Anda di halaman 1dari 39

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Matakuliah
ILMU KEALAMAN DASAR (IKD)
.
1.Klasifikasi Sumber Daya Alam
2.Konsep-konsep pengelolaan sumber daya alam
3.Menjelaskan Masalah kependudukan dan
Lingkungan Hidup
4.Prinsip dan Usaha pelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup
KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Apa yang Anda temukan jika Anda pergi ke hutan, laut, atau
pegunungan? Anda pasti akan menjawab, baik di hutan, laut
atau pegunungan akan menemukan kekayaan hutan berupa
jenis – jenis tumbuhan dan jenis – jenis hewan, serta kekayaan
lautan berupa jenis – jenis ikan, rumput laut dan sebagainya.
Disamping itu kita akan menemukan kekayaan barang
tambang seperti berbagai macam mineral dan minyak bumi.
Semua kekayaan tersebut merupakan sumber kekayaan bumi
baik biotik maupun abiotik.
• Anda tentu sudah mengetahui bahwa sumber daya alam merupakan
kekayaan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia. Karena semua kekayaan bumi baik biotik
maupun abiotik dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia yang disebut sumber daya alam (SDA).
Kehidupan manusia di bumi ditunjang oleh tersedianya sumber daya
alam. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang paling canggih
sekalipun, manusia tetap akan tergantung pada SDA.
• Pemanfaatan SDA harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestariannya,
karena SDA bersifat terbatas. Maka untuk kelangsungan hidup manusia
perlu diadakan tindakan yang bijaksana dan disertai dengan kesadaran
yang tinggi dalam pengelolaan SDA agar keseimbangan ekosistem
tetap terjaga.
KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP

• Cara apa yang Anda lakukan untuk mengklasifikasikan SDA?


Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan SDA tergantung
kepada tujuan klasifikasinya. Mengapa banyak cara untuk
mengklasifikasikannya? Sebab antarapakar sendiri sering
terjadi perbedaan – perbedaan dalam mengklasifikasikan.
SDA dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut
ini akan disajikan beberapa penggolongan SDA berdasarkan
pada sifat, potensi dan jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).
1. Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai
berikut :
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya :
Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena
dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih
kembali).
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable),
misalnya: minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
c. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari, energi
pasang surut, energi laut dan air dalam siklus hidrologi.
2. Berdasarkan Potensi
• Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa
macam, antara lain sebagai berikut.
a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat
kapas, kaca, dan rosela.
b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas
bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut air laut, dan kincir angin.
Contoh SDA yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi (air terjun )
c. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa
ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
3. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai
berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga
sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang
berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang,
tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); disebut juga sumber
daya alam yang berupa mahkluk hidup. Misalnya :
hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
Ruang lingkup SDA mencakup semua pemberian alam di bawah atau di
atas bumi baik yang hidup maupun yang tidak hidup.
Pengertian SDA meliputi semua sumberdaya dan sistem yang bermanfaat
bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi, dan
keadaan sosial tertentu.
Definisi ini berkembang dan sekarang mencakup sistem ekologi dan
lingkungan.
Setelah lepas dari alam dan dikuasai oleh manusia, maka sumberdaya
tersebut disebut barang-barang sumberdaya (resource commodity ).
Dari definisi tersebut menjadi jelas bahwa yang kita ketahui mengenai
SDA tergantung pada keadaan yang kita warisi, tingkat teknologi saat
ini maupun yang akan datang serta kondisi ekonomi maupun
preferensi pasar (Howe, 1979).
KONSEP-KONSEP PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM

Untuk itu, pengelolaan sumber daya alam seharusnya


mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian
lingkungan.
Eksploitasi sumber daya alam yang hanya berorientasi
ekonomi hanya membawa efek positif secara ekonomi
tetapi enimbulkan efek negatif bagi kelangsungan
kehidupan umat manusia.
Oleh karena itu pembangunan tidak hanya
memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan
aspek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian
serta kemampuan dan daya dukung sumber daya alam
Ada 4 (empat) hal yang perlu dicatat dalam mengelola SDA
(Irawan, 1992) :
• biaya pengambilan/ penggalian semakin tinggi dengan
semakin menipisnya persediaan SDA tersebut
• kenaikan dalam biaya pengambilan/penggalian SDA akan
diperkecil dengan diketemukannya deposit baru serta
adanya teknologi baru
• sebidang tanah tidak hanya bernilai tinggi karena adanya
sumberdaya mineral yang terkandung di dalamnya, tetapi
juga karena adanya “opportunitycost ” berupa keindahan
alam itu
• juga perlu diingat dan dibedakan antara penggunaan
sumberdaya yang bersifat dapat dikembalikan lagi dan
penggunaan sumberdaya yang tak dapat dikembalikan ke
keadaan semula (irreversible )
• Sumberdaya yang menjadi perhatian utama dalam literatur
ekonomi lingkungan adalah sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui. Oleh karena itu alokasi yang dinamik dari waktu ke
waktu adalah penting untuk menjamin alokasi sumberdaya yang
berkelanjutan, diikuti dengan upaya-upaya lain yang bisa
menekan kehabisan sumberdaya.
• Disamping usaha alokasi yang berkelanjutan tersebut,
kelangkaan sumberdaya mempunyai peluang untuk diatasi
yaitu paling tidak melalui 4 cara (Yakin, 1997 : 37) yaitu :
1) eksplorasi dan penemuan ;
2) kemajuan teknologi ;
3) penggunaan sumberdaya substitusi ;
4) pemanfaatan kembali (reuse ) dan daur ulang (recycling ).
Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi
acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta
keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan
lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap
terjamin.
Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya memberi
kesempatan dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam
pemeliharaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
• hak dan kewajiban masyarakat untuk memanfaatkan dan
memelihara keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan
harus dapat dioptimalkan. Kesalahan dalam pengelolaan dapat
berpotensi mempercepat terjadinya kerusakan sumber daya alam,
seperti kerusakan hutan lindung, pencemaran udara, hilangnya
keanekaragaman hayati, kerusakan konservasi alam, dan
sebagainya.
• Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu
dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di
banyak tempat yang antara lain berupa pencemaran dari industri,
pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi
lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan, dan eksploitasi
hutan lindung yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Kendala Pengembangan SDA
• Masalah kebijakan/ peraturan
• Masalah Ketersediaan dan Kelangkaan SDA
• Masalah Lingkungan Hidup
• Masalah Penguasaan Teknologi dalam Penggunaan SDA
• Faktor-faktor Sosial Budaya dalam Penggunaan SDA
• Keadaan ekonomi yang membatasi penggunaan SDA
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

• Indonesia sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sangat


merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat adanya masalah
kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya yang pesat
dan penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang.
• Di samping itu, Indonesia sebagai Negara yang berkembang juga
menghadapi masalah urbanisasi penduduk ke kota-kota yang umumnya
tidak memiliki lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan SDA semakin
diperluas yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.
• Masalah lingkungan hidup (environmental problems) akhir-akhir ini telah
dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik
pemerintah maupun masyarakat di Negara-negara maju yang sedang
berkembang telah memberikan perhatian yang serius pada masalah
tersebut. Dunia semakin menyadari bahwa eksploitasi SDA (natural
resources) yang hanya berorientasi ekonomi tidak hanya membawa efek
positif tetapi juga membawa efek negatif.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk
dunia akan mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB
menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal dimana
penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah
penduduk dunia mencapai 5 milyar jiwa. berikut adalah peringkat
negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):

1. Republik Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa)


2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
• A. Kependudukan
• Sampai kini belum ada orang yang tahu dengan tepat sejak kapan
manusia pertama mendiami bumi ini, orang hanya mampu menaksir
sejak kapan manusia mampu membuat alat-alat batu, yang dikenal
sebagai zaman batu. Pada zaman itu sekitar 8.000-7.000 tahun sebelum
Isa Al-Masih, diperkirakan jumlah penduduk bumi antara 5-10 juta orang
(IKIP, 1988 : 46).
• Dalam determinants and consequens of population growth (united
nation, New York, 1953), disebutkan bahwa manusia telah mendiami ini
sejak 100.000 tahun yang lalu. Pertumbuhan penduduk sangat lambat
karena tingginya angka kematian bayi dimana pengadaan makanan
merupakan faktor utama membatasi pertumbuhan penduduk pada zaman
prasejarah karena pengolahan lahan pertanian yang sangat primitif
(1988). Barulah antara 1.000-300 tahun sebelum Isa Al-Masih terjadi
perbaikan yang berarti dalam bidang pertanian yang ditandai dengan
penggunaan sungai Nil di Mesir di lembah sungai Tigris dan sungai
Eufrhat pada kerajaan Babylonia (Iraq), lembah sungai Kuning (yang tse
kiang) di Tiongkok, lembah sungai Indus di India. Di daerah-daerah
tersebutlah muncul peradaban kuno dimana pertambahan penduduk
berlangsung dengan cepat.
• Pada masa kehidupan nabi Isa a.s. penduduk dunia diperkirakan 200-300
juta jiwa dan pada zaman kerajaan Romawi. Kerajaan tersebut mempunyai
penduduk 50-55 jiwa sedang sebagian besar Amerika, Eropa Utara, lautan
pasifik, dan Asia bagian Utara masih jarang sekali penduduknya (1988).
• Data tersebut diatas masih merupakan perkiraan, belum pernah diadakan
sensus. Baru pada tahun 1650 diadakan untuk pertama kalinya studi
tentang penduduk, meskipun sangat sederhana dan tidak meneliti secara
menyeluruh, perhitungannya masih terpusat di Eropa Saja.
• Pada tahun 1922, A.M. Carr-Sunders menerbitkan bukunya yang berjudul
“The Population Problem: A study in Evolution”, telah membuat taksiran
jumlah penduduk di seluruh dunia, di Eropa termasuk Uni Sovyet, Amerika
Utara, pulau-pulau di lautan pasifik, di Asia, Amerika Latin, dan Afrika pada
tahun 1650, 1750, 1850 dan pada tahun 1900. Kemudian PBB membuat
taksiran sejak 1920 sampai sekarang di daerah-daerah seperti di sebutkan
diatas.
• DR. RK. Sembiring (1985 : 3), menyebutkan, jika penduduk dunia terus
bertambah dalam kira-kira tujuh abad lagi, maka hanya ada tempat untuk
duduk di planet bumi ini.
B. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup berasal dari kata “lingkungan dan hidup” dalam
kamus besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun
kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa terbitan
Balai Pustaka, 1984, lingkungan diartikan sebagai daerah
(kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan alam diartikan
sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme.
Pengertian lingkungan hidup menurut pakar-pakar lingkungan yaitu :

1. Otto Soemarwoto, seorang pakar lingkungan terkemuka mendefinisikan


lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam
ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan (Soemarwoto,
1977:30).
2. ST. Munadjat Danusaputro, mengartikan lingkungan hidup sebagai semua
benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya,
yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup
dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Danusaputro, 1980:67).
3. A.L.Slamet Ryadi, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah suatu ilmu
yang mampu menerapkan berbagai disiplin (fragmen berbagai ilmu dasar)
melalui pendekatan ekologi terhadap masalah lingkungan hidup yang
diakibatkan karena aktifitas manusia sendiri (Ryadi, 1981:11).
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan. (Wikipedia)
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup
Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya.

Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan
Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua
samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi
alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa
Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum


pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara
C. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
NTH.Siahaan, merumuskan sebagai berikut :
1. Semua benda berupa : manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
organisme, tanah, air, udara, rumah, sampah, mobil, angin,
dan lain-lain yang keseluruhannya disebut materi sedangkan
satuan-satuannya disebut komponen.
2. Daya yang disebut energi
3. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi
4. Prilaku / tabiat
5. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada
6. Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi atau
biasa pula disebut jaringan kehidupan (Siahaan, 1987:3).
•Materi ialah segala sesuatu yang ada pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu pula.
Menurut pendapat tradisional semua benda terdiri empat macam yaitu api, air, tanah dan udara
(Husein, 1992:8)
•Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, 4 unsur tersebut tidak dapat bertahan untuk sebagai zat
tunggal. Api bukan materi melainkan gejala panas, atau gejala cahaya. Tanah merupakan
campuran berbagai unsur dan zat persenyawa. Air terbentuk dari persenyawa zat hidrogen dan
oksigen. Udara merupakan bermacam-macam gas, antara lain ialah gas hidrogen dan oksigen (H.
Prawiro, 1988:12-13).
•Energi dan materi memiliki hubungan yang erat sekali. Untuk memperoleh materi, orang harus
makan. Dengan makanan tersebut timbullah energi yang memungkinkan dilakukannya aktivitas.
Energi atau daya ialah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan sesuatu
(aktivitas). Dalam alam semesta ini sarat dengan energi yang mengejewantah dalam berbagai
bentuk seperti cahaya dan radiasi lain, panas, daya gerak, daya potensial, daya kimia, dan lain-
lain.
•Ruang adalah tempat atau wadah komponen-komponen lingkungan hidup. Oleh karena itu,
dimana terdapat komponen lingkungan hidup, berarti disitu terdapat ruang atau wadah. Ruang
atau wadah yang berada disekitar komponen lingkungan hidup itu mempunyai interaksi yang
kuat yang merupakan satu kesatuan antara komponen dan ruang atau wadahnya tersebut.
Dengan demikian ruang atau wadah adalah tempat berlangsungnya ekosistem antara komponen
lingkungan danang yang ditempatinya.
D. Pembagian lingkungan hidup
L.L. Bernard dalam bukunya Introduction to Social Phychology, membagi
lingkungan atas 4 macam yaitu :
1. Lingkungan fisik atau organik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik
dan fisio-grafis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak.
2. Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis berupa
mikro organisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk juga lingkungan
pranata dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan.
3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari fisio-sosial yang meliputi: kebudayaan
materiil, seperti peralatan, senjata mesin, gedung-gedung dan lain-lain;
lingkungan bio-sosila manusia dan bukan manusia yaitu manusia dan interaksinya
terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dam semua bahan
yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik. Lingkungan psiko-
sosial yaitu yang berhubung dengan tabiat batin manusia seperti sikap,
pandangan, keinginan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa,
dan lain-lain.
4. Lingkungan komposit yaitu lingkungan yang diatur secara instansional, berupa
lembaga-lembaga masyarakat baik yang terdapat didaerah perkotaan, maupun di
daerah pedesaan.
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN
1. Pandangan Masyarakat Timur
Pada, untuk membina kesejahteraan hidup manusia memerlukan 4 macam kebutuhan hidup
yaitu: pangan, sandang, papan dan pendidikan. Untuk mencapai semua itu manusia
memanfaatkan ataupun mengeksploitasi alam sekitar, dalam hal inilah, sebagian besar
penduduk bumi masih mempunyai kecenderungan berprilaku yang membawa akibat
penurunan kualitas atau kerusakan alam sekitar. Karena tanpa menyadari manusialah yang
membutuhkan lingkungan bukan lingkungan yang membutuhkan manusia, tanpa
lingkungan manusia tidak akan bisa mempertahankan dan melestarikan / melangsukan
kehidupannya (Otto Soemarwoto,1985)
2. Pandanagan Masyarakat Barat
Dalam Geneses I: 20-28 diadakan perbedaan antara tindakan Tuhan Yang Maha Esa
terhadap manusia itu sendiri. Pada semua makhluk hidup di anjurkan untuk berkembang
biak, begitu pula pada manusia, namun manusia harus menguasai laut, daratan dan
angkasa. Disamping itu juga mereka juga patuh menguasai lingkungannya dengan mahluk
hidup yang bergerak diatasnya, hinggga akhirnya tanpa sadar manusia mengalami kritis
kehancuran alam, pencemaran air, tanah dan udara, pembuatan senjata nuklir, pengrusakan
hutan.(Wardhana 1999).
3. Pandangan Agama
Agama memandang, sejak permulaan perciptaan lingkungan
(bumi) oleh pencipta-Nya telah dinyatakan dan di peringatkan
bahwa “Allah menjadikan bumi dan langit dan segala isinya
adalah untuk keselamatan ummat manusia, walaupun umat
sedikit di antara mereka yang bersyukur”(QS, Al-Mukmin:64 Al-
Baqarah:29 ;Al- A’raf:10;dan Al- Hijr:19-20). Agama
mengajarkan bahwa lingkungan harus dikelolah sesuai dengan
kebutuhan manusia, karena alam di ciptakan Allah untuk
kemaslahatan ummat manusia,tetapi hanya sampai batas tertentu.
B. Upaya Mengatasi Krisis Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Sogiran (1983), menjelaskan bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia
mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga di pengaruhi oleh lingkungannya. Dalam usaha menjaga
kelangsungan hidupnya, manusia berusaha menyatakan sumber-sumber alam yang ada dengan
pengolaan yang baik.
James G, Lovelok (1984) menyarankan bagaimana cara pengolaan air . Salah satu cara yang bijaksana
pada saat ini adalah dengan membuat waduk-waduk pada daerah aliran sungai (DAS), sehingga
energi potensial yang terkandung dalam air tidak langsung terbuang ke laut, tanah-tanah yang tandus
dapat di hijaukan kembali atau di buat lahan pertanian, pertanahan, perikanan, kehutanan dan
kombinasi dari kegiatan usaha tersebut, yang telah di kenal sebagai agroforesti.
Soeryaatmadjan (1987) menyatakan, bahwa perlu pengembangan IPTEK untuk menyatakan kembali
hasil buangan, agar sampah-sampah berasal dari perkotaan dapat di manfaatkan kembali, misalnya
untuk rabuk (kompas), tenaga listrik dan sebagainya. Kotoran ternak selain untuk pupuk dapat di
gunakan untuk biogas. Model pengembangan ogroforesti di Cina sejak tahun 1049, ternyata
memberikan hasil yang mengembirakan termasuk Jerman dalam pengolaan hutan masa depan.
PRINSIP DAN USULAN PELESTARIAN SUMBERDAYA
ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan


lingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang sumber daya alam
dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya:
(1) mengelola sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang
tidak dapat diperbaharui melalui penerapan teknologi ramah lingkungan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya,
(2) memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat,
(3) memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan
kawasan konservasi baru di wilayah tertentu, dan
(4) mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan.
kebijakan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup
ditujukan pada upaya:
1. mengelola sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat diperbaharui melalui penerapan
teknologi ramah lingkungan dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampungnya,
2. memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
3. memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan
menetapkan kawasan konservasi baru di wilayah tertentu, dan
4. mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi
permasalahan lingkungan global.
1. Sumber Daya Alam
Program Pengembangan Sumber Daya Pertambangan dan Energi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan sumber daya
pertambangan dan energi secara berkelanjutan. Sasaran yang ingin
dicapai melalui program ini adalah meningkatnya pemanfaatan hasil
tambang dan energi secara berkelanjutan guna mendukung kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
1 melakukan inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya pertambangan
dan energi, serta
2 melakukan pengawasan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
pertambangan dan energi serta penyusunan kebijakan dan peraturan baru
dalam pengelolaan sumber daya pertambangan dan energi
2. Program Pengembangan Sumber Air Tanah
Tujuan program ini adalah meningkatkan kesadaran dunia usaha dan masyarakat
dalam memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya, dengan tetap
menjaga dan mempertahankan ketersediannya serta tetap menjaga agar tidak
terjadi pencemaran lingkungan akibat penggunaan air tanah yang berlebihan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah terkendalinya pemanfaatan
air tanah oleh dunia usaha dan masyarakat serta meningkatnya permukaan air
tanah dangkal dan cadangan sumber air tanah.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) melakukan sosialisasi kepada dunia usaha dan masyarakat tentang
pencemaran lingkungan akibat penggunaan air tanah yang berlebihan, serta
(2) meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam
meningkatkan cadangan sumber air tanah melalui penambahan sumur
resapan air hujan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dalam upaya mencegah pengrusakan dan atau pencemaran lingkungan
seperti sungai, kali dan laut, dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak
akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, kegiatan industri dan transportasi.
Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat
sesuai baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
1.menerapkan perijinan dan meningkatkan pengawasan industri pengolahan limbah cair,
2.melakukan pengawasan dan pengendalian sumber-sumber pencemaran kali, laut dan udara
bersih
3.meningkatkan kepedulian dan kesadaran industriawan dan masyarakat untuk berperan aktif
dalam menjaga sungai, laut dan udara dari penggunaan bahan kimia yang merusak,
4.mengembangkan teknologi yang berwawasan lingkungan khususnya teknologi tradisional yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, sumber daya hutan dan industri yang
rmah lingkungan,
5 meningkatkan kondisi dan kualitas sungai
6 meningkatkan sistem penanggulangan dan pengawasan terhadap pembajakan sumber daya
hayati,
7 melakukan pencegahan polusi udara melalui uji emisi, dalam upaya ini termasuk pengendalian
dampak polusi udara pada kesehatan masyarakat, dan
8 menerapkan sanksi hukum terhadap dunia usaha dan masyarakat yang dengan sengaja
melakukan pencemaran lingkungan.
4. Peningkatan Pengendalian Dampak Lingkungan
Tujuan program ini adalah meningkatkan pengendalian dampak lingkungan akibat pencemaran
lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan.
memberi dukungan terhadap kegiatan industri dan transportasi yang ramah lingkungan. Sasaran
program ini adalah meningkatnya pengendalian dampak lingkungan serta kualitas lingkungan
seiring dengan meningkatnya kualitas kelestarian alam dan jumlah warga kota yang memiliki
kepedulian dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup. Kegiatan pokok yang dilakukan
adalah:
1 melakukan pertimbangan lingkungan yang lebih bijaksana dalam memberikan ijin lokasi bagi
industri,
2 mempertimbangkan faktor lingkungan dalam pengembangan teknologi pengelolaan limbah rumah
tangga, industri dan transportasi,
3 menetapkan indeks dan baku mutu lingkungan,
4 meningkatkan perlindungan terhadap teknologi tradisional yang ramah lingkungan,
5 memantau kualitas lingkungan secara terpadu dan terus menerus,
6 meningkatkan kesadaran warga kota akan hidup bersih dan sehat,
7 memanfaatkan kearifan tradisional dalam pemeliharaan lingkungan hidup, dan
8 meningkatkan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap peraturan dan tata nilai
masyarakat yang berwawasan lingkungan. Dalam upaya ini termasuk penataan ruang, pemukiman
dan industri yang konsisten dengan pengendalian pencemaran lingkungan.
5. Program Penataan dan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan penataan dan
pengembangan ruang terbuka hijau sebagai upaya meningkatkan
penghijauan kota.
Sasaran program ini adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas
ruang terbuka hijau serta menjadikan kota Jakarta yang teduh, nyaman, sehat
dan indah.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) mengembangkan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau secara
konsisten dan efektif sesuai dengan fungsinya serta dinamika kehidupan
masyarakat,
(2) meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
taman sebagai upaya terciptanya ruang terbuka hijau, serta
(3) meningkatkan pemeliharaan taman kota secara tepat dan baik termasuk
pemeliharaan hasil pembangunan pertamanan.
6. Penyerasian dan Keindahan Lingkungan
Program ini bertujuan untuk menjadikan kota yang indah, bersih, hijau dan
nyaman serta meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung
keindahan kota. Sasaran yang ingin dicapai adalah
meningkatnya sarana keindahan kota untuk menwujudkan kota yang
nyaman dan bersih.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1 meningkatkan kualitas estetika sarana keindahan kota,
2 menyusun rencana lingkup kegiatan sarana keindahan kota,
3 menyusun rencana persebaran, penempatan, dimensi sarana keindahan
kota, serta
4 menata dengan baik penempatan ornamen dan street furniture, termasuk
media luar ruang.
7. Kebersihan
Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Kebersihan Tujuan dari program ini adalah
mewujudkan kota yang bersih dengan dukungan sarana dan prasarana kebersihan yang
tersedia. Sasaran program ini adalah meningkatnya sarana dan prasarana kebersihan yang
memadai dalam pengelolaan kebersihan kota serta meningkatnya kesadaran dan
peranserta masyarakat terhadap kebersihan kota.Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan kota, dan
(2) memperkuat aspek legal dalam pengelolaan sampah, dan
(3) membudayakan hidup bersih.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1) meningkatkan peranserta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan kebersihan,
(2) mengolah sampah dengan teknologi yang ramah lingkungan,
(3) meningkatkan penanganan sampah pada sungai, situ dan danau,
(4) memperkuat aspek legal dalam pengelolaan sampah, termasuk peningkatan ketersediaan
perangkat hukum dan penegakan hukum secara konsisten dan terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai