka untuk
mengintegrasikan pengembangan
karakter?”
PPK Berbasis Kelas
1. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
2. PPK Melalui Manajemen kelas
3. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode
Pembelajaran
Materi

Manajemen
kelas PPK Berbasia Kelas Metode
CURAH PENDAPAT
1. Apa yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan metode
penguatan pendidikan karakter?
2. Apa yang bisa dilakukan guru untuk mengorganisasikan siswa
dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter?
3. Apa yang bisa dilakukan guru untuk mengatur fisik kelas
dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter?
4. Apa yang bisa dilakukan guru untuk mengatur lingkungan
sosial kelas dalam menumbuhkan dan mengembangkan
karakter?
CONTOH JARINGAN TEMATIK DALAM SATU SUB TEMA
KELAS 5 TEMA 6 ST 1
CONTOH: JARINGAN TEMATIK DALAM 1 PEMBELAJARAN
CONTOH: KELAS 5 TEMA 6 SUBTEMA 1 PB 2

No Mapel Kompetensi Dasar Materi Nilai Utama Karakter

1 B. Indonesia 3.3 Meringkas teks penjelasan(eksplanasi) dari Teks Penjelasan  


media cetak atau elektronik. (eksplanasi)

    4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan


(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik
dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual

 2  IPA 3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam Kalor


kehidupan sehari-hari. Karakter
Operasional
    4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang
perpindahan kalor.
 3 SBdP 3.2 Memahami tangga nada. Tangga Nada
    4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai tangga
nada dengan iringan musik.
Integrasi dalam Pembelajaran

Silahkan membuat contoh cara


mengintegrasikan PPK nasionalisme,
integritas, mandiri, gotong royong, religius
pada bagian awal KBM; kegiatan inti KBM;
kegiatan akhir KBM
Integrasi PPK dalam Mata Pelajaran

• Peserta dibagi dalam kelompok mata pelajaran/guru kelas


• Masing-masing kelompok dibekali dengan KI dan KD untuk
mata pelajaran yang dibahas
• Peserta membaca rincian masing-masing dari 5 karakter inti
• Dalam kelompok masing-masing peserta merancang
minimal satu aktivitas berdasarkan KD yang dipilih untuk
mengintegrasikan 5 karakter inti dalam proses
pembelajaran (kegiatan awal,inti, akhir)
Terima Kasih

foto: anakbersinar.com
LATAR BELAKANG (1)
LATAR BELAKANG (2)
LITERASI
Strategi Membangun Budaya Literasi
Apakah Teks itu?
Literasi dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Sosok Literat
•Mampu menentukan seberapa banyak informasi yang dibutuhkan.
•Mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
•Mampu mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
•Mampu memadukan informasi yang dipilih ke dalam pengetahuan diri.
•Mampu menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.

(Unesco 2008)
Literasi dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

•Menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman sebelumnya.


•Melakukan preview dan prediksi untuk meningkatkan pemahaman teks.
•Mengelola informasi dan menerapkan kerangka dan kategori yang bermaka.
•Mampu menggunakan pancaindra (melihat, mendengar, merasakan, membaui, atau
mengecap) gambaran yang disampaikan dalam teks tulis.
•Memantau pemahaman secara mandiri.
•Mengevaluasi teks secara kritis.
•Memberikan penilaian terhadap bentuk dan/atau isi teks.
•Menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari teks untuk situasi baru.

(Moore dkk. 2003)


(Cf. Moreillon, J. “Inquiry Learning and Reading Comprehension Strategy Instruction: Processes that Go.” Knowledge Quest 43.2.)
Indikator Literasi dalam Pembelajaran
(1)
Indikator Literasi dalam Pembelajaran
(2)
Istilah Teknis
(1)Think-aloud: strategi untuk membunyikan secara lisan pada saat berusaha
memahami bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan.
(2)Inferensi: simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks.
Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada dalam teks.
(3)Keterkaitan antarteks atau intertekstualitas merujuk pada keterkaitan teks dengan
teks yang pernah dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks
dengan hal lain.
Istilah Teknis
(1) “Ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi, mengidentifikasi gagasan utama,
menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang isi, dan sebagainya.
(2) Evaluasi teks dapat berwujud antara lain (a) membuat opini terkait teks; (b) membuat penilaian
langsung; (c) intertekstualitas; (d) memilih/menentukan moda yang paling sesuai untuk tujuan tertentu.
(3) “Moda” merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan (teks tulis, audio, visual,
audiovisual, digital, kinestesik, dsb.).
(4) Pengatur grafis (graphic organizers): berbagai bentuk tabel atau grafik untuk membantu pemahaman
dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan.
Contoh Pengatur Grafis dan Fungsinya
PENGATUR GRAFIS FUNGSI
Adik Simba (Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Untuk mengumpulkan informasi faktual.
Mengapa, Bagaimana)
Diagram Venn Untuk membandingkan.
Jaring Laba-laba Untuk menggali pertanyaan dan membuat
catatan.
Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair- Untuk menuliskan proses berpikir dengan orang
Share) lain.
Tahu-Ingin-Pelajari (KWL Chart) Untuk menggali hal-hal yang sudah diketahui
dan yang ingin diketahui.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai kemampuan berfikir tingkat tinggi
merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif. Kemampuan berfikir ini
akan muncul ketika individu atau siswa dihadapkan pada
masalah yang belum mereka temui sebelumnya.
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi adalah kemampuan
bagaimana siswa melakukan transformasi terhadap informasi
dan ide. Transformasi terjadi bila siswa memadukan fakta dan
ide, melakukan sintesa, menggeneralisasi, menjelaskan,
mengajukan dugaan/asumsi /hipotesa , menyimpulkan dan
melakukan interpretasi. Memanipulasi informasi dan ide melalui
proses ini akan membuka kesempatan siswa untuk
menyelesaikan permasalahan, mencapai pemahaman dan
menemukan makna baru
Dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi , siswa merupakan berperan
sebagai PRODUCER OF KNOWLEDGE
Tugas Guru
Menciptakan kegiatan dan lingkungan yang
memberikan kesempatan kepada siswa melibatkan
kemampuan berpikir tingkat tingginya
LOTS (Low Order Thinking Skill) merupakan
keterampilan berfikir tingkat rendah, siswa hanya
berfikir untuk jawaban yang terbatas pada
pengetahuan tingkat rendah misalkan jawaban atas
pertanyaan sesuai teks.
Kelas dengan LOTS
• Siswa menerima pengetahuan/informasi
• Siswa mengulang pengetahuan/informasi
• Siswa berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat
rutinitas
• Kelas LOTS adalah kelas yangkegiatannya siswa
hanya mereproduksi pengetahuan dari guru
Kelas dengan HOTS ? Siswa :
• Bertanya
• Melakukan penyelidikan/investigasi/penelitian
• Melakukan pembelajaran aktif
• Melakukan presentasi dengan berbagai media
• Bekerja dalam kelompok kecil
• Sibuk
• Saling berbagi strategi
Bagaimana suasana kelas HOTS ?
• Aman
• Mendukung
• Menantang
• Memotivasi
• Tidak menghakimi
• Penuh penghargaan
Bagaimana Kelas yang HOTS
• Terdapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang
melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi ,
memberikan alternatif tanggapan/jawaban,
melibatkan penyelesaian permasalahan
• Kemampuan berpikr diajarkan secara EKSPLISIT dalam
konteks yang otentik dan bermakna
• Siswa bekerja dalam berbagai macam kegiatan dan
kelompok
HOTS DAN LOTS
Mengkreasi
Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu.
Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.
 
Mengevaluasi
Menilai suatu keputusan atau tindakan.
Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi
penilaian.
  HOTS
 Menganalisis
Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.
Higher Order Thingking Skills
Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan,  
menemukan.
  LOTS
Menerapkan
Menggunakan informasi dalam situasi lain. Lower Order Thingking Skills
Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.
 
Memahami
Menerangkan ide atau konsep.
Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.

Mengingat
Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.

65
Contoh pertanyaan untuk Analisis
• Jika terjadi…., bagaimana akhir dari cerita ini ?
• Peristiwa/kejadian apa yang seharusnya tidak terjadi ?
• Bagaimana poin A dapat dikatakan memiliki persamaan
dengan poin B ?
• Menurutmu, apakah hasil dari ini ?
• Mengapa peristiwa ini dapat terjadi ?
• Jelaskan perbedaan antara A dan B ?
Contoh kegiatan dan produk untuk
ANALISIS
• Mendesain kuesioner sederhana untuk mengumpulkan informasi
• Membuat iklan untuk menjual suatu produk
• Membuat bagan yang menunjukkan tahapan peristiwa
• Membuat grafik yang menjelaskan informasi
• Membuat pohon keluarga untuk menunjukkan keterkaitan
• Membuat laporan
• Menyusun biografi pendek seseorang
Contoh pertanyaan untuk EVALUASI
• Menurutmu, apakah si A baik atau jahat/buruk ?
• Apakah ada solusi terbaik untuk….. ?
• Bagaimana perasaanmu jika…. ?
• Apakah keuntungan dan kerugian dari…. ?
• Siapakah yang akan mendapatkan keuntungan dan
kerugian dari ini ?
Contoh kegiatan dan produk untuk
EVALUASI
• Menyusun daftar kriteria untuk menilai sesuatu
• Melakukan debat terhadap suatu permasalahan
• Menulis surat memberikan saran untuk perubahan
yang dibutuhkan seseorang/suatu institusi dll
Contoh Pertanyaan untuk CREATING
• Desainlah sebuah….untuk….
• Dapatkah anda/kamu memberikan alternatif solusi
untuk…
• Dapatkah anda/kamu menciptakan penggunaan
baru dari benda ini ?
Contoh kegiatan dan produk untuk
Creating
• Mendesain mesin/alat untuk melakukan tugas tertentu
• Memberikan nama suatu benda dan merancang kampanye
pemasarannya
• Menjual sebuah pemikiran
• Mendesain cover buku atau majalah
• Menyusun/membuat lagu, pantomin, drama, bermain
peran tentang ….
Kerangka Penyusunan KD Lama
Mencipta

Mengevaluasi

SMA/SMK
Menganalisis

Menerapkan

SMP
Memahami

Mengingat
SD
Dimensi Proses
Berpikir

ti f
ra
l
g ni
l al du ko
ua tu e a
kt ep os et
Fa ns Pr M
Ko

SMA/SMK

Keluasan &
Kedalaman

SMP

Faktual

SD Konseptual

Kerangka Penyusunan KD Revisi Pro


Prosedural
Metakognitif
SEKIAN
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai